Chapter tujuh belas : new morning

Sean duduk di kursi ruang kerjanya sembari menempelkan telfonnya ke telinga. Setelah menekan nomor Axel, sambungan langsung terhubung di nada dering kedua.

"Kau sudah mengerjakan apa yang kusuruh?" tanya Sean datar.

"Sudah tuan, tetapi sulit untuk mencari dokter dengan kriteria tuan untuk ditemukan." Suara Axel terdengar sedikit ketakutan.

"Ini sudah dua hari tapi kau masih belum menemukannya?! Kau sangat tidak becus!" teriak Sean marah kemudian menutup sambungan telfonnya.

"Sudahlah! Kenapa kau mencari yang sulit jika yang mudah ada. Aku akan menelfon dokter Johan," ucap Trisha dihadapannya sembari menggigit apel ditangannya.

"Dia pria! Aku tidak suka!" ucap Sean ketus. Trisha tertawa di tempat duduknya.

"Tapi Linzy membutuhkannya, Bodoh! Jangan membuang waktu lagi, atau ia akan semakin parah. Atau lebih buruk berhasil mengakhiri hidupnya. Dia sudah berada diambang batasnya, Sean!" seru Trisha kesal pada Sean yang disaat seperti ini masih saja posesif.

"Apa kau mulai mecintainya?" tanya Trisha mulai menggoda Sean.

"Baiklah telfon dia," ucap Sean akhirnya setelah mempertimbangkannya tanpa menjawab pertanyaan Trisha. Meskipun dari nada bicaranya yang kurang suka, tetapi untuk sekarang yang menjadi prioritasnya adalah Zee.

"Hello, Johan!" sapa Trisha setelah sambungan telfon terhubung disebrang sana.

"Hi babe, what's wrong?" tanya Johan di sebrang sana. Sean yang mendengar panggilan sayang dari Dokter Johan untuk kakak sepupunya sedikit heran.

"Adik sepupuku ingin bicara denganmu," ucap Trisha dan memberikan ponselnya pada Sean.

Sean mengambil ponsel Trisha dan mematikan loudspeakernya kemudian menjauhi Trisha agar lebih leluasa mengobrol dengan Dokter Johan. 30 menit berlalu, Sean kembali masuk kedalam ruang kerjanya dan memberikan kembali ponsel Trisha.

"So?" tanya Trisha menatap Sean.

"Dia akan kesini besok," jawab Sean singkat.

"And?"

"Aku akan membicarakan detailnya setelah ia memeriksa keadaan Zee," jawab Sean kembali dengan malas.

"Apa dia kekasihmu?" Kini Sean yang giliran bertanya.

"Ya..." jawab Trisha acuh dengan tangan yang memainkan ponselnya tanpa menatap Sean.

"Aku akan kembali ke rumah sakit," ucap Trisha setelah bosan dengan ponselnya.

Sean mengangguk tanpa menatapnya, ia sudah tenggelam dalam pekerjaan dan komputernya. Dokter Trisha membereskan barang barangnya dan melangkah pergi. Suara pintu terbuka kemudian tertutup kembali terdengar.

🌞🌞🌞

Matahari pagi masuk ke dalam kamar yang ditempati Zee, menyorot tepat ke arah tubuhnya yang masih berbaring memejamkan matanya. Sinarnya yang menerpa wajahnya membuat tidurnya terusik. Perlahan ia mengerutkan dahinya dan menghalau sinar matahari dengan tangannya. Zee membalikkan tubuhnya agar wajahnya tak terkena sinar matahari. Saat sudah membalikkan tubuhnya, lagi-lagi wajah Sean tepat berada di depan wajahnya. Jangan lupakan tangan Sean yang memeluk pinggangnya erat. Zee menatap wajah Sean yang tertidur, ia kembali melamun jauh.

Pelukan tangan pada pingganya yang mengerat menyentak Zee. Ia menatap Sean yang mulai membuka matanya. Sean tersenyum menatap Zee yang tengah menatapnya. Senyum yang untuk pertama kalinya terlihat, sepanjang dirinya bersama Sean. Wajah Sean mendekat ke arah Zee, lalu dahinya merasakan sesuatu.

Sean mengecupnya dengan lembut. "Morning, Baby Girl," ucap Sean lembut dengan suara serak khas orang baru bangun tidur.

