Hidup Baru

Elno dan Kara mendapat rumah kontrakan kecil dengan sewa empat ratus ribu perbulan. Hanya ada satu kasur lantai, lemari kecil dan kamar mandi dalam kamar itu. Yang lainnya masih kosong dan itu artinya Kara dan Elno harus membeli perlengkapan yang lain.

"Ini uang seratus ribu. Tambahin sama uang yang kamu punya buat beli keperluan lain," kata Elno sembari menyodorkan uang satu lembar kepada Kara.

"Aku akan pergi belanja besok. Kita juga tidak punya pakaian. Kita memerlukannya untuk berganti."

"Sepertinya kita menikah siri dulu. Setidaknya, biar tidak dianggap yang macam-macam sama warga di sini," kata Elno.

"Kalau bisa besok kita menikah saja."

Elno mengangguk, "Kamu tenang saja. Sebaiknya kamu istirahat dulu. Besok hari yang melelahkan untuk kita."

Kara berbaring di atas kasur, sedangkan Elno tidur di lantai. Tempat tidur nyaman serta pendingin ruangan, tidak dapat lagi mereka rasakan. Yang ada hanya kasur busa yang ditiduri tidak enak, satu bantal dan guling, lalu kipas angin. Untung saja pemilik rumah sewa menyediakan kipas angin duduk. Setidaknya Kara dan Elno tidak kepanasan.

...****************...

"Kara, aku pulang!" seru Elno dengan mengetuk pintu.

Kara bergegas membukakan kekasihnya pintu. "Sudah pulang."

"Sarapan dulu," kata Elno.

Hanya satu bungkus nasi uduk yang Elno beli. Mereka harus berhemat mulai sekarang karena tidak ada lagi orang yang dimintai uang. Mereka berdua harus mandiri.

Kara tidak mempermasalahkan hal itu. Toh dia bukan dari orang kaya raya. Orang tuanya sederhana, tetapi berbagi nasi memang Kara belum pernah melakukannya.

"Kita setengah-setengah nasinya," kata Elno.

"Iya," sahut Kara tersenyum.

Nasi bungkus dibagi dua. Jika dimakan bersama seseorang yang dicintai, maka akan terasa sangat nikmat. Kara tetap bisa makan dengan lahap begitu juga dengan Elno.

"Coba kamu cari tahu. Mungkin ada yang menyewakan pakaian muslim untukmu. Kita tidak mungkin menikah dengan memakai kaus dan celana jeans, kan?" kata Elno.

"Kamu antar aku ke pasar dulu. Aku ingin membeli beberapa keperluan," kata Kara.

Elno mengangguk, "Aku antar kamu dulu. Nanti kalau sudah belanjanya, kamu telepon saja. Aku akan datang menjemputmu."

Keduanya menyelesaikan acara sarapan bersama, lalu pergi ke pasar dengan mengendarai sepeda motor.

"Kamu hati-hati. Aku pergi dulu," kata Kara.

"Jangan lupa telepon," pesan Elno yang langsung pergi dengan sepeda motornya.

Kara membeli beberapa kaus untuk Elno, celana pendek dan juga pakaian dalam. Ia juga membeli daster murah sebanyak tiga helai dan menghabiskan uang tiga ratus ribu.

"Beli perlengkapan mandi sama panci, deh, sisanya. Oh, ya apa aku harus membeli kompor gas mini?" gumam Kara.

Kara meraba kalung yang melingkar di lehernya. Kalung emas pemberian orang tuanya. Rumah kontrak mereka memerlukan pekakas dapur agar tidak terus-terusan membeli nasi bungkus.

Kara menuju toko penjual emas. Ia terpaksa menjual benda berharga satu-satunya demi memenuhi kebutuhan hidup mereka. Karena kalung itu tidak bersurat, jadi harganya sedikit murah.

Hasil yang didapat dari menjual kalung, sekitar dua juta. Kara membeli gelas, sendok, piring plastik, serta termos, lalu ia juga membeli kompor gas satu tungku. Kara juga pergi ke tempat penyewaan pakaian untuk menyewa baju untuk mereka menikah nanti.

"Capek juga seharian jalan. Mana panas lagi," kata Kara sembari mengirim pesan kepada Elno agar menjemputnya.

Tidak lama, Elno datang menjemput dan kaget mendapati belanjaan kekasihnya. "Kamu belanja sebanyak ini uang dari mana?"

"Aku menjual perhiasanku," jawab Kara.

"Kenapa dijual? Itu untuk biaya mendadak, Kara."

"Kita memerlukan barang-barang ini, El. Sebaiknya kita pulang dulu. Hari semakin terik," kata Kara.

"Ayo pulang."

