Chapter tiga belas : Broken for the second

Sean menggebrak meja di ruang rapat membuat karyawannya yang tengah fokus pada presentasi mendadak kaku. Takut jika bos mereka tak menyukai kinerjanya. Begitupun dengan karyawan lainnya yang terkejut dan menatap Sean ketakutan. Sean berdiri dari duduknya setelah mematikan sambungan telfon secara sepihak.

"Axel lanjutkan memimpin rapat!" perintah Sean, kemudian pergi dari ruang rapat.

Sejak pagi moodnya sudah tidak baik dengan sikap gadis itu dan sekarang tingkah gadis itu membuat emosi Sean berada di ujung tanduk. Sean kembali ke ruangannya mengambil jas dan kunci mobil sportnya. Ia berjalan tergesa-gesa menuju lift yang langsung membawanya ke basemant. Lift turun begitu lambat dari biasanya membuat Sean berdecak marah dan memukul dinding sisi lift. Setelah sampai dilantai basemant, ia menekan tombol dikunci mobilnya lalu menjalankan mobilnya dengan kecepatan tinggi menuju mansionnya.

Zee berjalan menyusuri jalan yang bisa dilewati mobil. Ia terus berjalan tanpa mempedulikan kakinya yang sudah sangat kelelahan dan ia paksakan. Sudah dua jam lamanya mungkin ia berjalan, panas matahari semakin terik membakar kulitnya. Rasa haus mulai menyerang. Ia berhenti sejenak sembari mengelap keringat di pelipisnya yang mengucur deras. Zee menggerak-gerakan tangannya didepan wajahnya mencari angin. Namun, panas mengalahkan angin yang keluar dari kibasan tangannya. Ia akhirnya menutuskan untuk kembali menyusuri jalanan meski kelelahan.

Tiba-tiba, ekspresi senangnya tak dapat ia sembunyikan karena di depan matanya ada sebuah mobil yang menghampiri dirinya. Zee melambaikan tangannya menyuruh mobil tersebut berhenti. Akhirnya mobil tersebut berhenti di depan tubuh Zee, senyum mengembang menutupi rasa lelah yang Zee rasakan. Namun, senyumannya luntur begitu saja ketika melihat seseorang yang keluar dari dalam mobil. Ia mundur perlahan-lahan sembari menatap wajah pria yang terlihat sedang marah itu. Lalu ia berlari dengan kencang ke arah hutan tanpa menoleh ke belakang.

"Auww!" Zee mengaduh kesakitan karena kakinya yang terkilir, tetapi ia kembali berlari dengan kaki yang pincang untuk menghindar dari kejaran pria tersebut.

Tak lama, ia merasakan sebuah tangan memeluk perutnya dan menarik tubuhnya mendekat ke dalam dekapan tubuh besar itu. Dari aroma tubuhnya, Zee bisa menebak siapa yang menangkapnya.

"Tolong!" teriak Zee sekuat tenaga, berharap ada seseorang di sekitar mereka. Ia meronta-ronta di dalam pelukan pria tersebut. Pria itu mengikat tangannya menggunakan dasi miliknya dengan kuat hingga Zee merintih kesakitan. Harapan tinggalah harapan, tidak ada siapapun yang mendengar suaranya yang hampir habis karena kehausan. Zee sudah menangis ketika tubuhnya diangkat di atas pundak pria tersebut.

"Tolong!" Suaranya mulai mengecil karena tenggorokannya yang kering dan kehausan. Akhirnya ia pasrah dengan apa yang akan dilakukan Sean.

Sean menurunkan Zee di kursi penumpang mobilnya lalu memasangkan sabuk pengaman padanya. Ia berjalan memutari mobil dan segera menjalankannya dengan kecepatan di atas rata rata. Zee hanya bisa menangis ketakutan karena mobil yang dikendarainya melaju begitu cepat. 15 menit mereka sampai di pekarangan mansion. Dahinya memar akibat membentur dashboard mobil karena Sean mengerem mendadak mobilnya. Sekali lagi Sean memutari mobil dan membuka pintu mobil bagian Zee dan kembali menggendong Zee, kali ini ia menggendongnya ala bridal style.

Semua bodyguard berdiri berbaris di depan mansion menyambut Sean yang membawa Zee kembali, dengan menundukan kepala mereka. Marlyn menatap kaki dan tangan Zee khawatir. Ia hanya bisa diam tanpa bisa berbuat sesuatu. Malihat Sean begitu marahnya pada Zee.