Zee masih diam tanpa ekspresi ditempatnya, hanya menatap Sean yang sudah melepaskan pingganya dan beranjak dari kasur. Sean masuk ke dalam walk in closet. Selama 30 menit, barulah ia keluar dengan keadaan yang sudah segar karena sehabis mandi sebab rambutnya yang basah. Pakaiannya terlihat santai, bukan setelan formal yang biasa dikenakan.

Sean berjalan ke arah Zee yang masih di atas kasur dengan posisi yang masih tetap sama seperti saat ia tinggalkan. Ia menaiki kasur mengusap rambut panjang Zee dengan lembut.

"Hari ini akan ada Dokter untuk memeriksa kesehatanmu, mandilah dan bersiap, ya?" tanya Sean lembut masih dengan mengusap rambut Zee.

Ia tersenyum menatap Zee yang sudah mau menatap wajahnya kembali, meskipun tanpa ekspresi apapun. Zee tak bergerak sedikitpun, dengan apa yang dikatakan Sean. Namun, Sean tak berencana untuk menyerah. Ia menggendong tubuh Zee dan mendudukkannya di atas toilet.

"Pelan-pelan saja. Aku akan menyiapkan pakaianmu di walk in closet, dan menunggu di kamar." Sean berkata dengan lembut tak lupa mengecup rambut Zee, sebelum akhirnya keluar dari toilet.

Zee masih duduk diam di tempatnya sembari menatap ke arah pintu kamar mandi yang baru saja ditutup Sean. Akhirnya setelah lama terdiam, ia menanggalkan seluruh pakaiannya dan masuk ke dalam bathup yang sudah penuh dengan air dan busa. Memejamkan matanya tenang.

Sean mengambil pakaian untuk Zee beserta pakaian dalamnya untuk dikenakan. Setelahnya ia keluar dari walk in closet dan menuju pintu keluar kamar untuk meminta bodyguardnya menyuruh Marlyn mengantarkan makanan.

Marlyn datang dengan nampan ditangannya yang berisi menu sarapan untuknya dan untuk Zee. Zee masih di dalam kamar mandi saat Marlyn mengantar makanan dan keluar lagi. 45 menit berlalu, gadis itu masih belum keluar dari kamar mandi membuat Sean khawatir sesuatu terjadi lagi pada Zee. Ia akhirnya memutuskan untuk melihatnya, tetapi baru saja ia berdiri dari duduknya, Zee keluar dengan keadaan yang sudah segar dan terlihat cantik dengan pakaian santainya.

Sean menghampiri Zee dan memapahnya untuk duduk di sofa di kamarnya. Setelah Zee duduk, Sean mengambil nampan makanan di meja nakas untuk kembali ke tempat Zee duduk. Ia duduk di sisi Zee dengan semangkuk bubur sayur dan ayam ditangannya. Sean menyuapi Zee dengan telaten sampai bubur tak bersisa. Zee juga meminum air putih yang ia teguk hingga tandas. Sean membersihkan bibir Zee yang basah karena air minumnya. Ia berdiri mengambil kotak obat dari walk in closet dan salep untuk Zee. Sean perlahan mengankat kaki Zee yang membengkak dan mengolesinya salep. Zee diam dengan semua perlakuan Sean kepada dirinya, ia hanya menatap Sean dalam diam tanpa ekspresi. Sean bersyukur karena Zee tidak menolaknya, meski ia menurutinya bagai robot.

Setelah selesai dengan kaki Zee, ia menurunkan kembali kakinya dengan hati hati. Mengambil tangan Zee untuk mengganti perban di pergelangan tangannya dan menutup luka goresan di tangannya. Dengan telaten ia melilitkan perban dan menempelkan hansaplas ke tangan Zee hingga lukanya kembali tertutup dengan sempurna. Sean kembali berdiri sembari membawa kotak obatnya kembali ke tempatnya semula. Ia kembali pada Zee yang masih duduk di tempatnya.

"Aku akan keluar menjemput Doktermu yang sudah datang. Aku akan kembali," ucap Sean dan mencium dahi Zee sebelum akhirnya ia pergi membawa serta nampan makanan mereka.

Di depan pintu sudah ada kedua bodyguard Sean yang berjaga. Ia memberikan nampan makanannya pada salah satu bodyguard.

"Apa dia sudah datang?" tanya Sean datar.

"Sudah tuan," jawab salah satu bodyguard yang mengerti siapa yang dimaksud bos mereka.

"Bawa dia ke ruang kerjaku!" perintah Sean kemudian dirinya melenggang pergi ke ruang kerjanya.

