Berpisah

Kara sangat bersemangat mengurus surat-surat keberangkatannya. Elno cuma bisa melihat dan mendukung apa yang ingin istrinya lakukan. Selain itu, Kara mendapat panggilan kerja di minimarket dekat rumahnya.

Cukup dengan sepuluh menit berjalan kaki, maka Kara sampai di tempat kerjanya. Elno kira istrinya mengurungkan niat ke luar negeri setelah mendapat pekerjaan, tetapi malah kerja itu dijadikan semangat untuk Kara. Gajinya bekerja akan dipakai untuk keperluan mengurus surat serta bekal selama di sana nanti.

Hari-hari cepat berlalu. Semakin dekat keberangkatan Kara ke Hongkong. Pihak agen juga datang memberitahu jika Kara harus bersiap-siap. Melihat itu, Kara malah tidak sabar untuk segera berangkat. Ia selalu mengatakan impiannya setelah mendapat pekerjaan di sana.

Namun, Elno sendiri merasa waktunya semakin singkat dengan sang istri. Ia ingin Kara tidak pergi, tetapi sudah terlanjur memberi izin. Semua butuh proses. Pengorbanan harus dilakukan demi tujuan hidup mereka.

Satu minggu kemudian, agen datang memberi kabar kepada Kara. Wanita paruh baya itu yang akan membawa Kara pergi ke negara Hongkong. Sekitar ratusan orang akan berangkat bersama istrinya.

Kara mulai berbenah. Ia membawa pakaian dan segala kelengkapan dokumen. Elno tidak menolongnya untuk berberes. Kalaupun Elno membantu, maka pakaian di dalam tas itu akan Elno keluarkan dari sana.

Kara juga sudah berhenti bekerja sebagai kasir. Karena wajahnya yang cantik, ia ditempatkan di bagian depan. Meski sudah dibujuk dengan kenaikan gaji, Kara sama sekali tidak berminat untuk melanjutkan pekerjaan. Kara tetap bersikukuh ingin pergi ke Hongkong.

"Sayang, beberapa hari ini aku lihat kamu sering melamun," kata Kara.

"Sudah selesai berberesnya?" tanya Elno.

Kara mengangguk. Ia hampiri suaminya yang duduk di depan pintu kamar. Kara memeluknya erat. "Sayang, ikhlaskan kepergianku. Jika kamu begini, maka aku khawatir. Beri aku jalan untuk mencapai cita-citaku."

Elno mengangguk. "Aku ikhlas, Kara. Aku mengizinkanmu pergi."

"Tapi kamu sedih."

"Pasti sedih. Istriku akan pergi ke negara yang jauh sana. Aku akan merindukannya selalu," ucap Elno.

Kara mengecup pipi suaminya. "Sayang, ini ujian dan pengorbannan kita. Aku janji bakal pulang setelah semua impian kita terwujud."

Elno mengangguk, kemudian menatap lekat Kara. "Kamu janji bakal pulang, kan?"

"Tentu saja. Aku tidak akan pernah meninggalkanmu, Sayang."

Elno membawa Kara ke atas kasur lantai. Satu per satu pakaian Kara dilepas dan mereka melakukan kegiatan suami istri dengan cinta dan sayang.

Detik-detik menjelang hari keberangkatan, Elno selalu meniduri istrinya. Seakan tidak pernah puas, setiap kesempatan Elno membawa Kara bergelut di atas tempat tidur.

Sayangnya Kara tidak hamil ditiduri terus seperti itu. Istrinya selalu tidak lupa mengonsumsi pil pencegah kehamilan.

"Ini malam terakhir. Kumohon, biarkan aku sepuasnya menikmatimu," ucap Elno.

Kara mengangguk. "Iya, Sayang. Lakukan apa pun yang kamu inginkan."

Malam itu menjadi malam terpanjang yang dilalui keduanya. Elno sengaja bolos kerja demi menghabiskan waktu bersama istrinya. Besok, hari terakhir dirinya bisa melihat wajah cantik dari Kara.

...****************...

Pagi-pagi, Elno mengantar Kayla ke kantor penyalur tenaga kerja. Sudah ada banyak calon pekerja serta sanak keluarga di sana. Kara dan lainnya akan menumpang bus yang telah disediakan oleh badan penyalur tenaga kerja.

