Dapat Pekerjaan

Elno berkeliling dengan sepeda motornya mencari lowongan pekerjaan. Di cafe, restoran, ia singgahi untuk sekadar bertanya. Tidak ada yang bisa menerima dirinya tanpa surat lamaran dan dokumen lain.

Ini berat bagi Elno. Biasa ia tinggal meminta uang kepada orang tua untuk berkumpul bersama teman-temannya di cafe. Namun kali ini, ia datang untuk melamar pekerjaan dan ditolak mentah-mentah. Sekarang ia bingung untuk biaya makan hari-hari bersama Kara.

"Jika begini terus, bisa mati kelaparan aku," gumam Elno.

Suara klakson motor membuyarkan lamunan Elno. Ia menoleh ke arah kendaraan roda dua yang mendekat. Elno tahu siapa yang menghampirinya. Sepeda motor yang dinaiki oleh dua remaja ia kenali. Mereka adalah teman-teman sekolahnya.

"Woy, Elno!" tegur pria remaja berkulit cokelat.

Dua orang pria turun dari sepeda motornya. Mereka duduk di bawah pohon rindang di mana Elno bersandar sembari meratapi nasib.

"Ditelepon enggak bisa, di sms enggak dibalas. Apa, sih, maumu?" tanya Tedy, pria yang menegur Elno pertama kali.

"Ya elah, kamu bertanya atau nyanyi?" sahut Ilmi.

"Kalau bisa bertanya sambil berdendang, kan, bagus. Elno pasti akan hanyut ke awang-awang setelah mendengar suara merduku," Tedy menimpali.

"Kenapa kalian kemari? Kok, bisa, di kota seluas ini kalian menemukanku?" tanya Elno.

"Kita ini belahan jiwa, El. Saling terkait satu sama lain. Kami merasa ada satu hal yang membuat sahabat kami ini melamun. Ada apa gerangan wahai sahabatku?" tanya Ilmi dalam nada candaan.

Tedy tertawa mendengar ucapan dari sahabatnya. "Kek, penyair."

"Oh, itu cita-citaku," sahut Ilmi.

Elno mengembuskan napas lelah. "Aku lagi cari kerja."

"Kerja?" sahut Tedy dan Ilmi berbarengan. Mereka tidak salah dengar kalau sang sahabat ingin bekerja.

"Eh, Elno. Kami mencarimu karena ingin bertanya. Kamu jadi daftar kampus, kan?" ucap Tedy.

Elno menggeleng. "Aku tidak tau. Aku diusir dari rumah. Kara hamil dan kami sudah menikah."

"Apa?!"

Sontak Elno menutup telinganya dari keterkejutan Tedy dan Ilmi. Wajar saja mereka kaget, bahkan Elno juga tidak percaya ia sudah terikat pernikahan.

"Kalau bercanda jangan kebangetan," ucap Ilmi.

"Ayo, aku ajak kalian ke rumah kontrakan. Biar kalian berdua percaya."

Elno bangkit berdiri disusul oleh kedua sahabatnya. Ketiganya sama-sama naik ke atas motor dan berlalu dari sana.

Sesampainya di rumah kontrakan, barulah Tedy serta Ilmi menyadari bahwa apa yang dikatakan oleh sahabatnya adalah benar. Rumah sewa yang sederhana menjadi bukti serta Kara yang tersenyum manis menyambut kedatangan suaminya.

"Apa kalian tengah bermain rumah-rumahan?" tanya Tedy tidak percaya.

"Masuklah dulu," ucap Kara.

Tedy dan Ilmi masuk ke dalam rumah. Mereka langsung saja duduk di lantai. Keduanya tahu bagaimana kondisi rumah sewa dari bentuk luarnya saja.

"Nih, minum," kata Kara sembari meletakkan dua gelas berisi air putih.

Tedy dan Ilmi segera menghabiskan minuman yang disuguhkan. Menikah di usia muda, tetapi untungnya sudah tamat sekolah. Namun, apa pernikahan itu akan sempurna? Tedy dan Ilmi tidak dapat membayangkan jika itu terjadi pada mereka.

"Kamu beneran hamil?" tanya Ilmi.

Kara mengangguk. "Iya, hamil dua bulan."

"Orang tua kalian? Masa dibiarkan begitu saja," Tedy menimpali.

"Mau bagaimana lagi? Beginilah keadaannya. Kami diusir dari rumah," ucap Elno. "Kalau ada kerjaan, bagi tau aku. Kami harus mengumpulkan banyak uang. Biaya sewa rumah, keperluan makan dan kelahiran."

Tedy dan Ilmi saling pandang. Elno tiba-tiba bicara serius. Bersikap lebih dewasa. Ke mana teman mereka yang selalu membicarakan game online, sepak bola atau tempat untuk nongkrong di pertemuan selanjutnya? Elno berubah dalam sekejap.

