Pagi ini Amel berencana menemui Rendi sebelum jam masuk sekolah. Dia sudah berada di balik pohon, yang ada di dekat gerbang sekolahnya, menunggu Rendi datang. Jam sudah mau menunjukkan jam tujuh, tapi Rendi belum juga menampakkan batang hidungnya. Padahal, Amel sudah menunggu dari pagi.
"Krrriiiiingggg." Bel masuk pun berbunyi.
Amel memutuskan untuk berjalan menuju kelasnya dengan lemas.
Mungkin kak Rendi tidak masuk hari ini.
Saat sedang berjalan, Rendi datang dari arah belakang. Berjalan melewatinya tanpa menoleh apalagi menyapanya, seolah Amel benda yang tak nampak. Sikapnya cuek dan dingin.
Melihat tingkah Rendi yang cuek, Amel mengurungkan niatnya untuk berbicara dengan Rendi karena situasi yang tidak mendukung, apalagi sebentar lagi pelajaran akan dimulai. Amel pun berbelok menuju kelasnya, berhenti sejenak memandangi punggung Rendi yang mulai menjauh kemudian masuk ke kelasnya.
Kelas sudah ramai dan ketiga sahabatnya yang sedang berkumpul di meja Lisa. Melihat Amel datang, mereka menoleh kemudian menyapanya.
"Kok lo baru dateng, Mel?" tanya Bela.
"Gue dateng dari pagi kok, cuma baru masuk kelas" jelas Amel.
"Emang lo dari mana?" tanya Olive.
"Gue tadi duduk di bawah pohon yang deket gerbang sekolah," ungkap Amel lagi.
"Ngapain lo disitu, mau jagain pintu gerbang?" canda Lisa.
"Gue nungguin kak Rendi," jelas Amel.
"Waaaaah, kayaknya ada yang habis jadian nih," ucap Bela.
"Emang beneran lo pacaran sama kak Rendi?" timpal Olive.
Amel memutar bola matanya. "Nggak lah."
"Terus ngapain lo nungguin kak Rendi? kayak orang pacaran aja," tanya Bela.
"Kemaren kak Rendi uda pulang duluan jadi gue belom sempet ngomong," jelas Amel.
"Lo kan bisa ke kelasnya Rendi langsung, ngapain pake nunggu di deket gerbang?" tanya Lisa.
"Nggak aah, nanti banyak yang lihat. Bisa diserbu gue sama dayang-dayangnya kak Rendi," jelas Amel.
"Hahahhahha, bisa aja lo, Mel," ucap Bela terkekeh.
"Namanya juga orang ganteng, wajaar laah banyak yang suka," timpal Lisa.
"Gue penasaran cewek secantik apa yang bakal jadi pacar Rendi. Secara Siska paling cantik aja ditolak," ujar Olive.
"Mungkin aja cewek yang gue liat di mall itu pacar kak Rendi," sahut Amel dengan wajah lesu.
"Mulaaai deh, semangat dong Mel. Kita tetep dukung lo kok. Lo juga cantik, jangan minder gitu," ucap Lisa memberi semangat.
"Gue juga nggak terlalu berharap banyak Lis, ngeliat dia tiap hari aja udah seneng gue," ucap Amel.
"Udah lanjut nanti lagi ngobrolnya, tuh bu Susi uda jalan ke sini," ucap Lisa.
Tidak lama kemudian guru masuk ke kelas, mereka mulai belajar. Mereka menuju kantin setelah jam pelajaran selesai. Mereka lanjut mengobrol ketika sudah selesai makan.
"Mel, lo nggak jadi nemuin kak Rendi?" tanya Lisa.
"Nanti aja deh pulang sekolah. Gue takut ganggu kak Rendi kalau sekarang," ucap Amel.
"Nggak lah, dia malah seneng kali diganggu sama cewek secantik lo," canda Olive.
Amel melempar pulpen ke badan Olive dengan wajah kesal. "Sialan lo Liv. Lo ngejek gue?" ujar Amel cemberut.
"Nggaklah, lo kan emang cantik Mel, yaa kan Lis, Bel?" tanya Olive.
"Iyaa bener," ujar Bela dan Lisa.
"Udah ah, Balik kelas yuuuk," ajak Amel, "tapi gue mau ke toilet dulu, kalian duluan aja," lanjut Amel.
"Okeee," jawab mereka serempak.
Amel menuju ke toilet sendiri, berjalan melewati lorong kelas dan tak sengaja berpapasan dengan Rendi. Seperti biasa Rendi berjalan dengan cueknya. Amel yang melihat itu langsung memanggil Rendi.
