Pindahan

Amel mempercepat langkahnya berjalan ke arah jalan raya.

"Tiin...Tiiiiiin." Bunyi klakson motor yang terdengar dari belakang. Amel menoleh dan melihat sosok pria berwajah tampan dan sok cool yang sedang mengendarai motor ninjanya

"Ayook naek, gue anter pulang," ajak Raka. Teman sekelas Amel yang sudah dianggap seperti kakaknya sendiri padahal umur mereka hanya beda 8 bulan.

Amel menggeleng. "Nggak usah bang Raka, Amel pulang sendiri aja," tolak Amel.

"Biar cepet sampai, lagian searah juga. Abang mau ke rumah Nita," jelas Raka. Nita adalah pacar Raka.

Sebenarnya Raka terkenal playboy di sekolah Dia sering gonta-ganti pacar dan memiliki banyak fans. Mereka sering cemburu dengan kedekatan Amel dan Raka. Padahal, mereka hanya dekat sebatas adik dan kakak. Terkadang Amel bersikap masa bodo karena memang Amel tidak menyukai Raka, di hatinya ada seseorang yang sudah lama ia sukai.

"Ogaah aah, entar kalau fans Abang ada yang liat boncengin Amel pada salah paham lagi. Bisa-bisa besok Amel dilabrak di sekolah," tolak Amel dengan wajah acuh tak acuh.

"Biarin aja mereka mau mikir apa. Abang bakal marahin kalau ada yang berani ngelabrak kamu," jelas Raka.

"Terus kalau Nita gimana? Cemburu enggak nanti?" tanya Amel sambil menatap Raka.

"Kalau untuk Nita, abang uda pernah jelasin sama dia tau kok, gak bakal marah dia," jelas Raka.

"Buruan naek jangan kebanyakan mikir," ajak Raka tidak sabar seraya memberikan helm kepada Amel untuk dipakai.

Amel pun menurut, memakai helm dan naik ke atas motor, setelah itu melaju dengan kecepatan sedang. Biasanya Raka memacu motornya dengan kecepatan tinggi, berbeda jika dia sedang bersama Amel. Raka mengurangi laju motornya.

"Sampe Mel," ujar Raka yang sudah menghentikan laju motornya di kos Amel yang berwarna hijau yang tampak bersih.

Amel turun, melepas helm dan memberikan helm tersebut kepada Raka seraya berucap, "Makasih bang, hati-hati di jalan. Jangan ngebut bawa motornya," nasehat Amel.

"Iyaaa, bawel," ucap Raka, "Oyyaa, besok jangan telat lagi, Mel. Emang enggak bosen dimarahin terus sama bu Ratna?" lanjut Raka.

"Tenang bang, enggak bakal telat lagi. Soalnya hari ini Amel bakal pindah kos deket sekolah," ungkap Amel.

"Owh, baguslah kalau gitu. Mau pindahan jam berapa?" tanya Raka.

Amel tampak diam, berpikir sebentar lalu menjawab, "Kayaknya malem deh bang, biar adem," ucap Amel sambil nyengir kuda.

"Ya udah, abang bantuin pindahan. Nanti abang ambil mobil dulu di rumah buat angkut barang-barang kamu," usul Raka.

"Nggak usah bang, Amel bisa sendiri kok. Biar naek taksi aja nanti," tolak Amel cepat.

"Kamu uda sering bantuin abang ngerjain tugas, gantian sekarang abang yang bantuin kamu," ujar Raka memaksa, "lagian, sayang uang taksinya. Mendingan buat keperluan yang lain," ucap Raka lagi.

"Okee deh kalau gitu, nanti kesini jam 7 ya abangku yang ganteng," gurau Amel.

Raka mengacungkan jempol tanda setuju. "Kalau gitu abang ke rumah Nita dulu. Nanti malem abang ke sini lagi," ujar Raka.

Amel mengangguk, Raka kemudian melesat pergi dengan motornya. Setelah kepergian Raka, Amel membuka pintu kosnya, masuk ke dalam dan merapihkan barang-barang yang akan dibawa nanti.

