Terus Bertemu

Sudah beberapa hari Amel mencari keberadaan Rendi yang tidak pernah muncul. Biasanya Amel pasti masih bisa melihatnya meskipun dari kejauhan. Tidak melihatnya selama seminggu lebih membuat Amel menjadi lesu dan tidak bersemangat.

Selesai makan di kantin bersama dengan ketiga temannya. Amel memutuskan untuk ke perpusatakaan. Seperti biasa, suasana perpustakaan nampak sepi dan tenang. Terlihat beberapa siswa memasuki ruang perpustakaan bersama dengan dirinya.

Amel memutuskan untuk duduk di meja yang berada di sudut ruangan. Amel meletakkan buku yang sudah dia ambil tadi di meja lalu membacanya. Lelah membaca, Amel membanamkan wajahnya di atas meja kemudian memejamkan matanya sejenak.

Tidak lama kemudian Amel mendengar suara kursi yang ditarik dan dia pun langsung mengangkat kepalanya menatap laki-laki tampan yang terlihat sudah duduk di depannya. Rendi, orang yang selama beberapa hari ini selalu dia cari keberadaannya saat ini dengan santainya duduk di depannya.

Amel buru-buru duduk tegak, membenarkan rambutnya. Gerakan Amel yang cepat berhasil menarik perhatian Rendi. Amel buru-buru menunduk ketika melihat tatapan dalam Rendi yang seolah bisa menembus langsung ke hatinya. Melihat Amel menunduk dan berpura-pura tidak melihatnya, Rendi kembali melanjutkan kegiatannya.

Jantung Amel tidak hentinya berdebar tidak karuan ketika sedang duduk berhadapan dengan Rendi. Meskipun Rendi terlihat cuek, tetapi tetap saja bisa membuatnya salah tingkah.

Diam-diam, Amel terus memperhatikan Rendi yang terlihat sedang serius menulis. Nampak kalau kehadiran Amel seperti tidak berpengaruh sedikit pun padanya. Amel kemudian meraih ponselnya dari saku lalu mengambil foto Rendi tanpa sepengetahuannya.

Sebenarnya Amel merasa bingung, kenapa Rendi duduk di depannya, padahal banyak kursi yang kosong di meja yang lainnya. Mengingat kejadian saat di kantin itu, Amel tidak berani bertanya lagi pada Rendi karena takut dia akan marah seperti kejadian saat di kantin waktu itu.

"Apa ada yang aneh sama muka gue?" Rendi akhirnya membuka suaranya sambil menatap datar pada Amel.  Meskipun Rendi sedang fokus mengerjakan tugas, tapi dia tahu kalau Amel sedari tadi mencuri pandang ke arahnya.

Amel membeku sesaat, beberapa detik kemudian dia tersenyum dengan kaku. "Nggak Kak, Aku cuma... cuma...." Amel bingung mencari alasan yang terdengar masuk akal di telinga Rendi. Dia tidak mau kalau sampai Rendi tahu kalau dia menatapnya sedari tadi.

"Cuma apa?" Rendi memajukan tubuhnya, menatap Amel dari jarak dekat.

Gerakan tiba-tiba Rendi itu membuat Amel terkejut dan membeku dan seketika refleks menahan napasnya. Beberapa detik kemudian, Amel berusaha mengumpulkan keberaniannya dan menatap mata jernih Rendi. "Maaf Kak. Aku nggak bermaksud membuat Kakak risih."

Rendi menatap kedua bola mata Amel bergantian lalu berkata, "Lo suka sama gue?"

Amel merasakan perubahan suhu pada punggungnya dari dingin menjadi panas saat mendengar pertanyaan Rendi. "Aku... sebenarnya aku...."

"Aku apa?" tanya Rendi tidak sabar, "nggak suka sama gue?"

Sebelum Amel menyelesaikan ucapannya, dari arah belakang Rendi terdengar seseorang memanggilnya. "Ren, ternyata lo di sini." Nampak lelaki tampan mendekati meja Amel dan Rendi.

