Si Gendut Kesayangan CEO
Seperti biasanya, setiap hari Maudy selalu menyempatkan diri mampir ke kedai kopi yang berlokasi di sebrang kampus. Kedai kopi favorite para mahasiswa dengah harga yang merakyat dan kualitas rasa yang tidak kalah epic dari kopi-kopi mahal buatan para barista terkenal.Maudy merupakan salah satu pelanggan setia di kedai itu.
Sejak kecil Maudy sudah diperkenalkan dengan kenikmatan cita rasa kopi oleh ayahnya. Baginya kopi tak hanya minuman, tapi juga merupakan teman, yang selalu menenangkan. Bahkan hanya dengan satu sruputan saja mampu menghilangkan semua beban yang sedang dipikulnya.
"Mmmmm, tak ada hal senikmat ini" Sambil menyantap minumannya.
Tanpa Maudy sadari ternyata barista di kedai kopi itu selalu memperhatikan Maudy dari kejauhan. Bahkan dia tau dengan jelas, jam berapa saja pada setiap harinya Maudy akan berkunjung ke kedai tersebut.
*Ting Tong* suara notifikasi di handphone Maudy berbunyi, dia segera membuka handphonenya, ternyata itu adalah pesan yang dikirimkan oleh temannya yang menanyakan keberadaan Maudy karena 5 menit lagi dosen akan masuk kekelas. Maudy panik dan menepuk keningnya, dia lupa jika hari ini ada kelas tambahan.
Sambil melihat ke arah arloji miliknya. "Oh tidak ... yang benar saja Maudy! ini kelas dosen killer itu" berbicara kepada dirinya sendiri dengan ekspresi kesal. Lalu dia segera menghabiskan kopi favoritenya itu, dengan tergesa-gesa.
Bergumam dalam hati. "Huhh, bukan seperti ini cara menikmati kopi."
Maudy segera bergegas meninggalkan kedai, mengendarai skuter maticnya dengan kecepeatan tinggi menuju kampus. Semua orang yang melihatnya merasa heran, beserta khawatir atas keselamatannya, begitu pula dengan barista kedai kopi itu, yang selalu memperhatikan dan peduli kepada Maudy. Barista itu melihat keluar kedai, menyadari ada barang Maudy yang tertinggal di parkiran, dengan sigap dia berlari kencang ke luar.
"heeeeyyy, heleeeemmmm ...," teriaknya. Maudy tak mendengarnya, dan jarak Maudy juga sudah sangat jauh dari kedai itu, karena dia mengendarai motornya dengan kecepatan tinggi.
Barista itu pun tersenyum kecil dan membawa helm itu kedalam kedai, dia sangat yakin Maudy akan kembali, untuk mengambil helemnya yang tertinggal.
Di dalam kedai, teman barista itu menatapnya dengan senyuman lalu berkata. "Sepertinya ada yang lagi happy ni ... bisa meluk helemnya aja bahagia banget, haha." Barista itu hanya tersenyum dan menggelengkan kepala mendengar sentilan dari temannya itu.
Lalu Aditya meletakkan helem itu dengan perlahan, ditempat yang aman. Seperti halnya dia menyimpan sosok Maudy di hatinya.
***
Beberapa jam kemudian akhirnya Maudy kembali ke kedai tersebut, pertama-tama dia memarkirkan motornya dan memulai pencariannya dengan berkeliling parkiran, mencari helemnya yang hilang. Pencarian Maudy tak kunjung mendapat hasil, walau dia sudah mencari di setiap sudut. Dia pun memutuskan untuk masuk kedalam kedai kopi, dengan maksud bertanya kepada karyawan disana tentang helemnya.
Didepan bar counter. "Permisi, bang. Apakah abang melihat helem tertinggal disini? ciri-cirinyaa bewarna coklat dan---," ucapnya.
Sebelum Maudy selesai mendeskripsikan helem tersebut, barista itu segera mengambil helem yang tadi disimpannya di dalam rak.
"Ini maksudmu?" ujarnya.
Melihat helem didepan mata, Maudy merasa sangat lega, karena ternyata helem itu masih ada. Lalu dia meminta helem tersebut pada barista itu. Tetapi sebelum mengembalikannya, barista itu mengajukan satu permintaan pada Maudy.
Mengeluarkan selembar stiker berlogo kedai kopi itu. "Mau kah kakak menempelkan stiker ini di helem kakak?, tenang saja kak, ini bahannya vinyl kok, tidak mudah luntur dan sangat matching dengan helem kakak" ujarnya.
Maudy mengambil dan melihat-lihat stiker itu. "Hmm ... tentu saja boleh bang"
Barista itu pun langsung membantu Maudy untuk menempel stiker itu ke helem Maudy. Setelah itu dia langsung mengembalikan helem tersebut kepada Maudy.
"Terimakasih bang,eeee--, bang apa ya?"
"Aditya"
"Baiklah terimakasih bang Aditya, stiker yang indah dan juga matching banget dengan helm ku . Oh ya, Aku Maudy" Sambil mengulurkan tangannya.
"Hmmm, Maudy ... nama yang indah" Sambil memberikan senyum termanis.
