Bantuan

Kara ingin terbangun dari mimpi buruk saat tubuh putri kecilnya ditutup kain putih oleh suster. Masing-masing dari mereka mengucapkan belasungkawa, tetapi mereka itulah yang membuat Finola tidak bisa diselamatkan. Andai suster serta dokter itu datang lebih cepat. Andai ia punya banyak uang. Pasti Finola akan selamat.

Kara sama sekali tidak mau menoleh kepada mereka. Ia memeluk tubuh Finola dengan erat. Ketidakrelaan ini sungguh menyiksa. Baru saja mereka bersama. Lalu, kenapa harus diambil? Ia tidak dapat menerima ini semua. Terlalu menyakitkan.

"Bangun, Finola. Ini Mama," ucap Kara.

"Sabar, Sayang. Ini sudah takdir kita," ujar Elno.

"Takdir kamu bilang? Andai mereka lebih perhatian kepada Finola. Pasti semua ini tidak akan terjadi."

Elno paham betul terlukanya hati Kara. Namun, pasien bukan hanya Finola seorang. Terlebih memang pelayanan rumah sakit tidak merata terhadap keluarga kurang mampu seperti Elno. Suratan takdir. Elno berpikir mungkin ini sudah jalannya.

"Kamu tunggu di sini. Aku mau urus administrasi dulu. Kita harus bawa Finola pulang. Aku akan telepon bu Warni buat minta tolong," ucap Elno.

Sudah jatuh tertimpa tangga. Sudah susah bertambah susah. Takdir seakan mempermainkan kehidupan Elno. Tidak ada yang lancar sekalipun. Finola telah tiada, dan kini mengeluarkannya dari rumah sakit membutuhkan uang.

Elno keluar dari rumah sakit mengendarai motor. Tujuannya menuju perumahan kedua orang tuanya karena hanya mereka saja yang bisa membantu. Sesampainya di sana, Elno menatap rumah tersebut. Ia meneguk ludah sebelum memencet bel.

Dua kali ditekan, pintu dibuka oleh sang ibu. Elno langsung memeluknya. Ia sungguh merindukan wanita paruh baya itu. Namun, suara bariton yang menyapa membuat Elno menarik dirinya.

"Sudah sadar! Sakit hidup di luar sana? Tau arti cari uang sendiri tanpa pengalaman, kan?" ucap Sanjaya.

"Elno datang karena perlu bantuan. Tolong Elno, Pa. Elno butuh uang buat biaya rumah sakit."

"Nak, kamu sakit?" tanya sang Ibu.

Elno menggeleng. "Cucu Mama sudah tiada. Putri Elno sudah meninggal, Ma. Finola sakit dan tidak bisa diselamatkan."

"Jadi, kamu minta uang kemari?" sembur Sanjaya.

"Sekali ini saja, Pa. Elno juga anak kalian."

"Tolongin saja, Pa. Elno anak kita," ucap sang Ibu.

"Papa akan bantu, tapi kamu harus kembali ke rumah ini. Ceraikan istrimu itu!"

"Mana bisa Elno melakukan itu. Kami baru saja berduka. Kasihani Elno, Pa," ucapnya memohon.

"Pintu keluar di depan. Pergi dari sini!" ucap Sanjaya.

"Kasih saja, Pa," ucap sang istri.

"Kalau dikasih, dia bakal minta lagi. Susah dikit minta kemari."

"Elno pinjam saja, Pa. Tolongin. Motor Elno yang jadi penjaminnya."

"Baik! Papa kasih kamu uang dan motormu Papa sita," ucap Sanjaya.

Elno mengangguk pasrah. Padahal motor itu bisa mempermudah ia ke mana-mana. Jika pun harus digadai untuk biaya rumah sakit, Elno ikhlas.

Uang senilai lima juta didapat. Elno segera pergi menumpang taksi online menuju rumah sakit. Ia bisa mengeluarkan Finola dengan uang itu sekaligus biaya pemakaman.

Biaya administrasi rumah sakit telah diselesaikan. Elno, Kara menumpang mobil ambulan membawa putri mereka ke rumah sewa. Sampai di bilik kecil keduanya, pelayat sudah berdatangan. Sahabat Elno juga datang karena saat di perjalanan pulang dari rumah orang tuanya, Elno mengabarkan kabar duka itu.

Pelayat menyambut kedatangan mereka. Finola berpindah ke tangan seorang pria paruh baya yang lekas membawa jasad sang bayi ke dalam rumah. Kara bersimpuh di depan sang putri kecil. Bu Warni, Sari serta tetangga lain mencoba untuk menguatkan. Sore ini juga Finola akan dimakamkan.

"Yang sabar, El," ucap Ilmi.

