Chapter sembilan belas : For the first time again

Sean sudah berkutat dengan komputernya begitu keluar dari kamar Zee. Entah sudah berapa lama dirinya tenggelam dalam pekerjaannya setelah mengecek email kembali yang dikirim oleh Axel. Sudah satu minggu Zee tinggal di mansionnya. Pekerjaan sudah menggunung dan terbengkalai saat fokusnya hanya pada Zee. Sean membenarkan kembali kacamata yang merosot di hidung mancungnya. Tatapannya tajam menyorot pada komputer di depannya untuk membaca dan menganalisis diagram dan kolom di layar komputernya. Tangannya sesekali mengetik dengan gerakan cepat.

Zee terbangun dari tidurnya. Ia menatap jam di dinding yang menunjukan pukul 3 sore. Menyibak selimut yang menutupi tubuhnya dan menginjakkan kakinya di lantai yang dingin dengan perlahan. Matanya menatap nampan berisi piring makanan beserta air putih yang dipastikan disiapkan untuknya. Sebuah note berwarna biru menarik perhatiannya. Ia menarik note tersebut kemudian membaca pesan yang tertulis.

'Setelah putri tidur bangun, makanlah makanan di nampan ini dan minum obatmu. Jika kau butuh sesuatu, pangeranmu ada di ruangan tepat di depan kamarmu'

-para mi amor

Begitulah pesan yang tertulis di note tersebut. Tangannya perlahan mengambil nampan tersebut dan membawanya ke balkon kamar untuk dinikmati disana dengan ditemani angin sore yang sejuk. Zee berjalan dengan pincang dan berhati-hati menuju balkon sampai ia berhasil mendudukkan bokongnya di kursi balkon. Ia perlahan mulai menyantap makanannya sembari menatap lurus ke dalam hutan yang diisi pepohonan yang menjulang tinggi di depannya.

Pikirannya melayang pada kegiatannya yang biasa ia lakukan di jam ini. Biasanya dirinya tengah berkumpul dengan anggota club seni Aestheticnya jika ia sedang kuliah. Mengingat kuliah, ia baru ingat jika sekarang masih libur semester. Yang biasa ia lakukan jika libur adalah berlari di atas trade mill kesayangannya di balkon kamarnya. Selain melukis dan memakan cake, olahraga adalah salah satu hobinya. Khususnya lari. Ia jadi merindukan trade millnya, kamarnya, cake enak, dan juga Kyra serta Aidan. Helaan napas berat kembali Zee kekuarkan. Ia menyuapkan kembali makanan kedalam mulutnya hingga habis tak bersisa. Entah akan berapa lama ia akan dikurung di mansion ini. Ia sama sekali tidak mengerti akan sikap Sean. Pria itu terkadang terlihat memperlakukannya dengan tulus seolah mencintainya. Tetapi disaat bersamaan, mengurungnya di sini menandakan jika ia hanya terobsesi dengannya. Memperlakukan dirinya bagai tahanan di sangkar emas ini.

Setelah menyimpan piringnya diatas meja, tangannya meraih gelas air minum dan menegaknya hingga tandas. Zee menyandarkan punggungnya pada sandaran kursi menatap lurus ke depan. Udara lumayan dingin sore itu, angin berhembus dengan kencang, awan mendung menutupi langit kota London. Sepertinya hujan akan mengguyur kota London. Ia memutuskan untuk kembali masuk ke dalam kamar karena angin yang terus berhembus membuat kulitnya kedinginan. Setelah menutup pintu balkon ia kembali berjalan ke ranjang dan merebahkan tubuhnya kembali. Matanya menatap langit-langit kamar, Zee kembali melamun. Akhir-akhir ini, melamun menjadi kebiasaannya. Mungkin karena ia akan mati dan berusaha mengingat terus hal-hal dan kenangan indah di dalam hidup Zee. Akhirnya Zee kembali menutup matanya membiarkan mimpi membawanya.

Sean melepas kacamata yang ia gunakan dan memijat pangkal hidungnya berusaha mengurangi rasa pening di kepalanya. Ia meregangkan otot-ototnya setelah duduk lumayan lama.

Jdar!

