EPS. 16

"Hey!" teriak Aditya. Sontak membuat Maudy, Diana dan Shafira terkejut.

"Kalian datang kesini, untuk melamun?" ucap Aditya dengan sangar.

Maudy, Diana dan Shafira menundukkan kepalanya. "Mm - maa - maaf, pak" ucap Shafira.

"Lain kali tolong perhatikan sikap kalian, kita tak butuh SDM (sumber daya manusia) tak ber atitude di perusahaan ini" ucap Aditya.

"Gilak, gak salah emang, ni orang dikenal sebagai CEO srigala, bahkan kelihatan lebih menakutkan dari srigala. Gak ada manis-manisnya sedikit, berarti dugaan aku salah. Gak mungkin Aditya menyukai Maudy, sikapnya aja menyeramkan gini" gumam Diana dalam hati.

"Kenapa masih bengong? gak suka?" ucapnya lagi.

Mereka pun, menunduk dan meminta maaf pada Aditya. "Maaf pak" ucap mereka.

"Silahkan duduk!" ucap Aditya.

Maudy, Diana dan Shafira pun duduk di sofa empuk didalam ruangan itu. "Walau sofa ini empuk, tetap aja didalam ini terasa mengerikkan. Jika salah melakukan pergerakan, siap-siap jadi mangsa" gumam Diana dalam hati.

"Silahkan perkenalkan diri kalian" ucap Aditya.

Maudy, Diana dan Shafira mulai memperkenalkan diri mereka masing-masing. Menceritakan keahlian dan pengetahuan yang mereka punya tentang perusahaan tempat mereka magang PT. Putra Jambi. Aditya mendengarkan mereka dengan baik, dan bersikap seolah dia tak pernah mengenal Maudy dan Diana sebelumnya.

"Maaf pak saya lancang, saya seperti pernah melihat bapak sebelumnya, di kedai kopi yang berlokasi didepan kampus kita, maaf kalau saya salah" tanya Shafira.

"Ya, benar sekali. Itu kedai kopi pertama saya, tapi saya tidak mengingat semua wajah pelanggan saya. Lain kali usahakan lebih sopan, bertanya seputar perusahaan saja dan tidak mempertanyakan masalah pribadi." jawab Aditya.

Setelah berbincang panjang lebar, terlihat raut wajah Maudy berubah menjadi sangat murung "Hmm, aku ge-er banget ya, pernah berfikir semua ini sudah diatur oleh Aditya untukku. Rasanya aku udah gila memikirkan hal itu. Bahkan sedikit saja sepertinya dia tak perduli, bahkan mungkin tidak ingat kepadaku. Maudy ... maudy ... sadar diri dong!" gumam Maudy dalam hati.

"Hmm, kamu." Aditya menatap ke arah Maudy.

Maudy pun tersadar dari lamunannya dan menatap Aditya. " Mm, i-i-iya pak?" jawab Maudy.

"Kenapa kamu bisa pingsan tadi pagi?" tanya Aditya.

"Maafkan saya pak, atas kelalaian saya" ucap Maudy. Maudy tak sanggup menerima kenyataan bahwa Aditya bersikap seperti orang yang tak mengenalnya sama sekali. Air mata kian membendung, dan tak tertahan lagi.

"Maaf pak, saya izin ke toilet" ucap Maudy. Maudy pun pergi meninggalkan ruangan dengan kepala tertunduk dan wajah yang sudah dibanjiri oleh air mata.

Aditya tak mengucapkan apa-apa dan membiarkan Maudy keluar ruangan. " Kenapa teman kalian pingsan tadi pagi?" tanya Aditya

"Hmm, maaf pak, tadi pagi kita bangun kesiangan jadi terburu-buru pergi ke kantor dan tidak sempat sarapan pak, mungkin itu penyebabnya" ucap Diana.

"Dia emang lemah pak, badannya aja gede, tenaganya gak ada" ucap Shafira.

Mendengar ucapan Shafira, Diana sontak menatap ke arahnya dengan ekspresi wajah kesal. "Sabar, diana sabar, huhhh, tarik nafas, lepaskan. Kalau gak karena lagi magang udah aku jambak tu rambut nenek sihir" gumamnya dalam hati.

Aditya tidak menanggapi perkataan mereka. "Kalian tau kan, tujuan datang kesini untuk apa? jadi posisikan diri kalian sebaik mungkin, ambil ilmu sebanyak-banyaknya dan kerjakan sebaik-baiknya. Selanjutnya, masalah tugas dan lainnya, silahkan tanyakan pada Ken. Baiklah, itu saja, silahkan tinggalkan ruangan saya" ucap Aditya.

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***