"Kenapa?" Rendi menarik tubuhnya ke belakang menjauhkan dari Amel lalu menoleh ke belakang.

"Dicariin bu Susi," jawab Fadil. Ketika Fadil melihat wanita yang sedang duduk satu meja dengan Rendi, dia sedikit terkejut.

"Looh, Amel di sini juga?" Fadil nampak heran ketika melihat Amel berada di depannya Rendi. Setahu Fadil, Rendi tidak akrab dengan Amel bahkan mereka tidak saling mengenal.

Amel tersenyum lebar ke arah Fadil. "Iyaa, Kak."

"Tumben sendirian, yang lainnya mana?"

Rendi menyandarkan tubuhnya ke kursi dengan wajahnya malas ketika melihat Fadil justru malah mengobrol sangat akrab dengan Amel. "Ada di kelas, Kak."

Fadil manggut-manggut. "Tadi lo dicariin Raka, Mel." Kebetulan Fadil mendengar ucapan Raka yang sedang menanyakan keberadaan Amel pada teman sekelas mereka saat Fadil akan ke perpustakaan.

Amel seketika melirik pada Rendi. Pria yang ada di depannya itu nampak masih tenang hanya tatapannya saja seperti bergejolak, seperti tidak senang mendengar ucapan Fadil. Itulah yang Amel tangkap ketika dia bertatapan dengan Rendi sebentar. "Iyaa Kak, kalau gitu Amel pergi dulu."

Fadil mengangguk dan Amel pun segera berlalu dari hadapan Rendi dan Fadil. Tanpa dia tahu ada tatapan sedingin es yang sedang mengikuti tubuhnya ketika melangkah keluar perpustakaan.

********

"Mel, kantin yuk?" Raka yang baru saja masuk kelas langsung menghampiri Amel yang sedang duduk sendirian di bangku belakang. Hari ini Raka memang datang lebih pagi dari biasanya. Karena belum sarapan, dia akhirnya mengajak Amel untuk sarapan bersama.

"Tumben Bang sarapan di sekolah?" Raka memang jarang sekali sarapan di kantin. Dia terbiasa sarapan dari rumah sebelum berangkat sekolah.

"Iyaa, lagi pengen makan bareng ayang," goda Raka sambil tersenyum genit ke arah Amel.

"Ayang..ayang, didengar Nita baru tau rasa. Nanti kalau putus aja baru nyalahin Amel," ujar Amel dengan wajah sewot.

Raka terkekeh mendengar gerutuan Amel. "Tambah manis deh kalau lagi sewot gitu." Sudah menjadi kebiasaan Raka menggoda Amel setiap hari.

"Nggak ada uang receh."

Raka memencet hidung Amel saat melihat wajah kesal Amel dan langsung mendapatkan omelan dari Amel. "Udaah yuk buruan, nanti keburu bel masuk." Raka menarik tangan Amel menuju kantin.

Saat tiba di kantin tatapan Amel kembali bertemu dengan tatapan tajam dan dingin milik Rendi. Amel merasa belakangan ini dia sering sekali tidak sengaja bertemu dengan Rendi, entah di perpustakaan, di kantin, di gerbang sekolah saat berangkat sekolah, pulang sekolah dan di tempat lainnya.

Selama 2 minggu ini dia selalu saja bertemu dan berpapasan dengan Rendi, meskipun begitu Amel tetap saja tidak berani untuk menyapa Rendi duluan. Bahkan meskipun mereka tergabung dalam club yang sama, Amel tidak pernah berani mengajak Rendi berbicara lebih dahulu, jika Rendi tidak bertanya duluan padanya.

Amel memang sengaja bergabung dalam Japanese Club yang diketuai oleh Rendi hanya untuk melihatnya lebih sering. Seperti yang diketahui banyak orang kalau Rendi memiliki keturunan darah Jepang, orang tua dari ibunya berasal dari Jepang sehingga Rendi menguasai bahasa Jepang dengan baik.

