Amel merasa tidak enak badan, wajahnya pucat. Dia seperti tidak punya tenaga, apalagi dia belum makan. Amel kemudian berjalan dengan sangat pelan dengan tatapan kosong.
"Buuuggghhhh." Amel tidak sengaja menabrak seseorang.
Amel terjatuh dan tidak sanggup menopang tubuhnya, tapi kemudian ada tangan yang menyentuh pinggangnya. Amel mengangkat kepalanya, terlihat laki-laki tampan sedang menatapnya.
"Kamu nggak apa-apa? tanya orang itu.
Amel segera berdiri tegak. "Iyaa, makasih," jawab Amel.
"Gue Kenan, nama lo siapa?" tanya orang itu.
"Amel, maaf tadi gue nggak sengaja nabrak lo," jelas Amel.
"Iyaaa, nggak apa-apa."
"Lo lagi sakit? Muka lo pucet banget" tanya Kenan.
"Nggak," jawab Amel singkat kemudian terdiam dan kepalanya tertunduk seperti akan menangis.
Rendi bukan pacarnya, tapi kenapa dia merasa hatinya sakit sekali saat melihat Rendi dengan wajah khawatir membawa Friska masuk ke kamar hotel.
Amel mencoba berjalan, tapi seperti tidak punya tenaga dan dia hendak terjatuh lagi. Kenan yang melihat itu refleks memegang tubuh Amel. Dia mencoba membawa Amel ke tempat duduk dengan memegang pundaknya dan satu tangan lagi memegang lengannya. Amel tidak menolak bantuan Kenan karena merasa tidak punya tenaga.
Rendi baru saja mengantar Friska ke kamar Sofi karena kaki Friska terkilir dan sulit untuk berjalan. Rendi hanya tidak tega membiarkan Friska berjalan sendirian sehingga dia memapah Friska.
Hotel itu adalah milik keluarga Rendi jadi dia punya kamar pribadi yang biasa dipakai bersama dengan keluarganya. Dia mempunyai kartu akses yang selalu dibawanya ke mana pun dia pergi. Rendi membiarkan Friska istirahat di kamar Sofi. Sementata dia turun lagi ke bawah untuk mencari Amel.
Ketika dia masuk lagi ke ballroom, matanya langsung tertuju pada pemandangan yang membuat dadanya terbakar. Emosinya mulai naik saat melihat tangan pria itu melingkar di pundak Amel dan kalau dilihat dari belakang seperti sedang memeluknya. Padahal, Kenan hanya memapahnya saja.
Rendi langsung berjalan cepat menuju mereka. Setelah dekat, Rendi langsung berkata, "Lepasin tangan lo dari pacar gue," ucap Rendi dengan nada tinggi seraya menarik paksa Amel dari Kenan.
"Rendi," ucap Amel dan Kenan serempak. Amel terlihat sangat terkejut saat melihat Rendi menarik tangannya dengan kuat dan membentur tubuh Rendi.
Rendi yang melihat laki-laki itu ternyata Kenan, sepupunya sendiri seketika menatap tajam ke arahnya.
"Ngapain lo peluk pacar gue?" tanya Rendi dengan nada sedikit tinggi.
"Dia pacar lo?" tanya Kenan pada Rendi.
"Iyaaa, jadi jangan pernah lo deketin Amel lagi," ucap Rendi sambil menarik tangan Amel pergi dari situ. Amel hanya menurut saja.
Akhirnya Rendi berhenti lalu berbalik menghadap Amel. Amel hanya diam karena masih merasa sakit hati dengan Rendi. Dia tidak ada niat untuk mengobrol dengan Rendi.
"Kamu ngapain pelukan sama Kenan di depan umum? tanya Rendi ketus.
"Amel nggak pelukan Kak, tadi dia cuma nolongin Amel," jawab Amel malas.
"Ngapain pake pelukan segala?"
"Dia cuma mapah doang waktu Amel hampir jatuh," jelas Amel lagi.
"Kamu jangan deket-deket sama Kenan lagi," ujar Rendi dengan wajah tidak suka.
"Kenapa? Dia baik," ucap Amel.
"Aku nggak suka kamu dekat sama dia," ujar Rendi dingin.
"Kakak nggak berhak ngelarang Amel buat dekat sama siapapun." Amel menatap kesal pada Rendi.
"Tentu aja aku berhak, kamu pacar aku," jawab Rendi tak mau kalah.