Sean membawa gadis itu kembali ke kamar. Begitu kamar terkunci dari dalam oleh Sean, ia langsung membanting tubuh Zee ke atas kasur tanpa peduli kaki Zee yang terkilir.

"Auww... " Lagi-lagi suara ringisan Zee terdengar, tetapi tak digubris Sean sama sekali.

Sean membuka jas dan kemejanya lalu membuangnya ke sembarang arah, ia naik ke atas kasur mendekati tubuh Zee yang meringkuk ketakutan sambil menangis. Ia menarik kaki Zee yang terkilir membuat ia berteriak kesakitan.

"Sean!" teriak Zee.

Wajah Zee yang berantakan dipenuhi air mata, tak membuat Sean berbelas kasih. Sean melepaskan sepatu Zee tanpa melihat kakinya. Matanya fokus menatap Zee yang menangis terus menerus. Setelah sepatu dan kaos kakinya terlepas, tangan Sean bergerak melepas kaos Zee.

"Tidak! Kumohon, Sean!" Zee memohon dengan sangat. Namun, seakan gelap mata, Sean merobek kaosnya dengan sekali tarikan menyisakan bra putihnya.

Sean menarik tangan Zee diatas kepalanya dan mencium bibir Zee kasar. Sedangkan Zee, tentu saja terus menggelengkan kepalanya berusaha menghindari bibir Sean. Satu tangan Sean mencengkram dagu Zee dengan kuat hingga Zee tak dapat lagi menghindari bibir Sean. Bibirnya menggigit bibir Zee hingga darah mengalir keluar. Begitu kesempatan datang, lidahnya mulai menerobos masuk mulut Zee dan mengabsen setiap gigi yang ada didalamnya. Ia membelitkan lidahnya dengan lidah Zee. Lama Sean mencium bibir Zee hingga ciuman mereka menimbulkan decapan. Seolah tidak kehabisan napas, bibir Sean mulai merambat pada leher putih Zee dan memberikannya kecupan basah disana hingga meninggalkan jejak kemerahan yang banyak.

"Tidak! Tidak! ku-mo-mohon!" Akal sehat Zee memang tidak menginginkanya dan sangat ketakutan karena peristiwa ini membangkitkan memori buruknya. Namun suara dan tubuh Zee, mengatakan sebaliknya. Ia sekuat tenaga masih berusaha melepaskan tangannya dari cengkraman tangan Sean.

Sean seakan menulikan telinganya mendengar Zee yang berteriak histeris. Ia terus melanjutkan aksinya lebih dalam. Tangannya mulai berkeliaran di dada Zee, meremasnya kasar dari luar branya. ******* demi ******* mulai lolos dari mulut Zee. Suara yang paling ia benci, ketika ia tidak berdaya di bawah seorang pria.

Sean melepas tangan Zee yang berada diatas kepalanya tanpa melepaskan bibirnya pada sekujur leher dan dada gadis itu. Tangan tersebut, beralih melepaskan kaitan bra milik Zee hingga ia semakin bebas menjelajahi kedua dada milik Zee. Sean semakin gila ketika mendengar suara ******* disertai rintihan kesakitan dan tangis Zee.

Tubuh Zee telah benar-benar naked dan Sean menghentikan aktifitasnya. Begitupun dengan suara Zee. Kedua napas mereka saling bersahutan. Sean menatap Zee yang menatapnya dengan tatapan memohon untuk menghentikan ini semua. Tetapi hal yang dilakukan Sean selanjutnya adalah membuat dirinya sama polosnya dengan Zee.

Zee kembali menangis dan berteriak dengan sisa suara dan tenaga yang ia punya. Namun Sean, kembali membungkam bibir Zee dengan bibirnya. Semua sudah terlambat. Untuk kedua kalinya dirinya hancur. Sean sudah sangat menghancurkannya dengan memperlakukannya bagai wanita malam.

Hancur sudah semua yang ada pada dirinya. Ia sudah tak berdaya untuk melawan lagi. Zee hanya bisa mengeluarkan isak tangis disertai dengan suara yang paling ia benci dalam dirinya

Sedangkan Sean, terus menikmati setiap inchi tubuhnya dengan penuh kenikmatan. Tidak seperti gadis di bawahnya yang begitu tersiksa. Zee pingsan ditengah tengah permainan yang Sean mainkan. Ia sudah tak peduli lagi pada apa yang telah dilakukan Sean pada tubuhnya.