"Kenapa?" Raka menoleh dengan wajah bingung ketika melihat Amel nampak sempat berhenti sesaat.

Amel menggeleng. "Nggak apa-apa, Bang." Amel memalingkan wajahnya menghindari tatapan tajam dari Rendi.

"Kayaknya kak Rendi benci sama gue. Tiap ngeliat gue matanya tajem banget," batin Amel seraya menghela napas panjang.

Amel dan Raka duduk tidak jauh dari tempat duduk yang di duduki oleh Rendi. "Tunggu di sini, gue pesenin makan dulu."

Raka berdiri setelah melihat anggukan Amel. Selama menunggu Raka, Amel mengecek ponselnya, dia tidak berani lagi menatap ke arah Rendi setelah mendapatkan tatapan dingin darinya. Setelah memesan makanan, Raka kembali ke mejanya.

"Mel, mama nanyain kapan ke rumah. Katanya kangen sama calon mantu soalnya uda lama lo nggak dateng ke rumah."

Raka membuka obrolan sambil menunggu pesanan mereka datang. Mendengar hal itu, seketika Amel menatap ke depan, tepat ke arah Rendi. Entah kenapa dia takut kalau Rendi akan salah paham setelah mendengar perkataan Raka. Ucapan Raka terdengar seperti mereka memang berpacaran.

Ketika tatapan mereka bertemu Amel merasa tubuhnya membeku. Tatapan Rendi terlihat tajam. Entah itu perasaan Amel atau halunasinya saja, Rendi terlihat marah dan seperti tidak suka padanya. Beberapa detik kemudian Amel langsung menunduk tidak berani menatap Rendi lagi.

"Mel, kok malah diem? Ditanyain juga dari tadi." Amel seketika mengangkat kepalanya. "Iyaa, Bang. Hari sabtu aja Amel ke sana."

"Yaa udah, sekalian kita kencan ya?" gurau Raka sambil tersenyum genit padanya.

Amel kembali melirik pada Rendi. Tatapannya masih sama dan terlihat makan dengan wajah tak acuh. Saat Amel akan menimpali ucapan Raka, pegawai kantin datang membawa pesanan mereka sehingga dia kembali menutup mulutnya.

**********

Saat Amel sedang berada di kelasnya. Ada murid perempuan dari kelas lain yang menghampiri Amel. "Mel, nanti pulang sekolah kita kumpul di kelas kak Rendi ya. Kak Rendi mau kasih arahan," ucap siswi perempuan yang bernama Salsa itu.

"Oke, makasih ya." Salsa mengangguk lalu keluar dari kelas Amel.

Sebenarnya Amel tidak mau datang karena masih takut untuk bertemu dengan Rendi. Dia merasa akhir-akhir ini Rendi sering menatap tidak suka padanya. Itu membuat Amel tidak berani menampakkan wajahnya di depan Rendi, tapi mau tidak mau dia tetap harus datang karena tidak ingin kalau kak Rendi menilai buruk dirinya.

Sepulang sekolah, teman-teman Amel pulang lebih dulu. Mereka memang tidak ikut club yang sama dengan Amel karena mereka bilang tidak sanggup mempelajari bahasa Jepang yang terkenal sulit itu. Akhirnya, Amel pun masuk ke club itu sendirian ketika pendaftaran dibuka.

Sebelum memasuki ruangan, Amel berdiri cukup lama di depan pintu kelas Rendi yang tertutup. Beberapa kali dia menarik napas dalam-dalam dan menghela napasnya panjang hanya untuk memberikan keberanian pada dirinya.

Semua teman satu clubnya sudah berada di dalam dan hanya Amel dan Rendi yang belum datang. Ketika Amel sedang menarik napas panjang, dari arah belakang datang seseorang dan berbisik padanya, "Kenapa lo dari tadi cuma berdiri di sini, bukannya masuk? Apa lo udah nggak mau menjadi anggota club ini?"

