Chapter delapan belas : Never give up

5 Menit yang lalu Dokter Johan sudah duduk berhadapan dengan Sean di ruang kerjanya. Jarak keduanya hanya berbataskan dengan meja kaca besar yang berisi komputer dan peralatan kantor lainnya. Seseorang mengetuk pintu ruangan Sean diikuti dengan masuknya seorang wanita paruh baya yang membawa nampan berisi teh untuk Dokter yang mungkin akan lebih sering ke mansion Sean. Marlyn kembali keluar setelah meletakan cangkir berisi teh yang masih mengepulkan uapnya, menandakan bahwa teh didalamnya masih panas. Sean mengetuk-ngetukkan jarinya ke meja di depannya, sehingga menimbulkan suara yang cukup bising di tengah keheningan yang terbentang diantara keduanya. Ia menunggu dokter di depannya membuka mulut untuk menjelaskan bagaimana kondisi mental Zee.

"Tuan Rexford..."

"Apa terjadi peristiwa yang menyebabkan Nona Alanza dalam kondisi seperti ini?" tanya Dokter Johan memulai pembicaraan. Sean berhenti mengetukan jarinya pada meja dan menatap dokter di depannya dengan datar.

"Aku memperkosanya dengan kasar karena dia kabur," jawab Sean dengan tenang.

"Sebelum aku memperkosanya, dia jauh lebih baik. Namun, aku sudah melihat luka goresan yang ia buat sendiri ditangannya," lanjut Sean. Dokter Johan tampak menyimak ucapan Sean sambil mencatatnya di note yang ia bawa dan sesekali menganggukkan kepalanya.

"Apa kau tau penyebab dia melukai dirinya sendiri sebelum kondisinya seperti ini?" tanya Dokter Johan kembali.

"Aku tidak tau lebih jelasnya, tapi saat aku menidurinya, dia berontak hebat dan menangis histeris. Trisha bilang, kemungkinan dia pernah mengalami hal yang sama yang mengakibatkan dia depresi," jawab Sean.

"Apa dia pernah mengalami emosi yang berubah drastis, berhalusinasi, panik, dan mencoba membunuh dirinya sendiri belakangan ini?"

"Ya... Kemarin dia mencoba membunuh dirinya sendiri 2 kali." Sean menatap lurus ke depan.

"Mendengar apa yang Anda katakan, ia sudah berada pada tingkat depresi mayor. Kemungkinan ia juga memiliki gangguan kecemasan yang parah serta gejala gangguan skizofrenia." Sean tak dapat mengeluarkan ekspresi apapun karena terkejut dengan apa yang baru saja didengarnya. Semakin ia penasaran dengan sosok Zee yang baru ia kenal, semakin banyak kejutan di dalamnya.

"Maaf, apa Anda mengatakan jika Nona Alanza mencoba kabur? Dimana keluarganya?" tanya Dokter Johan berhati-hati. Sean menatap tajam Dokter di depannya.

"Itu semua bisa mempengaruhi kondisinya juga. Ia kemungkinan akan cepat lebih baik, jika bersama orang yang dipercayainya atau keluarga dekatnya. Tetapi itu juga tidak menjamin kesembuhannya, kecuali kita melihat progresnya ke depan. Presentase kesembuhan akan meningkat, jika pasien merasa aman dan nyaman dengan seseorang yang ia percayai. Jadi, ambilah kepercayaannya secara perlahan. Buat ia nyaman sampai ia bisa terbuka." Sean mendengarkan dalam diam apa yang dikatakan Dokter di depannya.

"Pasien dengan penyakit mental rata-rata memiliki kepribadian yang sangat tertutup dan sungkan untuk memulai cerita. Jadi, peka-lah kepada setiap apa yang Nona Alanza lakukan dan ambil inisiatif untuk terus menanyakan kabarnya agar nona Alanza terdorong untuk lebih terbuka." Dokter Johan melanjutkan ucapannya.

"Dalam seminggu ke depan saya akan terus memeriksa dan menganalisis kondisi Nona Alanza agar saya bisa mendiagnosis penyakitnya dengan tepat dan memberikan obat padanya," kata dokter Johan.

"Oh dan satu hal lagi. Jaga agar moodnya tetap baik, singkirkan semua benda tajam yang berpotensi bisa ia gunakan untuk bunuh diri, dan jangan membuat ia ingat tentang insiden itu."

"Saya rasa itu saja yang bisa saya katakan untuk sekarang. Besok saya akan kembali memeriksa kondisi Nona Alanza." Dokter Johan berdiri dari duduknya setelah dirasa apa yang ia katakan cukup, begitupun dengan Sean yang juga berdiri setelah mendengar penjelasan dan nasehat dari psikiater di depannya.