***

Zee mengerjapkan matanya yang terasa berat akibat kelelahan menangis. Tenggorokannya terasa kering karena terus berteriak. Kilasan ingatan yang terjadi pada dirinya berputar perlahan seperti kaset rusak di dalam otaknya. Kedua kalinya ia hancur oleh dua pria brengsek. Ia sudah muak dengan takdir hidupnya yang mempermainkannya.

Suara tangisnya sudah tak terdengar karena tenggorokannya terlalu kering. Organ intimnya perih luar biasa, pergelangan kakinya masih terasa nyeri dan bertambah parah, tangannya sama sakitnya karena ikatan yang ditalikan Sean begitu mengikat tangannya, belum lagi luka di pergelangan tangannya yang membuka kembali. Zee hancur luar dan dalam, yang ia inginkan sekarang adalah mati, ia sudah tak memikirkan apapun lagi.

Gerakan tangan seseorang pada perutnya yang memeluk dirinya, menyentak kesadaran Zee. Ia menatap ke sisi ranjangnya yang memperlihatkan wajah Sean yang tertidur pulas di depan lehernya. Wajahnya begitu polos seakan tanpa dosa. Namun, apa yang telah ia lakukan pada Zee sudah berhasil menghancurkannya. Zee lagi lagi hanya bisa menangis dalam diam sampai ia tertidur kembali karena kelelahan.

-

-

-

tbc

Follow ig Riby_Nabe

Terpopuler

Comments

Lanang sejati

Lanang sejati

apakah Zee pernah diperkosa thooor...kok bilang hancur yg k dua kali

2021-09-06

3

🌸 andariya❤️💚

🌸 andariya❤️💚

next kak

2021-08-29

3

🌸 andariya❤️💚

🌸 andariya❤️💚

mengapa kamu melakukan hal itu

2021-08-29

3

lihat semua
Episodes
1 Chapter satu : Lifegoals
2 Chapter Dua : Beginning
3 Chapter tiga : Mysterious Pack
4 Chapter Empat : Firts Day
5 Chapter lima : What's wrong with me?
6 Chapter enam : New Friend
7 Chapter tujuh : Regret
8 Chapter delapan : Don't deserve to be happy ?
9 Chapter sembilan : Stranger
10 Chapter sempuluh : She's lost
11 Chapter Sebelas : What the reason ?
12 Chapter dua belas : Escape
13 Chapter tiga belas : Broken for the second
14 Chapter empat belas : Regret 2
15 Chapter lima belas : Love ?
16 Chapter enam belas : Explanation
17 Chapter tujuh belas : new morning
18 Chapter delapan belas : Never give up
19 Chapter sembilan belas : For the first time again
20 Chapter dua puluh : Little happiness
21 Chapter 21 : Start back
22 Chapter 22 : Rooftop
23 Chapter 23 : Bad dream or past
24 Chapter 24 : What relationship
25 Chapter 25 : Stupid brother
26 Chapter 26 : brave tough girl
27 Chapter 27 : tempting or tempted
28 Chapter 28 : Rexford corp
29 Chapter 29 : Know
30 Chapter 30 : What's wrong?
31 Chapter 31 : Don't you worry
32 Chapter 32 : first love
33 Chapter 33 : Who r u
34 Chapter 34 : Curious
35 Chapter 35 : Jealous
36 Chapter 36 : Deep kiss
37 Chapter 37 : Engaged ?
38 Chapter 38 : talk
39 Chapter 39 : Stuck with me
40 Chapter 40 : jealous 2
41 Chapter 41 : A Fact
42 Chapter 42 : Believe
43 Chapter 43 : Surprise
44 Chapter 44 : Realife
45 Chapter 45 : Confused
46 Chapter 46 : Long time
47 Chapter 47 : Accept
48 Chapter 48 : Dont Go
49 COMEBACK!
50 Chapter 49 : Good news?
51 Chapter 50 : Stop acting like her brother
52 Chapter 51 : Dissapointed
53 Chapter 52 : Happy
54 Chapter 53 : Talk
55 Chapter 54 : Weakness
56 Chapter 55 : Keeping Promises
57 Chapter 56 : Back Together
58 Chapter 57 : Explanation
59 Chapter 58 : News
60 Chapter 59 : Meet Future Parent-in-laws
61 Chapter 60 : Worries
62 Chapter 61 : Worries II
63 Chapter 62 : Miss him
64 Chapter 63 : Regret
65 Chapter 64 : Flight to Indonesia
66 Chapter 65 : Meet Father-in-law
67 Chapter 66 : Disappointment
68 Chapter 67 : Deep Talk
69 Chapter 68 : Jealous
70 Chapter 69 : Jealous II
71 Chapter 70 : Invitation Surprise
72 Chapter 71 : Sean's Family
73 Chapter 72 : Daddy's Coming
74 Chapter 73 : Zee's Request
75 Chapter 74 : D-1
76 Chapter 75 : Abduction
77 Chapter 76 : The Past
78 Chapter 77 : The feeling
79 Chapter 78 : Too Late ?
80 Chapter 79 : Dying
81 Chapter 80 : Happy Ever After
82 Xtra Chapter 1.
83 Xtra Chapter 2.
84 Xtra Chapter 3. (Lastly)
Episodes

