Amel takjub dengan kemewahan tempat itu. Dia menatap kagum pada dekorasinya. Dalam hatinya berpikir.
Ini pesta ulang tahun atau acara pernikahan? Acaranya mewah banget. Sepertinya, Rendi bukan dari kalangan biasa. Pesta ulang tahun saja diadakan di hotel yang mewah.
"Ini tempat acaranya, Kak?" tanya Amel dengan wajah penasaran.
"Iyaa, kamu uda siap, kan? Sebentar lagi kita masuk," ucap Rendi.
Tiba-tiba Amel merasa minder. Tempat ini tidak cocok dengannya yang berasal dari kalangan biasa. "Tapi aku takut bikin malu Kakak," ucap Amel.
"Nggak, kamu tenang aja, ada aku," ujar Rendi.
"Ayoo masuk." Rendi menggenggam tangan Amel dan menariknya masuk ke dalam.
Ketika mereka masuk ke dalam sudah banyak tamu yang datang. Pestanya sangat meriah. Rendi terus berjalan ke tempat orang tuanya berada dan berhenti tepat di hadapan mereka.
"Ma, Pa..?" panggil Rendi.
Renaldi dan Lilian pun menoleh. "Rendi kamu ke mana aja?" tanya Lilian.
"Tadi Rendi habis jemput Amel," jelas Rendi. Mereka pun beralih menatap Amel.
"Ini siapa?" tanya Mama Rendi.
"Ini pacar Rendi, Ma. Namanya Amel," jawab Rendi sambil menarik Amel mendekat ke arahnya.
Rendi kemudian beralih ke Amel. "Mel, kenalin ini Mama sama Papa aku," jelas Rendi.
Orang tua Rendi sedikit terkejut. Pasalnya selama sekolah SMA, Rendi tidak pernah mempunyai pacar apalagi sampai mengenalkan pacarnya kepada mereka.
"Owh, jadi ini pacar kamu? Cantik yaa?" puji Mama Rendi.
Amel maju dan memperkenalkan diri. "Selamat malem Om, Tante. Nama saya Amel," ujar Amel sambil bersalaman kepada orang tua Rendi.
"Nama tante Lilian dan ini Papanya Rendi panggil aja om Renaldi," ucap Mama Rendi tersenyum senang.
Papa Rendi hanya diam karena memang orangnya tidak banyak bicara sama seperti anaknya, tapi orangnya baik.
"Ma, papa mau ketemu pak Dody dulu di sana," ucap Papanya Rendi sambil menunjuk seseorang.
"Iya Pa, nanti mama nyusul," ujar Mama Rendi.
"Amel, Om tinggal dulu ya?" ucap Papa Rendi sebelum berjalan meninggalkan mereka.
Amel menggangguk. "Iyaa, Om."
"Kamu kok nggak pernah cerita sama mama kalau uda punya pacar, Ren?" tanya Lilian sambil menatap Rendi.
"Mama kan nggak pernah tanya," jawab Rendi asal.
"Kamu ini, kalau bukan karena Friska yang cerita sama Mama tadi, enggak bakal Mama tau," ucap Mama Rendi.
"Aku nggak mau bahas dia, Ma" ucap Rendi dingin.
"Iyaaa, mama ngerti," ujar Mama Rendi cepat.
Amel hanya diam menatap samb mereka yang sedang mengobrol. Amel sedang bertanya dalam hatinya.
Rendi sangat dingin kalau berbicara soal Friska, ada hubungan apa sebenarnya mereka?
"Tadi Sofi nyariin kamu, lebih baik kamu temuin dia dulu," ijar Mama Rendi.
"Iyaa. Sofi di mana, Ma?" tanya Rendi.
"Kayaknya tadi lagi ngobrol sama Kenan di depan sana," tunjuk Mama Rendi.
"Rendi ke sana dulu, Ma. Tolong jagain Amel, jangan dimarahin," gurau Rendi.
"Nggak mungkin lah mama marahin calon mantu," ucap Mama Rendi sambil terseyum.
"Mel, aku tinggal dulu ya bentar?" pamit Rendi.
Amel menggangguk sambil tersenyum. "Iyaa, Kak."
Rendi berjalan meninggalkan mereka dan Amel hanya bisa memandang Rendi yang mulai menjauh.
"Amel uda makan belum?" tanya Mama Rendi.
"Belum Tante," jawab Amel malu.
"Ya uda, kamu makan dulu ya? Nanti tante suruh pelayan ambilin buat kamu," ucap Mama Rendo lembut.
"Nanti aja Tante, bareng sama Rendi aja," tolak Amel sopan.
"Baiklah," ucap Mama Rendi, "kamu beneran pacaran sama Rendi?" tanya Mamanya Rendi.
"Iyaaa, Tante," jawab Amel bohong.
"Maaf ya Mel, tante tanya begitu. Soalnya selama ini Rendi tidak pernah cerita kalau punya pacar."
