ARYASARUNA

ARYASARUNA

Prolog

Hari yang nampak cerah. Langit berwarna biru serta gumpalan awan berwarna putih bersih menemani dua anak kembar yang sedang main di pekarangan rumah.

Aryasa dan Aruna. Nama kakak beradik kembar yang tidak identik itu.

"Kakak janji akan selalu ngejagain Aruna," ucap anak laki-laki itu seraya menyatukan ibu jarinya dengan ibu jari Aruna.

Gadis kecil itu merespon dengan senyum manisnya.

"Kalau suatu saat nanti ada orang yang bikin Aruna sedih, kakak akan jadi orang pertama yang ngelindungin Aruna," tambahnya.

"Aku capek! Aku mau pisah!" ucap seorang wanita paruh baya dengan sedikit nada tinggi.

"Hak asuh anak-anak jadi milik aku," tambahnya.

"Nggak! Aruna harus ikut aku," ucap seorang laki-laki dengan tegas.

"Nggak akan aku izinin kamu bawa anak aku," tolak wanita paruh baya.

"Aruna juga anak aku!"

"Udah! Aku capek ribut terus sama kamu. Aku bawa Aruna, dan kamu sama Aryasa." Laki-laki itu langsung menggendong tubuh mungil Aruna dan pergi.

"Ma, adek mau dibawa kemana sama Papa?" tanya Aryasa dengan polos.

Wanita paruh baya itu hanya terisak dalam tangisnya sembari memeluk tubuh Aryasa dengan erat.

*****

Dua belas tahun kemudian...

Brumm....

Suara deruman sekumpulan motor sport yang memasuki SMA Garuda menjadi pusat perhatian para murid perempuan yang langsung berteriak histeris.

Huaa! Warrior!

Warrior!

Minggir woy! Cogan mau lewat!

Para pria yang mengendarai motor itu berhenti dan membuka helm mereka. Membuat para gadis semakin berteriak.

Aryasa ganteng banget!

Bismillah atas izin Allah dan juga restu mama papa, gue siap jadi istri Aryasa di masa depan!

"Satria i love you."

Gantengnya biasa aja woy! Nggak usah over!

Antonio Brian. Biasa dipanggil Nio. Pria tampan yang memiliki wajah dingin, namun banyak sekali menyimpan kehangatan.

Qausar Xiner Alfariz. Kembaran beda ayah dan ibu dengan Nio, alias kembar ketemu gede sama Nio.

Satria Althar Xvarga. Pria yang susah banget ditebak. Pria yang satu ini berbeda dengan Nio dan Qausar. Satria memiliki sifat peduli yang hanya ditunjukkan pada orang-orang tertentu.

Aryasa Xheivariz Damar. Ketua dari geng Warrior. Pria ini mempunyai sifat dingin yang akut, walaupun terlihat dingin dan datar, Aryasa memiliki sifat penyayang yang ditujukkan untuk adiknya, atau lebih spesifiknya adalah kembarannya yang telah terpisah dengannya dua belas tahun yang lalu.

Warrior berjalan masuk melewati koridor menuju ruang kelas mereka. Sepanjang koridor para gadis tak henti-hentinya menatap mereka dengan kagum.

"Enak ya jadi orang ganteng," bisik Nio pada Qausar.

"Di kolong meja gue ada hadiah apa lagi ya? Jadi nggak sabar ke kelas, kalau dapat hadiah handphone lagi lumayan buat si mba," ucap Qausar.

"Majikan yang baik," sahut Nio seraya menepuk bahu Qausar pelan.

Seorang gadis cantik dengan rambut bergelombang berwarna coklat berjalan dengan anggun menghampiri Aryasa dan teman-temannya. "Selamat pagi," ucapnya.

"Selamat pagi Laura," sahut Nio dan Qausar kompak.

Laura menatap Aryasa yang sedari tadi hanya diam, tidak merespon Laura sama sekali, bahkan Aryasa enggan untuk melihat gadis itu.

"Aryasa," panggil Laura.

"Hm."

Laura berusaha lebih dekat lagi dengan Aryasa. Laura pun tak malu untuk menggandeng tangan Aryasa. "Lo udah sarapan?" tanyanya.

Aryasa melepaskan tangan Laura yang menggandeng tangannya. Raut wajahnya terlihat sangat datar, tidak menunjukkan ekspresi sama sekali.

