Pingsan

Mereka masuk ke salah satu tempat makan yang ada di dalam di lantai 3. Mereka kemudian duduk di pojok lalu memesan makanan.

"Habis ini kita pulang langsung Bang?" tanya Amel pada Raka.

Raka menggangguk. "Iyaa, abang capek. Uda sore juga."

"Ya udah," jawab Amel.

Tidak lama kemudian makanan datang. Amel berdiri, berjalan ke wastafel untuk mencuci tangan.

Setelah selesai mencuci tangan, Amel berjalan keluar dari wastafel dan bermaksud kembali ke mejanya, tapi langkah kakinya terhenti saat matanya tidak sengaja menangkap sosok laki-laki yang dia sukai sedang duduk bersama dengan gadis cantik.

Terlihat Rendi sedang merangkul pundak gadis itu sesaat sebelum mengiris steak dan memberikan kepada gadis itu. Gadis itu terlihat berbicara sambil tersenyum manja kepada Rendi dan Rendi membalas senyuman gadis itu.

Seketika hati Amel sakit, tubuhnya langsung lemas melihat pemandangan itu. Dia berjalan cepat sambil menunduk, takut jika Rendi melihatnya. Sesampainya di meja, muka Amel jadi pucat.

Raka yang menyadari langsung bertanya, "Kenapa Mel, lo sakit?" tanya Raka sambil memegang dahi Amel.

"Nggak Bang, Amel cuma laper," jawab Amel cepat.

"Gue kira lo sakit, tapi muka lo kok pucet banget?" tanya Raka lagi.

"Belom makan dari pagi Bang," ucap Amel bohong.

"Kenapa nggak bilang dari tadi?" tanya Raka lagi.

"Takutnya kelamaan kalau nunggu Amel makan dulu," jawab Amel lagi.

"Ya udah buruan abisin. Habis ini kita langsung pulang," ujar Raka.

Amel buru-buru memasukkan makanan ke mulutnya supaya Raka tidak banyak tanya. Mereka makan dengan cepat tanpa suara.

Sementara di meja lainnya, Rendi sedang menatap tajam Amel tanpa berkedip. Sebenarnya Rendi sudah melihat Amel saat memasuki tempat makan itu. Rendi juga tahu kalau Amel melihatnya tadi, tapi Rendi pura-pura tidak tahu. Dia sengaja merangkul pundak gadis cantik di sebelahnya ketika Amel keluar dari wastafel.

Sebenarnya Rendi sedang makan dengan adik perempuannya. Rendi datang dengan Sofi dan ibunya. Karena ibuanya belum selesai berbelanja, mereka memutuskan untuk makan berdua saja sambil menunggu ibunya.

Sofi adalah siswi kelas 10, tapi berbeda sekolah dengan Rendi. Sofi bersekokah di International School, sekolah elite yang mahal. Sofi juga heran kenapa Rendi memilih bersekolah di SMA Dirgantara. Padahal, sekolah Sofi adalah sekolah terbaik. Meskipun sekolah Amel juga bagus, tapi sekolah Sofi sangat populer di Jakarta.

Sofi yang melihat kakaknya diam saja lalu bertanya, "Kakak ngeliatin siapa?" Sofi mengikuti arah pandangan kakaknya.

"Teman," jawab Rendi singkat.

"Teman satu sekolah?" tanya adiknya lagi.

"Iyaa." Rendi masih terus menatap ke arah Amel.

"Panggil aja Kak biar gabung sama kita," usul Sofi.

"Nggak perlu, kayaknya mereka lagi sibuk dan nggak mau diganggu," jawab Rendi dingin.

Sofi yang menyadari ada perubahan pada kakaknya, kemudian bertanya, "Kakak cemburu ya?"

Rendi mengalihkan pandangannya ke samping. "Nggak," jawab Rendi singkat.

"Mereka pacaran?" tanya Sofi melihat ke arah Amel dan Raka.

"Nggak tahu, tapi banyak yang bilang begitu," jawab Rendi malas.

"Siapa tahu mereka cuma temen," ucap Sofi lagi.

"Nggak tahu." Terlihat sekali kalau Rendi tidak mau membahas Amel dan Raka.

"Kalau Kakak suka, dikejar dong, jangan diem aja," saran sofi.

"Anak kecil enggak usah ikut campur!"

