Aruna duduk dipinggir lapangan seraya memegang perutnya. Ia hanya menonton teman-temannya yang tengah berolahraga.
Merasa perutnya yang sangat sakit, Aruna memutuskan untuk ke UKS, karena yang ia butuhkan saat ini hanyalah berbaring.
Aruna melangkahkan kakinya masuk ke UKS, namun ia terkejut dengan sosok Aryasa yang tengah tertidur di ranjang.
Melihat Aryasa yang tengah tertidur, Aruna memutuskan untuk duduk di kursi yang berada tidak jauh dari ranjang dan enggan untuk membangunkan pria itu.
"Kenapa lo?"
Aruna terpelonjak kaget saat mendengar suara Aryasa.
"Kirain lo tidur," ucap Aruna.
Aryasa merubah posisinya dan duduk di pinggir ranjang.
"Lo kenapa?" tanya Aryasa seraya memperhatikan tangan Aruna yang terus memegang perutnya.
"Sakit bulanan," jawab Aruna.
"Sakit bulanan? Emang sakit ada jadwalnya?" tanya Aryasa polos.
Aruna terkekeh pelan sembari menahan rasa sakitnya. "Cowok nggak akan ngerti," jawabnya.
"Kalau nggak ngerti tuh dikasih tau, biar ngerti. Bukan diketawain," ucap Aryasa.
Aruna melihat ke arah Aryasa. Pria itu turun dari ranjang dan berdiri menghampirinya. "Sana tiduran," suruhnya.
Aruna tersenyum lalu duduk dipinggir ranjang.
"Lo butuh apa? Nanti gue ambilin," ucap Aryasa.
"Butuh lo," jawab Aruna asal.
Aryasa mematung.
Melihat Aryasa yang mematung, membuat Aruna terkekeh. "Becanda, Yas," ucapnya.
Baru saja Aryasa ingin terbang lepas di udara, namun belum sempat terbang ia sudah dijatuhkan.
Aryasa menatap Aruna dalam, membuat Aruna menundukkan kepalanya, enggan untuk menatap balik pria itu.
Aryasa semakin mendekati Aruna, mempertipis jarak diantara keduanya. Bahkan Aruna dapat merasakan hembusan napas Aryasa. "Lo mau ngapain?" tanya Aruna dengan sedikit gemetar.
Aruna memegang ujung roknya kuat. "Gu- gue tadi becanda, Yas," ucapnya terbata-bata.
Melihat Aryasa yang semakin dekat dengannya, membuat Aruna takut dan memejamkan matanya.
Aryasa mendaratkan bibirnya di kening Aruna. Terasa sangat hangat dan tulus.
Detak jantung Aruna berdegup tidak normal saat merasakan bibir Aryasa yang menyentuh keningnya. Setelah beberapa menit kemudian, Aryasa menjauhkan dirinya dari Aruna, lalu tersenyum. "Itu kan yang lo butuh?"
Aruna hanya terdiam seraya menatap Aryasa.
Aryasa terkekeh saat melihat penghitung detak jantung di smartwatch Aruna. "Lo deg-degan?" godanya.
Dengan cepat Aruna segera menutupi smartwatch-nya.
Aryasa mengacak-acak pucuk rambut Aruna pelan. "Gue beliin teh hangat dulu ya biar perut lo nggak sakit lagi," ucapnya.
Aruna mengangguk.
Aryasa berjalan keluar UKS. Aruna membaringkan tubuhnya di ranjang seraya mengingat saat keningnya di cium oleh Aryasa. Ini bukan pertama kalinya, tapi kenapa rasanya selalu seperti ini.
Aruna menepuk-nepuk pipinya. Ia harus sadar, bahwa Aryasa itu adalah kembarannya, ia tidak boleh jatuh cinta dengan Aryasa. Tidak boleh!
Aryasa kembali dengan membawa segelas teh hangat, ia menaruhnya di atas meja yang berada tidak jauh dari Aruna. "Gue taruh sini ya, nanti harus lo minum," ucapnya.
"Iya bawel."
"Gue balik ke kelas ya. Lo nggak apa-apa kan gue tinggal sendiri?" tanya Aryasa.
"Iya nggak apa-apa."
Aryasa tersenyum, lalu mengambil selimut yang berada di dalam rak dan memberikannya pada Aruna. "Kalau lo mau tidur pintunya kunci aja, biar nggak ada yang masuk."
"Emang kenapa kalau ada yang masuk?"
"Nggak boleh. Yang boleh masuk dan berduaan sama lo disini cuma gue," jawab Aryasa.
"Udah sana ke kelas," usir Aruna.
"Iya iya. Kalau butuh sesuatu telpon gue aja ya."
Aruna mengangguk.
Aryasa berjalan keluar dari UKS, namun beberapa detik kemudian ia kembali menongolkan kepalanya. "Kalau mau tidur jangan lupa dikunci pintunya."
Aruna terkekeh pelan. Ia tidak habis pikir dengan tingkah Aryasa saat ini, sangat berbeda dengan Aryasa yang ia jumpai saat pertama kali bertemu. Sosok Aryasa yang kasar kini berubah menjadi lembut.
"Jangan lupa ya," ucap Aryasa.
"Iya bawel."
*****
Teman-teman Aryasa bertanya-tanya saat melihat Aryasa yang baru saja kembali ke kelas. "Lo ngapain aja di toilet, lama banget?" tanya Nio.
"Sampai ganti jam pelajaran lo nggak balik," ucap Qausar.
"Yas, lo ketiduran di toilet apa lupa jalan balik ke kelas?" tanya salah satu teman di kelasnya.
"Lo abis dari mana Yas?" tanya Laura.
Enggan menjawab, Aryasa memilih segera duduk dan memasang earphone ditelinganya.
"Yas, kok lo abis dari toilet kelihatan senang? Jangan-jangan lo abis.." ucap Qausar menggantung.
Nio yang merasa paham dengan maksud ucapan Qausar langsung tersenyum penuh arti. "Nah gitu dong, ini baru teman gue, anak bujang," ucap Nio.
"Lo abis ketemu si tengil ya?" tanya Satria.
Aryasa tersenyum miring. "Pada pengen tau urusan orang aja lo semua, kek netizen," ucapnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 33 Episodes
Comments
enn.aaa
aku udah kasi like + vote + bunga buat author biar rajin up😚🥰
2022-06-15
1
enn.aaa
pliss sering" up yaaa
2022-06-15
1
enn.aaa
sukakk bgt sama karya author
2022-06-15
1