Motor Elno penuh dengan barang-barang belanjaan. Sekarang mereka bukan lagi anak muda yang memikirkan diri sendiri. Sekarang keduanya harus saling memikirkan satu sama lain.

"Kapan acara pernikahan kita?" tanya Kara saat mereka telah sampai di kontrakkan.

"Sore ini jam tiga. Kamu siap-siap saja. Aku sudah izin dengan Rt setempat dan meminta mereka menjadi saksimu," kata Elno.

"Aku juga sudah menyewa pakaian."

"Baguslah," kata Elno sembari membawa masuk barang belanjaan Kara.

...****************...

Jam dua sore, Kara dan Elno bersiap-siap. Kara memakai kebaya panjang dengan kerudung, sedangkan Elno memakai kemeja berwarna putih. Mereka akan menikah di rumah Rt setempat.

"Sudah siap?" tanya Elno, "kita berangkat sekarang. Lebih baik menunggu daripada datang terlambat."

"Aku sudah siap," ucap Kara.

Kara wanita yang cantik. Meski ia tidak berhias, tetap saja kelihatan cantiknya. Kulitnya putih, hidung bangir, bibir tipis, dan tubuhnya tinggi sekitar seratus enam puluh lima centimeter.

"Hanya ini yang bisa kuberikan padamu," kata Elno sembari mengeluarkan cincin dari sakunya.

"Dari mana kamu dapatkan ini?"

"Cincinnya sudah lama kubeli. Rencananya buat anniversary hari jadian kita," ucap Elno.

Kara tersenyum, "Tidak apa-apa. Asal kita menikah saja sudah cukup."

Elno meraih tangan Kara dan mengecupnya. Keduanya keluar, menaiki motor dan berlalu menuju rumah Rt setempat.

Di rumah pak Rt sudah ada empat orang yang datang. Mereka yang akan menjadi saksi pernikahan keduanya. Selagi menunggu penghulu datang, Elno menghapalkan kalimat ijab kabul.

Tidak lama penghulu datang. Acara pernikahan pun dilaksanakan. Elno mengucapkan ijab kabul dengan lantang dan hanya sekali ucap. Kini resmilah Elno dan Kara menjadi pasangan suami istri.

"Sekarang kamu istriku."

Kara tersenyum, "Sekarang kamu suamiku."

...****************...

Elno terlihat melamun di depan rumahnya. Sekarang ia sudah beristri dan sebentar lagi akan punya anak. Pekerjaan belum punya dan ijazahnya juga belum diberikan oleh pihak sekolah.

Elno dan Kara memang sudah dinyatakan lulus sekolah, tetapi ijazah mereka belum diberikan. Kemungkinan dokumen sekolah akan diberikan seminggu lagi.

"Sayang," tegur Kara.

"Belum tidur?"

"Aku lagi beres-beres," kata Kara yang turut duduk di kursi kayu depan teras.

"Jangan terlalu lelah. Kamu lagi hamil," kata Elno.

"Enggak, kok."

"Besok aku harus cari kerja. Selama ijazah kita belum ada, sepertinya akan sulit," ucap Elno.

"Kalau begitu aku juga."

"Jangan! Kamu lagi hamil masa kerja. Nanti ada apa-apa gimana?"

Kara mengangguk, "Kita masuk, yuk! Sudah malam."

Dering ponsel berbunyi. Pesan beruntun masuk ke ponsel milik Elno dan pria itu segera membacanya. Pesan dari teman-teman kumpul yang mengajak untuk bermain game di cafe.

Elno tidak membalas pesan itu. Statusnya berbeda sekarang. Ia bukan lagi remaja, tetapi seorang suami. Pergi ke cafe pasti akan mengeluarkan uang.

"Ayo, kita tidur saja," kata Elno dengan merangkul istrinya masuk ke dalam rumah.

"Teman-temanku juga mengirim pesan. Mereka mengajakku untuk kumpul bersama, tetapi aku menolaknya," kata Kara.

"Kalau aku punya uang, pasti aku akan mengajakmu ke cafe seperti kita kencan waktu dulu."

"Aku akan menunggu saat itu," ucap Kara.