Waktu menunjukkan pukul 7 malam. Terdengar suara mobil berhenti di depan kos Amel.

Amel beranjak dari duduknya ketika mendengar suara ketukan pintu. Dia berjalan ke arah depan dan membuka pintunya dan terlihat Raka sudah berdiri depan pintu.

"Uda siap semua barangnya, Mel?" tanya Raka.

"Udah Bang, ayook masuk," ajak Amel seraya berjalan masuk ke dalam.

Amel mengangkat satu kotak dan berjalan keluar menuju mobil. Setelah itu, dia membuka bagasi belakang dan meletakkannya dengan hati-hati. Raka pun membantu mengangkat kotak yang lainnya.

Setelah semua barang selesai dimasukkan ke dalam mobil, Amel lalu menemui pemilik kos sambil memberikan kunci kepada pemiliknya seraya berpamitan dan mengucap terima kasih.

Sementara Raka menunggu di dalam mobil sembari menyetel musik. Tidak lama kemudian, muncul sosok Amel yang sedang berjalan ke arah mobilnya, membuka pintu depan dan duduk di samping Raka. Mobil pun melaju ke jalan yang sudah ramai dengan kendaraan lainnya.

Setelah perjalanan sekitar satu jam, mereka tiba di depan bangunan yang berlantai 2, yang bertuliskan "KOS PUTRI KIRANA"

"Di sini Mel kosnya?" tanya Raka celingak-celinguk.

"Iya Bang, bener," jawab Amel.

"Deket dong dari sekolah," ujar Raka lagi.

"Iya Bang, biar enggak telat terus."

Amel membuka pintu mobil lalu berjalan ke arah ruangan yamg berada di pojok, tempat pengurus kosnya untuk mengambil kunci, sekaligus minta ijin supaya Raka bisa masuk untuk mengangkat barang-barang yang dibawa Amel.

"Ayook Bang masuk tadi Amel uda ijin sama pengurus kosnya."

Amel berjalan ke arah mobil, membuka bagasi belakang dan mengajak Raka masuk sambil mengangkat barangnya menuju lorong kecil. Terdapat 5 kamar di bawah dan 5 kamar di atas. Suasana kos sepi, mungkin karena sudah malam jadi penghuninya sudah masuk ke kamar masing-masing.

"Dimana kamarnya ,Mel?" tanya Raka penasaran.

"Di atas bang, kamar yang paling ujung," jawab Amel seraya menunjuk kamar yang dia maksud.

Raka mengangguk mengerti lalu berjalan mengikuti Amel menaiki tangga. Tibalah mereka di depan kamar bertuliskan angka 10. Amel membuka pintu dan meletakkan barangnya, diikuti Raka. Mereka bolak-balik mengangkat barang yang tersisa hingga akhirnya selesai.

"Aduuh, capek banget," ucap Amel memegangi pinggangnya. "Bang, Amel haus dan laper. Kita cari tempat makan yuuk," ajak Amel.

"Oke deh, abang juga laper," ucap Raka berjalan mengikuti Amel keluar dari kosnya.

Amel sengaja mengajak makan Raka sebagai ucapan terima kasih karena sudah membantunya pindahan hari ini. Padahal, tanpa diminta pun Raka pasti membantu Amel dengan ikhlas.

Mereka berhenti di sebuah tempat makan dekat kampus Dirgantara. Kos Amel memang berada di lingkungan Sekolah Dirgantara. Di lingkungan tersebut ada SMP, SMA, SMK, dan Universitas dalam satu lingkungan, termasuk SMA Dirgantara, tempat Amel menuntut ilmu.

Raka berjalan masuk diikuti Amel. Mereka duduk tidak jauh dari pintu masuk yang berdekatan dengan kasir. Raka membuka menu makanannya setelah mereka duduk.

"Mau makan apa, Mel?" tanya Raka.

"Nasi goreng aja Bang sama es jeruk," jawab Amel.

"Okee." Raka berdiri lalu berjalan ke arah meja kasir untuk memesan makanan.

