Jauhi Dia

Rendi berjalan ke depan Amel saat melihatnya menunduk. Dia kemudian mengangkat tangan kanannya dan menyentuh kepala Amel, mengacak rambut Amel dengan lembut.

"Yaa uda, sekarang kamu tidur, uda malem. Aku juga mau ke kamar sebelah, mau istirahat."

Amel hanya mengangguk dan setelah itu, Rendi berjalan keluar dan menutup pintunya. Dia akhirnya bisa bernapas lega setelah Rendi. Dia dibuat salah tingkah gara-gara insiden ciuman dan insiden baju tadi. Ketika teringat insiden ciuman tadi, tanpa sadar Amel megang bibirnya dengan wajah memerah.

Masih terasa jelas saat Amel tak sengaja mencium bibir Rendi. Ada sensasi aneh yang dirasakan saat bibir mereka bersentuhan. Kejadian itu terus berputar dipikiran Amel dan seperti enggan menghilang dari kepalanya. Amel bangkit dari duduknya kemudian naek ke tempat tidur, untuk membaringkan tubuhnya.

Saat Amel tidur menghadap ke samping, tercium jelas wangi parfum Rendi yang menempel di bantal dan selimut. Wangi segar yang berasal dari aroma citrus. Amel mengendus parfum yang menempel di selimut dan memeluk selimutnya seperti memeluk pemilik parfum itu. Parfum Rendi sangat menenangkan dan membuat Amel menjadi nyaman. Tidak butuh waktu lama Amel pun tidur.

Saat Rendi akan masuk ke kamar sebelahnya, dia melihat Friska baru saja keluar dari kamar Sofi. "Ren, aku mau bicara."

Friska melangkah dengan tertatih menghampiri Rendi. "Sudah malam. Lebih baik kau tidur."

Rendi berbalik dan meraih pintu kamar untuk membuka pintunya. "Ren, apa kau sungguh berpacaran dengannya?" Friska menahan tangan Rendi agar dia tidak pergi.

Rendi melepaskan tangan Friska setelah itu berbalik. "Iyaaa, aku harap kau bisa menjaga jarak denganku. Aku tidak mau dia salah paham kepadamu."

Mata Friska berkaca-kaca mendengar penuturan Rendi. "Apa kau masih marah padaku? Aku janji tidak akan membuatmu kesal. Ren, aku akan menuruti semua perkataanmu asalkan kau tidak memintaku untuk menjauhimu."

Bulu mata Rendi bergetar melihat Friska menahan air matanya. "Friska, seharusnya kau tahu kalau kita tidak mungkin seperti dulu lagi. Ini yang terbaik untuk kita. Aku harap kau mengerti."

Air mata Friska mengalir begitu saja. "Jadi, sekarang kau membuangku setelah merasa aku tidak berguna lagi untukmu? Semudah itukah kau melupakan kenangan kita berdua?"

Rendi berusaha keras untuk menampilkan wajah acuh tak acuhnya pada Friska. "Maaf Friska. Aku tidak bermaksud menyakitimu. Tidurlah. Sudah malam." Tanpa menoleh lagi, Rendi segera masuk ke kamar dan menutup pintunya.

Rendi menyandarkan tubuhnya di belakang pintu sambil memejamkan matanya sejenak. Beberapa detik kemudian, terdengar suara ketuka pintu dari luar yang dia yakini kalau Friska yang melakukannya. Dia tidak membuka pintunya dan membiarkan pintu kamar itu diketuk terus-menerus hingga bunyi ketukan pintu itu akhirnya menghilang.

Dia kemudian melangkah ke tempat tidur dan merebahkan tubuhnya. Ketika dia berbaring, ingatannya justru tertuju pada Amel, bukannya Friska yang baru saja menemuinya. Rendi kembali teringat kejadian tadi saatndi kamarnya. Bagaimana bisa dengan mudahnya Amel memancing hasrat laki-lakinya. Dia tidak tahu, apa yang akan terjadi jika dia lebih lama lagi disana.

