Chapter lima belas : Love ?

Sean menunggu Zee sadar dengan sabar. Ia tak beranjak ataupun melepas genggaman tangannya barang sedikitpun pada tangan Zee. Ia masih tetap pada posisinya. Sudah satu jam namun Zee belum sadarkan diri.

Matanya fokus pada satu titik. Hanya memandangi wajah Zee yang tertidur dengan damai. Terlihat sangat cantik meskipun matanya tertutup. Untuk pertama kalinya ia berharap melihat mata indah itu terbuka dan menatapnya sekali lagi. Ini adalah penantian pertamanya hanya untuk meminta maaf pada seorang gadis. Gadis itu adalah Linzy Alanza. Gadis yang sudah membangkitkan obsesi dalam dirinya. Benarkah yang ada di dalam hatinya hanya sebuah obsesi untuk gadis ini?

Jari tangan Zee yang bergerak menyentak Sean yang tengah melamun. Ia menatap mata Zee yang perlahan namun pasti terbuka memperlihatkan warna netra hitam kecoklatan yang indah. Satu tangan Zee memegangi kepalanya yang terasa nyeri berdenyut, sedang tangan lainnya terasa begitu kebas. Ia melepaskan genggaman tangannya dengan tangan Sean dan bergerak mengubah posisi tidurnya menjadi menyamping memunggungi Sean. Zee tak sanggup untuk menatap kembali pria yang sudah menghancurkannya. Yang dipikirannya sekarang adalah tak melihat Sean. Jika dirinya tak bisa keluar dari mansion ini agar tak melihat Sean, maka ia akan mati agar semuanya lebih mudah.

Sean hanya bisa menghela napasnya ketika melihat Zee yang tak mau menatapnya. Tentu saja, apa yang ia harapkan dari korban pemerkosaanmu sendiri? Tetapi setelah melihat Zee bangun, itu sudah cukup untuknya sekarang. Ia beranjak turun dari atas ranjang dan keluar kamar. Sean memerintahkan bodyguardnya untuk masuk ke dalam kamar Zee dan menjaganya sementara ia mengambilkan makanan Zee.

Tak lama ia kembali dengan nampan berisi makanan dan minuman untuk Zee karena sedari pagi perut Zee belum terisi apapun. Ia meletakkan nampan tersebut di meja nakas kemudian berjongkok untuk melihat Zee yang berpura pura menutup matanya.

Kedua bodyguardnya keluar begitu bos mereka sudah masuk kembali. Tangan Sean terangkat untuk mengelus rambut Zee dengan lembut. Raut wajah Zee begitu ketakutan ketika tangan Sean menyentuh rambutnya. Sean yang sadar pun menarik kembali tangannya dari rambut Zee dan berdiri kemudian menyuruh bodyguardnya untuk memanggil Marlyn. Tak lama Marlyn masuk ke dalam kamar.

"Tolong suruh ia untuk makan, Marlyn," ucap Sean yang diangguki Marlyn. Sean berjalan gontai keluar dari kamar Zee dan berdiri bersandar di depan pintu.

Bagaimanapun ia adalah pelaku dari pemerkosaan sekaligus yang menjadi pemicu trauma Zee. Akan sulit untuknya masuk ke dalam hatinya dan membujuknya kembali. Tetapi apapun yang terjadi, dirinya akan membuat Zee percaya padanya bahkan mencintainya. Sean mulai merasa tidak ingin jika dirinya dilihat sama seperti bajingan yang sudah melukai Zee pertama kali. Ia ingin Zee melihatnya sebagai pelindungnya. Apapun caranya, Sean akan berusaha membuat hal itu terjadi!

"Zee, Sayang. Ini Bibi..." panggil Marlyn dengan lembut. Ia mengambil kursi dan duduk dihadapan Zee. Mata Zee tak kunjung terbuka.

"Sean sudah pergi, Sayang," lanjut Marlyn yang perlahan membuat mata Zee terbuka dan menatap Marlyn yang tersenyum padanya.

