16

Tiga hari telah berlalu begitu saja bagi mereka untuk mengakhiri masa ospek, dan selama itu pula Aretha masih belum mendapatkan kata maaf dari Devano. Sangat sulit untuk mendekati Devano secara pribadi karena dia tidak pernah sendiri, semua pesan yang Aretha kirim juga tidak dibalas sama sekali.

Aretha semakin gelisah dengan keadaannya saat ini, rasa bersalah, rasa takut, rasa sedih bercampur jadi satu. Hanya satu keyakinannya adalah tetap berusaha untuk meminta maaf pada Devano meski dirinya selalu diabaikan.

Aretha tiba dirumah setelah menempuh perjalanan jauh, anehnya Bu Ani menyambutnya dengan senang. Mungkin Devano belum mengatakan pada mertuanya tentang apa yang telah dia lakukan saat ospek kemaren, melihat perhatian yang Bu Ani berikan membuat Aretha semakin merasa bersalah.

Setelah berbincang dengan Bu Ani sejenak Aretha pergi kekamar untuk membersihkan diri, dia merasa sangat lelah dan ingin segera tidur. Waktu terus berjalan dengan cepat, Aretha terbangun dari tidurnya saat hari sudah sore. Dia teringat akan Devano dan bergegas menuju kamar Devano, berkali-kali Aretha mengetuk pintu kamar Devano, namun hasilnya nihil seperti tidak ada kehidupan didalam kamarnya.

Aretha turun kebawah mencari Bu Ani untuk menanyakan apakah Devano sudah pulang, namun jawaban yang Bu Ani berikan membuat Aretha seperti disengat listrik. Devano tidak akan pulang untuk beberapa hari karena dia harus keluar kota menyelesaikan pekerjaannya disana, entah kenapa Aretha merasa sangat sedih

hingga meneteskan air mata. Bu Ani yang melihat menantunya menangis langsung memluknya agar tenang, meski tidak diucapkan dia paham bahwa menantunya itu telah jatuh hati pada suaminya, dan saat ini pasti sangat sulit baginya untuk berjauhan dari Devano.

Sudah satu minggu sejak kepergian Devano membuat Aretha berubah menjadi orang lain, dia yang selalu ceria dan mudah tertawa mendadak jadi pendiam dan sulit diajak bercanda. Entah dikampus maupun dirumah Aretha terlihat sangat murung, bahkan ketiga sahabatnya juga bingung dengan perubahan sikapnya.

Satu minggu tidak bertemu Devano membuat Aretha sadar bahwa dirinya sangat membutuhkan Devano,

Aretha sadar bahwa dia telah jatuh hati pada suaminya sendiri. Namun dia juga sadar bahwa cintanya itu tidak akan mungkin karena masih ada Clara dikehidupan Devano.

Sedangkan itu disisi lain Devano tengah sibuk dengan semua pekerjaannya yang tidak bisa ditunda lagi, untung ada keempat sahabatnya yang selalu setia membantunya jika sedang banyak pekerjaan. Sebenarnya butuh waktu dua minggu untuknya menyelesaikan semua pekerjaan ini, namun dia sendiri sudah tidak sabar ingin pulang. Entah kenapa bayangan Aretha selalu muncul difikirannya, dia khawatir jika Aretha akan datang ke arena balap liar lagi, namun jangankan membalas pesan Aretha, Devano sendiri sangat sibuk dengan tumpukan berkas didepannya hingga tidak pernah beranjak dari tempatnya dan sedikit tidur. Untuk itulah

Devano mengerahkan keempat sahabatnya agar cepat selesai.

“Akhirnya selesai juga” kata Erick sambil merebahkan badannya kesofa karena sangat pegal.

“Ricard lo pesan tiket pesawat sekarang juga” perintah Devano sambil membereskan berkasnya yang berserakan.

Keempat sahabat Devano langsung menoleh dengan terkejut, Devano yang melihat sikap mereka jadi

bingung dan menghentikan aktivitasnya.

“Kenapa?” tanya Devano bingung.

“Lo yakin mau langsung pulang?” tanya Lucky.

“Tentu saja” kata Devano santai.

“Tapi kita baru saja selesai kenapa tidak besok saja?” protes Ricard.

“Kalau kalian tidak mau, kalian bisa tinggal dulu biar gue pulang sendiri” kata Devano yang masih sibuk membereskan semua barangnya.