Rendi tidak bisa melupakan kejadian saat Amel tidak sengaja menciumnya tadi. Bayangan itu terus berputar di kepalanya seolah ingin merasakannya lagi. Rendi tak hentinya tersenyum bahagia mengingat hal itu. Setelah Rendi mengetahui Amel tidak mempunyai pacar. Dia berniat mengejar Amel dan membuat dia jatuh cinta padanya. Tekadnya semakin kuat setelah tahu bahwa dia yang mendapatkan ciuman pertama Amel.

Sebenarnya, Rendi sudah lama menyukai Amel, tapi sayangnya saat itu dia pikir Amel sudah memiliki kekasih, yaitu Raka. Itulah sebabnya Rendi memilih memendam perasaannya dan tidak mengungkapkan pada Amel, apalagi Amel terlihat selalu menghindar saat bertemu denganya dan nampak tidak suka padanya sehingga membuat Rendi akhirnya menjaga jarak dengannya.

Rendi berusaha bersikap tidak peduli jika bertemu dengan Amel, berharap bisa melupakan perasaannya, tetapi nyata dia salah. Justru rasa cintanya terus bertambah. Setiap melihat Amel bersama dengan Raka, dadanya terasa terbakar.

Dia tidak bisa berbuat apa-apa selain memendam perasaannya dan mencoba menahan rasa cemburunya ketika melihat Amel dan Raka berduaan. Tanpa Rendi tahu kalau sebenarnya Amel juga menyukainya diam-diam, bahkan Amel yang lebih dulu menyukainya.

Alasan kenapa selama ini Rendi tidak pernah punya pacar karena dia mencintai Amel. Rendi memang bukan tipe orang yang gampang untuk jatuh cinta. Dia memilih bersikap cuek dan dingin dengan gadis lain dan diam-diam memperhatikan Amel dari kejauhan.

Setelah cukup lama berbaring di tempat tidur. Rendi mulai mengantuk dan memutuskan untuk tidur. Sebelum tidur dia ingin menyetel alarm terlebih dahulu karena takut kesiangan. Dia mencari keberadaan ponselnya diatas nakas dan di saku celananya, tetapi tidak menemukannya. Dia berpikir sebentar dan baru teringat kalau ponselnya tertinggal di kamar yang ditempati Amel.

Rendi kemudian keluar, berjalan menuju kamar Amel untuk mengambil ponselnya. Dia mencoba membuka kamarnya dengan kartu akses yang satu lagi. Rendi memang mempunyai kartu akses cadangan yang selalu dia bawa. Beruntung Amel tidak mengunci kamarnya dari dalam sehingga Rendi bisa masuk hanya menggunakan kartu saja.

Rendi berjalan pelan memasuki kamarnya, terlihat Amel sudah terlelap. Rendi mendekati ranjang lalu mendapati ponselnya tergeletak di atas nakas yang berada di samping tempat tidur. Dia meletakkan di situ saat dia berbaring menunggu Amel selesai mandi.

Rendi membungkuk mengambil ponselnya. Setelah itu menatap Amel yang sedang tertidur. Wajahnya terlihat seperti anak kecil, terlihat imut dan menggemaskan. Tanpa sadar Rendi tersenyum sendiri.

Rendi kemudian membenahi selimut Amel, mencium keningnya, setelah itu mengecup lembut bibir Amel dan berkata, "Selamat tidur, Sayaang," ucapnya lembut.

Rendi tersenyum kemudian berjalan keluar dari kamar Amel dan kembali ke kamarnya untuk tidur. Amel yang sudah terlelap dari tadi, tidak mengetahui kedatangan Rendi.

*******

Rendi terbangun ketika mendengar bunyi alarm. Dilihatnya jam menunjukkan pukul lima pagi. Dia kemudian berjalan ke kamar mandi membasuh wajah dan menggosok giginya. Setelah itu, dia berjalan keluar dan menuju ke kamar yang ditempati Amel.

Rendi memasukkan kartu akses, pintu terbuka, kemudian dia masuk. Rendi melihat Amel yang masih tertidur pulas. Dia akhirnya berjalan ke arah tempat tidur Amel duduk di tepi tempat tidur. Dipandangi wajah polos Amel sambil tersenyum.