Air mata Zee perlahan mulai turun membasahi pipinya, ia kemudian bangun dan memeluk Marlyn erat. Tangisannya pecah disertai isakan tangis yang begitu kencang memilukan. Sean yang mendengar dari luar menggenggam erat pegangan pintu hingga buku jarinya memutih. Tangisan yang tak mau ia dengar ketika ia melakukan hal bejat di hari itu kepada Zee. Kini bahkan Zee enggan untuk menangis di depannya. Jangankan menangis di hadapannya, menatap dirinya saja Zee mungkin sepertinya jijik.

Ini pertama kalinya Zee menumpahkan semua yang ia rasakan pada seseorang. Bahkan kedua sahabatnya, tidak pernah melihat dirinya di titik ini. Zee seolah menumpahkan seluruh beban yang dibawanya selama ini. Baik beban satu tahun lalu, ataupun kini.

Satu tahun lalu tak ada yang bisa membuat ia menumpahkan semuanya, Zee melampiaskannya dengan melukai dirinya sendiri. Namun kali ini seorang Bibi yang baru dikenalnya, dengan lapang dada menerima semua air mata Zee yang keluar dari beton bendungan yang selama ini ia tahan.

"Dia melukaiku Bi... dia... dia... menyentuhku dan tak mau mendengarkanku..." ucap Zee di tengah tangisannya yang penuh sesegukan. Marlyn membalas pelukan Zee tak kalah erat sembari mengelus punggungnya lembut.

Marlyn mengusap air matanya yang ikut menetes begitu saja mendengar tangisan memilukan Zee. Gadis ceria, rendah hati, dan cantik yang ia temui beberapa hari lalu, kini berubah menjadi gadis yang tengah menangis rapuh dipelukannya. Hatinya merasakan sakitnya meskipun Zee bukan putri kandungnya.

"Iya, Sayang... Ceritakan semuanya, tumpahkan semuanya pada Bibi," ucap Marlyn sembari mengusap punggung Zee yang masih bergetar.

Zee menangis dengan kencang seakan tak ada habisnya. Suara tangisannya terdengar sampai telinga Sean yang duduk diam di depan pintu kamar Zee, masih mendengar tangisan pilu itu. Entah kenapa membuat hatinya seakan tersayat pisau tak kasat mata. Hatinya mencelos begitu saja, bagai jatuh ketika mendengar suara tangisan Zee.

Berangsur-angsur, tangisan Zee mulai tak terdengar. Marlyn masih mengusap punggung Zee dengan sabar untuk menenangkan Zee yang masih bergetar sesegukan. Setelah puas menangis Zee melepas pelukannya dan mengusap sisa air matanya dari wajahnya.

"Maaf, Bi," ucap Zee serak. "Jangan sungkan, Sayang. Kau bisa menceritakan apapun padaku," ucap Marlyn mengusap rambut Zee sayang. Zee diam menundukkan kepalanya.

"Makanlah dulu agar kau bisa meminum obatmu," ucap Marlyn sembari mengambil nampan berisi semangkuk bubur sayuran, air putih, dan obat.

Dengan telaten Marlyn menyuapi Zee. Setelah lima sendok bubur masuk ke dalam perutnya, Zee menggelengkan kepalanya ketika suapan keenam di depan mulutnya. Marly menurunkan kembali sendok penuh bubur itu ke dalam mangkuknya, lantas memberikan air putih dan obatnya untuk Zee minum. Setelah selesai meminum obat, Zee kembali membaringkan tubuhnya.

"Istirahatlah kembali, jika kau membutuhkanku, aku ada di dapur. Panggil aku kapanpun kau butuh," pesan Marlyn sebelum akhirnya ia pergi. Marlyn keluar kamar Zee yang terhalangi tubuh Sean di depan pintu kamar.

"Bagaimana Zee, Marlyn?" tanya Sean seraya berdiri.

"Dia baru saja tidur setelah makan sedikit dan meminum obatnya," jawab Marlyn membuat napas Sean lega. Setidaknya makanan masuk kedalam perutnya daripada tidak sama sekali.

"Sean, apa kau benar benar mencintainya?" tanya Marlyn membuat Sean terdiam.

Mencintainya? tidak mungkin! Namun memorinya memutar kilas balik bagaimana gadis itu tersenyum dan tertawa ketika bersama dengan temannya seolah ia tak memiliki beban. Namun kini, gadis itu menjadi gadis mayat hidup yang sudah kehilangan raganya. Menangis, meraung, menjerit meminta ampun padanya yang gelap mata memperkosanya.