"Enak aja, Sofi ini udaj dewasa. nggak liat apa cantik gini mirip artis korea," ucap Sofi dengan percaya diri.

Rendi menatap malas pada adiknya. "Kamu lupa muka kita blasteran Jerman, jadi nggak mungkin kamu mirip artis korea," ejek Rendi.

"Bodo ah, Sofi sebal sama Kakak," ucap Sofi melipat tangannya di dada.

"Mendingan kita susul mama," ajak Rendi seraya berdiri dan berjalan meninggalkan tempat itu diikuti oleh Sofi di belakangnya.

Amel yang melihat kepergian Rendi dan gadis itu, terus menatap hingga bayangan Rendi menghilang.

"Lihat apa?" tanya Raka kepada Amel.

"Nggak lihat apa-apa. Pulang yuk Bang?" ajak Amel.

"Okee," jawab Raka singkat.

Mereka pun meninggalkan tempat makan itu, berjalan ke parkiran dan langsung pulang.

*********

Setelah pulang dari mall, Amel tiba di kosnya pukul 5 sore. Amel langsung mandi, kemudian merebahkan tubuhnya ke tempat tidur sambil memegang ponselnya.

Tiba-tiba terlintas bayangan Rendi bersama gadis itu. Ada perasaan sedikit tidak rela di hati Amel saat melihat Rendi bersama dengan gadis lain.

Sebenarnya Rendi mau dekat atau pacaran dengan siapapun itu adalah haknya. Hanya saja, Amel belum siap untuk menghilangkan perasaannya jika sampai nanti Rendi beneran sudah mempunyai pacar.

Amel hanya ingin dekat dengan Rendi. Walaupun sebagai teman atau sebagai kakak-adik seperti Amel dan Raka, itu pun sudah cukup bagi Amel. Semua hanyalah angan semata karena Rendi sulit untuk didekati. Amel tidak tahu harus mulai dari mana untuk bisa berkenalan langsung dengan Rendi. Amel selalu merasa gugup dan panas dingin bila bertemu dengan Rendi.

Amel bangun dari tempat tidur, berjalan ke meja belajar, dan mengambil salah satu novel kesukaannya. Setelah itu Amel berjalan ke tempat tidur lagi, menyenderkan kepalanya dengan bantal. Dia pun mulai membaca novel.

Amel sangat hobi membaca, kadang sampai lupa waktu, jam menunjukkan pukul 10 malam. Terlihat Amel terlelap sambil memegang buku novelnya. Mungkin Amel lelah seharian menemani Raka keliling Mall mencari kado.

********

Pagi hari Amel terbangun dan langsung mandi. Setelah itu, dia bersiap untuk ke sekolah. Tiba di kelas Amel pun langsung duduk di bangkunya. Tidak lama kemudian para sahabatnya pun datang.

"Amel, rajin banget dateng pagi" ucap Olive.

"Iya dong, sekarang tinggal lompat terus nyampe deeh," canda Amel.

"Wuuuu sombong! Mentang-mentang deket," ujar Lisa.

"Iya dong," jawab Amel.

"Uda pada sarapan belom?" Kali ini Bela yang bertanya.

"Belom," jawab ketiga sahabatnya.

"Kantin yuuk," ajak Bela.

"Yuuk mari, hahaha," jawab Lisa dan Olive sambil tertawa.

"Gue nggak ikut deh," tolak Amel.

Mereka seketika menoleh ke Amel. "Kenapa?" tanya mereka serempak.

"Nanti aja, pas jam istirahat," jawab Amel.

"Habis ini kan jam pelajaran olahraga Mel. Lo harus sarapan, nanti pingsan loh!" ucap Lisa.

"Kalian aja deh, gue lagi nggak selera makan," ujar Amel.

"Okee deeh, kita kantin dulu ya," ucap Bela. Mereka kemudian berjalan meninggalkan kelas setelah Amel menjawab.

Sebenarnya Amel merasa lapar karena dari semalem dia belum makan, tetapi dia takut bertemu dengan Rendi lagi kalau dia ikut sarapan di kantin bersama sahabatnya.

Perut Amel berbunyi, perutnya terasa sakit, maagnya mulai kambuh. Amel mencari obat maag di dalam tasnya. Amel selalu sedia obat maag di tasnya karena maagnya sering kali kambuh.