Mendengar hal itu, Amel seketika menoleh. Karena terkejut melihat wajah Rendi yang bergitu dekat dengannya, Amel refleks mundur beberapa langkah dan hampir terjatuh jika tidak ditangkap oleh Rendi.

"Apa muka gue nakutin sampe bikin lo kaget?" tanya Rendi dengan wajah datar sambil mendekatkan wajahnya pada Amel. Jarak mereka cukup dekat. Jika dilihat dari sudut lain seperti Rendi nampak sedang memeluknya.

Amel tertegun sesaat dan baru menyadari kalau saat ini Rendi sedang memegang pinggangnya dengan tangan kiri untuk menahan tubuhnya agar dia tidak terjatuh. Buru-buru Amel melepaskan diri dari Rendi karena takut Rendi akan marah padanya.

"Maaf Kak, Amel cuma kaget, Amel kira tadi...."

"Lo kira gue Raka?" Rendi langsung memotong ucapan Amel dengan wajah dingin.

"Bukan Kak, bukan itu maksud Amel."

"Masuk, yang lain udah pada nunggu dari tadi." Rendi terlihat tidak peduli dengan alasan Amel. Dia mendorong pintu kelasnya lalu masuk ke dalam lebih dulu kemudian disusul oleh Amel.

Selama di dalam, Amel lebih banyak diam. Dia hanya mendengarkan Rendi berbicara. Dia tidak berbicara jika tidak ditanya. Amel terus menatap Amel tanpa berkedip. Meskipun Rendi sedari tadi sibuk menjelaskan, tapi dia menyadari kalau Amel sedang melamun sambil menatapnya.

"Amelia Putri, sebenarnya apa yang lo pikirin sampai lo nggak fokus dari tadi? Apa lo pikir gue robot yang lagi bicara." Amel kembali terkejut ketika melihat Rendi sudah berada di depan mejanya sambil membungkuk menatapnya dari jarak dekat.

Amel menoleh kanan kiri dan melihat kelas sudah kosong. Semua temannya sudah keluar dari kelas dan hanya meninggalkan dia dan Rendi saja. "Maaf, Kak." Hanya kata itu yang mampu Amel ucapkan saat melihat tatapan datar dari Rendi.

"Kalau lo udah enggak mau gabung di club ini, lo bisa keluar. Percuma lo dateng ke sini, tapi pikiran lo ada di tempat lain," ucap Rendi ketus.

"Bukan gitu, Kak. Aku masih mau gabung ke club ini," ujar Amel dengan kepala tertunduk, "yang aku pikiran tadi bukan Raka, tapi Kakak," terang Amel lirih.

"Lo bilang apa tadi?" Rendi semakin memajukan tubuhnya ke depan, untuk memperjelas pendengarannya.

"Bukan apa-apa, Kak," jawab Amel sambil menggeleng. Beruntung Rendi tidak mendengar ucapan terakhirnya, kalau tidak, mau di taruh di mana mukanya? Dia nggak akan berani muncul lagi di depan Rendi kalau sampai dia mendengar ucapannya tadi.

"Gue nggak suka lo mikirin orang lain disaat gue lagi bicara." Tatapan dalam Rendi membuat Amel menjadi salah tingkah.

"Iyaa, Kak. Aku ngerti."

Siapa juga yang mikirin orang lain, aku akan mikirkan Kakak, batin Amel

Bersambung....

