Seorang pria turun dari mobil sedan hitamnya yang terlihat begitu mahal. Supirnya yang dengan sigap membukakan pintu untuknya. Suasana sudah begitu ramai dipadati mahasiswa yang memekik senang, begitu dirinya keluar dari mobil. Bodyguard dan security sudah berjajar di sepajang mobil ke halaman kampus, menghadang mahasiswa yang berusaha mendekatinya. Ia membuka kacamata hitamnya dan memasukkannya kedalam saku jas yang dipakai.
Matanya menyorot tajam ke depan, berjalan dengan angkuh melewati kerumuman yang memadati jalannya. Ia masuk ke dalam sebuah aula dan duduk di sofa yang sudah disediakan pihak kampus. Mc acara sudah berbicara didepan ketika ia datang. Namanya tak lama dipanggil untuk naik ke atas panggung dan membacakan pidato yang begitu membosankan.
Di tengah dirinya membacakan pidato, netranya menangkap seseorang yang begitu pulas dalam tidurnya. Bahkan dari mulai ia membacakan pidato. Matanya mulai fokus menatap tajam ke arah gadis yang tengah tertidur di tengah acara, disaat ia membacakan pidato.
Setelah selesai membacakan pidato ia kembali ke tempatnya. Netranya masih memperhatikan gadis yang kini tengah dibangunkan oleh gadis di sampingnya. Namun gadis itu tak bergeming sedikitpun dalam tidurnya sepanjang acara berlangsung.
Akhirnya acara selesai, gadis itu baru membuka matanya dan meregangkan otot tubuhnya, lalu menguap lebar sembari memejamkan matanya. Dirinya masih memperhatikan setiap pergerakan sang gadis sampai gadis tersebut keluar aula bersama temannya yang tadi membangunkan. Tanpa disadari seulas senyum terbit di bibirnya.
Seorang pria yang terlihat lebih tua darinya mendekat ke arahnya dengan tablet ditangannya. "Tuan, schedule anda selanjutnya adalah meeting dengan investor dari USA di restoran-"
"Axel ... "
Begitu namanya disebut, ia menghentikan ucapannya dan mengarahkan atensinya pada sang bos.
"Cari tau gadis berwajah asia, berambut coklat, yang tertidur saat aku berpidato. Aku ingin informasinya sudah berada di mejaku besok pagi." Terdengar nada arogan dan bossy yang kentara saat ia menyebutkan perintahnya pada sang bawahan.
"Baik tuan." Pria bernama Axel yang menjabat sebagai sekretarisnya hanya bisa menjawab demikian sambil membungkuk.
"Kita pergi." Ia berdiri dari duduknya dan melenggang pergi setelah bersalaman dengan rektor kampus untuk berpamitan.
"Udah selesai?" tanya Kyra pada Aidan yang berlari kecil ke arahnya. Aidan menganggukkan kepala sebagai jawaban.
"Zee lo tadi liat kan pemilik kampus ini?" tanya Aidan sembari membuka pintu mobil. Zee mengerutkan dahi sebentar sebelum akhirnya menggeleng lalu masuk ke dalam mobilnya.
"Pulas banget seperti biasanya," ucap Kyra mendelikkan matanya menatap Zee yang baru saja masuk mobil. Diikuti dirinya yang membuka pintu mobil penumpang di sebelah Aidan.
Aidan tertawa dibuatnya lantas ikut masuk, menyusul Kyra dan Zee. Aidan mulai menjalankan mobil membelah jalan kota London. Menuju salah satu cafe yang biasa dikunjungi mahasiswa kampus mereka untuk hang out setelah kegiatan kuliah selesai.
"Aku jatuh cinta sama cake disini, Dan!" ucap Zee dengan mata yang terpejam setelah satu potongan kue masuk kedalam mulutnya. Menghayati setiap potongan kue yang masuk kedalam mulutnya dan mengunyahnya pelan. Keduanya tertawa melihat tingkah Zee, sahabat mereka.
"Ngomong-ngomong siapa nama hot guy pemilik kampus kita?" tanya Kyra penasaran. Aidan sudah mulai menunjukkan wajah ketidaksukaannya yang kentara.
"Aku cuman penasaran, Ai. Ga lebih! Dan sedikit kagum," ujar Kyra menjawab sebelum Aidan benar benar marah. Namun diakhir kalimatnya, ia berbicara melirih.
"Sean Rexford." Aidan menjawab sedikit malas. Kyra tersenyum lalu mencium pipi Aidan untuk merayunya agar tidak kesal lagi.
"I'm yours," ucap Kyra tersenyum manis setelah mengecup pipi Aidan.
"Kyra, Aidan! Aku mau tambah cakenya dong!" Tiba-tiba Zee tanpa dosa mengacaukan suasana romantis keduanya. Kyra mendengus, sedangkan Aidan beranjak untuk memesan kembali cake.
"Zee, lo coba deh cari tentang Sean Rexford! Dia ganteng, hot, kaya, sexy. Idaman banget deh pokoknya!" Kyra mengompori Zee dengan semangatnya.
"Biasanya cowok kayak dia ceweknya banyak," balas Zee cuek. Kyra dibuat kembali kesal dengan jawaban Zee yang terlampau cuek dan tak peduli.
Netra Zee sudah menatap cake yang dibawakan oleh waitress dengan penuh binar. Tak sabar ingin merasakan manisnya cake ketika berada di mulutnya. Kyra kembali memakan makanannya yang bahkan belum habis setengah, sedangkan sahabatnya sudah kedua kalinya memesan makanan. Aidan tak terlihat setelah pergi memesan sampai makanan datang. Keduanya tidak khawatir karena mengira ia mungkin pergi ke toilet.