Tak lama seseorang mengetuk pintu ruang kerja Sean. Ia segera mempersilahkan seseorang diluar untuk masuk. Pria dengan jas putih khas Dokter masuk ke dalam ruang kerja Sean, mengalihkan atensinya. Sean berdiri dari duduknya menghampiri sang Dokter lantas membawanya langsung ke kamar Zee. Sean diikuti Dokter Johan masuk ke dalam kamar yang memperlihatkan Zee tengah duduk di tempat yang sama ketika Sean tinggalkan. Sean duduk di samping Zee. Ia menatap Sean dan Dokter Johan yang sudah duduk dihadapannya.

"Zee.. " panggil Sean lembut.

"Ia dokter Johan, dia yang akan memeriksa kesehatanmu," lanjut Sean memperkenalkan Dokter dihadapan mereka. Sang dokter tersenyum menatap Zee yang menatapnya.

"Halo, Nona Alanza. Saya Dokter Johan Hormes." Dokter tersebut memperkenalkan dirinya dengan ramah. Zee diam tak merespon.

"Bagaimana perasaanmu pagi ini?" tanya sang dokter kembali. Tetapi Zee tetap bungkam menatap kosong sang Dokter.

Dokter Johan memberikan kode pada Sean agar meninggalkan mereka, memberikan dirinya dan Zee ruang. Dengan setengah hati akhirnya Sean keluar meninggalkan keduanya.

*

*

*

tbc

Follow ig Riby_Nabe

Terpopuler

Comments

Tish Yulis

Tish Yulis

ceritamu bagus jg kakak...semangat ya....

2021-09-03

2

🌸 andariya❤️💚

🌸 andariya❤️💚

next kak,💜💜💜💚💚💚

2021-08-29

3

🌸 andariya❤️💚

🌸 andariya❤️💚

lanjutkan thor 🥰🥰🥰🥰🥰

2021-08-29

3

lihat semua
Episodes
1 Chapter satu : Lifegoals
2 Chapter Dua : Beginning
3 Chapter tiga : Mysterious Pack
4 Chapter Empat : Firts Day
5 Chapter lima : What's wrong with me?
6 Chapter enam : New Friend
7 Chapter tujuh : Regret
8 Chapter delapan : Don't deserve to be happy ?
9 Chapter sembilan : Stranger
10 Chapter sempuluh : She's lost
11 Chapter Sebelas : What the reason ?
12 Chapter dua belas : Escape
13 Chapter tiga belas : Broken for the second
14 Chapter empat belas : Regret 2
15 Chapter lima belas : Love ?
16 Chapter enam belas : Explanation
17 Chapter tujuh belas : new morning
18 Chapter delapan belas : Never give up
19 Chapter sembilan belas : For the first time again
20 Chapter dua puluh : Little happiness
21 Chapter 21 : Start back
22 Chapter 22 : Rooftop
23 Chapter 23 : Bad dream or past
24 Chapter 24 : What relationship
25 Chapter 25 : Stupid brother
26 Chapter 26 : brave tough girl
27 Chapter 27 : tempting or tempted
28 Chapter 28 : Rexford corp
29 Chapter 29 : Know
30 Chapter 30 : What's wrong?
31 Chapter 31 : Don't you worry
32 Chapter 32 : first love
33 Chapter 33 : Who r u
34 Chapter 34 : Curious
35 Chapter 35 : Jealous
36 Chapter 36 : Deep kiss
37 Chapter 37 : Engaged ?
38 Chapter 38 : talk
39 Chapter 39 : Stuck with me
40 Chapter 40 : jealous 2
41 Chapter 41 : A Fact
42 Chapter 42 : Believe
43 Chapter 43 : Surprise
44 Chapter 44 : Realife
45 Chapter 45 : Confused
46 Chapter 46 : Long time
47 Chapter 47 : Accept
48 Chapter 48 : Dont Go
49 COMEBACK!
50 Chapter 49 : Good news?
51 Chapter 50 : Stop acting like her brother
52 Chapter 51 : Dissapointed
53 Chapter 52 : Happy
54 Chapter 53 : Talk
55 Chapter 54 : Weakness
56 Chapter 55 : Keeping Promises
57 Chapter 56 : Back Together
58 Chapter 57 : Explanation
59 Chapter 58 : News
60 Chapter 59 : Meet Future Parent-in-laws
61 Chapter 60 : Worries
62 Chapter 61 : Worries II
63 Chapter 62 : Miss him
64 Chapter 63 : Regret
65 Chapter 64 : Flight to Indonesia
66 Chapter 65 : Meet Father-in-law
67 Chapter 66 : Disappointment
68 Chapter 67 : Deep Talk
69 Chapter 68 : Jealous
70 Chapter 69 : Jealous II
71 Chapter 70 : Invitation Surprise
72 Chapter 71 : Sean's Family
73 Chapter 72 : Daddy's Coming
74 Chapter 73 : Zee's Request
75 Chapter 74 : D-1
76 Chapter 75 : Abduction
77 Chapter 76 : The Past
78 Chapter 77 : The feeling
79 Chapter 78 : Too Late ?
80 Chapter 79 : Dying
81 Chapter 80 : Happy Ever After
82 Xtra Chapter 1.
83 Xtra Chapter 2.
84 Xtra Chapter 3. (Lastly)
Episodes