Terpopuler

Comments

buk e irul

buk e irul

belum di ungkapin dah cembokur 🤣🤣🤣

2021-10-05

0

Juniarty Sigalingging

Juniarty Sigalingging

kata2 yg bagus n mudah dipahami

lanjut thot😁😁

2021-10-02

0

Edah J

Edah J

komen nya,,,,,like like like 😘😘😘

2021-10-01

0

lihat semua
Episodes
1 Terlambat
2 Pindahan
3 Salah Paham
4 Terus Bertemu
5 Pertolongan Rendi
6 Pingsan
7 Khawatir
8 Visual
9 Istirahat
10 Kecewa
11 Penjelasan
12 Siapa Dia..??
13 Pacar
14 Sedang apa mereka..?
15 Egois
16 Cemburu
17 Tidur Dimana..??
18 Ciuman Pertama
19 Jangan Pakai itu
20 Jauhi Dia
21 Emosi
22 Terluka
23 Tidak mau diganggu..
24 Membersihkan tubuhnya.
25 Menahan diri
26 Bertingkah Aneh
27 Pulang
28 Sulit dijangkau
29 Tidak boleh
30 Hanya pura-pura
31 Menyukai seseorang
32 Menangis
33 Posesif
34 Lupa
35 Anak Mama
36 Persetujuan Raka
37 Tidak ada kabar
38 Menghindar
39 Tidak mengijinkan pulang
40 Temani aku tidur
41 Panggilan Dari Ellenia
42 Aku tidak marah
43 Tidak Mau Jadi Tameng
44 Apa kau sangat mencintainya?
45 Sebuah Pengakuan
46 Mengobati
47 Berjanji
48 Pacar tampan yang posesif
49 Pemeriksaan
50 Calon istriku
51 Merahasiakan
52 Memperingatkan
53 Wanita di hati Rendi
54 Amel cemburu
55 Waspada
56 Permintaan Rendi
57 Devan
58 Jodoh Gue
59 Putus
60 Ijin dari Rendi
61 Membujuk Raka
62 Pemberian Mama Raka
63 Hidup selamanya bersamaku
64 Cincin tunangan dan pernikahan
65 Kekecewaan Rendi
66 Mempertahankan
67 Permintaan Maaf
68 Perubahan Sikap
69 Rendi Frustasi melihat Amel
70 Ujian berat untuk Rendi
71 Kuliah di luar negri
72 Bersikap Acuh
73 Kehidupan yang sulit
74 Menggunakan Kartu Rendi
75 Ruang ICU
76 Penyesalan Amel
77 Rendi Pingsan
78 Ketakutan Rendi
79 Minta Maaf
80 Kekecewaan Devan
81 Hati yang tersakiti
82 Perdebatan Sofi dan Raka
83 Perasaan Cemas
84 Menagih Janji
85 Permintaan
86 Memilih
87 Maksud Kedatangan Bianca
88 Membuat Masalah
89 Saling Menyakiti
90 Hilang Kendali
91 Keinginan Untuk Tetap Hidup
92 Masa Lalu Rendi
93 Masa Lalu Rendi Part 2
94 Meminta Ijin
95 Permintaan Terakhir Rendi
96 Menunggu Amel
97 Menangis Dalam Diam
98 Penjagaan Ketat
99 Pertemuan Terakhir
100 Meminta Bantuan
101 Kepergian Rendi
102 Perpisahan
103 Perpisahan Yang Menyakitkan (End Session 1)
104 Kehidupan Baru (Sesion 2)
105 Pertemuan Pertama dengan CEO (Sesion 2)
106 Peringatan Kenan (Sesion 2)
107 Pesan Rendi (Sesion 2)
108 Keinginan Devan (Sesion 2)
109 Tamparan Siska (Sesion 2)
110 Kemarahan Kenan (Sesion 2)
111 Perasaan Amel (Sesion 2)
112 Sekertaris Baru (Sesion 2)
113 Pertemuan Tidak Terduga (Sesion 2)
114 Gelisah (Sesion 2)
115 Meminta Penjelasan (Sesion 2)
116 Mencari Tahu (Sesion 2)
117 Pengorbanan Rendi (Sesion 2)