Ddrrrttttt..Drrrrttttt

Ponsel Amel yang diletakkan di nakas samping tempat tidur bergetar. Terlihat tulisan, "Abang Raka memangggil" Rendi hanya memandang ponsel Amel yang terus bergetar. Setelah layar mati, ponselnya bergetar lagi.

Karena ponsel Amel terus saja bergetar, Rendi akhinya menjawab telpom tersebut karena Amel belum juga bangun. Dia menempelkan benda pipih itu ke telinganya sambil berjalan ke arah balkon kamarnya dan menutup pintu supaya Amel tidak terbangun.

"Mel, lo kemana aja sih, lama banget ngangkatnya?" Terdengar suara kesal dari ujung telpon lainnya.

"Ini bukan Amel," jawab Rendi datar.

"Ini siapa?" Tedengar suara Raka yang nampak terkejut.

Rendi menjawabnya dengan nada malas. "Rendi."

Disebrang sana, Raka nampak mengerutkan keningnya. "Rendi siapa?"

Rendi memasukkan tangan kirinya ke saku celananya dan menjawab dengan tenang. "Rendi Sapta Wijaya."

Setelah mendengar namanya, Raka kembali mengerutkan kening, tetapi dengan cepat dia berkata, "Amel mana? Kenapa bisa handphone dia bisa sama lo?" tanya Raka penasaran.

"Amel masih tidur, belom bangun,” jawab Rendi santai. Dia yakin kalau Raka saat ini pasti sedang kesal padanya.

Dan benar saja setelah mendengar jawaban dari Rendi, Raka mengepalkan tangannya. "Kenapa lo bisa ada di kamar Amel?"

Rendi sebenarnya malas berbicara dengan Raka, hanya saja, dia ingin tahu, sebenarnya bagaimana perasaan Raka terhadap Amel. "Amel yang ada di kamar gue," jawab Rendi santai.

Di sebrang sana Raka terlihat sedang menahan amarahnya. “Maksudnya, Amel lagi di rumah lo?”

“Nggak, gue lagi di De Glace Hotel sama Amel.”

Seketika amarah Raka, tidak terbendung lagi. Darahnya mendidih setelah mendengar penuturan Rendi. Dia langsung mengumpat Rendi. “Brengsek, apa yang uda lo lakuin sama Amel? Haaaah?"

Rendi menarik senyum sinisnya. Tebakannya benar, Raka menyukai Amel. "Gue nggak ngapa-ngapain Amel," ucap Rendi seadanya. Dia tidak berniat untuk menjelaskan lebih lanjut pada Raka. Dia membiarkab Raka berpikir sesukanya.

"Terus ngapain lo berduaan sama Amel di hotel, haaah!!" teriak Raka dari ujung telpon.

Rendi masih terlihat santai, meskipun dia tau kalau Raka terlihat sangat marah. "Gue cuma ngejagain dia," jawab Rendi datar.

"Bang-sat! Kalau lo bawa dia ke hotel, lo ngerusak dia, bukan jagain dia namanya!" maki Raka.

Senyum Rendi makin terlihat jelas saat mendengar makian Raka. "Gue nggak pernah maksa Amel buat tidur di sini."

Raka kembali mengumpat. "Nggak mungkin kalau Amel nawarin diri. Dia itu gadis polos, nggak tahu apa-apa. Pasti lo yang uda ngerayu dia, 'kan?" Raka berbicara dengan nada tinggi.

"Amel cuma numpang tidur di sini."

Napas Raka naik turun karena amarahnya. "Awas aja kalau sampe gue tau kalau lo uda nyentuh dia, gue habisin lo."

Rendi mencibir dan tersenyum tipis mendengar ancam dari Raka. "Gue sayang sama dia, jadi nggak mungkin gue ngerusak dia." Rendi masih terlihat santai tidak ada emsosi sedikit pun di wajahnya.

"Gue nggak mau tahu, mulai sekarang jauhin Amel. Jangan pernah lo deketin dia lagi," perintah Raka.