"Kita belum lama pacaran, Tante," ucap Amel bohong.
"Berarti Rendi sayang banget dong sama kamu? Belum lama pacaran aja, tapi sudah dibawa Rendi buat dikenalin sama keluarganya," jelas Mama Rendi.
Seandainya mereka pacaran sungguhan, pasti Amel sangat senang mendengar ucapan mama Rendi, tapi nyatanya mereka hanya bersandiwara.
"Amel juga nggak tahu Tante kalau soal itu," ucap Amel.
"Rendi itu orangnya emang begitu, cuek dan dingin, tapi sebenernya dia orangnya baik kok Mel jadi baik-baik ya sama Rendi," ucap Mama Rendi.
"Iyaa, Tante," jawab Amel.
Amel merasa keluarga Rendi sangat ramah karena dia langsung terima dengan baik. Awalnya Amel takut kalau orang tuanya Rendi tidak akan suka dengannya. Ternyata dugaannya salah.
"Sering-sering main ke rumah ya. Soalnya di rumah sepi," ucal Mama Rendi sambi tersenyum.
"Iyaa Tante, nanti kalau ada waktu Amel main ke sana."
"Tante kaget waktu tahu Rendi punya pacar. Soalnya dia itu orang nya tertutup. Enggak pernah mau cerita sama tante. Kalau di rumah juga dia cuma di kamar aja, jarang keluar," ungkap Mama Rendi.
"Di sekolah juga kayak gitu Tante, tapi walaupun begitu kak Rendi populer di sekolah."
"Ooh, jadi kamu satu sekolah sama Rendi?" tanya Mama Rendi dengan wajah terkejut.
"Iyaa Tante, tapi nggak sekelas. Amel adek kelasnya kak Rendi," jelas Amel.
"Waah, bagus dong kalau gitu jadi bisa saling support."
"Iyaaa, Tante," jawab Amel sopan.
"Mel, tante tinggal dulu sebentar ya. Mau nemuin tamu lain," jelas Mama Rendi, "kamu duduk aja di sini, tunggu Rendi datang," ucap Mama Rendi lagi.
"Iyaa, Tante," jawab Amel dengan terseyum.
Setelah kepergian ibu Rendi, Amel mengedarkan pandangannya mencari sosok Rendi, tetapi tidak menemukannya. Amel akhirnya berjalan dengan langkah pelan, berharap bisa menemukan Rendi. Lelah karena belum menemukan Rendi, Amel memutuskan untuk duduk di meja yang kosong yang berada di sudut kanan tempat itu.
Ketika baru saja Amel duduk, matanya menangkap sosok Rendi sedang berjalan lewat pintu samping yang terhubung ke loby hotel diikuti oleh Friska di belakannya.
Amel berusaha mengikuti dari belakang dan berhenti di dekat pintu samping ketika melihat Rendi sedang berdiri dengan Friska di dekat lift.
Terlihat Friska berusaha untuk menggenggam tangan Rendi, seperti sedang memohon, tapi kemudian dihempaskan oleh Rendi. Friska terus mencoba, tapi berhasil di tepis oleh Rendi. Friska lalu memeluk Rendi dan langsung dilepaskan oleh Rendi. Sampai pada saat Friska terjatuh akibat kuatnya hempasan tangan Rendi.
Rendi yang melihat Friska terjatuh seketika membungkuk, mencoba untuk membantu Friska bangun, tetapi Friska terlihat sulit untuk berdiri karena kakinya terkilir.
Dengan wajah khawatir Rendi mencoba memapah Friska. Dia memegang pinggang gadis itu, seperti sedang memeluknya lalu membawanya dengan hati-hati. Hati Amel terasa sakit melihat pemandangan itu, apalagi ketika mereka memasuki lift berdua.
Amel yang melihat pintu lift tertutup, berjalan mendekati lift tersebut. Dilihatnya lift terus bergerak naek ke atas dan berhenti tepat di lantai 30. Lutut Amel gemetar, badannya panas dingin, jantungnya berdetak kencang, matanya sudah berkaca-kaca sebentar lagi air matanya akan keluar. Pikiran Amel kacau, berbagai macam pertanyaan muncul di benaknya.
Mengapa mereka naik ke lantai 30 hotel ini? sedang apa mereka disana? Kalau Rendi memang peduli dengan Friska, untuk apa Rendi memintanya pura-pura jadi pacarnya di depan Friska? Apa Rendi hanya memanfaatkannya untuk membuat Friska cemburu?
Amel terdiam dengan sejuta pertanyaan di kepalanya.
Bersambung....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 228 Episodes
Comments
Jhunia Lakat
mana guru magangnya thor
2021-10-03
0
Wike Putri
ceritanya nggak garing thor
2021-09-16
1
Adreena
bagus kok thor
2021-09-15
1