118 Kebenaran Sesungguhnya (Sesion 2)
119 Sikap Aneh Rendi (Sesion 2)
120 Pertemuan Devan dan Rendi (Sesion 2)
121 Dikerjai Rendi (Sesion 2)
122 Informasi dari Kenan (Sesion 2)
123 Harus Memilih (Sesion 2)
124 Kecemburuan Rendi (Sesion 2)
125 Aturan Rendi (Sesion 2)
126 Bimbang (Sesion 2)
127 Pesta Tuan Marco (Sesion 2)
128 Frustasi (Sesion 2)
129 Perasaan Rendi (Sesion 2)
130 Perasaan Rendi Part 2 (Sesion 2)
131 Lepas Kendali (Sesion 2)
132 Permintaan (Sesion 2)
133 Sofi (Sesion 2)
134 Rumah Raka (Sesion 2)
135 Kekesalan Raka. (Sesion 2)
136 Melindungi (Sesion 2)
137 Rencana Rendi (Sesion 2)
138 Keinginan Amel (Sesion 2)
139 Memberikan pengertian (Sesion 2)
140 Rencana Pernikahan (Sesion 2)
141 Pencarian Amel (Sesion 2)
142 Merebut Amel Kembali (Sesion 2)
143 Syarat Dari Devan (Sesion 2)
144 Membawa Amel Pergi (Sesion 2)
145 Kemarahan Ibu Rendi (Sesion 2)
146 Kebenaran Yang Terungkap (Sesion 2)
147 Persiapan Pernikahan (Sesion 2)
148 Meminta Ijin Raka (Sesion 2)
149 Gaun Pengantin
150 Apartemen Rendi
151 Lamaran
152 Membujuk Rendi
153 Nasehat Ibu
154 Tidak Ada Kabar
155 Keiginan Friska
156 Perpisahan
157 Pernikahan
158 Ucapan Selamat
159 Kamar Pengantin
160 Kebahagiaan Amel dan Rendi
161 Pagi Yang Indah
162 Suami Tampanku
163 Rencana Bulan Madu
164 Aku mencintaimu
165 Mencintaimu Juga
166 Menjadi Milliku
167 Aku Akan Menjagamu
168 Hubungan Baru
169 Pengganggu
170 Merajuk
171 Jatuh Cinta
172 Sosok Rendi
173 Suami Idaman
174 Persiapan Bulan Madu
175 Vila Private
176 Bibit Unggul
177 Berakhir
178 Bulan Madu Part 1
179 Bulan Madu Part 2
180 Bulan Madu Part 3
181 Memberi Hukuman
182 Menolong Ellen
183 Dia adalah Istriku..
184 Pesan Devan
185 Berakhir Sudah
186 Tidur Lagi
187 Mengkhawatirkannya
188 Lagi dan Lagi
189 Rencana Devan.
190 Kisah Devan
191 Belajar Merelakan
192 Salah Tingkah
193 Menemuinya
194 Saling Melepaskan
195 Saling Melepaskan Part 2
196 Sangat Mencintaimu
197 Lembaran Baru
198 Tamu Tak Diundang
199 Perubahan Raka
200 Perasaan Yang Sesungguhnya
201 Calon Istri Raka
202 Kepanikan Raka
203 Ijin Dari Rendi
204 Menjaga dan Merawatnya
205 Hanya Asumsimu
206 Menggodanya
207 Mengerjai Sofi
208 Pembicaraan Rahasia
209 Bertemu Mantan
210 Bukti
211 Keputusan Sofi
212 Pertemuan Tidak sengaja
213 Belum Ditakdirkan
214 Jawaban Sofi
215 Calon Istri Raka
216 Permintaan Amel
217 Melepas Rindu
218 Mantan Raka
219 Kehamilan Amel
220 Jawaban Orang Tua Sofi
221 Tentang Melepaskan dan Merelakan
222 Kecemburuan Sofi
223 Gerakan di Perut Amel
224 Antara Devan dan Kenan
225 Menawarkan Bantuan
226 Pengantin Baru
227 Akhir Bahagia (END)
228 Devan dan Friska (Bonus Chapter )
Episodes