"Guys, ayo," ucap Aryasa dingin.

Bruk!

Seorang gadis tidak sengaja menabrak tubuh Aryasa. Dengan sigap tangan Aryasa menangkap gadis itu agar tidak terjatuh. Membuat kedua mata mereka saling bertemu.

Para murid yang berada di koridor hanya dapat menonton adegan romantis tersebut seraya menyimpan iri dalam hati mereka. Tidak terkecuali dengan Laura yang melihat gadis itu dengan sinis.

Bagaimana bisa seorang Aryasa memberi respon yang sangat sigap pada seorang gadis, apalagi menatap gadis itu dengan lekat.

Gadis itu menjauhkan tubuhnya dari Aryasa. "Ma- maaf, gue nggak sengaja," ucapnya.

Aryasa merapikan seragamnya. Raut wajahnya kembali datar. "Makanya lo kalau jalan tuh pakai mata!" ucapnya penuh penekanan.

Kedua mata gadis itu membulat. Pria yang baru saja menangkap dan menatapnya lekat kini berubah menjadi pria yang ketus dalam hitungan detik. Sangat ajaib "Ya maaf, gue kan udah minta maaf tadi," ucap gadis itu.

"Berani lo ya sama kita?" ucap Laura dengan nada tinggi.

Nio dan Qausar melihat gadis itu dari ujung rambut hingga ujung kaki. "Lo anak baru ya?" tanya Nio.

Gadis itu mengangguk.

"Pantas dia nggak tau kita siapa," ucap Qausar.

"Emang kalian siapa? Sesepuh?" tanya gadis itu polos.

Mata Nio dan Qausar terbelalak saat mendengar pertanyaan bodoh dari gadis itu. Sepertinya gadis itu belum ada yang memberi tau kalau larangan di sekolah ini adalah melakukan kesalahan pada Warrior.

Nio menepuk bahu gadis itu pelan. "Siap-siap jadi mangsa baru ya," ucapnya seolah memberi peringatan pada gadis itu.

Gadis itu menepis tangan Nio dengan kasar.

Gadis itu melihat Satria yang nampak tenang dan tidak bereaksi berlebihan seperti yang lain. "Gue mau ke kelas XII IPA III, lo tau dimana?" tanya gadis itu hati-hati.

"Lo lurus terus belok kiri, kelasnya ada disamping tangga," jawab Satria.

Gadis itu tersenyum. "Oke, makasih ya," ucapnya pada Satria.

Tangan Aryasa menarik tas gadis itu pelan, membuat langkah gadis itu mundur. "Mau kemana lo?" ucap Aryasa dingin.

"Mau ke kelas XII IPA III, lo budek apa gimana sih, nggak dengar?" sahut gadis itu.

Aryasa terperangah dengan gadis yang berada di depannya. Baru kali ini ada seseorang yang berani melontarkan kata-kata seperti itu padanya.

Nio, Qausar dan Satria menahan tawanya sembari bertepuk tangan tanpa suara saat mendengar ucapan gadis itu. Pemandangan di depannya sangat sayang untuk dilewatkan, kapan lagi melihat Aryasa ditentang oleh seorang gadis.

Aryasa menggeram seraya mengepal tangannya kuat, "Cari mati lo!" ucapnya.

Gadis itu menghela berat. "Udah ya para sesepuh, gue buru-buru mau ke kelas. Bye!" ucap gadis itu berjalan meninggalkan beberapa pasang mata yang masih melihat ke arahnya.

"Lo harus ngelakuin sesuatu Yas, tuh cewek harus dikasih pelajaran," ucap Laura seolah ingin menjadi orang paling care dimata Aryasa.

"Nggak akan tenang tuh cewek sekolah disini," ucap Aryasa dingin.

...*****...

...To be continued...

...Jangan lupa untuk meninggalkan jejak setelah membaca ❤️...

...*****...

...~ Aryasa Xheivariz Damar...

...~Aruna Xheivaniz Damar~...

...~ Satria Althar Xvarga ~...

...~ Antonio Brian ~...

...~ Qausar Xiner Alfariz ~...

...~Laura Aquilla Shanice~...

...~Ezlin Shuidase Valerie~...

...~Anselin Flavio Darise~...

...~ Axel Melvino Jansen ~...

...Instagram : mentilestari16...

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!