Sambil menunggu Raka memesan makanan, Amel mengedarkan pandangannya untuk melihat suasana tempat makan itu. Tidak sengaja dia menangkap sosok laki-laki sedang menatap ke arahnya dengan tatapan yang sulit diartikan. Sosok yang tidak asing baginya. Mereka bertatapan cukup lama sampai akhirnya Amel mengalihkan pandangannya.

Amel mencoba mengingat dimana dia pernah melihat orang itu. Setelah lama berpikir, akhirnya Amel ingat. Orang itu adalah orang yang sama yang ditabrak Amel tadi pagi di sekolahnya. "Tapi ngapain orang itu disini?" gumam Amel dalam hati.

Diliriknya lagi orang tersebut yang sedang menikmati makanannya.

"Pakaiannya masih sama dengan yang dikenakan tadi pagi. Apa dia tinggal sekitar sini?" monolog Amel.

Melihat Amel sedang diam, Raka kemudian duduk di samping Amel dan merangkul pundaknya. Amel yang kaget karena ada tangan di pundaknya langsung menoleh ke samping. Ternyata Raka yang sedang tersenyum tanpa beban padanya.

"Bang Raka, lepas..! Malu diliatin orang," ucap Amel dengan wajah kesal seraya menghempaskan tangan Raka.

"Malu sama siapa?" Biasanya juga enggak apa-apa," celetuk Raka.

Sebenernya Amel sudah terbiasa dengan tingkah Raka yang suka menjahilinya seperti itu. Tapi entah kenapa, kali ini Amel merasa risih apalagi ada laki-laki tampan itu disana.

Eh tunggu dulu, kenapa malah bilang dia tampan sih

Amel seketika tersadar dari pikiran anehnya yang membuatnya malu sendiri. Buru-buru Amel menghilangkan orang itu dari pikirannya.

Amel hanya diam dan tidak sengaja lagi melihat ke arah laki-laki tadi. Tatapan orang itu lebih tajam dan dingin dari sebelumnya. Amel pun menunduk dan memainkan ponselnya untuk menghindari tatapan laki-laki itu.

"Mel, mikirin apa sih dari tadi diem aja? Mikir jorok ya?" goda Raka.

Amel memasang muka cemberut lalu menjawab, "Enak aja, Amel ini masih polos Bang, jangan Abang racunin pikiran Amel sama hal-hal kayak gitu."

"Trreeeerrrrtt." Bunyi suara kursi yang bergesekan dengan lantai dan tidak lama terdengar suara langkah kaki mendekat ke arah kasir.

"Meja no.11, berapa..?" Terdengar suara berat dan dingin.

Amel menoleh ke arah suara tersebut, ternyata itu suara pria yang menatapnya tadi.

"Rp.100.000 mas," jawab kasir itu.

Setelah selesai membayar, pria itu melirik sekilas ke arah Amel sebelum berjalan ke arah pintu keluar tanpa disadari oleh Raka.

Amel langsung pura-pura memainkan ponselnya saat tatapan mereka tanpa sengaja bertemu kembali.

Orang itu berjalan menuju mobil berwarna hitam, membuka pintunya lalu menutup kembali. Pria itu duduk termenung memandangi Amel dan Raka dengan tatapan penuh tanya. Tidak lama kemudian orang itu melajukan mobil menjauh dari tempat itu.

Amel yang menyadari orang itu sudah pergi langsung bernapas lega.

"Huufhh.. tatapannya ngeri banget, berasa mau ngulitin gue hidup-hidup tuh orang," batin Amel sambil menoleh ke luar sebentar.

Raka yang melihat keanehan Amel langsung bertanya, "Kenapa Mel?"

"Amel enggak apa-apa Bang," jawab Amel.

"Yang bener, kok muka lo pucet?" tanya Raka dengan tatapan menyelidik.

"Amel enggak apa-apa Bang, cuma capek aja gara-gara pindahan. Belum makan juga dari tadi siang," ucap Amel berbohong.

Tatapan laki-laki tadi terus membayangi pikiran Amel. Tatapan yang tajam dan dingin membuat perasaannya sedikit tidak nyaman. Amel kemudiam menggelengkan kepalanya mengusir pikiran bodohnya itu.