"Aku akan ikut kamu ke Bandara," kata Elno.

"Iya, Sayang. Aku gabung sama mereka dulu."

Terlihat Kara sama sekali tidak sedih. Ia bahagia dengan kepergiannya. Lain hal dengan Elno yang ingin waktu berhenti agar istrinya tidak jadi berangkat.

Keberangkatan diumumkan. Para calon tenaga kerja wanita naik ke dalam bus. Sekitar empat bus penuh yang akan berangkat ke bandara. Kara berada di bus kedua dan duduk di tepi dekat jendela. Ia melambaikan tangan pada Elno.

Ketika bus berangkat, Elno mengikuti dari belakang. Ada juga sanak saudara lain, tetapi itu berasal dari daerah sekitar Jakarta. Kebanyakan dari luar kota yang berangkat mengadu nasib ke negeri tetangga.

Sesampainya di bandara, Mereka semua disuruh menunggu sampai waktunya tiba menuju pesawat. Kara mencuri waktu untuk bersama suaminya.

"Semuanya sudah lengkap, kan? Enggak ada yang ketinggalan lagi?" kata Elno.

"Tadi subuh sudah aku cek. Semuanya lengkap."

"Yang penting dokumen kamu, Sayang. Jangan sampai hilang. Kalau kamu tidur, tas punggung kamu jangan dilepas," pesan Elno.

"Jangan khawatir. Bukan aku sendiri yang berangkat," kata Kara.

"Tetap saja aku khawatir. Kalau majikan kamu galak, lekas kasih tau orang-orang terdekat. Jangan berbuat aneh-aneh selama di sana."

Kara tersenyum. "Kamu juga. Tunggu aku pulang. Kita akan bersama lagi."

Elno memeluk istrinya. "Aku akan merindukanmu."

"Aku akan selalu telepon."

Elno kecup kening Kara dalam waktu yang cukup lama. Ia harus rela ketika istrinya melepaskan diri untuk bergabung bersama lainnya.

Keberangkatan itu tiba. Kara akan pergi dan Elno tidak kuasa menahan air mata yang jatuh dari pelupuk matanya. Sang istri pergi demi meraih mimpi. Mewujudkan kehidupan rumah tangga untuk masa depan mereka nantinya.

Kara menoleh ke belakang. Ia tersenyum melihat suaminya. Lambaian tangan ia berikan sebagai tanda perpisahan. Baik Kara dan Elno tidak ingin mengucapkan selamat tinggal. Kara tidak pergi selamanya. Ia akan kembali lagi dengan membawa kesuksesan.

"Tunggu aku, Elno. Aku akan kembali," ucap Kara.

"Selamat jalan, Sayang. Semoga impianmu terwujud," balas Elno.

Meski keduanya tidak mendengar ucapan itu, Kara dan Elno sama-sama tahu. Mereka saling menyemangati dan berharap kehidupan lebih baik setelah berpisah.

Elno mengusap air matanya dengan kaus yang ia pakai. Satu senyuman terakhir dari Kara ia lihat, lalu pandangan itu lenyap. Kara telah pergi untuk waktu yang lama. Yang pasti Elno yakin, Kara akan pulang setelah impiannya tercapai.

