Aidan sibuk menenangkan Kyra yang terus menangis sejak kemarin. Keduanya sibuk mencari Zee sahabatnya yang sejak malam tak kembali. Mereka memutuskan untuk melaporkannya ke polisi, tetapi polisi mengatakan jika belum 24 jam menghilang, mereka tak akan mencari. Aidan dan Kyra mencari Zee di sekitar tempat yang mereka pernah kunjungi bersama Zee, namun hasilnya tetap nihil. Kyra menangis terus menerus memikirkan bagaimana keadaan sahabatnya di luar sana. Pencarian mereka hentikan di sore hari saat mereka sudah mengunjungi semua tempat yang mungkin Zee kunjungi.
"Ai, Zee dimana..." ucap Kyra sembari menangis sesegukan.
"Tenang ya, Ra, kita bakal terus nyari Zee. Besok polisi pasti bakal turun tangan karena Zee udah hilang satu hari," ucap Aidan menenangkan Kyra dengan memeluknya dan mengusap punggungnya.
"Kalau aja kita gak nemuin Athan."
"Kalau aja malam itu kita ngelarang dia."
"Kalau aja..."
Kyra terus meracau tak jelas ditengah tangisannya. Aidan terus mengusap rambut Kyra berusaha menenangkannya. Keadaan dirinya pun tak jauh berbeda dengan keadaan Kyra yang sama mengkhawatirkan Zee. Ia sama khawatirnya dengan Kyra mengkhawatirkan Zee. Bagaimanapun, mereka bertiga sudah tumbuh bersama selama 12 tahun lamanya dan ia sudah menganggap Zee sebagai adiknya. Namun masih pantaskah dirinya untuk dianggap sebagai Kakak?
Kini ia tak tahu dimana keberadaan adik kecilnya. Aidan tegar untuk menenangkan Kyra yang lebih lemah darinya. Ia harus tetap berdiri meskipun hatinya sama gundahnya memikirkan keadaan Zee yang tak tahu ada dimana. Hari mulai malam dan Kyra sudah tertidur di kamarnya setelah lelah menangis. Tersisalah Aidan yang tengah duduk seorang diri di kursi meja makan sembari meneguk kaleng bir dari kulkas. Menatap kosong ke depan. Ia mengeluarkan ponselnya menghubungi Athan. Di dering kelima barulah sambungan terhubung.
"What's up, Man!" sapa Athan terlebih dahulu.
"Yo, Bro!" sapa Aidan kembali.
"Listen, I'm so sorry about my girlfriend, she wants to apologize to ye," ucap Athan menghentikan Aidan yang hendak bicara.
"Emm dude, I want you to know about Zee." Aidan mengalihkan pembicaraan.
"Zee? why? what's wrong?" tanya Athan.
"She's.. Lost." Suara Aidan terdengar berat ketika mengatakannya.
"what?!" tanya Athan tak percaya.
Tiba tiba sambungan terputus karena Kyra mengambil ponselnya dan mematikan sambungan telfon.
"Ra..." ucap Aidan lembut menatap Kyra yang terlihat marah.
"Ai, kamu ngapain pake bilang segala ke si Athan?! Ini semua terjadi karena dia dan pacarnya yang ***--*** itu yang sebabin Zee sekarang gak ada!" bentak Kyra marah.
"Sayang..." ucap Aidan selembut mungkin agar tak semakin menyulut emosi Kyra.
"Kalau semakin banyak yang tau semakin banyak yang cari Zee, kan?" tanya Aidan, tetapi Kyra masih terlihat marah.
"Tapi aku gak mau ngelibatin dia! Lebih baik kita minta bantuan polisi, Ai!" Kyra masih meninggikkan intonasi suaranya.
"Tapi dia temen aku dan temen Zee juga." Aidan masih berusaha membujuk Kyra yang keras kepala.
"Engga! Gue lebih suka minta tolong sama cowok-cowok kampus yang ngejar ngejar Zee daripada dia!" serh Kyra masih tetap pada pendiriannya.
"Athan gak tau masa lalu Zee dan gimana Teressa, Athan ga bersalah dalam semua hal disini, kan?" Kyra tetap diam tak menerima ataupun menolak usulan kekasihnya. Aidan hanya bisa menghela napas mengalah karena Kyra yang sangat keras kepala. Lebih baik ia mengalah daripada ia harus bertengkar dengan Kyra, sedangkan Zee belum ditemukan.
In mansion Sean
Zee diam, sama sekali tak menyentuh makanan yang terhidang lezat di atas meja makan yang memenuhinya. Sudah 5 menit berlalu ia hanya menundukkan wajahnya. Sean sama diamnya, ia hanya menatap Zee yang masih diam tak bergerak menyentuh makanan sama sekali. Ia akhirnya menghela napas sebelum membuka mulutnya.
"Makanan ini tak beracun," ucap Sean memberitahu apa yang mungkin dikhawatirkan Zee.
Sean mulai memotong steak yang ada dipiringnya perlahan lalu memasukan satu potong kedalam mulutnya, memperlihatkan bahwa tak terjadi apapun saat ia memakan makanannya. Namun Zee masih diam bergeming.
"Makan nona Alanza," perintah Sean dingin tak ingin dibantah. Zee diam tak menanggapi dan tak ingin.