Tidak lama kemudian, makanannya datang. Mereka makan dengan lahap tanpa mengeluarkan suara. Tidak terasa waktu sudah menunjukkan pukul 10 malam. Raka dan Amel memutuskan untuk segera pulang.

Mereka berjalan beriringan menuju kosan Amel untuk mengambil mobil Raka yang terparkir di sana. Jarak tempat makan tadi hanya berjalan 50 meter dari kosan Amel sehingga mereka lebih memilih jalan kaki dari pada membawa kendaraan.

Sesampainya di kos Amel, Raka pamit pulang karena besok mereka harus bersekolah pagi-pagi.

*********

Pagi ini Amel bangun seperti biasa. Membereskan tempat tidur lalu berjalan masuk ke kamar mandi. Setelah selesai mandi, Amel berjalan menuju lemari mengambil seragam sekolah, menyisir rambut, mengambil tas lalu memakai sepatu dan bersiap untuk berangkat sekolah.

Amel melirik ke arah jam dinding yang menunjukkan pukul 6 pagi sementara jam masuk pukul 7 pagi. Amel memutuskan untuk berangkat lebih awal untuk sarapan di kantin sekolah.

Amel berjalan ke meja belajar yang dekat lemari untuk mengambil ponselnya lalu memasukkan ke dalam tasnya. Setelah itu, diq membuka pintu. Terlihat semua pintu masih tertutup. Penghuni di sini rata-rata mahasiswi kampus Dirgantara, hanya Amel yang masih SMA.

Amel melangkah dengan hati-hati menuruni tangga dan berjalan keluar. Jarak kos dengan sekolah Amel tidak jauh. Amel memutuskan untuk berjalan santai.

Ternyata hanya membutuhkan waktu sekitar 5 menit untuk sampai di sekolah. Amel memasuki gerbang sekolah. Terlihat siswa-siswi lain sudah mulai berdatangan. Amel berjalan melewati lorong sekolah menuju kelasnya.

Amel memasuki ruangan kelasnya. Sudah ada yang datang lebih dulu yaitu Rina, teman sekelasnya. Murid yang pendiam dan jarang sekali bergaul dengan yang lain. Terkadang waktunya dihabiskan untuk membaca buku dan belajar.

Tapi menurut Amel, Rina cukup asik untuk diajak ngobrol. Dia tidak pernah mencampuri urusan orang lain. Rina juga termasuk salah satu murid yang cerdas.

"Tumben dateng pagi, Mel?" tanya Rina.

"Iyaaa, sekarang gue kos deket sekolah jadi bisa datang pagi," jawab Amel tersenyum seraya berjalan ke tempat duduknya yang berada di belakang. Rina hanya mengangguk sebagai tanggapan.

Amel duduk di mejanya, meletakkan tas kemudian mengambil ponsel di dalam tasnya. Tidak lupa dia mengambil uang lalu memasukkan ke saku bajunya.

"Uda sarapan belom, Rin?" tanya Amel.

Rina menoleh ke arah Amel. "Udah tadi dirumah, lo belom sarapan?" tanya Rina balik.

"Belom, ini baru mau sarapan di kantin." Amel kemudian berdiri.

"Mau gue temenin?" tanya Rina lagi.

Amel menggeleng. "Nggak usah deh, gue sarapan sendiri aja." Amel berjalan keluar kelas menuju kantin.

Sesampainya di kantin, Amel langsung memesan nasi uduk dan mencari tempat duduk yang kosong. Pandangannya tertuju pada meja di tengah yang tampak kosong. Amel memutuskan untuk duduk disitu. Saat Amel sedang menikmati makanannya, tiba-tiba terdengar suara kursi yang ditarik seseorang. Suara itu berasal dari kursi di depannya.

Amel mengangkat kepala, terlihat seseorang yang baru saja meletakkan makanan dan minuman di mejanya, lalu dengan santainya duduk di depan Amel tanpa berbicara apapun, seolah tidak ada orang di depannya.

"Triiiingg." Sendok Amel terjatuh ke lantai saat melihat siapa yang berada di depannya. Dia sangat terkejut dengan kedatangan orang tersebut sehingga tanpa sengaja menjatuhkannya. Orang itu adalah Rendi, cowok yang disukai oleh Amel.