Hari sudah semakin sore, ketiga sahabat karib itu bersiap untuk meninggalkan cafe setelah melepas kepenatan usai kegiatan kampus. Ketika Zee berjalan di belakang Kyra dan Aidan, seseorang dengan sengaja menabrakan bahunya pada bahu Zee membuat gadis itu terhuyung.
"I'm so sorry, I not-"
"Zee?" tanya gadis didepannya yang membuat netra Zee langsung menatap pada wajah seseorang di depannya.
"Ternyata bener lo kuliah di London juga!" lanjutnya diiringi pekikan senang. Pekikannya membuat kedua orang yang berjalan didepan Zee memutar tubuh mereka dan melihat interaksi keduanya.
"Kenapa lo ke London?" tanyanya masih dengan senyuman di bibirnya. Sedangkan Zee, sudah membeku ditempatnya tanpa bisa berkata apapun, menyadari siapa seseorang di depannya.
"Udah berapa bulan perut lo?"
Gadis tersebut berbisik lirih tepat di depan wajah Zee. Dengan seringaian yang tercetak jelas di bibir berlapis lipstik merah tersebut. Pertanyaan gadis tersebut membuat keringat dingin keluar dari wajah dan tangannya. Kyra yang penasaran menghampiri sahabatnya yang masih diam di depan seorang gadis yang tak ia ketahui siapa.
"Ngapain lo disini, Bit*ch?!" bentak Kyra mendorong gadis didepan Zee kasar setelah tau siapa gadis yang tengah berbicara dengan sahabatnya. Ia segera menyembunyikan Zee di belakang tubuhnya. Aidan yang mengerti situasi, membawa Zee ke mobil lalu kembali ke cafe untuk membawa Kyra yang mungkin akan menghajar gadis itu.
"Ofc gue kuliah, pake nanya lo!" jawabnya angkuh.
"Gue kira lo jual diri di sini karena gak laku di Indonesia!" seru Kyra tajam.
"Bukannya temen lo yang mau jual diri disini karena di seantero sekolah udah tau kalau dia sama cowoknya-"
Plak
Aidan menarik Kyra yang siap kembali melayangkan tamparan lagi pada pipi Teressa untuk keluar cafe.
"Temen lo yang ******, ngatain gue ******! Suruh ngaca tuh temen lo!" teriak Teressa memanasi Kyra yang sudah dibawa oleh Aidan, tanpa mempedulikan dirinya yang menjadi pusat perhatian. Kyra yang hendak kembali lagi pada gadis tadi ditahan oleh Aidan yang menggelengkan kepalanya.
"Ai, kenapa bisa dia kuliah juga disini?!" tanya Kyra kesal setelah mereka di luar cafe. "Gue gamau liat Zee kayak dulu lagi! Susah payah kita keluarin Zee dari kegelapan itu, tapi si bit*ch ada disini!"
"Arrgh Sial!" umpat Kyra mengeluarkan kekesalannya, tanpa peduli dimana mereka berada.
"Zee udah berubah. Kalaupun dia ingat kejadian itu, kita sebagai sahabatnya harus selalu ada di sisinya dan buat dia lupa kejadian itu!" ucap Aidan menenangkan Kyra yang masih emosi.
Beberapa saat, Kyra kembali tenang dan mengatur emosinya sebelum masuk ke dalam mobil yang sudah ada Zee. Ia duduk menatap keluar jendela melamun kembali. Kyra duduk di sisi Zee dan menyentuh pundaknya.
"Zee ... " panggil Kyra pelan membuyarkan lamunan Zee.
"Apa udah sampe?" tanya Zee sembari melihat sekitarnya.
"Belum, kita baru mau pergi Zee," jawab Aidan.
Kyra memeluk Zee erat yang terlihat seperti mayat hidup. "It's ok, Zee, ada kita yang bakal jagain lo." Kyra menepuk punggung sahabatnya.
"Aku udah gapapa Ra, thanks ya." Zee melepas pelukan Kyra dan tersenyum menenangkan sahabatnya yang khawatir.
"Iya, gue tau kok."
Aidan mulai menjalankan mobilnya menuju Apartment Zee. Suasana mobil hanya diisi oleh suara dari mesin kendaraan. Sampai ia mengantar kedua gadis itu ke depan unit apartment, ia pun pergi. Zee duduk di sofa dan menyandarkan kepalanya sembari memejamkan matanya.
"Ra, cake disana enak banget sampai buat aku ketagihan! Kapan-kapan kita balik kesana lagi, ya?" ucap Zee senang dengan ekspresi wajah yang membayangkan cake itu masuk kedalam mulutnya.
"Ofc!" jawab Kyra tak kalah senang.
"Aku sampai ngantuk setelah makan cake tadi, Ra aku ke kamar dulu ya." Zee berpamitan. Kyra hanya tersenyum dan mengangguk mengiyakan.
Ia menatap kepergian Zee sampai pintu kamar tertutup kembali, lalu menghela nafas dalam. Zee sahabatnya sangat pandai dalam bersembunyi, lebih tepatnya, menyembunyikan sesuatu darinya.
*
*
*
tbc
Follow ig Riby_Nabe
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 84 Episodes
Comments
❄️ sin rui ❄️
zee itu bukan gadis asia kan? soal nya visual nya kaya gadis eropa
2023-11-30
0
Umaiza
Suka banget sama visualnya,,Manly banget...
2021-09-27
0
Umaiza
Suka banget sama visualnya,,Manly banget...
2021-09-27
0