Suara petir di luar yang menggelegar membuat Sean menatap ke arah luar melalui jendela. Langit sudah gelap, Sean membuka ponselnya melihat jam yang sudah menunjukan pukul 20.15 malam. Pintu kamarnya yang terbuka dengan kasar membuat Sean siap mengeluarkan kata-kata makiannya karena seseorang itu berani memasuki ruangannya tanpa mengetuk pintu.

"Apa kau tidak-"

"Tuan, nona Linzy-"

Belum sempat salah satu bodyguardnya menyelesaikan kalimatnya, begitu ia mendengar nama Linzy, Sean bangkit berdiri dari kursinya untuk menunju kamarnya. Suara benda pecah terdengar saat Sean baru saja keluar ruang kerjanya. Ia berlari dan membuka pintu kamar dengan kasar. Sekeliling kamar gelap gulita begitu ia membuka pintu kamar, siluet tubuh seseorang terlihat tengah duduk di sisi ranjang. Sean menekan saklar lampu yang menunjukan Zee yang duduk memunggunginya.

Tubuh Zee begitu gemetar saat Sean menyentuh pundaknya. Tatapan mata Zee kosong, tetapi secara bersamaan terlihat seakan mencemaskan sesuatu. Tangannya mencari cari sesuatu di laci nakas, tetapi tak kunjung mendapatkannya.

"Zee, Sayang... hei.. Baby... " Sean memegang tangan Zee yang tengah mencari sesuatu di laci nakas. Gerakan tangan Sean membuat Zee menoleh ke arahnya dengan raut ekspresi cemasnya.

"Aaa!!!" Zee berteriak kencang ketika melihat wajah Sean. Ia melepaskan tangan Sean yang menyentuh tangannya. Zee mundur ke atas kasur menghindari Sean.

"Sam tolong jangan dekati aku."

'Sam?' tanya Sean dalam hati.

Zee meringkuk ketakutan di atas kasur sembari memeluk tubuhnya. Sean mencoba mendekati Zee perlahan untuk merengkuh tubuhnya.

"Hei, Bae. Tenanglah..."

Sean masih berusaha merengkuh tubuh Zee yang terus menghindarinya. Zee semakin mundur ke ujung ranjang, saat ia bergerak mundur lagi ia akan terjatuh kalau saja Sean tak menarik tangannya. Sean menarik tubuh Zee hingga menabrak dada bidangnya. Tubuh Sean tak seimbang hingga akhirnya ia terjatuh dengan posisi Zee diatas dadanya. Sean mengeratkan pelukannya pada tubuh Zee yang begitu gemetar, mengelus perlahan surai panjangnya, menenangkan sampai tubuhnya tak segemetar tadi. Membisikan kata-kata lembut di telinganya dan mengecupi rambutnya.

Jdar!

Suara petir kembali terdengar mengejutkan keduanya, terutama Zee yang kembali mengeratkan tangannya pada kaos yang Sean pakai hingga kusut. Manyembunyikan wajahnya yang ketakutan di dada bidang Sean yang keras. Begitupun dengan Sean yang semakin mengeratkan pelukannya pada Zee dan tak menghentikan usapan tangannya dan kecupannya pada rambut Zee. Suara hujan mulai terdengar dari dalam kamar menandakan hujan yang turun begitu derasnya. Suara petir masih terdengar sesekali.

Setelah serangan panik Zee berhenti, ia menyadari seseorang yang memeluknya. Dari aroma tubuhnya yang khas, ia bisa menebak siapa yang memeluknya. Zee berusaha melepaskan pelukan Sean, dan bangun dari atas tubuhnya. Udara sekitarnya seketika terasa panas hingga membuat pipinya memanas, mungkin jika ia bercermin pipinya sudah terlihat merah.

Sean akhirnya melepaskan pelukannya dan bangun juga setelah Zee bangun dari atas tubuhnya. Ia menatap wajah Zee yang terlihat memerah padam dan salah tingkah di depannya. Sebuah senyuman tipis terbit di bibir sexynya melihat tingkah Zee. Sean merebahkan tubuhnya dan menepuk tempat di sebelahnya serta merentangkan tangannya memberi kode agar Zee masuk ke dalam pelukannya. Zee masih diam ditempatnya berusaha menetralkan detak jantungnya yang membuncah di dadanya. Ia tidak berniat melakukan apa yang Sean katakan karena rasa takut masih menghantuinya.

Jdar!

