10

Flash back on

Devano pulang kerumah setelah menemui teman-teman Aretha tadi, dia langsung mencari Aretha untuk menjahilinya. Entah kenapa Devano sangat suka melihat sikap Aretha yang begitu takut saat bersamanya, namun sayang sekali saat Devano menuju kamar Aretha si pemilik kamar tidak ada disana. Devano mencari kesana kesini namun hasilnya nihil, seingat Devano mobil Aretha sudah ada saat dia memarkirkan mobilnya, Devano langsung menuju rumah belakang tempat para pekerja dirumah ini tinggal.

Seperti biasa setelah melakukan aktifitas semua pekerja lelaki maupun perempuan pasti berkumpul untuk menonton tv bersama, tak lupa beberapa cemilan dan minuman selalu menjadi sajen mereka setiap nongkrong bersama. Melihat Devano datang semua langsung terkejut dan berdiri untuk memberi hormat, merasa yang dicari ada disana Devano langsung bertanya begitu saja tanpa memperdulikan yang lainnya.

“Pak Ujang kemana Aretha?” tanya Devano.

“Nona pergi bersama teman-temannya den” jawab Pak Ujang sopan.

“Mama sudah tahu?” tanya Devano lagi.

“Sudah den, tadi saya sudah bilang pada nyonya” jawab Pak Ujang.

“Ya sudah” kata Devano sambil meninggalkan mereka.

Semua langsung bernafas lega setelah Devano pergi, hal yang sangat menakutkan dari semua tuannya adalah berhadapan dengan Devano, salah sedikit saja pasti langsung dipecat, itulah sebabnya tidak ada yang berani bertatap muka dengan Devano, mereka lebih memilih untuk menjaga jarak dari Devano kecuali jika Devano memanggil, mereka baru berani menampakkan batang hidungnya.

“Devano” panggil Bu Ani saat Devano hendak menuju kamarnya.

Devano menghentikan langkahnya dan menghampiri Bu Ani yang sedang duduk diruang tamu.

“Ada apa mam?” tanya Devano.

“Mama mau tanya sedikit tentang Aretha”kata Bu Ani.

“Kenapa” tanya Devano sambil duduk berhadapan dengan Bu Ani.

“Memangnya Retha tidak pernah jajan saat dikampus? Atau diluar kampus gitu?” tanya Bu Ani.

“Devano kurang tahu ya mam, memangnya kenapa?” tanya Devano bingung.

“Soalnya kata papa, Aretha belum pernah menggunakan kartu yang papa kasih, atau jangan-jangan dia sungkan?” kata Bu Ani.

Devano diam sejenak mendengar perkataan dari mamanya, baru kali ini ada perempuan yang tidak gila akan uang, padahal Aretha berasal dari keluarga yang tidak mampu, bukankah itu kesempatan emas untuknya membeli banyak barang dan menikmati hidup mewah?, jika itu Clara pasti setiap hari sudah pergi shoping dan pergi kesana kemari, begitu pikir Devano.

“Dev? Kamu kenapa nak?” tanya Bu Ani.

“Tidak mam biar nanti Devano selidiki” kata Devano dengan tersenyum.

Devano berpamitan pada Bu Ani untuk kekamar, dia ingin segera mandi dan sholat Ashar karena hari sudah mulai sore. Setelah melakukan semua aktivitasnya, Devano duduk diruang tamu untuk menunggu Aretha. Hingga jam 19;00 Aretha belum juga pulang, Devano mulai khawatir dengannya, dan betapa bodohnya Devano karena belum mempunyai nomer Aretha sama sekali, padahal sudah seminggu mereka tinggal satu atap.

Devano mencari Bu Ani jikalau mamanya punya nomor ponsel Aretha, namun hasilnya nihil Bu Ani juga

tidak punya sedangkan Pak Wildan juga sedang rapat jadi tidak bisa dihubungi. Devano ingin mencari keluar namun dia sendiri bingung kemana Aretha pergi, berkali-kali Devano keluar masuk hanya untuk memastikan kepulangan Aretha. Bu Ani yang melihat tingkah anak bungsunya hanya bisa tertawa dalam hati, “ saat ada orangnya jutek eh giliran tidak ada bingung sendiri” batin Bu Ani.

Berkal-kali Bu Ani mengajak Devano untuk makan malam karena Pak Wildan tidak bisa makan malam dirumah, namun Devano terus menolak, dia tidak mau makan sebelum Aretha pulang, itulah yang sering dikatakan Devano saat menolak ajakan Bu Ani. Akhirnya Bu Ani menyerah dan membiarkan puteranya tersebut.

Melihat ada taksi yang berhenti didepan rumah Devano bergegas masuk dan duduk diruang tamu, dia yakin jika itu Aretha karena Pak Ujang sudah pulang lebih dulu, dan benar saja yang ditunggu-tunggu telah nampak batang hidungnya.

Flash back off

Setelah memarahi Aretha dan meminta semua kartu milik Aretha, Devano bergegas menemui Bu Ani,

kebetulan Pak Wildan juga baru pulang dari kantor jadi Devano bisa langsung menyerahkan kartu tersebut pada Pak Wildan.

“Pah ini semua kartu yang papa kasih untuk Aretha” kata Devano sambil menyerahkan semua kartu dari tangannya.

“Kenapa kamu minta? Ini untuk Aretha?”kata Pak Wildan terkejut.

“Coba papa cek lagi apakah Aretha memakai kartu itu atau tidak” tanya Devano.

Pak Wildan mengeluarkan ponselnya dari dalam saku lalu mengecek semua kartu tersebut, dan hasilnya tetap sama bahwa Aretha belum pernah menggunakannya.

“Mulai sekarang Aretha menjadi tanggung jawab Devano, dia adalah istri Devano jadi Devano sendiri yang akan menafkahinya” kata Devano.

“Apakah itu artinya kamu sudah menerima Aretha nak?” tanya Bu Ani penuh harap.

“Jangan harap, Devano melakukan itu karena menurut agama itu adalah kewajiban suami, jadi selama dia

menjadi istri Devano, Devano sendiri yang akan menafkahinya.” Kata Devano lalu berpamitan pada Pak Wildan dan Bu Ani untuk kembali kekamar.

Bu Ani menatap heran kepergian Devano, dia tahu betul perasaan Devano pada Aretha, hanya saja

Devano terlalu egois untuk mengakuinya. Semoga saja putera bungsunya itu tidak melakukan kesalahan yang membuatnya menyesal nantinya.

Penulis masih pemula, saran dan kritikan dari pembaca sangat diperlukan untuk perkembangan karya, dan terimakasih atas dukungannya.

Terpopuler

Comments

Putri Pink

Putri Pink

laki" keras kepala yg bertanggung jawab..

2022-03-16

0

Yelti Ningsih

Yelti Ningsih

tulisan penulis masih pemula gak usah dksih tau terus....bgus kok

2022-03-13

1

finza ridho diamonds

finza ridho diamonds

semakin seru thor aku suka aku suka

2022-02-28

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!