Bersambung...

Terpopuler

Comments

Fiki Septiadi

Fiki Septiadi

lanjuuut 💪💪👍👍❤️❤️

2021-12-06

0

Ryosa

Ryosa

lanjut thor

2021-10-23

1

Edah J

Edah J

menarik nih ceritanya &setiap kalimat sdh tersusun sangat rapih
bagus Thor👍👍👍
tetap semangat author 💪💪💪

2021-10-01

0

lihat semua
Episodes
1 Terlambat
2 Pindahan
3 Salah Paham
4 Terus Bertemu
5 Pertolongan Rendi
6 Pingsan
7 Khawatir
8 Visual
9 Istirahat
10 Kecewa
11 Penjelasan
12 Siapa Dia..??
13 Pacar
14 Sedang apa mereka..?
15 Egois
16 Cemburu
17 Tidur Dimana..??
18 Ciuman Pertama
19 Jangan Pakai itu
20 Jauhi Dia
21 Emosi
22 Terluka
23 Tidak mau diganggu..
24 Membersihkan tubuhnya.
25 Menahan diri
26 Bertingkah Aneh
27 Pulang
28 Sulit dijangkau
29 Tidak boleh
30 Hanya pura-pura
31 Menyukai seseorang
32 Menangis
33 Posesif
34 Lupa
35 Anak Mama
36 Persetujuan Raka
37 Tidak ada kabar
38 Menghindar
39 Tidak mengijinkan pulang
40 Temani aku tidur
41 Panggilan Dari Ellenia
42 Aku tidak marah
43 Tidak Mau Jadi Tameng
44 Apa kau sangat mencintainya?
45 Sebuah Pengakuan
46 Mengobati
47 Berjanji
48 Pacar tampan yang posesif
49 Pemeriksaan
50 Calon istriku
51 Merahasiakan
52 Memperingatkan
53 Wanita di hati Rendi
54 Amel cemburu
55 Waspada
56 Permintaan Rendi
57 Devan
58 Jodoh Gue
59 Putus
60 Ijin dari Rendi
61 Membujuk Raka
62 Pemberian Mama Raka
63 Hidup selamanya bersamaku
64 Cincin tunangan dan pernikahan
65 Kekecewaan Rendi
66 Mempertahankan
67 Permintaan Maaf
68 Perubahan Sikap
69 Rendi Frustasi melihat Amel
70 Ujian berat untuk Rendi
71 Kuliah di luar negri
72 Bersikap Acuh
73 Kehidupan yang sulit
74 Menggunakan Kartu Rendi
75 Ruang ICU
76 Penyesalan Amel
77 Rendi Pingsan
78 Ketakutan Rendi
79 Minta Maaf
80 Kekecewaan Devan
81 Hati yang tersakiti
82 Perdebatan Sofi dan Raka
83 Perasaan Cemas
84 Menagih Janji
85 Permintaan
86 Memilih
87 Maksud Kedatangan Bianca
88 Membuat Masalah
89 Saling Menyakiti
90 Hilang Kendali
91 Keinginan Untuk Tetap Hidup
92 Masa Lalu Rendi
93 Masa Lalu Rendi Part 2
94 Meminta Ijin
95 Permintaan Terakhir Rendi
96 Menunggu Amel
97 Menangis Dalam Diam
98 Penjagaan Ketat
99 Pertemuan Terakhir
100 Meminta Bantuan
101 Kepergian Rendi
102 Perpisahan
103 Perpisahan Yang Menyakitkan (End Session 1)
104 Kehidupan Baru (Sesion 2)
105 Pertemuan Pertama dengan CEO (Sesion 2)
106 Peringatan Kenan (Sesion 2)
107 Pesan Rendi (Sesion 2)
108 Keinginan Devan (Sesion 2)
109 Tamparan Siska (Sesion 2)
110 Kemarahan Kenan (Sesion 2)
111 Perasaan Amel (Sesion 2)
112 Sekertaris Baru (Sesion 2)
113 Pertemuan Tidak Terduga (Sesion 2)
114 Gelisah (Sesion 2)
115 Meminta Penjelasan (Sesion 2)
116 Mencari Tahu (Sesion 2)