"Kami akan bantu mencarikan," ucap Ilmi.

"Kamu tenang saja dulu. Kita pasti bantu," sambung Tedy menambahkan.

"Sekarang kalian sudah tau keadaanku. Jadi, aku tidak akan meneruskan pendidikan. Uang buat makan saja susah," ucap Elno.

Kara menunduk mendengar perkataan suaminya. Keinginannya meneruskan pendidikan telah pupus. Tidak ada yang bisa disalahkan. Ini semua karena napsu yang tidak bisa dikontrol sampai meninggalkan benih di dalam perutnya. Meski begitu Kara tetap bersyukur. Elno mau bertanggung jawab pada dirinya.

"Coba minta kerjaan sama bang Didi di bengkel. Kali saja ada pekerjaan ringan untukmu selagi nunggu ijazah diberikan," kata Tedy.

"Benar, El. Dibayar perhari lumayan buat makan," sambung Ilmi.

"Kenapa aku bisa lupa dengan bang Didi. Mumpung masih siang. Kita ke sana saja," kata Elno.

"Cus, berangkat," kata Tedy.

"Hati-hati," ucap Kara.

Elno mengecup kening istrinya. Tedy dan Ilmi memalingkan wajah mereka. Sudah sah! Wajar jika bersentuhan. Ada suka dan duka dalam menikah muda. Enaknya bisa saling bergulat dalam satu tempat tidur dan selimut.

"Kamu baik-baik di rumah," pesan Elno.

Kara tersenyum. "Iya, kamu jangan khawatir."

Ketiganya berangkat menuju bengkel bang Didi yang lokasinya tidak jauh dari sekolah mereka. Memang Elno dan dua sahabatnya terbiasa berkumpul di sana. Kadang-kadang membantu pria dewasa itu memperbaiki motor murid yang bocor.

Kara menutup pintu dan menguncinya. Ia langsung merebahkan diri di kasur lantai. Tubuhnya gampang lelah dan mudah mengantuk.

"Semoga saja Elno dapat pekerjaan," ucap Kara sembari mengusap perutnya.

...****************...

Elno pulang dengan membawa dua potong ayam goreng yang ia beli di pinggir jalan sehabis dari bengkel bang Didi. Hari ini satu masalah telah selesai. Ia mendapat pekerjaan dari pria itu, dan sebagai perayaannya adalah dua ayam goreng ini.

"Kara!" seru Elno.

Terdengar sahutan dari dalam. Kara memutar kunci kemudian membuka pintu. Elno melambaikan kantung makanan ke hadapan istrinya.

"Ada apa ini? Sepertinya lagi senang," ucap Kara.

"Keterima kerja dari bang Didi."

"Syukurlah." Kara memeluk Elno.

"Selagi menunggu ijazah, aku kerja itu dulu."

"Enggak apa-apa. Aku juga ingin cari kerja juga sebenarnya."

"Kamu hamil begini mau kerja apa? Sudahlah, jangan banyak dipikirkan masalah keuangan. Aku masih sanggup memberimu makan dua kali sehari," ucap Elno.

Kara tersenyum. "Iya. Ayo, kita makan. Aku sudah lapar."

Selagi Kara menyiapkan makanan, Elno pergi membersihkan diri. Kara mengaut nasi putih ditambah ayam goreng. Ia memasak sebungkus mie instan kaldu sebagai kuahnya.

"Nanti aku mau keluar," kata Elno yang sudah selesai dari kamar mandi.

"Mau ke mana?" tanya Kara.

"Keluar saja. Siapa tau ada yang perlu tenagaku." Elno duduk berhadapan dengan istrinya. "Bang Didi cuma bisa kasih gaji tujuh ratus ribu. Kamu tau bengkelnya kecil dan keahlianku tidak seberapa. Bayar sewa empat ratus ribu. Belum bayar listrik dan air."

Kara mengangguk. "Jangan pulang terlalu malam. Aku takut sendirian."

"Aku bawa kunci nanti. Kamu tidur saja yang tenang."

Elno dan Kara punya cita-cita sebagai pegawai kantoran atau pemerintahan. Harapan mereka pupus sekarang. Andai waktu bisa diputar kembali, pasti mereka tidak akan melakukan tindakan buruk seperti itu.

