Aku Sayang Kamu

Sagara mencium bibir Belva. Lembut, penuh rasa cinta. Sagara tidak menyangka, Belva membalas ciumannya dengan tidak biasa. Kini ciuman itu semakin liar dan tak terkontrol. Belva tidak bisa mengontrolnya, tapi Sagara berusaha mengontrol Belva.

Sagara tidak pernah merasakan jika Belva bisa seliar ini. Ia juga tidak pernah menyangka jika Belva begitu memabukkan. Ya. Sagara sudah berada pada titik paling tinggi untuk melakukannya.

Sagara melepas ikatan-ikatan pada kain yang Belva kenakan. Kain warna merah muda yang cantik. Sama seperti bagian dalam milik perempuan itu yang juga berwarna merah muda dan sangat menggoda.

Sagara mengamati Belva beberapa detik sembari memainkan apapun yang dapat ia mainkan. Menindih Belva yang sudah polos dan melihat perempuan itu memejamkan mata sembari sesekali mengeluarkan suara lembut membuat Sagara jadi tidak sabar. Perlahan, ia membuka sarung motifnya dan memasukkan miliknya ke dalam milik Belva yang sempit.

Sagara tahu, Belva belum pernah melakukannya. Sagara merasakan otot-otot Belva masih sangat kencang dan susah ditembus. Namun, Sagara tidak bisa gegabah. Ia ingin melihat Belva menikmati apa yang ia lakukan. Sagara tidak boleh egois agar Belva tidak berteriak kesakitan dan mengeluarkan darah perawan.

Tapi, sebisa apapun Sagara menahan egonya agar Belva menikmatinya, tetap saja perempuan itu merintih ketika milik Sagara berhasil menerobos masuk setengah. Sagara menghentikan usahanya sementara. Membiarkan posisi mereka tetap seperti itu sembari mengusap-usap puncak kepala Belva yang berkeringat. Sagara melihat air mata diujung mata Belva sebelum perempuan itu membuka mata.

" Sagara, sakit," lirihnya dengan suara gemetaran, merasakan di bawah sana berdenyut-denyut tidak karuan. Namun, Sagara mengusap air matanya yang keluar. Begitu lembut dan penuh cinta.

" Tenang saja, Belva. Aku mencintaimu," bisik Sagara, kemudian ******* bibir Belva lagi pelan, lembut dan penuh hati. Ketika Belva sudah memejamkan mata lagi, Sagara memasukkan separuh miliknya lagi semakin dalam, membuat Belva kaget.

Sagara tidak mendengar suara rintihan lagi dari mulut Belva. Artinya, tidak akan terjadi apa-apa jika Sagara meneruskannya. Sagara meneruskannya, menggoyangkan pinggulnya pelan agar tidak melukai perempuan yang ia cintai.

Sagara, meski berkali-kali melakukannya dengan wanita, tapi tidak ada yang rasanya seperti ini. Belva seperti membawanya ke tempat jauh di mana hanya ada mereka berdua.

Tiba-tiba, kamar sempit berdinding kayu berubah menjadi kamar sebesar lapangan bola berdinding emas. Belva sudah terbaring di atas ranjang yang ukurannya lebih besar dari king size, tapi perempuan itu masih belum sadar karena masih terbuai dengan permainan Sagara yang menyenangkan.

Hingga waktunya telah tiba. Sagara mencapai puncak yang ia idam-idamkan. Menumpahkan cairan hangat miliknya di dalam Belva. Sagara mencium puncak kepala Belva sebelum memposisikan diri berbaring di sebelah perampuan itu dan memeluknya dengan sangat erat.

Melirik ke samping, Belva ngos-ngosan. Tapi, Sagara melihat dua sudut bibir Belva yang terangkat ke atas, membentuk senyum tak ketara. Dengan begitu, Sagara merasa berhasil. Ia merasa berhasil karena telah membuat Belva menikmatinya. Dengan begitu, Belva tidak akan takut lagi untuk melakukan bersamanya.

Belva membuka mata dan terkejut. Ia mengerjapkan matanya berkali-kali sembari memindai seluruh ruangan yang sangat luas dan terang. Mendadak ia mengingat sesuatu. Kamar yang ada dalam mimpinya. Astaga. Ini adalah kamar yang ada dalam mimpinya waktu itu. Melirik ke nakas di sebelahnya, Belva tidak melihat foto dirinya dan orangtuanya lagi. Melainkan potret dirinya dan Sagara di teras depan rumah panggung.

