Perjuangan

Elno merasa waktu sangat lambat berjalan. Ia tidak sabar menunggu istrinya pulang. Setiap saat Elno menunggu kabar dari Kara. Ia takut untuk menelepon lebih dulu karena Kara masih berada di penampungan terakhir mereka berkomunikasi.

"Kara baru saja seminggu pergi, El," ucap Tedy.

"Tetap saja terasa setahun," sahut Elno.

"Nanti juga kamu terbiasa," timpal Ilmi.

"Iya, masih baru. Wajar Elno sedih," Tedy berucap sembari menepuk pundak sahabatnya.

"Pulang ke rumah, aku ingat sama Kara. Seharusnya aku memberi dia kehidupan yang layak. Aku merasa gagal."

"Kalian saja nikah pas lulus sekolah. Mau kerja apa? Zaman sekarang susah," sambung Ilmi.

"Aku janji pada diriku sendiri harus lulus dengan cepat dan dapat kerja. Aku mau Kara cepat pulang," kata Elno.

Hari-hari yang Elno lalui memang berat. Terlebih tidak ada kabar dari Kara. Tiap Elno menghubungi selalu tidak tersambung. Mungkin juga karena peraturan di penampungan yang Elno sendiri tidak tahu.

Tidak terasa satu bulan berlalu. Elno cemas karena Kara juga tidak menghubunginya. Berbagai pertanyaan muncul. Mungkinkah istrinya itu tidak punya data internet sehingga tidak bisa menghubungi atau memang tidak membeli karena tidak diizinkan keluar. Memang, para tenaga kerja mungkin tidak bisa keluar sendiri, melainkan bersama rombongan.

Setelah mendapat jatah istirahat melayani tamu, Elno duduk di ruangan khusus pelayan. Ia menatap layar ponsel yang jauh dari kebisingan. Elno memang masih bekerja di kelab malam.

"Apa kabar kamu di sana, Sayang?" gumam Elno.

Waktu menunjukkan pukul dua pagi. Elno enggan untuk makan meski malam ini ia mendapat jatah nasi bungkus dengan lauk ayam goreng. Elno mendapat nasi dari temannya sesama pekerja. Teringat jika mendapat lauk yang enak, maka Elno hanya akan makan nasinya saja. Ayam goreng itu akan ia bawa pulang dan diberikan kepada Kara.

Dering telepon berdering. Senyum Elno terbit melihat nomor asing dengan gambar foto istrinya. Langsung saja Elno mengangkat panggilan video dari aplikasi gagang telepon yang berwarna hijau.

"Sayang!" Elno ingin sekali memeluk istrinya.

"Apa? Kangen?" Kara cekikikan di sana.

"Pastilah. Mau peluk enggak bisa. Kamu juga sudah lama enggak hubungi aku," kata Elno.

"Media sosial di sini agak susah, Sayang. Aku bisa akses pakai layanan khusus dan aku dengar layanan itu akan diblokir. Aku berharap semua itu enggak terjadi," ucap Kara. "Oh, ya, aku sudah dapat kerja."

"Yang kamu urus orang tua?"

Kara mengangguk. "Iya, Sayang. Untungnya seorang wanita. Dia punya anak yang sudah bersuami dan mereka pengusaha kaya."

"Apa mereka tinggal di sana?" tanya Elno. Takut jika majikan Kara masuk ke dalam kamar secara diam-diam.

"Mereka tidak tinggal di sini. Nyonya Gu juga fasih bahasa inggris. Aku tidak kesulitan berkomunikasi dengannya."

"Kenapa kamu enggak tidur? Ini sudah larut."

"Di sini satu jam lebih cepat," ucap Kayla. "Pagi ini jadwalnya mau temani nyonya Gu olahraga."

"Apa kamu dikasih hari libur?" tanya Elno.

"Iya, Sayang. Setiap bulan selama dua hari. Nyonya muda bilang dia datang satu bulan sekali."

"Kamu baik-baik di sana. Jangan lupa buat selalu telepon aku," kata Elno.

"Iya, Sayang. Jangan khawatir."

Elno mendekatkan ponsel ke wajah. Ia kecup beberapa kali wajah sang istri. Kara sampai tertawa dengan kelakukan suaminya.

"Memangnya terasa?" kata Kara.

"Biarin, pokoknya mau sayang kamu."

"Sudah dulu, ya, Sayang. Aku harus kerja. Nanti kita teleponan lagi," ucap Kara.

Sambungan video diputus. Elno usap layar ponselnya. "Selamat kerja, Sayang."

...****************...

Akhirnya, Elno terbiasa dengan ketidakhadiran Kara di sampingnya. Istrinya seminggu sekali menelepon meski Kara bisa saja menghubungi Elno setiap hari pada waktu tidur. Namun, Kara tidak enak hati pada majikannya dengan memakai jaringan internet secara gratis.