Tetapi suasana, seakan membuat Zee melakukannya. Tanpa pikir panjang, ia melompat ke dalam pelukan Sean hingga membuat kepalanya terbentur dagu Sean. Suara petir kembali terdengar keras hingga membuat kamar gelap gulita. Sean melonggarkan pelukannya untuk mengambil ponsel di saku celananya menyalakan senter.

"Se-an..." ucap Zee lirih dengan suara yang gemetar ketakutan seakan memintanya untuk tak melepas pelukannya.

Sean membeku ditempatnya ketika mendengar suara Zee yang memanggil namanya untuk pertama kalinya sejak kejadian itu. Gerakannya yang akan mengambil ponsel di saku celananya ia urungkan, ia kembali memeluk tubuh Zee yang kembali gemetar ketakutan. Kenapa namanya yang disebutkan Zee terdengar begitu menyenangkan sekarang?

"It's ok, I'm here..."

Sean mengelus rambut Zee lembut dan tak berhenti menghujani pelipisnya dengan kecupan lembut. Akhirnya Zee tenang kembali dan tertidur lelap di dalam pelukan Sean yang hangat. Disusul dengan Sean yang ikut terlelap dengan memeluk tubuh Zee yang hangat.

*

*

*

tbc

Follow ig Riby_Nabe

Terpopuler

Comments

🌸 andariya❤️💚

🌸 andariya❤️💚

seru kak💪💪💪💪💪💪

2021-08-29

3

🌸 andariya❤️💚

🌸 andariya❤️💚

lanjutkan thor 🥰🥰🥰🥰🥰🥰🥰

2021-08-29

3

🌸 andariya❤️💚

🌸 andariya❤️💚

si sweeet banget 💞💞💞💞💞

2021-08-29

3

lihat semua
Episodes
1 Chapter satu : Lifegoals
2 Chapter Dua : Beginning
3 Chapter tiga : Mysterious Pack
4 Chapter Empat : Firts Day
5 Chapter lima : What's wrong with me?
6 Chapter enam : New Friend
7 Chapter tujuh : Regret
8 Chapter delapan : Don't deserve to be happy ?
9 Chapter sembilan : Stranger
10 Chapter sempuluh : She's lost
11 Chapter Sebelas : What the reason ?
12 Chapter dua belas : Escape
13 Chapter tiga belas : Broken for the second
14 Chapter empat belas : Regret 2
15 Chapter lima belas : Love ?
16 Chapter enam belas : Explanation
17 Chapter tujuh belas : new morning
18 Chapter delapan belas : Never give up
19 Chapter sembilan belas : For the first time again
20 Chapter dua puluh : Little happiness
21 Chapter 21 : Start back
22 Chapter 22 : Rooftop
23 Chapter 23 : Bad dream or past
24 Chapter 24 : What relationship
25 Chapter 25 : Stupid brother
26 Chapter 26 : brave tough girl
27 Chapter 27 : tempting or tempted
28 Chapter 28 : Rexford corp
29 Chapter 29 : Know
30 Chapter 30 : What's wrong?
31 Chapter 31 : Don't you worry
32 Chapter 32 : first love
33 Chapter 33 : Who r u
34 Chapter 34 : Curious
35 Chapter 35 : Jealous
36 Chapter 36 : Deep kiss
37 Chapter 37 : Engaged ?
38 Chapter 38 : talk
39 Chapter 39 : Stuck with me
40 Chapter 40 : jealous 2
41 Chapter 41 : A Fact
42 Chapter 42 : Believe
43 Chapter 43 : Surprise
44 Chapter 44 : Realife
45 Chapter 45 : Confused
46 Chapter 46 : Long time
47 Chapter 47 : Accept
48 Chapter 48 : Dont Go
49 COMEBACK!
50 Chapter 49 : Good news?
51 Chapter 50 : Stop acting like her brother
52 Chapter 51 : Dissapointed
53 Chapter 52 : Happy
54 Chapter 53 : Talk
55 Chapter 54 : Weakness
56 Chapter 55 : Keeping Promises
57 Chapter 56 : Back Together
58 Chapter 57 : Explanation
59 Chapter 58 : News
60 Chapter 59 : Meet Future Parent-in-laws
61 Chapter 60 : Worries
62 Chapter 61 : Worries II
63 Chapter 62 : Miss him
64 Chapter 63 : Regret
65 Chapter 64 : Flight to Indonesia
66 Chapter 65 : Meet Father-in-law
67 Chapter 66 : Disappointment
68 Chapter 67 : Deep Talk
69 Chapter 68 : Jealous
70 Chapter 69 : Jealous II
71 Chapter 70 : Invitation Surprise
72 Chapter 71 : Sean's Family
73 Chapter 72 : Daddy's Coming
74 Chapter 73 : Zee's Request
75 Chapter 74 : D-1
76 Chapter 75 : Abduction
77 Chapter 76 : The Past
78 Chapter 77 : The feeling
79 Chapter 78 : Too Late ?
80 Chapter 79 : Dying
81 Chapter 80 : Happy Ever After
82 Xtra Chapter 1.
83 Xtra Chapter 2.
84 Xtra Chapter 3. (Lastly)
Episodes