Setelah menemukan obat nya, Amel pun langsung meminumnya. Sambil menunggu bel masuk berbunyi, Amel memasang earphone ke telinganya dan memutar musik.

Raka yang melihat Amel duduk sendiri, segera menghampiri Amel dan duduk di sebelahnya. "Kok sendirian? Tiga curut pada ke mana?" tanya Raka seenaknya. Curut ada sebutan akrab Raka untuk ketiga temannya.

"Di kantin lagi sarapan."

"Kok nggak ikut bareng mereka?" tanya Raka lagi.

"Lagi diet," jawab Amel asal.

Raka memutar sedikit badannya, menghadap Amel. "Badan kurus kayak triplek aja sok diet," ejek Raka.

Amel menepuk dadanya. "Ini tuh bukan kurus Bang, tapi langsing."

"Sama aja, intinya nggak ada daging, cuma tulang doang," ucap Raka.

Amel yang tidak terima dibilang begitu lalu berkata, "Bedalah, gue ini langsing Bang. Uda gitu cantik, manis, imut lagi," celoteh Amel memuji diri sendiri.

"Mau muntah gue dengernya," ujar Raka.

"Jangan-jangan lo hamil, Bang," canda Amel sambil terkekeh.

"Kalau ngomong sembarang ya, minta dijitak," ucap Raka.

"Jangan dong. Kalau dikasih uang segepok baru mau," canda Amel.

"Nanti, nunggu gue kaya," ujar Raka.

"Lo kan uda kaya, Bang," balas Amel.

"Itu kan orang tua gue, bukan gue yang kaya," seru Raka.

"Sama aja, Abang kan anaknya."

Raka yang melihat Amel tidak memakai jam tangan yang kemarina lalu bertanya, "Jamnya ke mana, kok nggak dipake?"

Amel melirik sekilas ke tangannya. "Ada di kosan. Amel simpen di lemari bang. Sayang kalau dipake."

"Gue beliin tuh buat dipake, bukan untuk di simpen," omel Raka.

Amel mengangkat jempolnya seraya berkata, "Oke besok Amel pake."

"Ya sudah." Raka berdiri, mengacak rambut Amel lalu berjalan menuju mejanya.

Amel mematikan musik dan melepas earphonenya saat mendengar bel masuk berbunyi. Terlihat para sahabatnya memasuki kelas dan berjalan ke tempat duduk masing-masing.

Pak Anton, guru olahraga memasuki kelas. "Selamat pagi, anak-anak," sapa pak Anton.

"Pagi paaak!" jawab semua murid.

"Hari ini kita akan lari marathon mengelilingi lingkungan Yayasan Dirgantara. Kalau ada yang sakit, bisa ijin dari sekarang," jelas pak Anton.

"Iyaa pak!" jawab mereka serempak.

"Kalian boleh ganti baju olahraga. Setelah itu berkumpul di lapangan sekolah," perintah pak Anton lalu berjalan keluar kelas.

"Yuuk gaes kita ganti," ajak Olive.

"Mel, lo nggak ijin aja sama pak Anton, kan lo belom sarapan. Kita larinya jauh looh," ucap Lisa.

"Iyaa bener, ijin aja, Mel," timpal Bela.

"Nggakk usah deh, gue nggak apa-apa kok," tolak Amel mengeluarkan baju olahraganya dari tas.

"Ya udah kalau gitu, ayuuuk kita ganti," ajak Lisa.

Mereka pergi ke ruangan ganti bersama. Setelah selesai berganti baju, mereka berkumpul di lapangan sesuai arahan pak Anton.

Pak Anton langsung membawa semua murid keluar gerbang sekolah ke tempat start awal untuk lari marathon.

"Perhatian anak-anak, silahkan berbaris dengan rapi, buat 10 barisan," perintah pak Anton.

"Baik paaak!" jawab para murid, mereka membuat barisan sesuai instruksi pak Anton.

"Semua sudah siap?" tanya pak Anton

"Siap pak!" jawab mereka lagi.

"Setelah saya tiup pluit ini, baru kalian mulai lari," ucap pak Anton memberi aba-aba.

Prrriiiiiiiit..

Terdengar bunyi pluit, mereka pun langsung berlari. Setelah berlari cukup jauh, Amel berhenti sejenak, mengambil napas. Ketiga sahabatnya sudah berlari duluan dan tidak terlihat lagi.