117 Pengorbanan Rendi (Sesion 2)
118 Kebenaran Sesungguhnya (Sesion 2)
119 Sikap Aneh Rendi (Sesion 2)
120 Pertemuan Devan dan Rendi (Sesion 2)
121 Dikerjai Rendi (Sesion 2)
122 Informasi dari Kenan (Sesion 2)
123 Harus Memilih (Sesion 2)
124 Kecemburuan Rendi (Sesion 2)
125 Aturan Rendi (Sesion 2)
126 Bimbang (Sesion 2)
127 Pesta Tuan Marco (Sesion 2)
128 Frustasi (Sesion 2)
129 Perasaan Rendi (Sesion 2)
130 Perasaan Rendi Part 2 (Sesion 2)
131 Lepas Kendali (Sesion 2)
132 Permintaan (Sesion 2)
133 Sofi (Sesion 2)
134 Rumah Raka (Sesion 2)
135 Kekesalan Raka. (Sesion 2)
136 Melindungi (Sesion 2)
137 Rencana Rendi (Sesion 2)
138 Keinginan Amel (Sesion 2)
139 Memberikan pengertian (Sesion 2)
140 Rencana Pernikahan (Sesion 2)
141 Pencarian Amel (Sesion 2)
142 Merebut Amel Kembali (Sesion 2)
143 Syarat Dari Devan (Sesion 2)
144 Membawa Amel Pergi (Sesion 2)
145 Kemarahan Ibu Rendi (Sesion 2)
146 Kebenaran Yang Terungkap (Sesion 2)
147 Persiapan Pernikahan (Sesion 2)
148 Meminta Ijin Raka (Sesion 2)
149 Gaun Pengantin
150 Apartemen Rendi
151 Lamaran
152 Membujuk Rendi
153 Nasehat Ibu
154 Tidak Ada Kabar
155 Keiginan Friska
156 Perpisahan
157 Pernikahan
158 Ucapan Selamat
159 Kamar Pengantin
160 Kebahagiaan Amel dan Rendi
161 Pagi Yang Indah
162 Suami Tampanku
163 Rencana Bulan Madu
164 Aku mencintaimu
165 Mencintaimu Juga
166 Menjadi Milliku
167 Aku Akan Menjagamu
168 Hubungan Baru
169 Pengganggu
170 Merajuk
171 Jatuh Cinta
172 Sosok Rendi
173 Suami Idaman
174 Persiapan Bulan Madu
175 Vila Private
176 Bibit Unggul
177 Berakhir
178 Bulan Madu Part 1
179 Bulan Madu Part 2
180 Bulan Madu Part 3
181 Memberi Hukuman
182 Menolong Ellen
183 Dia adalah Istriku..
184 Pesan Devan
185 Berakhir Sudah
186 Tidur Lagi
187 Mengkhawatirkannya
188 Lagi dan Lagi
189 Rencana Devan.
190 Kisah Devan
191 Belajar Merelakan
192 Salah Tingkah
193 Menemuinya
194 Saling Melepaskan
195 Saling Melepaskan Part 2
196 Sangat Mencintaimu
197 Lembaran Baru
198 Tamu Tak Diundang
199 Perubahan Raka
200 Perasaan Yang Sesungguhnya
201 Calon Istri Raka
202 Kepanikan Raka
203 Ijin Dari Rendi
204 Menjaga dan Merawatnya
205 Hanya Asumsimu
206 Menggodanya
207 Mengerjai Sofi
208 Pembicaraan Rahasia
209 Bertemu Mantan
210 Bukti
211 Keputusan Sofi
212 Pertemuan Tidak sengaja
213 Belum Ditakdirkan
214 Jawaban Sofi
215 Calon Istri Raka
216 Permintaan Amel
217 Melepas Rindu
218 Mantan Raka
219 Kehamilan Amel
220 Jawaban Orang Tua Sofi
221 Tentang Melepaskan dan Merelakan
222 Kecemburuan Sofi
223 Gerakan di Perut Amel
224 Antara Devan dan Kenan
225 Menawarkan Bantuan
226 Pengantin Baru
227 Akhir Bahagia (END)
228 Devan dan Friska (Bonus Chapter )
Episodes