Updated 84 Episodes

1
Chapter satu : Lifegoals
2
Chapter Dua : Beginning
3
Chapter tiga : Mysterious Pack
4
Chapter Empat : Firts Day
5
Chapter lima : What's wrong with me?
6
Chapter enam : New Friend
7
Chapter tujuh : Regret
8
Chapter delapan : Don't deserve to be happy ?
9
Chapter sembilan : Stranger
10
Chapter sempuluh : She's lost
11
Chapter Sebelas : What the reason ?
12
Chapter dua belas : Escape
13
Chapter tiga belas : Broken for the second
14
Chapter empat belas : Regret 2
15
Chapter lima belas : Love ?
16
Chapter enam belas : Explanation
17
Chapter tujuh belas : new morning
18
Chapter delapan belas : Never give up
19
Chapter sembilan belas : For the first time again
20
Chapter dua puluh : Little happiness
21
Chapter 21 : Start back
22
Chapter 22 : Rooftop
23
Chapter 23 : Bad dream or past
24
Chapter 24 : What relationship
25
Chapter 25 : Stupid brother
26
Chapter 26 : brave tough girl
27
Chapter 27 : tempting or tempted
28
Chapter 28 : Rexford corp
29
Chapter 29 : Know
30
Chapter 30 : What's wrong?
31
Chapter 31 : Don't you worry
32
Chapter 32 : first love
33
Chapter 33 : Who r u
34
Chapter 34 : Curious
35
Chapter 35 : Jealous
36
Chapter 36 : Deep kiss
37
Chapter 37 : Engaged ?
38
Chapter 38 : talk
39
Chapter 39 : Stuck with me
40
Chapter 40 : jealous 2
41
Chapter 41 : A Fact
42
Chapter 42 : Believe
43
Chapter 43 : Surprise
44
Chapter 44 : Realife
45
Chapter 45 : Confused
46
Chapter 46 : Long time
47
Chapter 47 : Accept
48
Chapter 48 : Dont Go
49
COMEBACK!
50
Chapter 49 : Good news?
51
Chapter 50 : Stop acting like her brother
52
Chapter 51 : Dissapointed
53
Chapter 52 : Happy
54
Chapter 53 : Talk
55
Chapter 54 : Weakness
56
Chapter 55 : Keeping Promises
57
Chapter 56 : Back Together
58
Chapter 57 : Explanation
59
Chapter 58 : News
60
Chapter 59 : Meet Future Parent-in-laws
61
Chapter 60 : Worries
62
Chapter 61 : Worries II
63
Chapter 62 : Miss him
64
Chapter 63 : Regret
65
Chapter 64 : Flight to Indonesia
66
Chapter 65 : Meet Father-in-law
67
Chapter 66 : Disappointment
68
Chapter 67 : Deep Talk
69
Chapter 68 : Jealous
70
Chapter 69 : Jealous II
71
Chapter 70 : Invitation Surprise
72
Chapter 71 : Sean's Family
73
Chapter 72 : Daddy's Coming
74
Chapter 73 : Zee's Request
75
Chapter 74 : D-1
76
Chapter 75 : Abduction
77
Chapter 76 : The Past
78
Chapter 77 : The feeling
79
Chapter 78 : Too Late ?
80
Chapter 79 : Dying
81
Chapter 80 : Happy Ever After
82
Xtra Chapter 1.
83
Xtra Chapter 2.
84
Xtra Chapter 3. (Lastly)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!