Belva kebingungan karena ia tidak pernah merasa dipotret oleh siapapun. Bahkan, melihat kamera saja tidak pernah. Tapi, mengapa ada foto ini?

" Itu kerjaan salah satu penjagaku. Dia memang suka jahil."

Ucapan Sagara seolah menjawab pertanyaan Belva, " penjaga?"

" Aku punya dua orang penjaga yang akan mengikutiku kemana pun aku pergi."

Kini pandangan Belva teralih ke Sagara, " jadi... selama ini ada makhluk lain yang nggak bisa aku lihat?"

Sagara menggeleng, " mereka tidak ikut aku ke daratan. Ayahanda akan mengutus mereka kalau aku benar-benar sedang butuh bantuan."

Belva manggut-manggut. Berusaha memahami setiap kata yang diucapkan Sagara. Anehnya, Belva merasa sangat percaya pada Sagara. Ia tidak tahu mengapa tiba-tiba ia mempercayai Sagara lebih dari apapun.

" Sagara, kita di mana?" Belva penasaran.

" Ini kamarku, Belva."

Belva melotot tidak percaya, " kamar kamu?"

Sagara mengangguk.

" Jadi, waktu itu mimpi ada di kamar kamu?"

Sagara mengangguk lagi, " kenapa kamu bisa terbangun di sini, Belva?"

Belva menggeleng, " mana aku tahu!"

Sagara diam. Hanyut dalam isi kepalanya sendiri. Ia masih tidak mengerti dengan apa yang terjadi pada dirinya. Mengapa ia bisa secinta ini kepada manusia seperti Belva. Mengapa Belva tiba-tiba bisa terbangun di kamarnya. Mengapa Bhumi menginginkan kenal Belva lebih jauh. Dan banyak pertanyaan yang bersarang di kepalanya. Apakah ia harus bertanya pada Ayahandanya?

" Belva, maaf ya. Karena aku sudah merenggutnya dari kamu."

Belva tersadar. Ia seperti baru menyadari jika ia terbaring dengan tubuh polos, begitu juga dengan Sagara. Dan... astaga. Apa yang telah mereka lakukan? apakah... tidak. Belva tidak sanggup mengingatnya.

" Sagara, kenapa kamu ngelakuin itu?"

" Maaf, Belva. Aku hanya menginginkan kamu lebih dari apapun."

Belva merasa tenang. Tapi di satu sisi ia juga merasa menyesal. Bagaimana jika ia hamil? Apakah mereka bisa bersatu? Sagara yang katanya putera mahkota penguasa lautan dan Belva yang hanya seorang manusia biasa putus asa yang terjebak di tempat antah berantah setelah mencoba bunuh diri.

" Belva, aku sayang kamu," Sagara mengusap punggung Belva.

" Sagara, kalau aku hamil gimana?" akhirnya ketakutan Belva terucap juga.

" Kamu tidak perlu khawatir. Aku akan membicarakan ini dengan Ayahanda."

Belva percaya kepada Sagara. Ia tahu, Sagara adalah lelaki baik yang tidak mungkin ingkar. Jika lelaki itu mengatakan Belva harus tenang, artinya Belva harus tenang. Semuanya akan baik-baik saja, bukan?

" Iya, Belva. Semuanya akan baik-baik saja. Kamu tidak perlu khawatir."

Belva menarik selimut untuk menutupi tubuhnya dan tubuh Sagara. Kemudian ia membalas pelukan Sagara. Begitu erat dan hangat. Belva menenggelamkan kepalanya di dada bidang Sagara. Menghirup aroma air laut yang menenangkan hatinya.

" Sagara, jangan tinggalin aku ya," pinta Belva, dari lubuk hati terdalam.

" Aku tidak akan meninggalkan kamu, Belva."

Belva menutup mata. Ia merasa lelah sekali. Mungkin ber.hubungan badan menyita banyak tenaganya. Kemudian Belva terlelap dan hanyut dalam mimpi yang sangat aneh. Belva seperti ditarik oleh sebuah lubang hitam, berputar-putar di sana dan ia tidak dapat melihat apa-apa lagi setelah itu. Belva hanya merasa kehangatan dari pelukan seseorang. Begitu tenang dan damai.

***

Terpopuler

Comments

keysha🦅

keysha🦅

hilih nyosor juga

2021-10-18

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!