Updated 228 Episodes

1
Terlambat
2
Pindahan
3
Salah Paham
4
Terus Bertemu
5
Pertolongan Rendi
6
Pingsan
7
Khawatir
8
Visual
9
Istirahat
10
Kecewa
11
Penjelasan
12
Siapa Dia..??
13
Pacar
14
Sedang apa mereka..?
15
Egois
16
Cemburu
17
Tidur Dimana..??
18
Ciuman Pertama
19
Jangan Pakai itu
20
Jauhi Dia
21
Emosi
22
Terluka
23
Tidak mau diganggu..
24
Membersihkan tubuhnya.
25
Menahan diri
26
Bertingkah Aneh
27
Pulang
28
Sulit dijangkau
29
Tidak boleh
30
Hanya pura-pura
31
Menyukai seseorang
32
Menangis
33
Posesif
34
Lupa
35
Anak Mama
36
Persetujuan Raka
37
Tidak ada kabar
38
Menghindar
39
Tidak mengijinkan pulang
40
Temani aku tidur
41
Panggilan Dari Ellenia
42
Aku tidak marah
43
Tidak Mau Jadi Tameng
44
Apa kau sangat mencintainya?
45
Sebuah Pengakuan
46
Mengobati
47
Berjanji
48
Pacar tampan yang posesif
49
Pemeriksaan
50
Calon istriku
51
Merahasiakan
52
Memperingatkan
53
Wanita di hati Rendi
54
Amel cemburu
55
Waspada
56
Permintaan Rendi
57
Devan
58
Jodoh Gue
59
Putus
60
Ijin dari Rendi
61
Membujuk Raka
62
Pemberian Mama Raka
63
Hidup selamanya bersamaku
64
Cincin tunangan dan pernikahan
65
Kekecewaan Rendi
66
Mempertahankan
67
Permintaan Maaf
68
Perubahan Sikap
69
Rendi Frustasi melihat Amel
70
Ujian berat untuk Rendi
71
Kuliah di luar negri
72
Bersikap Acuh
73
Kehidupan yang sulit
74
Menggunakan Kartu Rendi
75
Ruang ICU
76
Penyesalan Amel
77
Rendi Pingsan
78
Ketakutan Rendi
79
Minta Maaf
80
Kekecewaan Devan
81
Hati yang tersakiti
82
Perdebatan Sofi dan Raka
83
Perasaan Cemas
84
Menagih Janji
85
Permintaan
86
Memilih
87
Maksud Kedatangan Bianca
88
Membuat Masalah
89
Saling Menyakiti
90
Hilang Kendali
91
Keinginan Untuk Tetap Hidup
92
Masa Lalu Rendi
93
Masa Lalu Rendi Part 2
94
Meminta Ijin
95
Permintaan Terakhir Rendi
96
Menunggu Amel
97
Menangis Dalam Diam
98
Penjagaan Ketat
99
Pertemuan Terakhir
100
Meminta Bantuan
101
Kepergian Rendi
102
Perpisahan
103
Perpisahan Yang Menyakitkan (End Session 1)
104
Kehidupan Baru (Sesion 2)
105
Pertemuan Pertama dengan CEO (Sesion 2)
106
Peringatan Kenan (Sesion 2)
107
Pesan Rendi (Sesion 2)
108
Keinginan Devan (Sesion 2)
109
Tamparan Siska (Sesion 2)
110
Kemarahan Kenan (Sesion 2)
111
Perasaan Amel (Sesion 2)
112
Sekertaris Baru (Sesion 2)
113
Pertemuan Tidak Terduga (Sesion 2)
114
Gelisah (Sesion 2)
115
Meminta Penjelasan (Sesion 2)
116
Mencari Tahu (Sesion 2)
117
Pengorbanan Rendi (Sesion 2)
118
Kebenaran Sesungguhnya (Sesion 2)
119
Sikap Aneh Rendi (Sesion 2)
120
Pertemuan Devan dan Rendi (Sesion 2)
121
Dikerjai Rendi (Sesion 2)
122
