Seperti biasa saat istirahat dikantin selalu ramai, semua akan berkunjung untuk sekedar makan dan mengobrol. Begitu juga dengan Aretha dan ketiga sahabatnya, mereka telah mengisi perut mereka yang terus meminta jatah sejak dalam pembelajaran tadi. Tak lupa setoples potongan buah selalu menjadi makanan pencuci mulut mereka, karena Aretha selalu membawanya setiap hari setelah kejadian waktu itu. Sudah
kesekian kalinya Aretha membawa setoples potongan buah kekampus karena kemarahan Devano, entah apa yang difikirkan Devano sampai dirinya selalu diabsen setiap hari dengan apa yang sudah dimakannya.
“Eh gue lupa nih buat kalian bertiga” kata Nanda memberikan undangan yang dibawanya pada ketiga sahabatnya.
“Ulang tahun kak Devano? Aaaaaaawwww” teriak Novi girang.
“Ini beneran?” tanya Anin yang tidak kalah girang.
“Darimana lo dapet?” tanya Aretha karena dia tidak tahu jika hari ini adalah ulang tahun Devano, dan diundangan tertulis akan dilaksanakan dihalaman rumah tapi kenapa dirinya sampai tidak tahu ada berita sebesar itu.
“Gue ketemu kak Lucky tadi pagi, dia ngasih itu kegue katanya Cuma kita yang dapet sebagai junior” kata Nanda agak gugup, dia tidak mau jika ketiga sahabatnya sampai tahu bahwa dirinya tinggal dirumah Lucky sekarang.
“Wah beruntung banget kita yak, gimana kalau sepulang dari kampus kita nyari kado sekalian berangkat bersama? Tanya Anin yang sudah tidak sabar lagi menunggu malam.
“Gue setuju kita ngumpul dirumah Nanda aja setelah pulang nyari kado” kata Novi.
Nanda langsung tersedak minuman yang baru diteguknya hingga membuat ketiga sahabatnya menoleh padanya.
“Sory untuk saat ini jangan dirumah gue, gue lagi ada perbaikan dirumah” kata Nanda mencari alasan.
“Ya sudah kerumah Aretha saja” kata Anin.
Aretha juga langsung tersedak minuman yang baru diteguknya, hal itu langsung membuat ketiga sahabatnya balik menoleh pada dirinya.
“Gue juga gak bisa, gue gak boleh bawa temen pulang,,maaf banget ya” kata Aretha mencari alasan.
“Ya sudah gini aja setelah selesai nyari kado kita nyalon aja terus cus kerumah kak Devano, gimana?” tanya Nanda yang disetujui oleh semuanya.
Sesuai rencana begitu kelas telah selesai keempat gadis itu langsung menuju mall favoritnya. Mereka berempat keluar masuk mencari kado dari satu toko ketoko lainnya yang ada dimall, Nanda,Novi dan Anin membelikan barang yang sangat mewah untuk kado ulang tahun Devano. Baru pertama kali memberikan kado yang pastinya akan diterima Devano tentu saja mereka tidak ingin asal membeli dan dengan harap Devano mau memakainya nanti.
Tak terlebih bagi Aretha yang membelikan kado murahan untuk Devano, menurut Aretha karena kado untuk Devano jadi dia tidak boleh memakai uang Devano. Dia harus memakai uangnya sendiri sebagai ketulusannya, entah nanti dipakai atau tidak Aretha tidak memperduikan hal itu.
“Re lo yakin bawa itu keulang tahunnya kak Devano?” tanya Nanda tidak percaya dengan apa yang dibeli Aretha.
“Iya kenapa?” tanya Aretha.
“Lo liat yang kita beli, dan lo Cuma bawa itu?” tanya Nanda lagi meyakinkan.
“Mau bagaimana lagi? Uang gue Cuma cukup buat beli ini” kata Aretha sedikit malu melihat tatapan ketiga temannya, jujur saja Aretha juga bingung dengan selera orang kelas atas. Bahkan dia sendiri tidak tahu apa yang disukai Devano.
“Ya sudah kita kesalon biar gue yang traktir kalian” kata Nanda memecah kecanggungan diantara mereka yang langsung disetujui dengan girang oleh Anin dan Novi, mungkin keluarga Aretha tidak sekaya mereka begitu pikir Nanda jadi dia tidak ingin kalau Aretha sampai merendahkan dirinya dalam berteman dengan mereka.
Waktu sudah menujukkan pukul 19;00 saat mereka tiba dirumah Devano, sebelumnya Aretha telah mengabari Bu Ani bahwa dirinya akan tiba bersama teman-temannya karena harus mencari kado untuk Devano. Suasana halaman rumah Devano telah disulap menjadi tempat pesta, tamu undangan sudah sangat ramai berdatangan.
Saat hendak masuk Aretha melihat Bu Ani yang melambaikan tangan padanya, untung saja ketiga sahabatnya
tidak ada yang menyadarinya. Aretha pamit pada ketiga sahabatnya dengan alasan ketoilet sebentar, Nanda menawarkan diri untuk mengantarnya namun ditolak oleh Aretha. Tanpa rasa curiga mereka membiarkan Aretha pergi sendiri, setelah kepergian Aretha mereka bertiga masuk kedalam dan meletakkan kado mereka
ketempat yang telah disediakan.
“Sayang kamu cantik sekali?” kata Bu Ani saat Aretha tiba dihadapannya.
“Mama bisa aja, eh iya ada apa mama tadi memanggil?” tanya Aretha.
“Liat siapa yang pulang?” tanya Bu Ani sambil melirik keorang yang dituju.
“Mas Demian? mbak Lisa?” kata Aretha sambil memeluk Lisa.
Demian adalah kakak laki-laki Devano sedangkan Lisa adalah istrinya, mereka telah memiliki seorang anak laki-laki yang berusia 3 tahun yang diberi nama Derick. Aretha pernah bertemu mereka sekali saat hari pernikahannya dulu, waktu itu Demian ada urusan mendadak diperusahaan jadi setelah ijab qobul mereka langsung pulang ke Singapur. Baru bertemu saja Derick sudah menyukai Aretha, mungkin karena sifat Aretha yang sangat menyukai anak kecil. Padahal Derick sangat susah didekati meski itu masih keluarganya sendiri.
Bu Ani memanggil salah satu pelayannya dan memerintahkan untuk membawa kado Aretha kekamar
Devano, awalnya Aretha menolak karena dia ingin menaruhnya jadi satu dengan milik tamu lainnya. Namun Bu Ani langsung menolaknya secara mentah, Aretha hanya bisa pasrah saja melihat kepergian pelayan tersebut membawa kadonya. Entah apa yang akan dilakukan Devano nantinya setelah melihat kadonya yang
sangat murah itu.
Penulis masih pemula, saran dan kritikan dari pembaca sangat diperlukan untuk perkembangan karya, dan terimakasih atas dukungannya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 45 Episodes
Comments
Koo Kom
penasaran sama kado ny😅😅😘
2022-03-09
0
Dewi Sri
bagus kok novel y aku suka
2022-03-03
0
CahayaTerpuji
kira2 kado nya apa ya 🤔
2022-02-25
3