Setelah kepergian Rendi, Amel pun mulai sadar. Dia mengedarkan pandangannya ke sekeliling ruangan itu. Amel sedang mencari tahu di mana dia berada sekarang. Ruangan itu nampak tidak asing baginya, Amel baru menyadari kalau dia sedang berada di ruangan UKS. Dia baru ingat, kalau dia berada di depan gerbang sekolah dan pandangannya tiba-tiba gelap.
Apa gue pingsan tadi?
Seingatnya, sebelum pandangannya gelap, seseorang berlari ke arahnya. Amel tidak melihat jelas siapa orangnya. Saat itu, dia hanya merasa kepalanya pusing dan perutnya sakit serta badannya lemas.
Ini pasti gara-gara belum makan dari semalam.
Amel memutuskan untuk membaringkan badannya dan memejamkan mata. Tidak lama kemudian Amel kembali tertidur.
"Kriiiiiing." Bel istirahat berbunyi.
Bela, Olive, Lisa, dan Raka segera menuju UKS. Sesampainya di sana, mereka langsung berjalan mendekat ke tempat tidur Amel.
Melihat Amel masih belum juga sadar, mereka merasa khawatir. Mereka tidak tahu jika sebenarnya Amel sudah sadar, hanya saja saat ini dia sedang tertidur.
"Kok belom sadar juga ya?" tanya Lisa dengan wajah cemas.
"Apa kita bawa ke rumah sakit aja?" saran Bela.
"Coba bangunin dulu, kalau masih belom sadar, baru kita bawa ke RS," usul Raka.
Mereka mengangguk setuju. Olive mulai menggerakkan lengan tangan Amel seraya berkata, "Mel..bangun."
Merasa ada yang menyentuh lengannya, Amel kemudian membuka mata. Saat mereka melihat Amel bergerak dan membuka mata, mereka langsung tersenyum senang seraya memeluk Amel bersama, kecuali Raka.
"Ameeeel, kok baru sadar siih?" Olive melepaskan pelukannya diikuti ketiga temannya.
"Kenapa gue bisa di sini?" tanya Amel kepada sahabatnya.
"Lo pingsan tadi," jelas Lisa.
"Gue keluar dulu," ucap Raka berjalan keluar.
Amel mengganguk pada Raka kemudian menatap ke sahabatnya. "Terus siapa yang bawa gue ke sini?" tanya Amel.
Ketiga temannya saling berpandangan sesaat, kemudian Bela menjawab, "Kak Rendi."
"Haaah, yang bener? Lo tau dari mana, Bel?" tanya Amel dengan wajah tidak percaya.
"Dari Raka," jawab Bela lagi.
"Lo nggak tau sih Mel, tadi pas kita pada masuk. Suasananya tuh tegang. Raka sama kak Rendi kayak habis debat gitu," ungkap Lisa.
Dahi Amel mengernyit. "Kenapa?"
"Nggak tau deh. Enggak lama kita dateng, kak Rendi keluar," jawab Lisa.
Amel tampak berpikir. Jadi yang berlari ke arahnya tadi itu Rendi, batin Amel.
Ada rasa senang saat mengetahui kalau Rendi yang sudah menolongnya apalagi selama ini, Rendi bersikap cuek dan dingin kepadanya.
Melihat Amel terdiam, Olive pun bertanya, "Kenapa Mel, kok diem?"
Amel memegang kepalanya. "Nggak apa-apa, kepala gue cuma pusing."
"Ya udah, tiduran aja. Itu pasti karna lo belom makan," kata Bela.
"Iyaa, badan gue lemes banget karena belom makan dari malem."
"Apaa?" sentak mereka bersamaan.
"Pantes aja lo pingsan. Gue kira karena lo nggak sarapan tadi pagi" ucap Olive.
"Kalau lo tadi pagi sarapan, lo nggak bakal pingsan, Mel" timpal Lisa.
"Iyaa, tadi pagi sebenernya gue juga laper" ucap Amel nyengir kuda.
"Terus kenapa lo nggak mau ikut?" tebak Bela.
"Gue takut ketemu kak Rendi. Gue uda mutusin untuk ngelupain kak Rendi setelah kejadian kemaren," jawab Amel seraya menunduk.