Updated 84 Episodes

1
Chapter satu : Lifegoals
2
Chapter Dua : Beginning
3
Chapter tiga : Mysterious Pack
4
Chapter Empat : Firts Day
5
Chapter lima : What's wrong with me?
6
Chapter enam : New Friend
7
Chapter tujuh : Regret
8
Chapter delapan : Don't deserve to be happy ?
9
Chapter sembilan : Stranger
10
Chapter sempuluh : She's lost
11
Chapter Sebelas : What the reason ?
12
Chapter dua belas : Escape
13
Chapter tiga belas : Broken for the second
14
Chapter empat belas : Regret 2
15
Chapter lima belas : Love ?
16
Chapter enam belas : Explanation
17
Chapter tujuh belas : new morning
18
Chapter delapan belas : Never give up
19
Chapter sembilan belas : For the first time again
20
Chapter dua puluh : Little happiness
21
Chapter 21 : Start back
22
Chapter 22 : Rooftop
23
Chapter 23 : Bad dream or past
24
Chapter 24 : What relationship
25
Chapter 25 : Stupid brother
26
Chapter 26 : brave tough girl
27
Chapter 27 : tempting or tempted
28
Chapter 28 : Rexford corp
29
Chapter 29 : Know
30
Chapter 30 : What's wrong?
31
Chapter 31 : Don't you worry
32
Chapter 32 : first love
33
Chapter 33 : Who r u
34
Chapter 34 : Curious
35
Chapter 35 : Jealous
36
Chapter 36 : Deep kiss
37
Chapter 37 : Engaged ?
38
Chapter 38 : talk
39
Chapter 39 : Stuck with me
40
Chapter 40 : jealous 2
41
Chapter 41 : A Fact
42
Chapter 42 : Believe
43
Chapter 43 : Surprise
44
Chapter 44 : Realife
45
Chapter 45 : Confused
46
Chapter 46 : Long time
47
Chapter 47 : Accept
48
Chapter 48 : Dont Go
49
COMEBACK!
50
Chapter 49 : Good news?
51
Chapter 50 : Stop acting like her brother
52
Chapter 51 : Dissapointed
53
Chapter 52 : Happy
54
Chapter 53 : Talk
55
Chapter 54 : Weakness
56
Chapter 55 : Keeping Promises
57
Chapter 56 : Back Together
58
Chapter 57 : Explanation
59
Chapter 58 : News
60
Chapter 59 : Meet Future Parent-in-laws
61
Chapter 60 : Worries
62
Chapter 61 : Worries II
63
Chapter 62 : Miss him
64
Chapter 63 : Regret
65
Chapter 64 : Flight to Indonesia
66
Chapter 65 : Meet Father-in-law
67
Chapter 66 : Disappointment
68
Chapter 67 : Deep Talk
69
Chapter 68 : Jealous
70
Chapter 69 : Jealous II
71
Chapter 70 : Invitation Surprise
72
Chapter 71 : Sean's Family
73
Chapter 72 : Daddy's Coming
74
Chapter 73 : Zee's Request
75
Chapter 74 : D-1
76
Chapter 75 : Abduction
77
Chapter 76 : The Past
78
Chapter 77 : The feeling
79
Chapter 78 : Too Late ?
80
Chapter 79 : Dying
81
Chapter 80 : Happy Ever After
82
Xtra Chapter 1.
83
Xtra Chapter 2.
84
Xtra Chapter 3. (Lastly)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!