14

Aretha mencoba untuk mengabaikan perasaannya agar tidak larut dalam kepedihan, setidaknya dia harus sadar diri bahwa Devano bukanlah miliknya yang sesungguhnya. Pernikahan mereka karena paksaan dari orang tua Devano, sedangkan Devano sendiri tidak ada ketertarikan pada dirinya. Memang benar semua usaha butuh pengorbanan, setidaknya keluarga Aretha yang dikampung dapat hidup serba kecukupan meski hatinya yang harus dikorbankan.

Aretha tersadar dari lamunannya saat mendengar keributan Anin dan Novi, Aretha bingung dengan sikap mereka yang terus-terusan menempelkan telinganya ketembok. Terkedang Anin dan Novi juga tertawa sendiri, Aretha menoleh pada Nanda untuk meminta jawaban namun Nanda hanya mengangkat kedua bahunya tanda tidak mengerti.

“Kalian ini kenapa?” tanya Aretha pada Novi dan Anin.

“Pengen tahu aja kak Devano lagi apa?” kata Novi yang masih sibuk menempelkan telinganya ketembok.

“Untuk apa kalian terus menggila hanya untuk seorang yang tidak pernah menganggap kalian ada? Bisa jadi jomblo abadi lo pada” kata Aretha sambil tertawa.

Novi yang tidak terima dengan ejekan Aretha langsung mengambil bantal dan melemparkan pada Aretha, namun sayang sekali lemparan dari Novi dengan mudah ditangkap oleh Aretha. Anin juga ikut membela Novi untuk melempar bantal pada Aretha hingga akhirnya perang bantal pun dimulai.

“Dah lah gue mau minta bantuan kalian semua” Kata Nanda yang terlihat girang saat membuka ponselnya. mendengar hal tersebut ketiga gadis itu langsung berhenti melakukan aksi perangnya.

Aretha,Anin dan Novi langsung mendekat pada Nanda dengan penasaran, Nanda yang melihat keseriusan ketiga sahabatnya langsung tertawa renyah.

“Kenapa ketawa? Kagak lucu tahu” kata Anin yang mulai tidak sabaran.

“Jadi gini ntar malem dijalan xxx deket sini akan ada balapan, nah katanya pembalap legendaris yang bikin penasaran gue itu akan muncul, gue pengen dateng buat liat orangnya” kata Nanda mengutarakan maksudnya.

“Lo gila? Kalau ketahuan kakak panitia bisa kelar hidup lo” kata Aretha terkejut.

“Maka dari itu gue minta bantuan lo pada” Rayu Nanda sambil memasang wajah memelas agar mereka mau membantunya.

Aretha yang memiliki hati lunak langsung setuju dengan permohonan Nanda, terpaksa Anin dan Novi juga ikut membantu Nanda karena jika ditolak pasti Nanda akan marah hingga berhari-hari. Setelah semua setuju Nanda langsung memberikan idenya pada mereka, Anin dan Novi terus memantau situasi penginapan kalau ada kegiatan dadakan nantinya, sedangkan Nanda dan Aretha akan pergi kelokasi.

Waktu sudah menunjukkan pukul 19;00 setelah peserta ospek selesai melakukan kegiatan mereka, begitu juga dengan Aretha dan ketiga sahabatnya. Setelah melakukan ritual membersihkan diri dan ishoma mereka segera melancarkan aksinya, kebetulan dihalaman penginapan sangat ramai  karena mereka bebas berkeliaran setelah tidak ada kegiatan, jadi dengan mudah bagi Nanda dan Aretha untuk keluar. Sebelumnya Nanda sudah memesan taxi online jadi mereka bisa langsung berangkat setelah keluar dari penginapan,

jantung Aretha berdebar sangat cepat karena ini pertama kalinya bagi Aretha melakukan aksi gila, dalam hidupnya Aretha selalu disiplin dan tidak pernah berbuat onar, jadi pengalaman kali ini bisa dicatat dalam sejarah hidupnya nanti.