Updated 228 Episodes

1
Terlambat
2
Pindahan
3
Salah Paham
4
Terus Bertemu
5
Pertolongan Rendi
6
Pingsan
7
Khawatir
8
Visual
9
Istirahat
10
Kecewa
11
Penjelasan
12
Siapa Dia..??
13
Pacar
14
Sedang apa mereka..?
15
Egois
16
Cemburu
17
Tidur Dimana..??
18
Ciuman Pertama
19
Jangan Pakai itu
20
Jauhi Dia
21
Emosi
22
Terluka
23
Tidak mau diganggu..
24
Membersihkan tubuhnya.
25
Menahan diri
26
Bertingkah Aneh
27
Pulang
28
Sulit dijangkau
29
Tidak boleh
30
Hanya pura-pura
31
Menyukai seseorang
32
Menangis
33
Posesif
34
Lupa
35
Anak Mama
36
Persetujuan Raka
37
Tidak ada kabar
38
Menghindar
39
Tidak mengijinkan pulang
40
Temani aku tidur
41
Panggilan Dari Ellenia
42
Aku tidak marah
43
Tidak Mau Jadi Tameng
44
Apa kau sangat mencintainya?
45
Sebuah Pengakuan
46
Mengobati
47
Berjanji
48
Pacar tampan yang posesif
49
Pemeriksaan
50
Calon istriku
51
Merahasiakan
52
Memperingatkan
53
Wanita di hati Rendi
54
Amel cemburu
55
Waspada
56
Permintaan Rendi
57
Devan
58
Jodoh Gue
59
Putus
60
Ijin dari Rendi
61
Membujuk Raka
62
Pemberian Mama Raka
63
Hidup selamanya bersamaku
64
Cincin tunangan dan pernikahan
65
Kekecewaan Rendi
66
Mempertahankan
67
Permintaan Maaf
68
Perubahan Sikap
69
Rendi Frustasi melihat Amel
70
Ujian berat untuk Rendi
71
Kuliah di luar negri
72
Bersikap Acuh
73
Kehidupan yang sulit
74
Menggunakan Kartu Rendi
75
Ruang ICU
76
Penyesalan Amel
77
Rendi Pingsan
78
Ketakutan Rendi
79
Minta Maaf
80
Kekecewaan Devan
81
Hati yang tersakiti
82
Perdebatan Sofi dan Raka
83
Perasaan Cemas
84
Menagih Janji
85
Permintaan
86
Memilih
87
Maksud Kedatangan Bianca
88
Membuat Masalah
89
Saling Menyakiti
90
Hilang Kendali
91
Keinginan Untuk Tetap Hidup
92
Masa Lalu Rendi
93
Masa Lalu Rendi Part 2
94
Meminta Ijin
95
Permintaan Terakhir Rendi
96
Menunggu Amel
97
Menangis Dalam Diam
98
Penjagaan Ketat
99
Pertemuan Terakhir
100
Meminta Bantuan
101
Kepergian Rendi
102
Perpisahan
103
Perpisahan Yang Menyakitkan (End Session 1)
104
Kehidupan Baru (Sesion 2)
105
Pertemuan Pertama dengan CEO (Sesion 2)
106
Peringatan Kenan (Sesion 2)
107
Pesan Rendi (Sesion 2)
108
Keinginan Devan (Sesion 2)
109
Tamparan Siska (Sesion 2)
110
Kemarahan Kenan (Sesion 2)
111
Perasaan Amel (Sesion 2)
112
Sekertaris Baru (Sesion 2)
113
Pertemuan Tidak Terduga (Sesion 2)
114
Gelisah (Sesion 2)
115
Meminta Penjelasan (Sesion 2)
116
Mencari Tahu (Sesion 2)
117
Pengorbanan Rendi (Sesion 2)
118
Kebenaran Sesungguhnya (Sesion 2)
119
Sikap Aneh Rendi (Sesion 2)
120
Pertemuan Devan dan Rendi (Sesion 2)
121
Dikerjai Rendi (Sesion 2)
122