Bersambung

Terpopuler

Comments

Shinta Dewiana

Shinta Dewiana

muda2han elno benar2 bertanggung jawab...bukan hanya di awal2 aja

2023-06-28

0

beby

beby

sweet banet

2023-01-25

0

💖Chia~Q®F💖

💖Chia~Q®F💖

pas lagi susah hidup bersama nanti pas udah sukses elno bertingkah 😤😤

2022-11-14

0

lihat semua
Episodes
1 Kesalahan Fatal
2 Hidup Baru
3 Dapat Pekerjaan
4 Asam Manis Cinta
5 Kekalahan Elno
6 Mencoba
7 Tak Semanis Madu
8 Pinjaman
9 Perhatian Elno
10 Perjuangan Elno
11 Seorang Ibu dan Ayah
12 Ingin Kerja
13 Duka
14 Bantuan
15 Penolakan Elno
16 Luluhnya Elno
17 Berpisah
18 Perjuangan
19 Kejutan
20 Istri Kedua
21 Jatuh
22 Canggung
23 Meminta
24 Bisakah?
25 Tidak Mengalah
26 Iri
27 Bisakah Adil?
28 Meragu
29 Melunak
30 Rumah Mertua
31 Tamparan
32 Serbasalah
33 Posesif
34 Aku Cinta Dia
35 Pesona
36 Pengakuan
37 Melakukannya
38 Iri Lagi
39 Nafkah
40 Saran Delia
41 Pergi Ke Bandung
42 Menyusul
43 Hadapi
44 Perih
45 Paket Untuk Suami
46 Pilihan Sulit
47 Talak
48 Nasihat
49 Kerja Sama
50 Bertemu Kara
51 Menyerah
52 Resmi
53 Berakhir
54 Titik Terang
55 Menyelidiki
56 Mengenang
57 Tahu Segalanya
58 Sudah Terlambat
59 Ingin Cerai
60 Cinta itu Luka
61 Harus Merasakan
62 Semena-mena
63 Ungkapan Tedy
64 Bertemu Ilmi
65 Alasan Sebenarnya
66 Maaf Tiada Guna
67 Terusir
68 Dipecat
69 Perpisahan Ketiga
70 Pergi
71 Teringat
72 Kembali
73 Bertemu
74 Calon Istri
75 Daftar
76 Itu Kamu
77 Persiapan
78 Jalani Dulu
79 Ditolak
80 Bertemu Finola
81 Tidur Sore
82 Bangga
83 Terima
84 Meminta Restu
85 Setuju
86 Bertemu Masa Lalu
87 Setimpal
88 Tunangan
89 Ilmiah Saputro
90 Menjemput
91 Peringatan
92 Halal
93 Kisah Kara dan Elno
94 Liburan
95 Jacuzzi
96 Tanda
97 Semoga
98 Meriang
99 Titik Hitam
100 Bahagia
Episodes

Updated 100 Episodes

1
Kesalahan Fatal
2
Hidup Baru
3
Dapat Pekerjaan
4
Asam Manis Cinta
5
Kekalahan Elno
6
Mencoba
7
Tak Semanis Madu
8
Pinjaman
9
Perhatian Elno
10
Perjuangan Elno
11
Seorang Ibu dan Ayah
12
Ingin Kerja
13
Duka
14
Bantuan
15
Penolakan Elno
16
Luluhnya Elno
17
Berpisah
18
Perjuangan
19
Kejutan
20
Istri Kedua
21
Jatuh
22
Canggung
23
Meminta
24
Bisakah?
25
Tidak Mengalah
26
Iri
27
Bisakah Adil?
28
Meragu
29
Melunak
30
Rumah Mertua
31
Tamparan
32
Serbasalah
33
Posesif
34
Aku Cinta Dia
35
Pesona
36
Pengakuan
37
Melakukannya
38
Iri Lagi
39
Nafkah
40
Saran Delia
41
Pergi Ke Bandung
42
Menyusul
43
Hadapi
44
Perih
45
Paket Untuk Suami
46
Pilihan Sulit
47
Talak
48
Nasihat
49
Kerja Sama
50
Bertemu Kara
51
Menyerah
52
Resmi
53
Berakhir
54
Titik Terang
55
Menyelidiki
56
Mengenang
57
Tahu Segalanya
58
Sudah Terlambat
59
Ingin Cerai
60
Cinta itu Luka
61
Harus Merasakan
62
Semena-mena
63
Ungkapan Tedy
64
Bertemu Ilmi
65
Alasan Sebenarnya
66
Maaf Tiada Guna
67
Terusir
68
Dipecat
69
Perpisahan Ketiga
70
Pergi
71
Teringat
72
Kembali
73
Bertemu
74
Calon Istri
75
Daftar
76
Itu Kamu
77
Persiapan
78
Jalani Dulu
79
Ditolak
80
Bertemu Finola
81
Tidur Sore
82
Bangga
83
Terima
84
Meminta Restu
85
Setuju
86
Bertemu Masa Lalu
87
Setimpal
88
Tunangan
89
Ilmiah Saputro
90
Menjemput
91
Peringatan
92
Halal
93
Kisah Kara dan Elno
94
Liburan
95
Jacuzzi
96
Tanda
97
Semoga
98
Meriang
99
Titik Hitam
100
Bahagia

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!