Amel kembali berlari, setelah berlari selama beberapa menit, Amel kembali berhenti dan setelah tenaganya terkumpul, dia berlari lagi. Amel terlihat beberapa kali berhenti. Napasnya ngos-ngos-an, pandangannya berkunang-kunang.

Amel pun memperlambat larinya. Sementara yang lain justru mempercepat larinya supaya cepat sampai, termasuk ketiga temannya. Hanya beberapa orang saja yang berlari dengan santai dan Amel berada paling belakang.

Amel terus berlari sampai tiba di lingkungan kampus Dirgantara. Amel berhenti untuk mengambil napas. Dia sudah tidak sanggup lagi untuk berlari. Napasnya tidak beraturan dan kepalanya pusing. Amel memutuskan untuk istirahat sebentar.

Setelah dirasa cukup, Amel pun melanjutkan dengan berjalan saja karena sebentar lagi akan sampai di sekolah. Tepat di depan gerbang sekolah, Amel merasa badannya melayang, napasnya pendek dan kepalanya pusing.

Amel mencoba mengerjapkan matanya. Muncul bintik-bintik hitam dalam pandangannya, terlihat samar-samar bayangan seseorang berlari ke arahnya, tidak lama kemudian, pandangannya gelap dan Amel tak merasakan apa-apa lagi.

"Buuuggh." Amel jatuh pingsan.

Bersambung...