Nyonya Gu sangat baik. Selain membebaskan Kara memakai fasilitas rumahnya yang mewah, nyonya Gu memberi gaji lebih di luar surat kontrak. Setiap keluar rumah, Kara dikawal oleh penjaga. Nyonya Gu takut jika Kara menghilang.

Memang nyonya Gu sangat kaya. Kara termasuk beruntung bisa mendapat majikan seperti itu. Bahkan Kara menganggapnya sebagai ibu sendiri. Ia menceritakan jika dirinya telah menikah dan masalah hidupnya.

Tidak terasa setahun sudah Kara bekerja. Elno tidak lagi bekerja di kelab malam. Ia fokus ke pendidikannya. Setiap bulan Kara akan mengirimkan uang di tanggal yang telah ditetapkan. Elno menyimpan uang itu untuk mengambil rumah dan beberapa ia pakai untuk membayar uang pendidikannya.

...****************...

Bertahun-tahun terlewat sampai Elno lulus dari pendidikannya. Uang yang dikirim juga sudah dijadikan sebagai uang muka rumah. Kara berjanji akan pulang setelah kredit rumah mereka lunas. Elno lagi-lagi mengizinkan.

Nyonya Gu sangat sayang kepada Kara dan ingin Kara memperpanjang kontraknya. Kali ini beliau sering sakit-sakitan dan Kara tidak tega untuk meninggalkannya.

Elno tidak berdiam diri saja dengan menikmati hasil kerja keras istrinya. Ia melamar di berbagai perusahaan dan akhirnya mendapat satu peluang meski berawal dari bawah terlebih dulu. Kara sangat senang mendapat kabar itu dan berharap Elno lekas naik jabatan.

"Uang yang kamu kirim, aku bayarkan ke rumah sama buat renovasi beberapa bagian yang kamu inginkan," kata Elno.

"Kamu pakai saja uangnya," sahut Kara.

Keduanya melakukan panggilan video. Kara senang kini Elno tidak kurus lagi. Elno sering olahraga angkat beban bersama Tedy dan Ilmi. Tubuh suaminya bidang dan menjadi pemandangan sedap untuk dilihat.

"Terus, kamu enggak pulang-pulang. Sudah lima tahun, Sayang. Aku juga sudah dapat kerja meski gajinya masih kecil," ucap Elno.

"Tunggu rumah kita sudah lunas. Besok aku akan kirim lagi. Nyonya Muda memberiku uang sebagai hadiah. Suaminya mendapat proyek besar. Dia memberiku bonus dua kali lipat."

"Kamu enggak kangen sama suamimu?"

"Kangen, dong."

"Pulang," bujuk Elno.

"Iya, pasti pulang, Sayang. Sudah dulu, ya. Aku harus kerja."

Elno harus rela istrinya memutus sambungan video lagi. Semakin banyak majikan Kara memberi gaji, maka istrinya tidak akan mau pulang. Elno tidak tahu lagi harus membujuk Kara dengan apa agar segera pulang.

...****************...

Rumah sudah lunas dari waktu yang ditentukan. Namun, Kara masih enggan untuk pulang. Elno tidak lagi menyentuh uang kiriman istrinya. Uang itu ditabung karena Kara akan membeli mobil.

Hitung-hitung sudah delapan tahun mereka berpisah. Elno sibuk dengan pekerjaan dengan jabatan baru sebagai manager pemasaran dan Kara dengan pekerjaannya sebagai pengasuh.

Elno juga tidak lagi membujuk Kara untuk pulang. Ia lelah dan membiarkan saja istrinya berada di negeri orang. Kara tahu suaminya marah karena janji-janji yang tidak ditepati.

Awalnya dua tahun menjadi lima tahun. Kemudian delapan tahun sampai pada akhirnya masuk ke tahun berikutnya.

"Aku senang kamu naik jabatan," kata Kara.

"Iya, terima kasih," jawab Elno datar.

"Sayang, kamu marah?"

"Sudahlah, Kara. Aku lagi banyak pekerjaan. Kamu baik-baik di sana," ucap Elno.

