Flash back on
Setelah kepergian Aretha dan Nanda kedua gadis itu langsung bersantai dengan peserta lainnya dihalaman penginapan, dan siapa lagi jika bukan Anin dan Novi yang sedang berjaga-jaga jika ada hal yang mendesak. Menurut mereka menjadi penjaga kubur masih mending daripada menjaga rahasia Nanda dan Aretha yang kabur dari penginapan, entah apa yang difikirkan Nanda hingga memaksa sekali untuk membantunya kabur.
Awalnya semua berjalan dengan lancar tanpa hambatan, hingga akhirnya semua panitia memerintahkan semua peserta ospek untuk istirahat dikamar. Sungguh diluar dugaan saat mereka sudah berada dikamar semua panitia berkeliling untuk mengabsen setiap tim, sangat kebetulan sekali bahwa Devanolah yang datang dan mengabsen kamar mereka.
“Dimana kedua teman kalian?” tanya Devano dengan wajah datarnya.
Anin dan Novi saling menyenggol lengan masing-masing, mereka bingung harus memberi jawaban apa pada Devano.
“Apa kalian tidak bisa bicara?” tanya Devano tegas.
Anin dan Novi tersentak mendengar perkataan Devano, jika bisa memilih mereka lebih suka bertemu dengan hantu dari pada bertemu Devano saat ini.
“Me,,mereka keluar” kata Anin yang mulai angkat bicara.
“Kemana?” tanya Devano.
“Jalan xxx” kata Novi ikut menimpali.
Setelah mendengar jawaban dari kedua gadis tersebut Devano langsung bergegas pergi, kebetulan saat tiba diparkiran Devano melihat Lucky yang hendak keluar juga dengan motornya. Devano mengajak Lucky untuk menaiki mobil menuju jalan xxx, Lucky sendiri terkejut mendengar Devano akan pergi kesana padahal dia sendiri baru akan berangkat kesana juga.
Tanpa banyak bertanya Lucky langsung masuk kedalam mobil Devano, sepanjang perjalanan Devano menceritakan semuanya pada Lucky. Tentu saja hal tersebut membuat Lucky tambah terkejut, dia tidak mengira jika ada peserta ospek yang datang kearena balap liar, terlebih lagi mereka adalah perempuan.
Saat perjalanan menuju kesana Devano melihat beberapa mobil polisi menuju kejalan xxx juga, dia memperlambat kecepatan mobilnya dan mencari jalan memutar agar bisa melihat kejadian dari jauh. Dan benar sesuai dugaannya Aretha dan Nanda telah tertangkap oleh polisi, Lucky yang melihat dari kejauhan sangat tidak menyangka melihat kedua gadis itu tertangkap polisi. Lucky hafal betul dengan Nanda karena dia adalah ketua tim dan adik kelas mereka waktu SMA, namun dia juga tidak menyangka seorang gadis berhijab yang terlihat sangat polos itu juga berada disana.
Devano mengatakan banyak hal pada Lucky saat mengikuti mobil polisi yang membawa kedua gadis tersebut, tanpa banyak bertanya Lucky hanya menyetujui semua ucapan Devano meski dia sendiri bingung dengan sikap Devano kali ini. Sementara itu dipenginapan Anin dan Novi terlihat sangat kebingungan, berkali-kali mereka menghubungi Nanda dan Aretha namun tak ada satupun jawaban, gelisah dan frustasi itulah yang dirasakan kedua gadis itu saat ini, namun mereka tidak bisa berbuat apa-apa selain berdo’a agar Nanda dan Aretha selamat dari hukuman.
Flash back off
“Van lo yakin bakal biyarin mereka gitu aja?” tanya Lucky setelah kepergian Aretha dan Nanda.
“Tentu saja” jawab Devano santai.
“Lo gak kasih hukuman atau apa gitu? Mereka kan sudah keluar tanpa ijin” protes Lucky.
“Lo sendiri gimana? Apa lo ijin kekita? Dan bukankah lo punya tujuan yang sama kayak mereka?” tanya Devano.
Devano langsung pergi meninggalkan Lucky yang bingung menjawab pertanyaan dari Devano, namun Lucky masih bingung dengan sikap Devano kali ini, sejak kapan dia jadi berhati lembut pada orang lain? Setahu Lucky sahabatnya itu selalu bersikap tidak peduli dan sangat dingin pada orang lain. Devano hanya bisa bersikap lembut jika menyangkut keempat sahabatnya saja, tapi kali ini Lucky menemukan sesuatu yang berbeda dari dirinya.
Sedangkan itu disisi lain Aretha sulit untuk tidur karena kejadian tadi, penyesalan punya satu kodrat yang selalu ditempatkan diakhir, dan penyesalan tidak mungkin hadir jika sejak awal dirinya telah menempatkan sebuah benda abstrak bernama kesadaran, Aretha benar-benar menyesal sekarang.
Aretha memberanikan diri untuk mengirim pesan pada Devano, setidaknya dia harus meminta maaf atas perbuatannya malam ini. Dengan tangan gemetar Aretha mengetik huruf-huruf dikeypad handponnya.
“Mas maafkan aku”
Namun sudah lama Aretha menunggu tidak ada balasan sama sekali dari Devano, Aretha semakin gelisah dan bingung, dia tidak tahu bagaimana caranya meminta maaf pada Devano. Sulit baginya untuk mendekati Devano karena situasi saat ini, tapi bagaimana lagi? Perasaan bersalah terus menghantuinya. Andaikan waktu dapat diputar kembali mungkin Aretha bisa menolak Nanda, namun mau bagaimana lagi semua sudah terjadi. Salahkan dirinya yang terlalu lemah untuk menjaga diri.
Penulis masih pemula, saran dan kritikan dari pembaca sangat diperlukan untuk perkembangan karya, dan terimakasih atas dukungannya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 45 Episodes
Comments