Sahabatnya yang tidak tahu tentang kejadian di Mall kemarin lalu bertanya, "Memangnya ada kejadian apa kemarin? Bukannya lo pergi sama Raka?" tanya Olive dengan tatapan menyelidik.
"Iyaa, gue emang pergi sama Raka, tapi di sana nggak sengaja gue ngelihat Rendi lagi berdua sama cewek," ungkap Amel dengan wajah sedih.
"Yang bener? siapa tau aja itu temennya," ujar Bela.
"Nggak mungkin. Gue sempet lihat dia ngerangkul pundak cewek itu," sanggah Amel.
"Mungkin adeknya," timpal Olive.
Amel menggeleng. "Kayaknya bukan deh. Soalnya yang gue lihat, badannya tinggi, kayaknya sepantaran kita."
"Cantik nggak?"
Amel pun mengangguk. "Cantik banget," jawab Amel putus asa.
"Sama Siska, cantikan siapa?" tanya Lisa penasaran.
"Cewek itulah. Makanya gue mau ngelupain dia," ujar Amel dengan wajah muram.
"Jangan putus asa dong Mel, sebelum janur kuning melengkung, Rendi masih milik bersama," ucap Olive memberi semangat.
"Bener Mel, belum tentu juga itu pacarnya," kata Lisa diangguki yang lainnya.
Tidak lama kemudian, Raka masuk membawa makan dan minuman.
"Niih buruan makan," perintah Raka menyodorkan makanannya.
"Makasih Bang." Raka mengganguk.
"Ya uda, kita juga mau ke kantin, laper mau makan," ucap Olive diangguki yang lain.
"Habis makan, lo istirahat aja di sini sampe jam pulang sekolah. Gue uda minta ijin sama bu Ratna tadi," ujar Raka, "gue makan dulu," lanjut Raka lagi. Melihat anggukan Amel, Raka kemudian meninggalkan Amel sendiri.
Setelah selesai makan, Amel kembali istirahat badannya masih lemas. Tiba-tiba bayangan Rendi muncul di pikirannya.
Amel menggelengkan kepalanya, mengusir Rendi dari pikirannya. Amel pun memutuskan untuk memainkan ponselnya hingga kembali tertidur.
Krriiiiiiiiiinggg..
Amel terbangun saat bel pulang sekolah berbunyi. Dia turun dari tempat tidur, berjalan menuju kelasnya. Saat Amel sampai depan pintu UKS, ketiga sahabatnya terlihat berjalan menghampirinya.
"Niih tas lo Mel." Olive memberikan tas Amel.
"Makasih, Liv," ucap Amel mengambil tasnya.
"Pulang yuk Mel, kita anterin," ajak Lisa sembari memegang lengan kiri Amel.
Amel menggeleng. "Nggak usah, kalian duluan aja."
"Kenapa nggak bareng?" tanya Bela.
"Gue mau nemuin kak Rendi dulu," ungkap Amel.
"Mau ngapain?" Kali ini Lisa yang bertanya.
"Ada yang mau gue omongin," jawab Amel lagi.
"Ya uda, kita temenin sekalian," tawar Olive.
"Nggak usah deh, gue sendirian aja. Nggak enak juga sama kak Rendi kalau kalian ikut," tolak Amel.
"Oke deh, kalau ada apa-apa kabarin kita ya?" ucap Olive.
"Okeee," jawab Amel singkat.
"Lo hati-hati pulangnya, kita duluan." Lisa melambaikan tangan diikuti ketiga sahabatnya.
Amel mengganguk dan melambaikan tangannya juga. Setelah kepergian temannya, Amel melangkah mencari Rendi di kelasnya. Sepanjang perjalanan Amel memikirkan bagaimana jika Rendi tidak mau berbicara dengannya. Bagaimana kalau Rendi bersikap cuek kepadanya.
Apalagi selama ini Rendi selalu bersikap dingin padanya. Saat sampai di depan kelas Rendi. Amel mencoba masuk mencari sosok Rendi, tapi kelas sudah kosong, kemungkinan Rendi sudah pulang dari tadi. Amel memutuskan untuk pulang dan berencana menemui Rendi besok di sekolah.
Bersambung....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 228 Episodes
Comments
Biji Salak
Semangat selalu ya kak...
2021-09-27
1