Bersambung....

Terpopuler

Comments

buk e irul

buk e irul

sehat sehat terus ya Thor 😘😘😘

2021-10-05

0

Lisa Aulia

Lisa Aulia

aku ngerasa kayak nya Raka ada rasa juga sama Amel...cuma dia nggak mau mengakui...takut nya Amel menjauh...mungkin.....

2021-10-05

3

Edah J

Edah J

tetap sehat dan semangat 💪💕

2021-10-01

0

lihat semua
Episodes
1 Terlambat
2 Pindahan
3 Salah Paham
4 Terus Bertemu
5 Pertolongan Rendi
6 Pingsan
7 Khawatir
8 Visual
9 Istirahat
10 Kecewa
11 Penjelasan
12 Siapa Dia..??
13 Pacar
14 Sedang apa mereka..?
15 Egois
16 Cemburu
17 Tidur Dimana..??
18 Ciuman Pertama
19 Jangan Pakai itu
20 Jauhi Dia
21 Emosi
22 Terluka
23 Tidak mau diganggu..
24 Membersihkan tubuhnya.
25 Menahan diri
26 Bertingkah Aneh
27 Pulang
28 Sulit dijangkau
29 Tidak boleh
30 Hanya pura-pura
31 Menyukai seseorang
32 Menangis
33 Posesif
34 Lupa
35 Anak Mama
36 Persetujuan Raka
37 Tidak ada kabar
38 Menghindar
39 Tidak mengijinkan pulang
40 Temani aku tidur
41 Panggilan Dari Ellenia
42 Aku tidak marah
43 Tidak Mau Jadi Tameng
44 Apa kau sangat mencintainya?
45 Sebuah Pengakuan
46 Mengobati
47 Berjanji
48 Pacar tampan yang posesif
49 Pemeriksaan
50 Calon istriku
51 Merahasiakan
52 Memperingatkan
53 Wanita di hati Rendi
54 Amel cemburu
55 Waspada
56 Permintaan Rendi
57 Devan
58 Jodoh Gue
59 Putus
60 Ijin dari Rendi
61 Membujuk Raka
62 Pemberian Mama Raka
63 Hidup selamanya bersamaku
64 Cincin tunangan dan pernikahan
65 Kekecewaan Rendi
66 Mempertahankan
67 Permintaan Maaf
68 Perubahan Sikap
69 Rendi Frustasi melihat Amel
70 Ujian berat untuk Rendi
71 Kuliah di luar negri
72 Bersikap Acuh
73 Kehidupan yang sulit
74 Menggunakan Kartu Rendi
75 Ruang ICU
76 Penyesalan Amel
77 Rendi Pingsan
78 Ketakutan Rendi
79 Minta Maaf
80 Kekecewaan Devan
81 Hati yang tersakiti
82 Perdebatan Sofi dan Raka
83 Perasaan Cemas
84 Menagih Janji
85 Permintaan
86 Memilih
87 Maksud Kedatangan Bianca
88 Membuat Masalah
89 Saling Menyakiti
90 Hilang Kendali
91 Keinginan Untuk Tetap Hidup
92 Masa Lalu Rendi
93 Masa Lalu Rendi Part 2
94 Meminta Ijin
95 Permintaan Terakhir Rendi
96 Menunggu Amel
97 Menangis Dalam Diam
98 Penjagaan Ketat
99 Pertemuan Terakhir
100 Meminta Bantuan
101 Kepergian Rendi
102 Perpisahan
103 Perpisahan Yang Menyakitkan (End Session 1)
104 Kehidupan Baru (Sesion 2)
105 Pertemuan Pertama dengan CEO (Sesion 2)
106 Peringatan Kenan (Sesion 2)
107 Pesan Rendi (Sesion 2)
108 Keinginan Devan (Sesion 2)
109 Tamparan Siska (Sesion 2)
110 Kemarahan Kenan (Sesion 2)
111 Perasaan Amel (Sesion 2)
112 Sekertaris Baru (Sesion 2)
113 Pertemuan Tidak Terduga (Sesion 2)
114 Gelisah (Sesion 2)
115 Meminta Penjelasan (Sesion 2)
116 Mencari Tahu (Sesion 2)