"Kakak jangan lupa kalau kita cuma pura-pura pacaran." Amel tak habis pikir dengan sikap Rendi kenapa dia jadi seperti itu.
"Selama kita pura-pura pacaran, kamu nggak boleh dekat dengan cowok manapun," ucap Rendi tegas. Amel yang mendengar itu tiba-tiba marah, lemudian Amel berkata, "Kakak egois," balas Amel marah.
Dia pikir gue itu boneka? Bisa dipermainkan seenaknya.
Tiba-tiba Sofi datang dan langsung menggandeng lengan Rendi dan menatap ke Rendi dan Amel bergantian dengan wajah bingung. Dia merasa jeran kenapa wajah mereka tegang seperti sedang bertengkar.
Amel yang melihat pemandangan itu bertambah sakit hati. Dia salah paham lagi ketika melihat ada gadis yang menggandeng Rendi apalagi gadis itu adalah gadis yang Rendi rangkul di mall waktu itu. Karena sudah tidak tahan lagi, Amel langsung berbalik dan meninggalkan mereka.
Rendi yang melihat Amel yang pergi seketika melepaskan tangan Sofi lalu mengejar Amel dan menarik tangannya.
"Kamu mau kemana?" Rendi menahan tangan Amel dengan wajah yang marah.
"Lepasin, Amel mau pulang!" ucap Amel marah.
"Kamu kenapa sih?" tanya Rendi tanpa melepas tangan Amel.
"Amel mau pulang," ujar Amel dengan nada yang sedikit tinggi.
Rendi yang mendengar itu pun terkejut. Selama ini, dia belum pernah mendengar Amel meninggikan suaranya.
"Aku nggak bakal lepasin kamu sebelum kamu jelasin, kamu kenapa?" ujar Rendi.
"Amel uda enggak mau jadi pacar pura-pura Kakak lagi," terang Amel.
"Kenapa tiba-tiba?" tanya Rendi heran, "apa karena aku suruh kamu jauhin Kenan? Kamu suka sama dia?" cecar Rendi sambil menahan amarahnya yang mulai terpancing.
Amel hanya diam dan tak tau mau menjelaskan apapun pada Rendi.
"Kenapa diam? Kamu beneran suka sama Kenan?" desak Rendi lagi.
"Kakak tuh jangan egois dong, Kakak nggak bisa seenaknya sama Amel."
"Maksud kamu apa? Aku nggak ngerti." Rendi menatap Amel dengan heran.
"Kakak nyuruh akh jauhin Kenan dan enggak boleh dekat sama cowok manapun. Sementara Kakak sendiri berduaan dengan cewek lain dan bebas dekat sama siapa aja," ungkap Amel.
"Aku nggak dekat dengan cewek manapun," jelas Rendi.
"Buktinya cewek itu yang gandeng lengan Kakak tadi itu cewek yang sedang dekat dengan sama Kakak, kan?"
Rendi tertawa mendengar ucapan Amel, sepertinya dia salah paham dengan Sofi. Rendi pun punya ide untuk menjahili Amel.
"Iyaaa, kakak sayang banget sama dia," ujar Rendi terseyum.
Mendengar itu dari mulut Rendi langsung seperti disambar gledek di siang hari.
"Kalau Kakak emang sayang sama dia, kenapa nggak pacaran aja sama dia?" tanya Amel kesal.
"Nggak bisala, dia kan adik aku," jelas Rendi.
"Apaa??" Amel terlihat sangat terkejut, "nggak mungkin, Amel pernah lihat kak Rendi ngerangkul dia di mall."
"Itu kan hal biasa untuk kakak-adik. Bukannya Raka juga sering ngerangkul pundak kamu?" tanya Rendi menaikkan satu alisnya.
Amel yang ditanya begitu tak bisa berkutik. "Tapi tetep aja, kakak seenaknya berduan dengan Friska di dalam kamar hotel."
"Kamu tau dari mana?" tanya Rendi dengan wajah heran.
"Kakak nggak perlu tau, Amel tau dari mana." Kemudian Amel berkata, "lepasin kak, Amel mau pulang." Amel mencoba melepaskan pergelangannya tapi tidak bisa.
"Kamu salah paham," ujar Rendi.
"Itu bukan urusan Amel," ujar Amel mengalihkan pandangannya.
Bersambung....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 228 Episodes
Comments
Edah J
kereeeeen👍👍👍👍
2021-10-01
0
Adreena
semangat thor bgt...👍
2021-09-15
0