Terpopuler

Comments

Vina

Vina

sukaaa novelmu.thor...bahasanya mudah dpahami

2021-10-06

0

Adila Nisa Ardani

Adila Nisa Ardani

wow keren visualnya 👍👍

2021-09-18

2

lihat semua
Episodes
1 Terlambat
2 Pindahan
3 Salah Paham
4 Terus Bertemu
5 Pertolongan Rendi
6 Pingsan
7 Khawatir
8 Visual
9 Istirahat
10 Kecewa
11 Penjelasan
12 Siapa Dia..??
13 Pacar
14 Sedang apa mereka..?
15 Egois
16 Cemburu
17 Tidur Dimana..??
18 Ciuman Pertama
19 Jangan Pakai itu
20 Jauhi Dia
21 Emosi
22 Terluka
23 Tidak mau diganggu..
24 Membersihkan tubuhnya.
25 Menahan diri
26 Bertingkah Aneh
27 Pulang
28 Sulit dijangkau
29 Tidak boleh
30 Hanya pura-pura
31 Menyukai seseorang
32 Menangis
33 Posesif
34 Lupa
35 Anak Mama
36 Persetujuan Raka
37 Tidak ada kabar
38 Menghindar
39 Tidak mengijinkan pulang
40 Temani aku tidur
41 Panggilan Dari Ellenia
42 Aku tidak marah
43 Tidak Mau Jadi Tameng
44 Apa kau sangat mencintainya?
45 Sebuah Pengakuan
46 Mengobati
47 Berjanji
48 Pacar tampan yang posesif
49 Pemeriksaan
50 Calon istriku
51 Merahasiakan
52 Memperingatkan
53 Wanita di hati Rendi
54 Amel cemburu
55 Waspada
56 Permintaan Rendi
57 Devan
58 Jodoh Gue
59 Putus
60 Ijin dari Rendi
61 Membujuk Raka
62 Pemberian Mama Raka
63 Hidup selamanya bersamaku
64 Cincin tunangan dan pernikahan
65 Kekecewaan Rendi
66 Mempertahankan
67 Permintaan Maaf
68 Perubahan Sikap
69 Rendi Frustasi melihat Amel
70 Ujian berat untuk Rendi
71 Kuliah di luar negri
72 Bersikap Acuh
73 Kehidupan yang sulit
74 Menggunakan Kartu Rendi
75 Ruang ICU
76 Penyesalan Amel
77 Rendi Pingsan
78 Ketakutan Rendi
79 Minta Maaf
80 Kekecewaan Devan
81 Hati yang tersakiti
82 Perdebatan Sofi dan Raka
83 Perasaan Cemas
84 Menagih Janji
85 Permintaan
86 Memilih
87 Maksud Kedatangan Bianca
88 Membuat Masalah
89 Saling Menyakiti
90 Hilang Kendali
91 Keinginan Untuk Tetap Hidup
92 Masa Lalu Rendi
93 Masa Lalu Rendi Part 2
94 Meminta Ijin
95 Permintaan Terakhir Rendi
96 Menunggu Amel
97 Menangis Dalam Diam
98 Penjagaan Ketat
99 Pertemuan Terakhir
100 Meminta Bantuan
101 Kepergian Rendi
102 Perpisahan
103 Perpisahan Yang Menyakitkan (End Session 1)
104 Kehidupan Baru (Sesion 2)
105 Pertemuan Pertama dengan CEO (Sesion 2)
106 Peringatan Kenan (Sesion 2)
107 Pesan Rendi (Sesion 2)
108 Keinginan Devan (Sesion 2)
109 Tamparan Siska (Sesion 2)
110 Kemarahan Kenan (Sesion 2)
111 Perasaan Amel (Sesion 2)
112 Sekertaris Baru (Sesion 2)
113 Pertemuan Tidak Terduga (Sesion 2)
114 Gelisah (Sesion 2)
115 Meminta Penjelasan (Sesion 2)
116 Mencari Tahu (Sesion 2)
117 Pengorbanan Rendi (Sesion 2)
118 Kebenaran Sesungguhnya (Sesion 2)