"makan atau-"
"Aku tidak lapar!" seru Zee lantang membentak Sean. Namun, perutnya mengatakan sebaliknya. Pipi Zee bersemu merah ketika suara nyaring itu terdengar.
"Pulangkan aku," ucap Zee mengabaikan rasa malunya.
"Tidak bisa," jawab Sean kemudian meneguk winenya.
"Apa? Tapi kenapa?" tanya Zee mulai kesal.
"Karena tidak ada mobil, supirku sedang bertugas di kota," jawab Sean seadanya.
"Alasan bodoh!" Ia berdiri dari duduknya bersiap meninggalkan meja makan.
"Duduk dan makan atau kau akan menyesal." Sean kembali mengintruksiyang kali ini mengeluarkan aura intimidasi yang dirasakan Zee. Akhirnya mau tak mau, ia duduk kembali dan memakan makanannya dengan enggan.
Meskipun awalnya menolak, ia akhirnya makan dengan lahap. Karena perutnya yang memang sudah berdemo meminta untuk diisi. Setelah menghabiskan steaknya, ia meminum segelas air putih dan mengusap bibirnya dengan tisu. Zee menyandarkan tubuhnya sebentar sebelum ia bangkit berdiri hendak meninggalkan meja makan.
"Kembali ke kamar." Suara Sean kembali terdengar memerintah Zee. Zee berbalik menatap Sean kesal.
"Aku sudah mendengarkan apa yang dikatakan olehmu, terima kasih atas makanannya dan tak ada alasan apapun untukku tetap disini," ucap Zee lalu kembali melanjutkan langkahnya.
"Ini di tengah hutan, dan jauh dari kota," ucap Sean tenang.
"Aku bisa berjalan kaki," jawab Zee tak mau kalah.
"Hari sudah sore, jika menjelang malam disana biasanya ada banyak srigala lapar berkeliaran," balas Sean datar menakut nakuti Zee.
Zee balik menatap Sean kesal sambil menggembungkan pipinya. Diam-diam Sean bersorak penuh kemenangan.
"Aku tidak tau jalan ke arah kamar!" ujar Zee sedikit membentak.
Sean mengelap mulutnya dengan sapu tangan sutra mahal miliknya kemudian beranjak berdiri. Zee mengikuti Sean dibelakangnya yang mengarahkan ke kamar.
"Apa yang terjadi padaku malam itu?" tanya Zee memecah keheningan saat mereka berada di lift untuk ke lantai dua.
"Dimana ponselku?" tanya Zee kembali karena tak kunjung mendapat jawaban dari Sean.
Pintu lift terbuka. Sean melangkah keluar terlebih dahulu menuju pintu kayu bercat coklat dan membuka pintu besar tersebut. Zee menyusul Sean dan melipat tangannya di depan dada menatap Sean yang berdiri tepat di depan kamar.
"Kenapa kau tak menjawab pertanyaanku satupun? Kau benar-benar menculik ku?!" tanya Zee menuduh Sean. Langkah Sean mendekat ke arah Zee, Zee tentu saja melangkah mundur menjauhi Sean. Ia berbalik dan berlari menghindari Sean.
Namun, langkah Sean yang besar membuat ia mudah menangkap tubuh Zee. Sekarang tubuh Zee terjebak antara dinding dan tubuh Sean.
"Ya, aku menculikmu dan tak berencana memulangkanmu sampai kapanpun. Jangan harap kau bisa lepas dari sini, Nona Alanza," ucap Sean dengan gamblang mengatakan yang sebenarnya.
"Tapi kenapa? Siapa kau? Kenapa harus aku?" tanya Zee beruntun. Sekarang ia mulai kesal dengan fakta yang ia dengar dari mulut pria asing yang menculiknya ini.
Sebenarnya ada apa dengan pria di depannya yang menculiknya dan menjadikan ia tawanan di mansion besar ini? Yang benar saja! Aidan dan Kyra pasti sedang mengkhawatirkannya. Bagaimana dengan kuliahnya, dan Athan. Pria itu, ah, ya, dia sudah memiliki kekasih, dan kekasihnya adalah Teressa. Mengingat itu membuat hati Zee mendadak sakit, ia memalingkan wajahnya ke sisi, menghindari tatapan Sean.
"Sudah kukatakan aku Sean dan kenapa harus kau, tanyakan pada dirimu sendiri dan beritahu aku." Sean menjauhkan tubuhnya dari Zee setelah menjawab pertanyaan Zee dan menarik tangannya untuk membawanya ke kamar.
Jawaban Sean tak dimengerti Zee sama sekali. Ia hanya bisa mengikuti Sean. Bagaimanapun pria itu tak dapat Zee percaya, bagaimanapun caranya ia harus kabur. Pintu kamar yang di kunci dari luar terdengar, Zee menghela napasnya dan merebahkan tubuhnya di atas kasur. Memikirkan cara sambil menunggu kesempatan datang.
-
-
-
tbc
Follow ig Riby_Nabe
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 84 Episodes
Comments
🌸 andariya❤️💚
ini kasihan Zee.... semoga saen tulus mencintai Zee😍😍😍😍
2021-08-29
4
🌸 andariya❤️💚
lanjutkan thor semangat 💪💪
2021-08-29
3
🌸 andariya❤️💚
next kaj
2021-08-29
3