Bersambung

Terpopuler

Comments

EndRu

EndRu

ya Allah. nyesek banget 😭😭😭

2023-12-24

0

Aulia Nia

Aulia Nia

pantesan ga hamil kata minum pil KB

2023-09-12

0

beby

beby

kok bagus banget critanyaaa thor😭😭😭

2023-01-25

0

lihat semua
Episodes
1 Kesalahan Fatal
2 Hidup Baru
3 Dapat Pekerjaan
4 Asam Manis Cinta
5 Kekalahan Elno
6 Mencoba
7 Tak Semanis Madu
8 Pinjaman
9 Perhatian Elno
10 Perjuangan Elno
11 Seorang Ibu dan Ayah
12 Ingin Kerja
13 Duka
14 Bantuan
15 Penolakan Elno
16 Luluhnya Elno
17 Berpisah
18 Perjuangan
19 Kejutan
20 Istri Kedua
21 Jatuh
22 Canggung
23 Meminta
24 Bisakah?
25 Tidak Mengalah
26 Iri
27 Bisakah Adil?
28 Meragu
29 Melunak
30 Rumah Mertua
31 Tamparan
32 Serbasalah
33 Posesif
34 Aku Cinta Dia
35 Pesona
36 Pengakuan
37 Melakukannya
38 Iri Lagi
39 Nafkah
40 Saran Delia
41 Pergi Ke Bandung
42 Menyusul
43 Hadapi
44 Perih
45 Paket Untuk Suami
46 Pilihan Sulit
47 Talak
48 Nasihat
49 Kerja Sama
50 Bertemu Kara
51 Menyerah
52 Resmi
53 Berakhir
54 Titik Terang
55 Menyelidiki
56 Mengenang
57 Tahu Segalanya
58 Sudah Terlambat
59 Ingin Cerai
60 Cinta itu Luka
61 Harus Merasakan
62 Semena-mena
63 Ungkapan Tedy
64 Bertemu Ilmi
65 Alasan Sebenarnya
66 Maaf Tiada Guna
67 Terusir
68 Dipecat
69 Perpisahan Ketiga
70 Pergi
71 Teringat
72 Kembali
73 Bertemu
74 Calon Istri
75 Daftar
76 Itu Kamu
77 Persiapan
78 Jalani Dulu
79 Ditolak
80 Bertemu Finola
81 Tidur Sore
82 Bangga
83 Terima
84 Meminta Restu
85 Setuju
86 Bertemu Masa Lalu
87 Setimpal
88 Tunangan
89 Ilmiah Saputro
90 Menjemput
91 Peringatan
92 Halal
93 Kisah Kara dan Elno
94 Liburan
95 Jacuzzi
96 Tanda
97 Semoga
98 Meriang
99 Titik Hitam
100 Bahagia
Episodes

Updated 100 Episodes

1
Kesalahan Fatal
2
Hidup Baru
3
Dapat Pekerjaan
4
Asam Manis Cinta
5
Kekalahan Elno
6
Mencoba
7
Tak Semanis Madu
8
Pinjaman
9
Perhatian Elno
10
Perjuangan Elno
11
Seorang Ibu dan Ayah
12
Ingin Kerja
13
Duka
14
Bantuan
15
Penolakan Elno
16
Luluhnya Elno
17
Berpisah
18
Perjuangan
19
Kejutan
20
Istri Kedua
21
Jatuh
22
Canggung
23
Meminta
24
Bisakah?
25
Tidak Mengalah
26
Iri
27
Bisakah Adil?
28
Meragu
29
Melunak
30
Rumah Mertua
31
Tamparan
32
Serbasalah
33
Posesif
34
Aku Cinta Dia
35
Pesona
36
Pengakuan
37
Melakukannya
38
Iri Lagi
39
Nafkah
40
Saran Delia
41
Pergi Ke Bandung
42
Menyusul
43
Hadapi
44
Perih
45
Paket Untuk Suami
46
Pilihan Sulit
47
Talak
48
Nasihat
49
Kerja Sama
50
Bertemu Kara
51
Menyerah
52
Resmi
53
Berakhir
54
Titik Terang
55
Menyelidiki
56
Mengenang
57
Tahu Segalanya
58
Sudah Terlambat
59
Ingin Cerai
60
Cinta itu Luka
61
Harus Merasakan
62
Semena-mena
63
Ungkapan Tedy
64
Bertemu Ilmi
65
Alasan Sebenarnya
66
Maaf Tiada Guna
67
Terusir
68
Dipecat
69
Perpisahan Ketiga
70
Pergi
71
Teringat
72
Kembali
73
Bertemu
74
Calon Istri
75
Daftar
76
Itu Kamu
77
Persiapan
78
Jalani Dulu
79
Ditolak
80
Bertemu Finola
81
Tidur Sore
82
Bangga
83
Terima
84
Meminta Restu
85
Setuju
86
Bertemu Masa Lalu
87
Setimpal
88
Tunangan
89
Ilmiah Saputro
90
Menjemput
91
Peringatan
92
Halal
93
Kisah Kara dan Elno
94
Liburan
95
Jacuzzi
96
Tanda
97
Semoga
98
Meriang
99
Titik Hitam
100
Bahagia

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!