"Sebaiknya tinggalkan dia jika kau tak benar-benar mencintainya, aku rasa disini dia akan semakin menderita karenamu." Perkataan selanjutnya dari Marlyn, sungguh membuat Sean tertampar. Ia yakin jika perasaannya ini hanyalah sebuah rasa bersalah.

Sean masuk ke dalam kamar dengan hati hati. Berusaha untuk tak menimbulkan suara yang bisa membuat Zee terbangun. Ia duduk di kursi hadapan Zee menatap mata Zee yang tertutup dengan damai. Begitu cantik dalam kondisi apapun, kapanpun, dan dimanapun. Zee seperti putri tidur di mata Sean.

Cinta, kata itu terus berputar di kepalanya ketika memandangi Zee. Sean terkekeh pelan seorang diri sembari menutup matanya dengan tangannya. Beberapa detik kemudian ia kembali memandang Zee yang masih memejamkan matanya.

"Kita lihat apa aku bisa merasakannya?"

*

*

*

tbc

Follow ig Riby_Nabe

Terpopuler

Comments

Mutiara Wati

Mutiara Wati

mmaf mu wis twlat mas

2021-09-24

1

Yunia Abdullah

Yunia Abdullah

mudah bnget blng MF..tpi mudah kah memaafkan y

2021-09-18

1

Lanang sejati

Lanang sejati

cari tau sean.apa yg terjadi sama Zee 1 tahun yg lalu

2021-09-06

1

lihat semua
Episodes
1 Chapter satu : Lifegoals
2 Chapter Dua : Beginning
3 Chapter tiga : Mysterious Pack
4 Chapter Empat : Firts Day
5 Chapter lima : What's wrong with me?
6 Chapter enam : New Friend
7 Chapter tujuh : Regret
8 Chapter delapan : Don't deserve to be happy ?
9 Chapter sembilan : Stranger
10 Chapter sempuluh : She's lost
11 Chapter Sebelas : What the reason ?
12 Chapter dua belas : Escape
13 Chapter tiga belas : Broken for the second
14 Chapter empat belas : Regret 2
15 Chapter lima belas : Love ?
16 Chapter enam belas : Explanation
17 Chapter tujuh belas : new morning
18 Chapter delapan belas : Never give up
19 Chapter sembilan belas : For the first time again
20 Chapter dua puluh : Little happiness
21 Chapter 21 : Start back
22 Chapter 22 : Rooftop
23 Chapter 23 : Bad dream or past
24 Chapter 24 : What relationship
25 Chapter 25 : Stupid brother
26 Chapter 26 : brave tough girl
27 Chapter 27 : tempting or tempted
28 Chapter 28 : Rexford corp
29 Chapter 29 : Know
30 Chapter 30 : What's wrong?
31 Chapter 31 : Don't you worry
32 Chapter 32 : first love
33 Chapter 33 : Who r u
34 Chapter 34 : Curious
35 Chapter 35 : Jealous
36 Chapter 36 : Deep kiss
37 Chapter 37 : Engaged ?
38 Chapter 38 : talk
39 Chapter 39 : Stuck with me
40 Chapter 40 : jealous 2
41 Chapter 41 : A Fact
42 Chapter 42 : Believe
43 Chapter 43 : Surprise
44 Chapter 44 : Realife
45 Chapter 45 : Confused
46 Chapter 46 : Long time
47 Chapter 47 : Accept
48 Chapter 48 : Dont Go
49 COMEBACK!
50 Chapter 49 : Good news?
51 Chapter 50 : Stop acting like her brother
52 Chapter 51 : Dissapointed
53 Chapter 52 : Happy
54 Chapter 53 : Talk
55 Chapter 54 : Weakness
56 Chapter 55 : Keeping Promises
57 Chapter 56 : Back Together
58 Chapter 57 : Explanation
59 Chapter 58 : News
60 Chapter 59 : Meet Future Parent-in-laws
61 Chapter 60 : Worries
62 Chapter 61 : Worries II
63 Chapter 62 : Miss him
64 Chapter 63 : Regret
65 Chapter 64 : Flight to Indonesia
66 Chapter 65 : Meet Father-in-law
67 Chapter 66 : Disappointment
68 Chapter 67 : Deep Talk
69 Chapter 68 : Jealous
70 Chapter 69 : Jealous II
71 Chapter 70 : Invitation Surprise
72 Chapter 71 : Sean's Family
73 Chapter 72 : Daddy's Coming
74 Chapter 73 : Zee's Request
75 Chapter 74 : D-1
76 Chapter 75 : Abduction
77 Chapter 76 : The Past
78 Chapter 77 : The feeling
79 Chapter 78 : Too Late ?
80 Chapter 79 : Dying
81 Chapter 80 : Happy Ever After
82 Xtra Chapter 1.
83 Xtra Chapter 2.
84 Xtra Chapter 3. (Lastly)
Episodes