"Kalau begitu, saya pergi dulu," ucap dokter Johan sembari menjabat tangan Sean. Dokter Johan pun keluar dari ruangan Sean.

Sean berjalan ke arah balkonnya dan menatap pemandangan di depannya yang memperlihatkan lahan yang terbentang dengan luas. Helaan napas panjang terdengar keluar dari mulutnya. Ia mengusap wajahnya gusar. Bagaimana cara dirinya bisa mengambil kepercayaan gadis itu kembali setelah apa yang ia lakukan. Telfonnya berdering menandakan adanya panggilan masuk. Nama Axel terlihat dilayar ponselnya. Ia menggeser tombol ke arah warna hijau untuk menjawabnya kemudian menempelkan ponsel pada telinganya.

"Tuan, proyek pembangunan di Valencia bermasalah dan membutuhkan anda," ucap Axel di sebrang sana.

"Aku tidak bisa kesana sekarang," jawab Sean.

"Tapi ini-"

"Apa kau tidak bisa menghandlenya?! Lalu apa kemampuanmu?!" bentak Sean kesal.

"Baik tuan, saya mengerti." Sean mematikan sambungan telfonnya dan memasukkan kembali ponselnya ke dalam saku celananya.

Dering notifikasi ponselnya kembali terdengar membuat ia mau tak mau kembali mengecek ponselnya. Sebuah surel dikirim pada emailnya dari Axel. Ia kembali memasukkan ponselnya kedalam saku celananya setelah membaca sekilas isinya. Biarlah pekerjaan ia sampingkan untuk saat ini, karena prioritas utamanya sekarang adalah Zee yang membutuhkannya. Kehilangan satu proyek besar tak akan membuat ia jatuh miskin. Sean melangkah masuk kembali ke dalam ruang kerjanya menuju ke kamar yang ditempati Zee yang merupakan kamar utama mansion ini sekaligus kamarnya. Ia membuka pelan pintu kamar yang menimbulkan suara deritan. Matanya menyusuri kamar yang kosong dan rapi tanpa ada seorang pun didalamnya. Sean semakin masuk ke dalam kamar dengan langkah yang gusar. Pintu pertama yang ia buka adalah Walk in closet, tak menemukan Zee disana, ia semakin masuk ke dalam menuju kamar mandi yang hening. Bayangan Zee yang berusaha mencoba menghilangkan nyawanya membuat Sean kalut. Pintu kamar mandi, ia buka dengan kasar. Namun lagi-lagi nihil, tak ada siapapun di dalamnya.

"Zee!" teriak Sean di heningnya suasana kamar mandi.

Sean kembali keluar walk in closet dan melihat punggung seseorang di balkon kamar dari kaca jendela. Ia melangkah dengan tergesa-gesa untuk menghapiri seseorang yang dicarinya. Sean memeluk tubuh Zee dari belakang yang memunggunginya, membuat Zee tersentak di tengah lamunannya. Aroma maskulin yang khas tercium di indra penciumannya disertai pelukan hangat yang memeluk perutnya. Ia sudah mengetahui siapa seseorang yang memeluknya.

"Aku kira kau akan pergi lagi dariku," ujar Sean lirih. Nada ketakutan yang terselip di dalam suaranya dapat Zee rasakan. Tetapi ia tak mengetahui tatapan mata pria ini untuk mencari kebohongan di dalam manik matanya.

Dadanya kembali bergemuruh karena jantungnya yang mulai berdetak menggila setiap berdekataan dengan Sean. Perasaan takut mendominasi Zee setiap kali berdekatan dengan pria ini, tetapi diwaktu yang bersamaan pelukan ini begitu nyaman sekaligus aman membuat dirinya merasa terlindungi. Tetapi ingatan buruk lagi-lagi menghancurkan perasaan tersebut.

Napas Sean yang menerpa kulit leher Zee yang terbuka membuat lamunan Zee buyar. Kesadarannya ikut kembali. Ia melepas pelan pelukan Sean dan berjalan meninggalkannya tanpa melirik sedikitpun pada pria yang berdiri mematung di tempatnya setelah ditinggalkan Zee.

"Sayang, kau mau kemana? Jangan terlalu banyak berjalan, kakimu belum sembuh benar." Ucapan Sean sempat menghentikan langkah Zee yang baru saja diambang pintu balkon.