Bersambung

Terpopuler

Comments

Rozekhien☘️

Rozekhien☘️

gk kuat nahan tangis Thor 😭😭😭😭

2023-05-23

0

beby

beby

klamaan diluar negri

2023-01-25

0

🍍 selai nanas~Q®F🍍

🍍 selai nanas~Q®F🍍

hmmm kara kamu terlalu tamak,apa yg kamu cari ,kamu ngumpulin pundi² rupiah tapi rumah tangga mu yg kamu pertaruhkan

2022-11-14

0

lihat semua
Episodes
1 Kesalahan Fatal
2 Hidup Baru
3 Dapat Pekerjaan
4 Asam Manis Cinta
5 Kekalahan Elno
6 Mencoba
7 Tak Semanis Madu
8 Pinjaman
9 Perhatian Elno
10 Perjuangan Elno
11 Seorang Ibu dan Ayah
12 Ingin Kerja
13 Duka
14 Bantuan
15 Penolakan Elno
16 Luluhnya Elno
17 Berpisah
18 Perjuangan
19 Kejutan
20 Istri Kedua
21 Jatuh
22 Canggung
23 Meminta
24 Bisakah?
25 Tidak Mengalah
26 Iri
27 Bisakah Adil?
28 Meragu
29 Melunak
30 Rumah Mertua
31 Tamparan
32 Serbasalah
33 Posesif
34 Aku Cinta Dia
35 Pesona
36 Pengakuan
37 Melakukannya
38 Iri Lagi
39 Nafkah
40 Saran Delia
41 Pergi Ke Bandung
42 Menyusul
43 Hadapi
44 Perih
45 Paket Untuk Suami
46 Pilihan Sulit
47 Talak
48 Nasihat
49 Kerja Sama
50 Bertemu Kara
51 Menyerah
52 Resmi
53 Berakhir
54 Titik Terang
55 Menyelidiki
56 Mengenang
57 Tahu Segalanya
58 Sudah Terlambat
59 Ingin Cerai
60 Cinta itu Luka
61 Harus Merasakan
62 Semena-mena
63 Ungkapan Tedy
64 Bertemu Ilmi
65 Alasan Sebenarnya
66 Maaf Tiada Guna
67 Terusir
68 Dipecat
69 Perpisahan Ketiga
70 Pergi
71 Teringat
72 Kembali
73 Bertemu
74 Calon Istri
75 Daftar
76 Itu Kamu
77 Persiapan
78 Jalani Dulu
79 Ditolak
80 Bertemu Finola
81 Tidur Sore
82 Bangga
83 Terima
84 Meminta Restu
85 Setuju
86 Bertemu Masa Lalu
87 Setimpal
88 Tunangan
89 Ilmiah Saputro
90 Menjemput
91 Peringatan
92 Halal
93 Kisah Kara dan Elno
94 Liburan
95 Jacuzzi
96 Tanda
97 Semoga
98 Meriang
99 Titik Hitam
100 Bahagia
Episodes

Updated 100 Episodes

1
Kesalahan Fatal
2
Hidup Baru
3
Dapat Pekerjaan
4
Asam Manis Cinta
5
Kekalahan Elno
6
Mencoba
7
Tak Semanis Madu
8
Pinjaman
9
Perhatian Elno
10
Perjuangan Elno
11
Seorang Ibu dan Ayah
12
Ingin Kerja
13
Duka
14
Bantuan
15
Penolakan Elno
16
Luluhnya Elno
17
Berpisah
18
Perjuangan
19
Kejutan
20
Istri Kedua
21
Jatuh
22
Canggung
23
Meminta
24
Bisakah?
25
Tidak Mengalah
26
Iri
27
Bisakah Adil?
28
Meragu
29
Melunak
30
Rumah Mertua
31
Tamparan
32
Serbasalah
33
Posesif
34
Aku Cinta Dia
35
Pesona
36
Pengakuan
37
Melakukannya
38
Iri Lagi
39
Nafkah
40
Saran Delia
41
Pergi Ke Bandung
42
Menyusul
43
Hadapi
44
Perih
45
Paket Untuk Suami
46
Pilihan Sulit
47
Talak
48
Nasihat
49
Kerja Sama
50
Bertemu Kara
51
Menyerah
52
Resmi
53
Berakhir
54
Titik Terang
55
Menyelidiki
56
Mengenang
57
Tahu Segalanya
58
Sudah Terlambat
59
Ingin Cerai
60
Cinta itu Luka
61
Harus Merasakan
62
Semena-mena
63
Ungkapan Tedy
64
Bertemu Ilmi
65
Alasan Sebenarnya
66
Maaf Tiada Guna
67
Terusir
68
Dipecat
69
Perpisahan Ketiga
70
Pergi
71
Teringat
72
Kembali
73
Bertemu
74
Calon Istri
75
Daftar
76
Itu Kamu
77
Persiapan
78
Jalani Dulu
79
Ditolak
80
Bertemu Finola
81
Tidur Sore
82
Bangga
83
Terima
84
Meminta Restu
85
Setuju
86
Bertemu Masa Lalu
87
Setimpal
88
Tunangan
89
Ilmiah Saputro
90
Menjemput
91
Peringatan
92
Halal
93
Kisah Kara dan Elno
94
Liburan
95
Jacuzzi
96
Tanda
97
Semoga
98
Meriang
99
Titik Hitam
100
Bahagia

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!