Akhirnya mereka semua terpaksa pulang bersama Devano, ada keganjalan dihati mereka dengan sikap

Devano yang berubah akhir-akhir ini. Terutama Lucky yang paling mencurigai sikap sahabatnya itu, sejak kejadian dijalan xxx waktu itu Devano jadi banyak berubah hingga sekarang.

Devano bukan tipe orang yang betah berada dirumah, jika sudah selesai dengan perusahaan dia pasti akan mengajak mereka untuk pergi nge gym atau sekedar nongkrong. Tapi kali ini Devano sangat antusias sekali untuk pulang mungkin ada sesuatu yang disembunyikan Devano dari mereka.

Devano dan keempat sahabatnya tiba dibandara pukul 5 sore, mereka langsung pulang kerumah masing-masing dengan taxi online. Devano sudah tidak sabar untuk bertemu Aretha, mungkin dirinya telah jatuh cinta pada istri kecilnya itu hingga membuat dia tidak bisa jauh dari Aretha.

Tiba dirumah Devano bergegas menuju kamarnya untuk segera membersihkan diri, setelah semua ritualnya selesai Devano menuju kamar Aretha karena dia tahu istrinya itu sangat betah jika berada dikamar. Devano berjalan pelan saat melihat Aretha berada dibalkon dengan wajah murungnya, dia mendekat pada pintu balkon untuk mengetahui apa yang sedang terjadi.

“Mas Devano aku kangen mas” kata Aretha dengan suara lirih.

Devano yang mendengar ucapan Aretha dari balik pintu langsung tersenyum senang, ternyata Aretha juga merasakan hal yang sama seperti yang dia rasakan. Devano berjalan mendekati Aretha yang masih berdiri melihat pemandangan dari atas balkon. Menyadari kehadiran Devano mata Aretha langsung berbinar.

“Mas maafkan aku, aku tahu aku salah tapi...”

Belum sempat Aretha melanjutkan ucapannya Devano langsung menarik Aretha dalam pelukannya, seketika itu juga tangisan Aretha pecah. Aretha meluapkan semua yang dia pendam dalam dekapan Devano, semua ucapan yang telah dia susun mendadak hilang begitu saja dari ingatannya. Aretha sendiri bingung harus berkata apa? Yang jelas dia sangat senang dengan kepulangan Devano.

“Apa mas marah sama aku hingga tidak mau pulang?” tanya Aretha setelah tangisannya mereda.

“Mas tidak marah” kata Devano sambil mencolek hidung Aretha.

“Lalu kenapa mas lama sekali diluar kotanya? Bahkan mas tidak membalas pesanku” kata Aretha.

Devano membalikkan badan Aretha dan memeluknya dari belakang.

“Mas ada banyak pekerjaan dicabang jadi tidak sempat pulang, bahkan mas sendiri lupa dengan ponsel mas karena banyaknya pekerjaan.” Kata Devano.

“Mas beneran tidak marah karena aku tertangkap polisi waktu itu” tanya Aretha sambil membalikkan badannya menghadap pada Devano.

“Tidak” kata Devano.

“Lalau kenapa mas mendiamkanku?” tanya Aretha lagi.

“Karena mas khawatir kamu akan pergi ketempat seperti itu lagi, jadi mas menahan diri untuk mengabaikanmu” kata Devano.

Aretha tersenyum mendengar jawaban dari Devano, ternyata dia telah salah paham dengan Devano.

Akhirnya mereka menghabiskan waktunya hingga larut malam  hanya untuk melepas kerinduan, tak lupa

mereka saling bertukar cerita untuk melengkapi alur didalamnya. Mungkin lembaran baru akan segera dimulai bagi pasangan yang sedang jatuh cinta.

Penulis masih pemula, saran dan kritikan dari pembaca sangat diperlukan untuk perkembangan karya, dan terimakasih atas dukungannya.

Terpopuler

Comments

Vanty Andriyati Tyk

Vanty Andriyati Tyk

simple simple aja....tapi baguuuuuuus bgt

2022-03-14

2

Nurhayati Nunung

Nurhayati Nunung

baper aku lanjut thor

2022-03-12

0

Koo Kom

Koo Kom

aku pd muu thor😘

2022-03-09

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!