117 Pengorbanan Rendi (Sesion 2)
118 Kebenaran Sesungguhnya (Sesion 2)
119 Sikap Aneh Rendi (Sesion 2)
120 Pertemuan Devan dan Rendi (Sesion 2)
121 Dikerjai Rendi (Sesion 2)
122 Informasi dari Kenan (Sesion 2)
123 Harus Memilih (Sesion 2)
124 Kecemburuan Rendi (Sesion 2)
125 Aturan Rendi (Sesion 2)
126 Bimbang (Sesion 2)
127 Pesta Tuan Marco (Sesion 2)
128 Frustasi (Sesion 2)
129 Perasaan Rendi (Sesion 2)
130 Perasaan Rendi Part 2 (Sesion 2)
131 Lepas Kendali (Sesion 2)
132 Permintaan (Sesion 2)
133 Sofi (Sesion 2)
134 Rumah Raka (Sesion 2)
135 Kekesalan Raka. (Sesion 2)
136 Melindungi (Sesion 2)
137 Rencana Rendi (Sesion 2)
138 Keinginan Amel (Sesion 2)
139 Memberikan pengertian (Sesion 2)
140 Rencana Pernikahan (Sesion 2)
141 Pencarian Amel (Sesion 2)
142 Merebut Amel Kembali (Sesion 2)
143 Syarat Dari Devan (Sesion 2)
144 Membawa Amel Pergi (Sesion 2)
145 Kemarahan Ibu Rendi (Sesion 2)
146 Kebenaran Yang Terungkap (Sesion 2)
147 Persiapan Pernikahan (Sesion 2)
148 Meminta Ijin Raka (Sesion 2)
149 Gaun Pengantin
150 Apartemen Rendi
151 Lamaran
152 Membujuk Rendi
153 Nasehat Ibu
154 Tidak Ada Kabar
155 Keiginan Friska
156 Perpisahan
157 Pernikahan
158 Ucapan Selamat
159 Kamar Pengantin
160 Kebahagiaan Amel dan Rendi
161 Pagi Yang Indah
162 Suami Tampanku
163 Rencana Bulan Madu
164 Aku mencintaimu
165 Mencintaimu Juga
166 Menjadi Milliku
167 Aku Akan Menjagamu
168 Hubungan Baru
169 Pengganggu
170 Merajuk
171 Jatuh Cinta
172 Sosok Rendi
173 Suami Idaman
174 Persiapan Bulan Madu
175 Vila Private
176 Bibit Unggul
177 Berakhir
178 Bulan Madu Part 1
179 Bulan Madu Part 2
180 Bulan Madu Part 3
181 Memberi Hukuman
182 Menolong Ellen
183 Dia adalah Istriku..
184 Pesan Devan
185 Berakhir Sudah
186 Tidur Lagi
187 Mengkhawatirkannya
188 Lagi dan Lagi
189 Rencana Devan.
190 Kisah Devan
191 Belajar Merelakan
192 Salah Tingkah
193 Menemuinya
194 Saling Melepaskan
195 Saling Melepaskan Part 2
196 Sangat Mencintaimu
197 Lembaran Baru
198 Tamu Tak Diundang
199 Perubahan Raka
200 Perasaan Yang Sesungguhnya
201 Calon Istri Raka
202 Kepanikan Raka
203 Ijin Dari Rendi
204 Menjaga dan Merawatnya
205 Hanya Asumsimu
206 Menggodanya
207 Mengerjai Sofi
208 Pembicaraan Rahasia
209 Bertemu Mantan
210 Bukti
211 Keputusan Sofi
212 Pertemuan Tidak sengaja
213 Belum Ditakdirkan
214 Jawaban Sofi
215 Calon Istri Raka
216 Permintaan Amel
217 Melepas Rindu
218 Mantan Raka
219 Kehamilan Amel
220 Jawaban Orang Tua Sofi
221 Tentang Melepaskan dan Merelakan
222 Kecemburuan Sofi
223 Gerakan di Perut Amel
224 Antara Devan dan Kenan
225 Menawarkan Bantuan
226 Pengantin Baru
227 Akhir Bahagia (END)
228 Devan dan Friska (Bonus Chapter )
Episodes