Aditya sangat merasa senang, hatinya terasa ingin meledak atas kebahagiaan ini. Gadis yang selama ini hanya bisa dikaguminya dari jauh, telah menanyai nama serta berjabat tangan dengannya.
Setelah perkenalan itu, Maudy kembali ke kampus, karena akan ada jam kuliah beberpa menit lagi. Hatinya juga sumringah, tersenyum bahagia, mengelus helemnya, sambil bergumam dalam hati "Helem keberuntungan".
***
"Udah bisa ketebak, pasti nih ketinggalan di kedai kopi. Tak ada hari tanpa kedai kopi. Menyelam sambil minum air, selain dapat kenikmatan kopi kenikmatan wajah baristanya juga dapet, pantesan ya kamu betah banget disana" ucap Diana sahabat Maudy.
"ssstttt, jangan kenceng-kenceng ihh. By the way, aku udah tau loh nama baristanya" Sambil tersenyum halu.
***
Setelah pelajaran usai, semua orang di kelas bubar, kembali pada aktivitas masing-masing, begitu pula dengan Maudy yang memilih langsung pulang. Sesampainya di rumah maudy menatapi helemnya dengan penuh senyuman, membayangkan saat Aditya menempelkan stiker ke helemnya, saat mereka berjabat tangan, dan saat Aditya tersenyum padanya.
Matanya terpaku melihat ke arah stiker yang ada di helemnya, tiba-tiba dia tersadar ternyata ada nomor hp yang bisa dihubungi tertulis di stiker itu untuk melakukan order online. Tanpa berfikir panjang Maudy langsung mengambil handphonenya dan menghubungi nomer tersebut melalui WhatsApp.
Betapa bahagianya Maudy ketika mengetahui nomer tersebut adalah nomor WhatsApp Aditya, di foto profilnya terlihat seorang lelaki berkaos hitam dengan aura yang begitu tajam, membuat hatinya semakin meleleh.
Maudy tak henti-hentinya memandang ke arah handphonenya menunggu notif dari Aditya. Setelah berjam-jam pesan Maudy tak kunjung mendapatkan balasan, Maudy menjadi sangat lesu dan fikirannya mulai traveling, dia berfikir, jangan-jangan Aditya sengaja tak membuka pesan karena dia tak menyukainya
*Ting Tong* Maudy segera membuka handphonenya dengan rasa bahagia, berharap itu adalah pesan dari Aditya. Tapi wajahnya berubah setelah melihat ke layar handphonenya, kecewa, ternyata pesan yang masuk tersebut bukan berasal dari Aditya, melainkan dari sahabatnya Diana, yang menanyakan soal tugas yang akan dikumpul besok. Maudy pun menekuk wajahnya dan segera mematikkan nada dering di ponselnya dengan rasa kecewa serta harap.
Hari semakin malam, pesan yang dikirimkan Maudy tak kunjung di balas oleh Aditya. Maudy bermaksud mengirimkan pesan ulang ke Aditya, tapi dia mengurungkan niatnya karena merasa gengsi. Tak lama kemudian, ada notifikasi pesan masuk dari Aditya. Dia pun membuka pesan itu dengan perasaan bahagia.
Messege From Aditya:
(Ya, kenapa?)
Setelah membaca pesan dari Aditya, hati Maudy malah semakin kacau. Karena balasannya sangat singkat dan cuek, rasanya lebih baik pesan itu tak dibalas. Dia meletakkan handphonenya dengan perasaan kecewa, tapi di dalam kepalanya masih tak berhenti memikirkan Barista keren itu, seluruh isi kepalanya hanya ada Aditya.
Maudy kembali mengambil handphonenya, lalu dia mengetik pesan di kolom chat, ingin menanyai apa yang sedang dilakukan aditya saat ini, tapi Maudy kembali menghapus pesan yang diketiknya itu, dia takut aditya merasa terganggu. Akhirnya, Maudy memutuskan untuk tidur, agar hati beserta fikirannya bisa tenang tak lagi memikirkan hal-hal yang berkaitan dengan Aditya.
Pukul 03.00 Maudy terbangun, dia teringat akan tugas yang akan dikumpulkan besok pagi, sedangkan dia belum mengerjakannya. Maudy menyalakan laptopnya dan memulai mengerjakan tugasnya, tetapi pikirannya tak bisa fokus, karena terlalu sibuk memikirkan tentang aditya.
"Maudy fokus Maudy!" berbicara kepada dirinya sendiri.
Satu jam kemudian. Finally, semua tugas akhirnya sudah diselesaikan. Saat Maudy membuka handphonenya betapa bahagianya dia melihat ada sebuah panggilan tak terjawab dari seorang yang sangat spesial dihatinya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 45 Episodes
Comments
mommynya_bill
sepertinya menarik
2022-01-05
0
O Z
wkwkwkwkkwk....jadi inget mantan pacarku,pake hp,tp blm ada android.Persis kayak gitu,nungguin sms sampe malem².Jadi mantan pacar karna udah ku nikahi,hi..hi..hi....alhamdulillah udah di kasih 2 anak...
2021-11-24
1
Annisanur hasanah
hallo kak, aku mulai membaca krya kakak nihh, yuk saling suport, semangat berkarya kak.
2021-11-04
2