"Kak Rendi?" panggil Amel.
Rendi berhenti lalu menoleh ke Amel "Kenapa?" Rendi menatap Amel heran.
"Pulang sekolah bisa ngomong sebentar nggak?" tanya Amel.
"Sekarang aja," ucap Rendi singkat.
"Nggak enak kalau ngomong di sini," kata Amel.
"Tapi kalau nggak bisa, lain kali aja," lanjut Amel lagi seraya berbalik meninggalkan Rendi saat melihatnya diam.
"Gue tunggu di depan gerbang, habis pulang sekolah," ucap Rendi akhirnya.
Amel yang mendengar itu langsung menoleh pada Rendi. "Iya kak, makasih," jawab Amel dengan wajah senang.
Setelah bel sekolah berbunyi, Amel langsung menuju gerbang sekolah dan menuggu Rendi di sana.
"Ngapain dibsini?" tanya Raka sambil merangkul pundak Amel.
Amel yang sedang melamun, terkejut dengan kedatangan Raka yang tiba-tiba. "Abang, lepasin dong, banyak yang lihat tuh!" Amel menghempaskan tangan Raka dengan wajah kesal.
"Salah sendiri dari tadi ngelamun aja. Kenapa nggak pulang?" tanya Raka lagi.
"Lagi ada perlu. Abang uda mau balik?"
"Iyaaa, hari ini kan ultahnya Nita. Abang mau ke rumahnya, mau ikut nggak?" tanya Raka.
"Ogaaah, Abang nyuruh Amel jadi obat nyamuk?" ujar Amel cemberut.
"Mana ada sih nyamuk secakep kamu Mel," goda Raka sambil mengacak rambut Amel.
"Jangan diberantakin dong rambut Amel," tatap Amel sebal, "uda sana jangan ganggu Amel!" usir Amel sambil merapikan rambutnya.
"Okee Beb, abang duluan ya?" goda Raka lagi.
Amel kemudian melambaikan tangannya. "Yaa, hati-hati."
Raka selalu saja menjahili Amel, dengan segala tingkah polanya. Terkadang merangkul pundak, memanggil sayang, darling, beb, dan banyak lagi, tapi Amel tidak pernah menanggapnya serius. Dia sudah terbiasa dengan sikap Raka seperti itu.
Amel tidak menyadari kalau dari tadi Rendi sudah berdiri tidak jauh darinya. Dia melihat interaksi Amel dan Raka dan melihat mereka yang nampak mesra, ada rasa tak suka saat dia melihatnya. Dadanya terasa terbakar. Setelah Raka pergi, Rendi pun melangkah keluar gerbang. Dia hanya berjalan melewati Amel tanpa berhenti dan terus berjalan ke arah jalan raya.
Amel yang melihat Rendi berjalan tanpa melihat ke arahnya, berlari mengejar Rendi.
"Kak Rendi, tunggu!" teriak Amel.
Rendi tak menghiraukannya, dia terus berjalan kemudian menyebrangi jalan.
Amel terus mengejar Rendi dan ikut menyebrang jalan. Ketika sudah dekat, Amel menarik tangannya. "Kak Rendi tunggu!" Napas Amel tersengal-sengal.
Rendi menghentikan langkahnya dan menoleh pada Amel dengan wajah dingin. "Kenapa?"
"Amel cuma mau bicara sebentar sama Kakak."
"Mau bicara apalagi sih??" tanya Rendi dengan nada tinggi, "kalau nggak penting, mendingan nggak usah, gue sibuk!" ucap Rendi ketus.
Amel mematung, bingung kenapa tiba-tiba Rendi seperti itu. Padahal tadi, dia sendiri yang bilang untuk bertemu di luar gerbang. Amel yang kecewa dengan sikap Rendi pun berkata, "Maaf Kak kalau Amel uda ganggu." Amel pun melangkah pergi dan tidak memperhatikan sekitarnya.
Rendi yang melihat Amel berjalan tak tentu arah melangkah menyusul Amel. Amel nampak menyebrang jalan tanpa melihat kanan kiri. Rendi yang melihat ada mobil sedan putih yang melaju kencang ke arah Amel, segera berlari dan menarik tangan Amel..
Ccciiiiiiiiiiitttttt...
Bersambung....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 228 Episodes
Comments
Ainy Bundanya Gilang
crta nya stuck d tempat...GK da kemajuan
2022-09-12
0