Sean segera menghampiri Zee yang berhenti melangkah dengan kaki yang masih bengkak kemudian mengangkat tubuhnya yang ringan ke gendongannya. Zee sedikit terkejut dan reflek mengalungkan tangannya pada leher Sean. Namun, tak lama melepaskannya kembali tanpa menatap Sean. Bibir Sean terangkat membentuk senyuman tipis. Ia berjalan dengan Zee di gendongannya dan menurunkan tubuhnya diatas kasur dengan lembut.

"Aku akan membawakan makanan untukmu." Tangan Sean mengelus rambut Zee sebelum ia keluar dari kamar untuk mengambil makan siang untuknya.

Mata Zee tetap terpaku pada pintu yang baru saja tertutup setelah Sean keluar. Ia memilih untuk merebahkan tubuhnya dan memejamkan matanya. Beberapa menit alam mimpi sudah menjemputnya.

Sean masuk ke dalam kamar dengan nampan berisi makanan di atasnya, ia menatap punggung Zee. Langkahnya semakin mendekati tubuh Zee, dan semakin terdengar deru napas teratur menandakan gadis itu sudah nyenyak dalam tidurnya. Akhirnya Sean menyimpan nampan itu di meja nakas beserta air minum untuk Zee minum saat ia bangun nanti. Tangan Sean mengambil note di laci nakas dan menulis pesan di atas note tersebut yang berisi :

'Setelah putri tidur bangun, makanlah makanan di nampan ini dan minum obatmu. Jika kau butuh sesuatu, pangeranmu ada di ruangan tepat di depan kamarmu.'

-para mi amor

Sean tersenyum geli dengan pesan yang ia tulis, kemudian menempelkan note tersebut di nampan makanannya. Ia menarik selimut untuk menutupi tubuh Zee sampai sebatas leher. Sean mengecup rambut Zee lembut sebelum ia meninggalkannya. Sean semakin penasaran, apa saja ekspresi yang bisa dikeluarkan Zee saat ia telah sembuh sepenuhnya.

*

*

*

tbc

Follow ig Riby_Nabe

Terpopuler

Comments

Ruthberliana

Ruthberliana

kpn up nya author quuu...🤗🤗🤗

2021-09-25

0

🌸 andariya❤️💚

🌸 andariya❤️💚

lanjutkan thor semangat 💪

2021-08-29

3

🌸 andariya❤️💚

🌸 andariya❤️💚

keren bkeren kak👌💜💜💜💜💜💚💚💚💚💞

2021-08-29

3

lihat semua
Episodes
1 Chapter satu : Lifegoals
2 Chapter Dua : Beginning
3 Chapter tiga : Mysterious Pack
4 Chapter Empat : Firts Day
5 Chapter lima : What's wrong with me?
6 Chapter enam : New Friend
7 Chapter tujuh : Regret
8 Chapter delapan : Don't deserve to be happy ?
9 Chapter sembilan : Stranger
10 Chapter sempuluh : She's lost
11 Chapter Sebelas : What the reason ?
12 Chapter dua belas : Escape
13 Chapter tiga belas : Broken for the second
14 Chapter empat belas : Regret 2
15 Chapter lima belas : Love ?
16 Chapter enam belas : Explanation
17 Chapter tujuh belas : new morning
18 Chapter delapan belas : Never give up
19 Chapter sembilan belas : For the first time again
20 Chapter dua puluh : Little happiness
21 Chapter 21 : Start back
22 Chapter 22 : Rooftop
23 Chapter 23 : Bad dream or past
24 Chapter 24 : What relationship
25 Chapter 25 : Stupid brother
26 Chapter 26 : brave tough girl
27 Chapter 27 : tempting or tempted
28 Chapter 28 : Rexford corp
29 Chapter 29 : Know
30 Chapter 30 : What's wrong?
31 Chapter 31 : Don't you worry
32 Chapter 32 : first love
33 Chapter 33 : Who r u
34 Chapter 34 : Curious
35 Chapter 35 : Jealous
36 Chapter 36 : Deep kiss
37 Chapter 37 : Engaged ?
38 Chapter 38 : talk
39 Chapter 39 : Stuck with me
40 Chapter 40 : jealous 2
41 Chapter 41 : A Fact
42 Chapter 42 : Believe
43 Chapter 43 : Surprise
44 Chapter 44 : Realife
45 Chapter 45 : Confused
46 Chapter 46 : Long time
47 Chapter 47 : Accept
48 Chapter 48 : Dont Go
49 COMEBACK!
50 Chapter 49 : Good news?
51 Chapter 50 : Stop acting like her brother
52 Chapter 51 : Dissapointed
53 Chapter 52 : Happy
54 Chapter 53 : Talk
55 Chapter 54 : Weakness
56 Chapter 55 : Keeping Promises
57 Chapter 56 : Back Together
58 Chapter 57 : Explanation
59 Chapter 58 : News
60 Chapter 59 : Meet Future Parent-in-laws
61 Chapter 60 : Worries
62 Chapter 61 : Worries II
63 Chapter 62 : Miss him
64 Chapter 63 : Regret
65 Chapter 64 : Flight to Indonesia
66 Chapter 65 : Meet Father-in-law
67 Chapter 66 : Disappointment
68 Chapter 67 : Deep Talk
69 Chapter 68 : Jealous
70 Chapter 69 : Jealous II
71 Chapter 70 : Invitation Surprise
72 Chapter 71 : Sean's Family
73 Chapter 72 : Daddy's Coming
74 Chapter 73 : Zee's Request
75 Chapter 74 : D-1
76 Chapter 75 : Abduction
77 Chapter 76 : The Past
78 Chapter 77 : The feeling
79 Chapter 78 : Too Late ?
80 Chapter 79 : Dying
81 Chapter 80 : Happy Ever After
82 Xtra Chapter 1.
83 Xtra Chapter 2.
84 Xtra Chapter 3. (Lastly)
Episodes