Perjalanan mereka tiba dilokasi hanya membutuhkan waktu 15 menit saja, disana sudah ramai dengan suara-suara motor yang sangat bising. Nanda menggandeng tangan Aretha dengan erat karena dia tahu ini pertama kalinya Aretha berada ditempat seperti ini.

Biasanya acara akan dimulai pada tengah malam, namun Nanda dan Aretha memutuskan untuk berangkat lebih awal agar tidak ada hambatan bagi mereka untuk keluar. Waktu terus berjalan hingga larut malam, sambil menunggu Nanda dan Aretha melihat-lihat modifikasi motor-motor disana. Sebenarnya Aretha sangat canggung berada disana karena itu bukan karakter dari Aretha sama sekali, tapi demi Nanda dia harus melawan rasa canggungnya.

Waktu yang ditunggu-tunggu sudah hampir tiba, hari sudah mulai larut dan jalanan sudah sangat sepi, namun entah darimana tiba-tiba datang suara mobil polisi. Semua langsung berlari dengan motor masing-masing, sedangkan Aretha dan Nanda harus mencari tempat persembunyian karena mereka tidak mempunyai motor. Sayangnya nasib baik tidak berpihak pada mereka, sebelum mereka berhasil menyembunyikan diri para polisi lebih dahulu menangkap mereka dan membawa mereka kekantor polisi.

Nanda bingung harus menghubungi siapa karena dia tinggal sendiri di Indonesia, tidak ada kerabat yang bisa menjadi walinya, sedangkan Aretha sendiri juga bingung dengan kondisinya saat ini, tidak mungkin jika dia menelfon orang tua Devano untuk membebaskannya, pasti mereka akan marah dan menendang Aretha keluar dari rumahnya karena sudah membuat keluarga mereka malu.

Tidak berapa lama Devano dan Lucky datang dikantor polisi, entah dari mana mereka tahu bahwa Aretha dan Nanda berada disana. Mendadak mereka menjadi wali Aretha dan Nanda karena mereka adalah panitia ospek, untung saja pihak polisi memberi kelonggaran dan membebaskan mereka. Setelah semua urusan dikantor polisi selesai mereka diperbolehkan pergi.

“Kalian kembali bersama kita” kata Lucky.

Aretha dan Nanda menganggukkan kepala dan mengikuti Lucky menuju mobil, disana Devano telah duduk dikursi kemudi dengan memainkan ponselnya. Tidak ada yang berbicara diantara mereka, hanya keheningan yang menemani sepanjang perjalanan mereka menuju penginapan. Untuk sesaat Aretha dan Nanda merasa lega karena bisa keluar dari kantor polisi, tapi mereka juga takut akan kemarahan dari Devano dan Lucky nantinya.

Sesampainya dipenginapan Lucky langsung memerintahkan Aretha dan Nanda untuk kembali kekamar, tentu saja kedua gadis itu merasa aneh. Bukan hukuman atau kemarahan yang mereka dapat melainkan Lucky menyuruh mereka untuk istirahat. Aretha dan Nanda menuju kekamar dengan perasaan bersalah, berkali-kali Aretha mencuri pandang pada Devano untuk mengetahui isi hati Devano saat ini? Marah, kecewa itulah yang ada difikiran Aretha, namun sikap Devano sangat datar seolah tidak peduli dengannya.

Aretha merasa bersalah karena telah membuat malu keluarga Devano, namun bagaimana lagi? Nasi telah menjadi bubur. Hanya tinggal menunggu waktu saja untuknya diusir dari rumah Devano, itulah yang difikirkan Aretha.

Penulis masih pemula, saran dan kritikan dari pembaca sangat diperlukan untuk perkembangan karya, dan terimakasih atas dukungannya.

Terpopuler

Comments

finza ridho diamonds

finza ridho diamonds

tambah sedikit fregetnya thor y please

2022-02-28

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!