Informasi dari Kenan (Sesion 2)
123
Harus Memilih (Sesion 2)
124
Kecemburuan Rendi (Sesion 2)
125
Aturan Rendi (Sesion 2)
126
Bimbang (Sesion 2)
127
Pesta Tuan Marco (Sesion 2)
128
Frustasi (Sesion 2)
129
Perasaan Rendi (Sesion 2)
130
Perasaan Rendi Part 2 (Sesion 2)
131
Lepas Kendali (Sesion 2)
132
Permintaan (Sesion 2)
133
Sofi (Sesion 2)
134
Rumah Raka (Sesion 2)
135
Kekesalan Raka. (Sesion 2)
136
Melindungi (Sesion 2)
137
Rencana Rendi (Sesion 2)
138
Keinginan Amel (Sesion 2)
139
Memberikan pengertian (Sesion 2)
140
Rencana Pernikahan (Sesion 2)
141
Pencarian Amel (Sesion 2)
142
Merebut Amel Kembali (Sesion 2)
143
Syarat Dari Devan (Sesion 2)
144
Membawa Amel Pergi (Sesion 2)
145
Kemarahan Ibu Rendi (Sesion 2)
146
Kebenaran Yang Terungkap (Sesion 2)
147
Persiapan Pernikahan (Sesion 2)
148
Meminta Ijin Raka (Sesion 2)
149
Gaun Pengantin
150
Apartemen Rendi
151
Lamaran
152
Membujuk Rendi
153
Nasehat Ibu
154
Tidak Ada Kabar
155
Keiginan Friska
156
Perpisahan
157
Pernikahan
158
Ucapan Selamat
159
Kamar Pengantin
160
Kebahagiaan Amel dan Rendi
161
Pagi Yang Indah
162
Suami Tampanku
163
Rencana Bulan Madu
164
Aku mencintaimu
165
Mencintaimu Juga
166
Menjadi Milliku
167
Aku Akan Menjagamu
168
Hubungan Baru
169
Pengganggu
170
Merajuk
171
Jatuh Cinta
172
Sosok Rendi
173
Suami Idaman
174
Persiapan Bulan Madu
175
Vila Private
176
Bibit Unggul
177
Berakhir
178
Bulan Madu Part 1
179
Bulan Madu Part 2
180
Bulan Madu Part 3
181
Memberi Hukuman
182
Menolong Ellen
183
Dia adalah Istriku..
184
Pesan Devan
185
Berakhir Sudah
186
Tidur Lagi
187
Mengkhawatirkannya
188
Lagi dan Lagi
189
Rencana Devan.
190
Kisah Devan
191
Belajar Merelakan
192
Salah Tingkah
193
Menemuinya
194
Saling Melepaskan
195
Saling Melepaskan Part 2
196
Sangat Mencintaimu
197
Lembaran Baru
198
Tamu Tak Diundang
199
Perubahan Raka
200
Perasaan Yang Sesungguhnya
201
Calon Istri Raka
202
Kepanikan Raka
203
Ijin Dari Rendi
204
Menjaga dan Merawatnya
205
Hanya Asumsimu
206
Menggodanya
207
Mengerjai Sofi
208
Pembicaraan Rahasia
209
Bertemu Mantan
210
Bukti
211
Keputusan Sofi
212
Pertemuan Tidak sengaja
213
Belum Ditakdirkan
214
Jawaban Sofi
215
Calon Istri Raka
216
Permintaan Amel
217
Melepas Rindu
218
Mantan Raka
219
Kehamilan Amel
220
Jawaban Orang Tua Sofi
221
Tentang Melepaskan dan Merelakan
222
Kecemburuan Sofi
223
Gerakan di Perut Amel
224
Antara Devan dan Kenan
225
Menawarkan Bantuan
226
Pengantin Baru
227
Akhir Bahagia (END)
228
Devan dan Friska (Bonus Chapter )

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!