"Kamu yang tabah, Sob," sambung Tedi.

Elno mengangguk. "Terima kasih sudah datang. Aku tidak sanggup. Kara begitu terpukul."

"Semoga dia diberi ketabahan." Ilmi menatap lekat Kara yang menangis tersedu.

"Kamu harus tetap bersamanya, El," ucap Tedi.

"Iya. Aku akan selalu bersamanya."

...****************...

Proses pemakaman dilakukan. Kara semakin menitikkan air mata ketika Finola masuk ke liang lahat. Ketika tanah menyiram tubuh kecilnya. Rasanya tidak sanggup. Sungguh. Namun, itu semua adalah kenyataan yang harus diterima.

"Sabar, Kara," ucap Sari

"Finola, Sar. Aku ingin bersamanya."

"Aku tau rasanya. Finola sangat disayang. Itu sebab ia diambil begitu cepat. Di sana Finola akan mendapat tempat yang paling terindah," tutur Sari.

"Amin," ucap Kara.

Satu per satu pelayat pergi dari pemakaman. Kara menabur bunga di sekitar makam, lalu mendoakan putrinya termasuk Elno serta ketiga sahabatnya.

"Kita pulang duluan, ya," pamit Ilmi.

"Terima kasih kalian mau datang," ucap Elno.

"Pasti kami datang. Kalian sahabat kami," sahut Tedi.

"Kalian yang tabah," ucap Sari.

"Terima kasih," balas Kara.

Ketiganya berlalu dari makam. Elno dan Kara masih di sana meratapi kepergian putrinya. Tidak henti telapak tangan Kara mengusap nisan yang bertuliskan nama Finola.

"Semoga kamu tenang, Nak," ucap Kara lirih.

"Sayang, kita pulang, yuk," ajak Elno.

Kara menganggu, lalu bangkit berdiri. Elno mengulurkan tangan yang disambut oleh Kara. Keduanya berjalan keluar dari tanah kusir. Namun, Kara bingung mereka pulang naik apa. Tidak ada kendaraan di sekitar.

"Motormu mana?" tanya Kara.

Elno tersenyum. "Motornya digadai, Sayang."

"Untuk biaya rumah sakit?"

"Iya," jawab Elno.

"Kita jalan saja. Setelah sampai luar, kita naik taksi."

Elno merangkul Kara. "Kita jalan bersama."

...****************...

Dibalik kesusahan, Tuhan akan memberi kemudahan. Elno tidak tahu apakah ini yang dinamakan keajaiban yang ia dapat setelah nasib malang yang menerpanya.

Uang sumbangan yang ia dapat dari pelayat serta teman kampus berjumlah delapan juta rupiah. Elno bisa mengembalikan uang orang tuanya dan sisa uang itu dibisa untuk membayar uang kuliah. Elno bisa sejenak bernapas untuk enam bulan kemudian dari membayar uang semester.

"El, aku ingin kerja. Aku bisa bantu kamu," ucap Kara.

"Sebenarnya aku enggak ingin kamu kerja. Tapi, kalau itu sudah keinginan kuat-mu, aku tidak bisa menolaknya," sahut Elno.

"Mungkin akan butuh waktu lama. Cari pekerjaan juga enggak gampang."

Elno mengusap puncak kepala istrinya. "Pelan-pelan saja. Aku masih bisa memberimu makan."

Kara mengangguk. "Iya. Aku akan mulai besok. Dapat kerja jadi pelayan juga enggak apa-apa. Daripada diam di rumah."

"Kalau kamu rajin dan enggak cepat putus asa, pasti akan dimudahkan. Semua butuh proses. Cepat atau lambatnya itu tergantung sama yang di atas."

"Kamu makin bijak," ucap Kara.

"Aku sudah membuktikannya. Kalau malas, banyak gengsi, enggak bakalan dapat duit. Setiap usaha pasti akan ada hasil. Jika usaha itu belum berkembang, maka kita harus usaha lebih giat lagi," tutur Elno.

"Aku mencintaimu, El." Kara mengecup pipi suaminya.

"Kalau aku jangan ditanya. Pasti aku sangat mencintai istriku ini."

Bersambung

Terpopuler

Comments

Shinta Dewiana

Shinta Dewiana

sungguh tega orang tuanya

2023-06-28

0

beby

beby

masih berjuang

2023-01-25

0

🍀 chichi illa 🍒

🍀 chichi illa 🍒

banjir air mata ... kehidupan pasangan muda yang mendekati real ...