Updated 228 Episodes

1
Terlambat
2
Pindahan
3
Salah Paham
4
Terus Bertemu
5
Pertolongan Rendi
6
Pingsan
7
Khawatir
8
Visual
9
Istirahat
10
Kecewa
11
Penjelasan
12
Siapa Dia..??
13
Pacar
14
Sedang apa mereka..?
15
Egois
16
Cemburu
17
Tidur Dimana..??
18
Ciuman Pertama
19
Jangan Pakai itu
20
Jauhi Dia
21
Emosi
22
Terluka
23
Tidak mau diganggu..
24
Membersihkan tubuhnya.
25
Menahan diri
26
Bertingkah Aneh
27
Pulang
28
Sulit dijangkau
29
Tidak boleh
30
Hanya pura-pura
31
Menyukai seseorang
32
Menangis
33
Posesif
34
Lupa
35
Anak Mama
36
Persetujuan Raka
37
Tidak ada kabar
38
Menghindar
39
Tidak mengijinkan pulang
40
Temani aku tidur
41
Panggilan Dari Ellenia
42
Aku tidak marah
43
Tidak Mau Jadi Tameng
44
Apa kau sangat mencintainya?
45
Sebuah Pengakuan
46
Mengobati
47
Berjanji
48
Pacar tampan yang posesif
49
Pemeriksaan
50
Calon istriku
51
Merahasiakan
52
Memperingatkan
53
Wanita di hati Rendi
54
Amel cemburu
55
Waspada
56
Permintaan Rendi
57
Devan
58
Jodoh Gue
59
Putus
60
Ijin dari Rendi
61
Membujuk Raka
62
Pemberian Mama Raka
63
Hidup selamanya bersamaku
64
Cincin tunangan dan pernikahan
65
Kekecewaan Rendi
66
Mempertahankan
67
Permintaan Maaf
68
Perubahan Sikap
69
Rendi Frustasi melihat Amel
70
Ujian berat untuk Rendi
71
Kuliah di luar negri
72
Bersikap Acuh
73
Kehidupan yang sulit
74
Menggunakan Kartu Rendi
75
Ruang ICU
76
Penyesalan Amel
77
Rendi Pingsan
78
Ketakutan Rendi
79
Minta Maaf
80
Kekecewaan Devan
81
Hati yang tersakiti
82
Perdebatan Sofi dan Raka
83
Perasaan Cemas
84
Menagih Janji
85
Permintaan
86
Memilih
87
Maksud Kedatangan Bianca
88
Membuat Masalah
89
Saling Menyakiti
90
Hilang Kendali
91
Keinginan Untuk Tetap Hidup
92
Masa Lalu Rendi
93
Masa Lalu Rendi Part 2
94
Meminta Ijin
95
Permintaan Terakhir Rendi
96
Menunggu Amel
97
Menangis Dalam Diam
98
Penjagaan Ketat
99
Pertemuan Terakhir
100
Meminta Bantuan
101
Kepergian Rendi
102
Perpisahan
103
Perpisahan Yang Menyakitkan (End Session 1)
104
Kehidupan Baru (Sesion 2)
105
Pertemuan Pertama dengan CEO (Sesion 2)
106
Peringatan Kenan (Sesion 2)
107
Pesan Rendi (Sesion 2)
108
Keinginan Devan (Sesion 2)
109
Tamparan Siska (Sesion 2)
110
Kemarahan Kenan (Sesion 2)
111
Perasaan Amel (Sesion 2)
112
Sekertaris Baru (Sesion 2)
113
Pertemuan Tidak Terduga (Sesion 2)
114
Gelisah (Sesion 2)
115
Meminta Penjelasan (Sesion 2)
116
Mencari Tahu (Sesion 2)
117
Pengorbanan Rendi (Sesion 2)
118
Kebenaran Sesungguhnya (Sesion 2)
119
Sikap Aneh Rendi (Sesion 2)
120
Pertemuan Devan dan Rendi (Sesion 2)
121
Dikerjai Rendi (Sesion 2)
122