Updated 84 Episodes

1
Chapter satu : Lifegoals
2
Chapter Dua : Beginning
3
Chapter tiga : Mysterious Pack
4
Chapter Empat : Firts Day
5
Chapter lima : What's wrong with me?
6
Chapter enam : New Friend
7
Chapter tujuh : Regret
8
Chapter delapan : Don't deserve to be happy ?
9
Chapter sembilan : Stranger
10
Chapter sempuluh : She's lost
11
Chapter Sebelas : What the reason ?
12
Chapter dua belas : Escape
13
Chapter tiga belas : Broken for the second
14
Chapter empat belas : Regret 2
15
Chapter lima belas : Love ?
16
Chapter enam belas : Explanation
17
Chapter tujuh belas : new morning
18
Chapter delapan belas : Never give up
19
Chapter sembilan belas : For the first time again
20
Chapter dua puluh : Little happiness
21
Chapter 21 : Start back
22
Chapter 22 : Rooftop
23
Chapter 23 : Bad dream or past
24
Chapter 24 : What relationship
25
Chapter 25 : Stupid brother
26
Chapter 26 : brave tough girl
27
Chapter 27 : tempting or tempted
28
Chapter 28 : Rexford corp
29
Chapter 29 : Know
30
Chapter 30 : What's wrong?
31
Chapter 31 : Don't you worry
32
Chapter 32 : first love
33
Chapter 33 : Who r u
34
Chapter 34 : Curious
35
Chapter 35 : Jealous
36
Chapter 36 : Deep kiss
37
Chapter 37 : Engaged ?
38
Chapter 38 : talk
39
Chapter 39 : Stuck with me
40
Chapter 40 : jealous 2
41
Chapter 41 : A Fact
42
Chapter 42 : Believe
43
Chapter 43 : Surprise
44
Chapter 44 : Realife
45
Chapter 45 : Confused
46
Chapter 46 : Long time
47
Chapter 47 : Accept
48
Chapter 48 : Dont Go
49
COMEBACK!
50
Chapter 49 : Good news?
51
Chapter 50 : Stop acting like her brother
52
Chapter 51 : Dissapointed
53
Chapter 52 : Happy
54
Chapter 53 : Talk
55
Chapter 54 : Weakness
56
Chapter 55 : Keeping Promises
57
Chapter 56 : Back Together
58
Chapter 57 : Explanation
59
Chapter 58 : News
60
Chapter 59 : Meet Future Parent-in-laws
61
Chapter 60 : Worries
62
Chapter 61 : Worries II
63
Chapter 62 : Miss him
64
Chapter 63 : Regret
65
Chapter 64 : Flight to Indonesia
66
Chapter 65 : Meet Father-in-law
67
Chapter 66 : Disappointment
68
Chapter 67 : Deep Talk
69
Chapter 68 : Jealous
70
Chapter 69 : Jealous II
71
Chapter 70 : Invitation Surprise
72
Chapter 71 : Sean's Family
73
Chapter 72 : Daddy's Coming
74
Chapter 73 : Zee's Request
75
Chapter 74 : D-1
76
Chapter 75 : Abduction
77
Chapter 76 : The Past
78
Chapter 77 : The feeling
79
Chapter 78 : Too Late ?
80
Chapter 79 : Dying
81
Chapter 80 : Happy Ever After
82
Xtra Chapter 1.
83
Xtra Chapter 2.
84
Xtra Chapter 3. (Lastly)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!