Bersambung

Terpopuler

Comments

beby

beby

kasian semangat berjuang

2023-01-25

0

Ety Nadhif

Ety Nadhif

kasian juga yh

2022-07-20

0

Wie Yanah

Wie Yanah

smga nnt tercpai cita'y biarpn trlmbt

2022-04-15

0

lihat semua
Episodes
1 Kesalahan Fatal
2 Hidup Baru
3 Dapat Pekerjaan
4 Asam Manis Cinta
5 Kekalahan Elno
6 Mencoba
7 Tak Semanis Madu
8 Pinjaman
9 Perhatian Elno
10 Perjuangan Elno
11 Seorang Ibu dan Ayah
12 Ingin Kerja
13 Duka
14 Bantuan
15 Penolakan Elno
16 Luluhnya Elno
17 Berpisah
18 Perjuangan
19 Kejutan
20 Istri Kedua
21 Jatuh
22 Canggung
23 Meminta
24 Bisakah?
25 Tidak Mengalah
26 Iri
27 Bisakah Adil?
28 Meragu
29 Melunak
30 Rumah Mertua
31 Tamparan
32 Serbasalah
33 Posesif
34 Aku Cinta Dia
35 Pesona
36 Pengakuan
37 Melakukannya
38 Iri Lagi
39 Nafkah
40 Saran Delia
41 Pergi Ke Bandung
42 Menyusul
43 Hadapi
44 Perih
45 Paket Untuk Suami
46 Pilihan Sulit
47 Talak
48 Nasihat
49 Kerja Sama
50 Bertemu Kara
51 Menyerah
52 Resmi
53 Berakhir
54 Titik Terang
55 Menyelidiki
56 Mengenang
57 Tahu Segalanya
58 Sudah Terlambat
59 Ingin Cerai
60 Cinta itu Luka
61 Harus Merasakan
62 Semena-mena
63 Ungkapan Tedy
64 Bertemu Ilmi
65 Alasan Sebenarnya
66 Maaf Tiada Guna
67 Terusir
68 Dipecat
69 Perpisahan Ketiga
70 Pergi
71 Teringat
72 Kembali
73 Bertemu
74 Calon Istri
75 Daftar
76 Itu Kamu
77 Persiapan
78 Jalani Dulu
79 Ditolak
80 Bertemu Finola
81 Tidur Sore
82 Bangga
83 Terima
84 Meminta Restu
85 Setuju
86 Bertemu Masa Lalu
87 Setimpal
88 Tunangan
89 Ilmiah Saputro
90 Menjemput
91 Peringatan
92 Halal
93 Kisah Kara dan Elno
94 Liburan
95 Jacuzzi
96 Tanda
97 Semoga
98 Meriang
99 Titik Hitam
100 Bahagia
Episodes

Updated 100 Episodes

1
Kesalahan Fatal
2
Hidup Baru
3
Dapat Pekerjaan
4
Asam Manis Cinta
5
Kekalahan Elno
6
Mencoba
7
Tak Semanis Madu
8
Pinjaman
9
Perhatian Elno
10
Perjuangan Elno
11
Seorang Ibu dan Ayah
12
Ingin Kerja
13
Duka
14
Bantuan
15
Penolakan Elno
16
Luluhnya Elno
17
Berpisah
18
Perjuangan
19
Kejutan
20
Istri Kedua
21
Jatuh
22
Canggung
23
Meminta
24
Bisakah?
25
Tidak Mengalah
26
Iri
27
Bisakah Adil?
28
Meragu
29
Melunak
30
Rumah Mertua
31
Tamparan
32
Serbasalah
33
Posesif
34
Aku Cinta Dia
35
Pesona
36
Pengakuan
37
Melakukannya
38
Iri Lagi
39
Nafkah
40
Saran Delia
41
Pergi Ke Bandung
42
Menyusul
43
Hadapi
44
Perih
45
Paket Untuk Suami
46
Pilihan Sulit
47
Talak
48
Nasihat
49
Kerja Sama
50
Bertemu Kara
51
Menyerah
52
Resmi
53
Berakhir
54
Titik Terang
55
Menyelidiki
56
Mengenang
57
Tahu Segalanya
58
Sudah Terlambat
59
Ingin Cerai
60
Cinta itu Luka
61
Harus Merasakan
62
Semena-mena
63
Ungkapan Tedy
64
Bertemu Ilmi
65
Alasan Sebenarnya
66
Maaf Tiada Guna
67
Terusir
68
Dipecat
69
Perpisahan Ketiga
70
Pergi
71
Teringat
72
Kembali
73
Bertemu
74
Calon Istri
75
Daftar
76
Itu Kamu
77
Persiapan
78
Jalani Dulu
79
Ditolak
80
Bertemu Finola
81
Tidur Sore
82
Bangga
83
Terima
84
Meminta Restu
85
Setuju
86
Bertemu Masa Lalu
87
Setimpal
88
Tunangan
89
Ilmiah Saputro
90
Menjemput
91
Peringatan
92
Halal
93
Kisah Kara dan Elno
94
Liburan
95
Jacuzzi
96
Tanda
97
Semoga
98
Meriang
99
Titik Hitam
100
Bahagia

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!