Updated 84 Episodes

1
Chapter satu : Lifegoals
2
Chapter Dua : Beginning
3
Chapter tiga : Mysterious Pack
4
Chapter Empat : Firts Day
5
Chapter lima : What's wrong with me?
6
Chapter enam : New Friend
7
Chapter tujuh : Regret
8
Chapter delapan : Don't deserve to be happy ?
9
Chapter sembilan : Stranger
10
Chapter sempuluh : She's lost
11
Chapter Sebelas : What the reason ?
12
Chapter dua belas : Escape
13
Chapter tiga belas : Broken for the second
14
Chapter empat belas : Regret 2
15
Chapter lima belas : Love ?
16
Chapter enam belas : Explanation
17
Chapter tujuh belas : new morning
18
Chapter delapan belas : Never give up
19
Chapter sembilan belas : For the first time again
20
Chapter dua puluh : Little happiness
21
Chapter 21 : Start back
22
Chapter 22 : Rooftop
23
Chapter 23 : Bad dream or past
24
Chapter 24 : What relationship
25
Chapter 25 : Stupid brother
26
Chapter 26 : brave tough girl
27
Chapter 27 : tempting or tempted
28
Chapter 28 : Rexford corp
29
Chapter 29 : Know
30
Chapter 30 : What's wrong?
31
Chapter 31 : Don't you worry
32
Chapter 32 : first love
33
Chapter 33 : Who r u
34
Chapter 34 : Curious
35
Chapter 35 : Jealous
36
Chapter 36 : Deep kiss
37
Chapter 37 : Engaged ?
38
Chapter 38 : talk
39
Chapter 39 : Stuck with me
40
Chapter 40 : jealous 2
41
Chapter 41 : A Fact
42
Chapter 42 : Believe
43
Chapter 43 : Surprise
44
Chapter 44 : Realife
45
Chapter 45 : Confused
46
Chapter 46 : Long time
47
Chapter 47 : Accept
48
Chapter 48 : Dont Go
49
COMEBACK!
50
Chapter 49 : Good news?
51
Chapter 50 : Stop acting like her brother
52
Chapter 51 : Dissapointed
53
Chapter 52 : Happy
54
Chapter 53 : Talk
55
Chapter 54 : Weakness
56
Chapter 55 : Keeping Promises
57
Chapter 56 : Back Together
58
Chapter 57 : Explanation
59
Chapter 58 : News
60
Chapter 59 : Meet Future Parent-in-laws
61
Chapter 60 : Worries
62
Chapter 61 : Worries II
63
Chapter 62 : Miss him
64
Chapter 63 : Regret
65
Chapter 64 : Flight to Indonesia
66
Chapter 65 : Meet Father-in-law
67
Chapter 66 : Disappointment
68
Chapter 67 : Deep Talk
69
Chapter 68 : Jealous
70
Chapter 69 : Jealous II
71
Chapter 70 : Invitation Surprise
72
Chapter 71 : Sean's Family
73
Chapter 72 : Daddy's Coming
74
Chapter 73 : Zee's Request
75
Chapter 74 : D-1
76
Chapter 75 : Abduction
77
Chapter 76 : The Past
78
Chapter 77 : The feeling
79
Chapter 78 : Too Late ?
80
Chapter 79 : Dying
81
Chapter 80 : Happy Ever After
82
Xtra Chapter 1.
83
Xtra Chapter 2.
84
Xtra Chapter 3. (Lastly)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!