Informasi dari Kenan (Sesion 2)
123
Harus Memilih (Sesion 2)
124
Kecemburuan Rendi (Sesion 2)
125
Aturan Rendi (Sesion 2)
126
Bimbang (Sesion 2)
127
Pesta Tuan Marco (Sesion 2)
128
Frustasi (Sesion 2)
129
Perasaan Rendi (Sesion 2)
130
Perasaan Rendi Part 2 (Sesion 2)
131
Lepas Kendali (Sesion 2)
132
Permintaan (Sesion 2)
133
Sofi (Sesion 2)
134
Rumah Raka (Sesion 2)
135
Kekesalan Raka. (Sesion 2)
136
Melindungi (Sesion 2)
137
Rencana Rendi (Sesion 2)
138
Keinginan Amel (Sesion 2)
139
Memberikan pengertian (Sesion 2)
140
Rencana Pernikahan (Sesion 2)
141
Pencarian Amel (Sesion 2)
142
Merebut Amel Kembali (Sesion 2)
143
Syarat Dari Devan (Sesion 2)
144
Membawa Amel Pergi (Sesion 2)
145
Kemarahan Ibu Rendi (Sesion 2)
146
Kebenaran Yang Terungkap (Sesion 2)
147
Persiapan Pernikahan (Sesion 2)
148
Meminta Ijin Raka (Sesion 2)
149
Gaun Pengantin
150
Apartemen Rendi
151
Lamaran
152
Membujuk Rendi
153
Nasehat Ibu
154
Tidak Ada Kabar
155
Keiginan Friska
156
Perpisahan
157
Pernikahan
158
Ucapan Selamat
159
Kamar Pengantin
160
Kebahagiaan Amel dan Rendi
161
Pagi Yang Indah
162
Suami Tampanku
163
Rencana Bulan Madu
164
Aku mencintaimu
165
Mencintaimu Juga
166
Menjadi Milliku
167
Aku Akan Menjagamu
168
Hubungan Baru
169
Pengganggu
170
Merajuk
171
Jatuh Cinta
172
Sosok Rendi
173
Suami Idaman
174
Persiapan Bulan Madu
175
Vila Private
176
Bibit Unggul
177
Berakhir
178
Bulan Madu Part 1
179
Bulan Madu Part 2
180
Bulan Madu Part 3
181
Memberi Hukuman
182
Menolong Ellen
183
Dia adalah Istriku..
184
Pesan Devan
185
Berakhir Sudah
186
Tidur Lagi
187
Mengkhawatirkannya
188
Lagi dan Lagi
189
Rencana Devan.
190
Kisah Devan
191
Belajar Merelakan
192
Salah Tingkah
193
Menemuinya
194
Saling Melepaskan
195
Saling Melepaskan Part 2
196
Sangat Mencintaimu
197
Lembaran Baru
198
Tamu Tak Diundang
199
Perubahan Raka
200
Perasaan Yang Sesungguhnya
201
Calon Istri Raka
202
Kepanikan Raka
203
Ijin Dari Rendi
204
Menjaga dan Merawatnya
205
Hanya Asumsimu
206
Menggodanya
207
Mengerjai Sofi
208
Pembicaraan Rahasia
209
Bertemu Mantan
210
Bukti
211
Keputusan Sofi
212
Pertemuan Tidak sengaja
213
Belum Ditakdirkan
214
Jawaban Sofi
215
Calon Istri Raka
216
Permintaan Amel
217
Melepas Rindu
218
Mantan Raka
219
Kehamilan Amel
220
Jawaban Orang Tua Sofi
221
Tentang Melepaskan dan Merelakan
222
Kecemburuan Sofi
223
Gerakan di Perut Amel
224
Antara Devan dan Kenan
225
Menawarkan Bantuan
226
Pengantin Baru
227
Akhir Bahagia (END)
228
Devan dan Friska (Bonus Chapter )

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!