119 Sikap Aneh Rendi (Sesion 2)
120 Pertemuan Devan dan Rendi (Sesion 2)
121 Dikerjai Rendi (Sesion 2)
122 Informasi dari Kenan (Sesion 2)
123 Harus Memilih (Sesion 2)
124 Kecemburuan Rendi (Sesion 2)
125 Aturan Rendi (Sesion 2)
126 Bimbang (Sesion 2)
127 Pesta Tuan Marco (Sesion 2)
128 Frustasi (Sesion 2)
129 Perasaan Rendi (Sesion 2)
130 Perasaan Rendi Part 2 (Sesion 2)
131 Lepas Kendali (Sesion 2)
132 Permintaan (Sesion 2)
133 Sofi (Sesion 2)
134 Rumah Raka (Sesion 2)
135 Kekesalan Raka. (Sesion 2)
136 Melindungi (Sesion 2)
137 Rencana Rendi (Sesion 2)
138 Keinginan Amel (Sesion 2)
139 Memberikan pengertian (Sesion 2)
140 Rencana Pernikahan (Sesion 2)
141 Pencarian Amel (Sesion 2)
142 Merebut Amel Kembali (Sesion 2)
143 Syarat Dari Devan (Sesion 2)
144 Membawa Amel Pergi (Sesion 2)
145 Kemarahan Ibu Rendi (Sesion 2)
146 Kebenaran Yang Terungkap (Sesion 2)
147 Persiapan Pernikahan (Sesion 2)
148 Meminta Ijin Raka (Sesion 2)
149 Gaun Pengantin
150 Apartemen Rendi
151 Lamaran
152 Membujuk Rendi
153 Nasehat Ibu
154 Tidak Ada Kabar
155 Keiginan Friska
156 Perpisahan
157 Pernikahan
158 Ucapan Selamat
159 Kamar Pengantin
160 Kebahagiaan Amel dan Rendi
161 Pagi Yang Indah
162 Suami Tampanku
163 Rencana Bulan Madu
164 Aku mencintaimu
165 Mencintaimu Juga
166 Menjadi Milliku
167 Aku Akan Menjagamu
168 Hubungan Baru
169 Pengganggu
170 Merajuk
171 Jatuh Cinta
172 Sosok Rendi
173 Suami Idaman
174 Persiapan Bulan Madu
175 Vila Private
176 Bibit Unggul
177 Berakhir
178 Bulan Madu Part 1
179 Bulan Madu Part 2
180 Bulan Madu Part 3
181 Memberi Hukuman
182 Menolong Ellen
183 Dia adalah Istriku..
184 Pesan Devan
185 Berakhir Sudah
186 Tidur Lagi
187 Mengkhawatirkannya
188 Lagi dan Lagi
189 Rencana Devan.
190 Kisah Devan
191 Belajar Merelakan
192 Salah Tingkah
193 Menemuinya
194 Saling Melepaskan
195 Saling Melepaskan Part 2
196 Sangat Mencintaimu
197 Lembaran Baru
198 Tamu Tak Diundang
199 Perubahan Raka
200 Perasaan Yang Sesungguhnya
201 Calon Istri Raka
202 Kepanikan Raka
203 Ijin Dari Rendi
204 Menjaga dan Merawatnya
205 Hanya Asumsimu
206 Menggodanya
207 Mengerjai Sofi
208 Pembicaraan Rahasia
209 Bertemu Mantan
210 Bukti
211 Keputusan Sofi
212 Pertemuan Tidak sengaja
213 Belum Ditakdirkan
214 Jawaban Sofi
215 Calon Istri Raka
216 Permintaan Amel
217 Melepas Rindu
218 Mantan Raka
219 Kehamilan Amel
220 Jawaban Orang Tua Sofi
221 Tentang Melepaskan dan Merelakan
222 Kecemburuan Sofi
223 Gerakan di Perut Amel
224 Antara Devan dan Kenan
225 Menawarkan Bantuan
226 Pengantin Baru
227 Akhir Bahagia (END)
228 Devan dan Friska (Bonus Chapter )
Episodes