Updated 84 Episodes

1
Chapter satu : Lifegoals
2
Chapter Dua : Beginning
3
Chapter tiga : Mysterious Pack
4
Chapter Empat : Firts Day
5
Chapter lima : What's wrong with me?
6
Chapter enam : New Friend
7
Chapter tujuh : Regret
8
Chapter delapan : Don't deserve to be happy ?
9
Chapter sembilan : Stranger
10
Chapter sempuluh : She's lost
11
Chapter Sebelas : What the reason ?
12
Chapter dua belas : Escape
13
Chapter tiga belas : Broken for the second
14
Chapter empat belas : Regret 2
15
Chapter lima belas : Love ?
16
Chapter enam belas : Explanation
17
Chapter tujuh belas : new morning
18
Chapter delapan belas : Never give up
19
Chapter sembilan belas : For the first time again
20
Chapter dua puluh : Little happiness
21
Chapter 21 : Start back
22
Chapter 22 : Rooftop
23
Chapter 23 : Bad dream or past
24
Chapter 24 : What relationship
25
Chapter 25 : Stupid brother
26
Chapter 26 : brave tough girl
27
Chapter 27 : tempting or tempted
28
Chapter 28 : Rexford corp
29
Chapter 29 : Know
30
Chapter 30 : What's wrong?
31
Chapter 31 : Don't you worry
32
Chapter 32 : first love
33
Chapter 33 : Who r u
34
Chapter 34 : Curious
35
Chapter 35 : Jealous
36
Chapter 36 : Deep kiss
37
Chapter 37 : Engaged ?
38
Chapter 38 : talk
39
Chapter 39 : Stuck with me
40
Chapter 40 : jealous 2
41
Chapter 41 : A Fact
42
Chapter 42 : Believe
43
Chapter 43 : Surprise
44
Chapter 44 : Realife
45
Chapter 45 : Confused
46
Chapter 46 : Long time
47
Chapter 47 : Accept
48
Chapter 48 : Dont Go
49
COMEBACK!
50
Chapter 49 : Good news?
51
Chapter 50 : Stop acting like her brother
52
Chapter 51 : Dissapointed
53
Chapter 52 : Happy
54
Chapter 53 : Talk
55
Chapter 54 : Weakness
56
Chapter 55 : Keeping Promises
57
Chapter 56 : Back Together
58
Chapter 57 : Explanation
59
Chapter 58 : News
60
Chapter 59 : Meet Future Parent-in-laws
61
Chapter 60 : Worries
62
Chapter 61 : Worries II
63
Chapter 62 : Miss him
64
Chapter 63 : Regret
65
Chapter 64 : Flight to Indonesia
66
Chapter 65 : Meet Father-in-law
67
Chapter 66 : Disappointment
68
Chapter 67 : Deep Talk
69
Chapter 68 : Jealous
70
Chapter 69 : Jealous II
71
Chapter 70 : Invitation Surprise
72
Chapter 71 : Sean's Family
73
Chapter 72 : Daddy's Coming
74
Chapter 73 : Zee's Request
75
Chapter 74 : D-1
76
Chapter 75 : Abduction
77
Chapter 76 : The Past
78
Chapter 77 : The feeling
79
Chapter 78 : Too Late ?
80
Chapter 79 : Dying
81
Chapter 80 : Happy Ever After
82
Xtra Chapter 1.
83
Xtra Chapter 2.
84
Xtra Chapter 3. (Lastly)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!