2022-12-17

0

lihat semua
Episodes
1 Kesalahan Fatal
2 Hidup Baru
3 Dapat Pekerjaan
4 Asam Manis Cinta
5 Kekalahan Elno
6 Mencoba
7 Tak Semanis Madu
8 Pinjaman
9 Perhatian Elno
10 Perjuangan Elno
11 Seorang Ibu dan Ayah
12 Ingin Kerja
13 Duka
14 Bantuan
15 Penolakan Elno
16 Luluhnya Elno
17 Berpisah
18 Perjuangan
19 Kejutan
20 Istri Kedua
21 Jatuh
22 Canggung
23 Meminta
24 Bisakah?
25 Tidak Mengalah
26 Iri
27 Bisakah Adil?
28 Meragu
29 Melunak
30 Rumah Mertua
31 Tamparan
32 Serbasalah
33 Posesif
34 Aku Cinta Dia
35 Pesona
36 Pengakuan
37 Melakukannya
38 Iri Lagi
39 Nafkah
40 Saran Delia
41 Pergi Ke Bandung
42 Menyusul
43 Hadapi
44 Perih
45 Paket Untuk Suami
46 Pilihan Sulit
47 Talak
48 Nasihat
49 Kerja Sama
50 Bertemu Kara
51 Menyerah
52 Resmi
53 Berakhir
54 Titik Terang
55 Menyelidiki
56 Mengenang
57 Tahu Segalanya
58 Sudah Terlambat
59 Ingin Cerai
60 Cinta itu Luka
61 Harus Merasakan
62 Semena-mena
63 Ungkapan Tedy
64 Bertemu Ilmi
65 Alasan Sebenarnya
66 Maaf Tiada Guna
67 Terusir
68 Dipecat
69 Perpisahan Ketiga
70 Pergi
71 Teringat
72 Kembali
73 Bertemu
74 Calon Istri
75 Daftar
76 Itu Kamu
77 Persiapan
78 Jalani Dulu
79 Ditolak
80 Bertemu Finola
81 Tidur Sore
82 Bangga
83 Terima
84 Meminta Restu
85 Setuju
86 Bertemu Masa Lalu
87 Setimpal
88 Tunangan
89 Ilmiah Saputro
90 Menjemput
91 Peringatan
92 Halal
93 Kisah Kara dan Elno
94 Liburan
95 Jacuzzi
96 Tanda
97 Semoga
98 Meriang
99 Titik Hitam
100 Bahagia
Episodes

Updated 100 Episodes

1
Kesalahan Fatal
2
Hidup Baru
3
Dapat Pekerjaan
4
Asam Manis Cinta
5
Kekalahan Elno
6
Mencoba
7
Tak Semanis Madu
8
Pinjaman
9
Perhatian Elno
10
Perjuangan Elno
11
Seorang Ibu dan Ayah
12
Ingin Kerja
13
Duka
14
Bantuan
15
Penolakan Elno
16
Luluhnya Elno
17
Berpisah
18
Perjuangan
19
Kejutan
20
Istri Kedua
21
Jatuh
22
Canggung
23
Meminta
24
Bisakah?
25
Tidak Mengalah
26
Iri
27
Bisakah Adil?
28
Meragu
29
Melunak
30
Rumah Mertua
31
Tamparan
32
Serbasalah
33
Posesif
34
Aku Cinta Dia
35
Pesona
36
Pengakuan
37
Melakukannya
38
Iri Lagi
39
Nafkah
40
Saran Delia
41
Pergi Ke Bandung
42
Menyusul
43
Hadapi
44
Perih
45
Paket Untuk Suami
46
Pilihan Sulit
47
Talak
48
Nasihat
49
Kerja Sama
50
Bertemu Kara
51
Menyerah
52
Resmi
53
Berakhir
54
Titik Terang
55
Menyelidiki
56
Mengenang
57
Tahu Segalanya
58
Sudah Terlambat
59
Ingin Cerai
60
Cinta itu Luka
61
Harus Merasakan
62
Semena-mena
63
Ungkapan Tedy
64
Bertemu Ilmi
65
Alasan Sebenarnya
66
Maaf Tiada Guna
67
Terusir
68
Dipecat
69
Perpisahan Ketiga
70
Pergi
71
Teringat
72
Kembali
73
Bertemu
74
Calon Istri
75
Daftar
76
Itu Kamu
77
Persiapan
78
Jalani Dulu
79
Ditolak
80
Bertemu Finola
81
Tidur Sore
82
Bangga
83
Terima
84
Meminta Restu
85
Setuju
86
Bertemu Masa Lalu
87
Setimpal
88
Tunangan
89
Ilmiah Saputro
90
Menjemput
91
Peringatan
92
Halal
93
Kisah Kara dan Elno
94
Liburan
95
Jacuzzi
96
Tanda
97
Semoga
98
Meriang
99
Titik Hitam
100
Bahagia

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!