Updated 228 Episodes

1
Terlambat
2
Pindahan
3
Salah Paham
4
Terus Bertemu
5
Pertolongan Rendi
6
Pingsan
7
Khawatir
8
Visual
9
Istirahat
10
Kecewa
11
Penjelasan
12
Siapa Dia..??
13
Pacar
14
Sedang apa mereka..?
15
Egois
16
Cemburu
17
Tidur Dimana..??
18
Ciuman Pertama
19
Jangan Pakai itu
20
Jauhi Dia
21
Emosi
22
Terluka
23
Tidak mau diganggu..
24
Membersihkan tubuhnya.
25
Menahan diri
26
Bertingkah Aneh
27
Pulang
28
Sulit dijangkau
29
Tidak boleh
30
Hanya pura-pura
31
Menyukai seseorang
32
Menangis
33
Posesif
34
Lupa
35
Anak Mama
36
Persetujuan Raka
37
Tidak ada kabar
38
Menghindar
39
Tidak mengijinkan pulang
40
Temani aku tidur
41
Panggilan Dari Ellenia
42
Aku tidak marah
43
Tidak Mau Jadi Tameng
44
Apa kau sangat mencintainya?
45
Sebuah Pengakuan
46
Mengobati
47
Berjanji
48
Pacar tampan yang posesif
49
Pemeriksaan
50
Calon istriku
51
Merahasiakan
52
Memperingatkan
53
Wanita di hati Rendi
54
Amel cemburu
55
Waspada
56
Permintaan Rendi
57
Devan
58
Jodoh Gue
59
Putus
60
Ijin dari Rendi
61
Membujuk Raka
62
Pemberian Mama Raka
63
Hidup selamanya bersamaku
64
Cincin tunangan dan pernikahan
65
Kekecewaan Rendi
66
Mempertahankan
67
Permintaan Maaf
68
Perubahan Sikap
69
Rendi Frustasi melihat Amel
70
Ujian berat untuk Rendi
71
Kuliah di luar negri
72
Bersikap Acuh
73
Kehidupan yang sulit
74
Menggunakan Kartu Rendi
75
Ruang ICU
76
Penyesalan Amel
77
Rendi Pingsan
78
Ketakutan Rendi
79
Minta Maaf
80
Kekecewaan Devan
81
Hati yang tersakiti
82
Perdebatan Sofi dan Raka
83
Perasaan Cemas
84
Menagih Janji
85
Permintaan
86
Memilih
87
Maksud Kedatangan Bianca
88
Membuat Masalah
89
Saling Menyakiti
90
Hilang Kendali
91
Keinginan Untuk Tetap Hidup
92
Masa Lalu Rendi
93
Masa Lalu Rendi Part 2
94
Meminta Ijin
95
Permintaan Terakhir Rendi
96
Menunggu Amel
97
Menangis Dalam Diam
98
Penjagaan Ketat
99
Pertemuan Terakhir
100
Meminta Bantuan
101
Kepergian Rendi
102
Perpisahan
103
Perpisahan Yang Menyakitkan (End Session 1)
104
Kehidupan Baru (Sesion 2)
105
Pertemuan Pertama dengan CEO (Sesion 2)
106
Peringatan Kenan (Sesion 2)
107
Pesan Rendi (Sesion 2)
108
Keinginan Devan (Sesion 2)
109
Tamparan Siska (Sesion 2)
110
Kemarahan Kenan (Sesion 2)
111
Perasaan Amel (Sesion 2)
112
Sekertaris Baru (Sesion 2)
113
Pertemuan Tidak Terduga (Sesion 2)
114
Gelisah (Sesion 2)
115
Meminta Penjelasan (Sesion 2)
116
Mencari Tahu (Sesion 2)
117
Pengorbanan Rendi (Sesion 2)
118
Kebenaran Sesungguhnya (Sesion 2)
119
Sikap Aneh Rendi (Sesion 2)
120
Pertemuan Devan dan Rendi (Sesion 2)
121
Dikerjai Rendi (Sesion 2)
122
Informasi dari Kenan (Sesion 2)
123
Harus Memilih (Sesion 2)
124
Kecemburuan Rendi (Sesion 2)
125
Aturan Rendi (Sesion 2)
126
Bimbang (Sesion 2)
127
Pesta Tuan Marco (Sesion 2)
128
Frustasi (Sesion 2)
129
Perasaan Rendi (Sesion 2)
130
Perasaan Rendi Part 2 (Sesion 2)
131
Lepas Kendali (Sesion 2)
132
Permintaan (Sesion 2)
133
Sofi (Sesion 2)
134
Rumah Raka (Sesion 2)
135
Kekesalan Raka. (Sesion 2)
136
Melindungi (Sesion 2)
137
Rencana Rendi (Sesion 2)
138
Keinginan Amel (Sesion 2)
139
Memberikan pengertian (Sesion 2)
140
Rencana Pernikahan (Sesion 2)
141
Pencarian Amel (Sesion 2)
142
Merebut Amel Kembali (Sesion 2)
143
Syarat Dari Devan (Sesion 2)
144
Membawa Amel Pergi (Sesion 2)
145
Kemarahan Ibu Rendi (Sesion 2)
146
Kebenaran Yang Terungkap (Sesion 2)
147
Persiapan Pernikahan (Sesion 2)
148
Meminta Ijin Raka (Sesion 2)
149
Gaun Pengantin
150
Apartemen Rendi
151
Lamaran
152
Membujuk Rendi
153
Nasehat Ibu
154
Tidak Ada Kabar
155
Keiginan Friska
156
Perpisahan
157
Pernikahan
158
Ucapan Selamat
159
Kamar Pengantin
160
Kebahagiaan Amel dan Rendi
161
Pagi Yang Indah
162
Suami Tampanku
163
Rencana Bulan Madu
164
Aku mencintaimu
165
Mencintaimu Juga
166
Menjadi Milliku
167
Aku Akan Menjagamu
168
Hubungan Baru
169
Pengganggu
170
Merajuk
171
Jatuh Cinta
172
Sosok Rendi
173
Suami Idaman
174
Persiapan Bulan Madu
175
Vila Private
176
Bibit Unggul
177
Berakhir
178
Bulan Madu Part 1
179
Bulan Madu Part 2
180
Bulan Madu Part 3
181
Memberi Hukuman
182
Menolong Ellen
183
Dia adalah Istriku..
184
Pesan Devan
185
Berakhir Sudah
186
Tidur Lagi
187
Mengkhawatirkannya
188
Lagi dan Lagi
189
Rencana Devan.
190
Kisah Devan
191
Belajar Merelakan
192
Salah Tingkah
193
Menemuinya
194
Saling Melepaskan
195
Saling Melepaskan Part 2
196
Sangat Mencintaimu
197
Lembaran Baru
198
Tamu Tak Diundang
199
Perubahan Raka
200
Perasaan Yang Sesungguhnya
201
Calon Istri Raka
202
Kepanikan Raka
203
Ijin Dari Rendi
204
Menjaga dan Merawatnya
205
Hanya Asumsimu
206
Menggodanya
207
Mengerjai Sofi
208
Pembicaraan Rahasia
209
Bertemu Mantan
210
Bukti
211
Keputusan Sofi
212
Pertemuan Tidak sengaja
213
Belum Ditakdirkan
214
Jawaban Sofi
215
Calon Istri Raka
216
Permintaan Amel
217
Melepas Rindu
218
Mantan Raka
219
Kehamilan Amel
220
Jawaban Orang Tua Sofi
221
Tentang Melepaskan dan Merelakan
222
Kecemburuan Sofi
223
Gerakan di Perut Amel
224
Antara Devan dan Kenan
225
Menawarkan Bantuan
226
Pengantin Baru
227
Akhir Bahagia (END)
228
Devan dan Friska (Bonus Chapter )

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!