Informasi dari Kenan (Sesion 2)
123
Harus Memilih (Sesion 2)
124
Kecemburuan Rendi (Sesion 2)
125
Aturan Rendi (Sesion 2)
126
Bimbang (Sesion 2)
127
Pesta Tuan Marco (Sesion 2)
128
Frustasi (Sesion 2)
129
Perasaan Rendi (Sesion 2)
130
Perasaan Rendi Part 2 (Sesion 2)
131
Lepas Kendali (Sesion 2)
132
Permintaan (Sesion 2)
133
Sofi (Sesion 2)
134
Rumah Raka (Sesion 2)
135
Kekesalan Raka. (Sesion 2)
136
Melindungi (Sesion 2)
137
Rencana Rendi (Sesion 2)
138
Keinginan Amel (Sesion 2)
139
Memberikan pengertian (Sesion 2)
140
Rencana Pernikahan (Sesion 2)
141
Pencarian Amel (Sesion 2)
142
Merebut Amel Kembali (Sesion 2)
143
Syarat Dari Devan (Sesion 2)
144
Membawa Amel Pergi (Sesion 2)
145
Kemarahan Ibu Rendi (Sesion 2)
146
Kebenaran Yang Terungkap (Sesion 2)
147
Persiapan Pernikahan (Sesion 2)
148
Meminta Ijin Raka (Sesion 2)
149
Gaun Pengantin
150
Apartemen Rendi
151
Lamaran
152
Membujuk Rendi
153
Nasehat Ibu
154
Tidak Ada Kabar
155
Keiginan Friska
156
Perpisahan
157
Pernikahan
158
Ucapan Selamat
159
Kamar Pengantin
160
Kebahagiaan Amel dan Rendi
161
Pagi Yang Indah
162
Suami Tampanku
163
Rencana Bulan Madu
164
Aku mencintaimu
165
Mencintaimu Juga
166
Menjadi Milliku
167
Aku Akan Menjagamu
168
Hubungan Baru
169
Pengganggu
170
Merajuk
171
Jatuh Cinta
172
Sosok Rendi
173
Suami Idaman
174
Persiapan Bulan Madu
175
Vila Private
176
Bibit Unggul
177
Berakhir
178
Bulan Madu Part 1
179
Bulan Madu Part 2
180
Bulan Madu Part 3
181
Memberi Hukuman
182
Menolong Ellen
183
Dia adalah Istriku..
184
Pesan Devan
185
Berakhir Sudah
186
Tidur Lagi
187
Mengkhawatirkannya
188
Lagi dan Lagi
189
Rencana Devan.
190
Kisah Devan
191
Belajar Merelakan
192
Salah Tingkah
193
Menemuinya
194
Saling Melepaskan
195
Saling Melepaskan Part 2
196
Sangat Mencintaimu
197
Lembaran Baru
198
Tamu Tak Diundang
199
Perubahan Raka
200
Perasaan Yang Sesungguhnya
201
Calon Istri Raka
202
Kepanikan Raka
203
Ijin Dari Rendi
204
Menjaga dan Merawatnya
205
Hanya Asumsimu
206
Menggodanya
207
Mengerjai Sofi
208
Pembicaraan Rahasia
209
Bertemu Mantan
210
Bukti
211
Keputusan Sofi
212
Pertemuan Tidak sengaja
213
Belum Ditakdirkan
214
Jawaban Sofi
215
Calon Istri Raka
216
Permintaan Amel
217
Melepas Rindu
218
Mantan Raka
219
Kehamilan Amel
220
Jawaban Orang Tua Sofi
221
Tentang Melepaskan dan Merelakan
222
Kecemburuan Sofi
223
Gerakan di Perut Amel
224
Antara Devan dan Kenan
225
Menawarkan Bantuan
226
Pengantin Baru
227
Akhir Bahagia (END)
228
Devan dan Friska (Bonus Chapter )

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!