Maudy mendahului pria yang mengendarai motor CB didepannya, untuk menuntaskan keraguannya. Setelah berhasil melewati pengendara itu, Maudy mengintip kebelakang, dari kaca spion silindernya. Benar saja, tenyata itu hanya halusinasinya saja.
"Ah, tidak-tidak, semenjak masuk ke kedai itu pikiranku menjadi tidak karuan" ucapnya. Sambil memukul helemnya berkali-kali.
Langsung saja maudy menarik gas skuter matic, dengan kekuatan penuh, dia tak ingin berhalusinasi lagi. Karena saat ini, pikirannya kembali dihantui oleh sosok Aditya, sehingga setiap hal yang dilihatnya mengingatkan pada pria itu.
***
Sesampainya di depan rumah, Maudy melihat Diana sudah berada didepan rumahnya, dengan menenteng satu tas besar, dua kotak kardus dan satu koper.
Maudy melihat dengan heran. "Wah, mau ngungsi ya lu, na?" ejeknya.
"Gilak lu dy, lu kira aku korban bencana alam, pake ngungsi segala" jawab Diana.
"Lah, terus, itu kenapa bawa barang banyak-banyak gini, kayak orang mau pindahan aja lu." Maudy turun dari motornya, lalu mendekati Diana.
"Aku mau nginep dy, jadi besok kita bisa berangkat ke lokasi magang barengan" jawabnya.
"Maksudnya? bareng? gimana sih?." Keningnya berkerut.
"Jadi, ceritanya aku barusan di kabarin pihak kampus, kalau aku boleh pindah lokasi magang, di PT. Putra Jambi bareng lo dy, seneng gak tu." Diana kegirangan memeluk Maudy, begitupula dengan Maudy.
Maudy menepuk pipinya, untuk meyakinkan diri bahwa ini bukan mimpi.
"Sini aku bantu ya (plaaaakk)." Memukul pipi Maudy.
"Ihhh, gak kira-kira mukulnya, sakit loh, na. Berarti artinya ini bukan mimpi kan?" Sambil memegang pipinya, dan melompat kegirangan.
***
Maudy mengajak Diana masuk ke dalam rumahnya, mereka menyusun ulang barang-barang yang akan dibawa ke Jambi. Setelah beberapa jam packing barang, mereka istirahat sejenak, berbaring di lantai meluruskan pinggang.
"Capek ya na ... huuhh ... mau ngopi dulu?" tanya Maudy.
"Boleh dy, biar segeran dikit, tolong buatin ya" jawab Diana. Sambil nyengir merayu Maudy.
Maudy menyetujui permintaan sahabatnya, lalu dia ke dapur untuk memanaskan air. Tiba-tiba dia teringat, dengan kopi saschet yang ada di dalam tasnya. Dia segera menambil dua sachet untuk di seduh bersama Diana.
"Bangun-bangun ... nih, spesial for my bestie" ucap Maudy. Sambil memberikan segelas kopi untuk Diana.
"Wiii,, thankyou nduutt, enak nih kayaknya." sahutnya.
Sruuuppttt, seruputan pertama, tiba-tiba mata maudy terbelalak. "Rasa ini ... eem ... tak asing lagi dilidahku. Rasanya mirip sekali, dengan kopi racikan pria itu" gumamnya dalam hati.
"Eeyyy ... kenapa? ada apa? bikin kaget aja?" tanya Diana heran.
"Ko-pi, ko-pi, i-ni" ucapnya terbata-bata.
Maudy segera pergi ke dapur, mencari bungkusan kopi yang sudah diseduhnya itu. Karena panik, Diana menyusul Maudy ke dapur, dia terheran-heran melihat Maudy yang sedang sibuk mengorek-ngorek tong sampah.
"Nyari apa dy? heyy! jangan buat parno dong" ucan Diana kesal.
"Na, bisa kasih tau, besok kita magang di PT apa?." Maudy kaku, matanya terpaku melihat tulisan yang ada di kemasan kopi tersebut.
"PT. Putra Jambi ... ada apa?" jawab Diana.
"Naaa ..., coba lu lihat deh kopi ini di produksi oleh siapa." Memberikan bungkusan kopi itu kepada Diana.
"Sini-sini, ah lu buat panik aja sih dy! hmm, PT- Putra-Jambi, lah, ini kan tempat kita magang ya. Terus kenapa? lu panik ngapa?" tanya Diana heran.
"Dy, sebenarnya ... eemmm ... sebenarnya, aku tadi mampir ke kedai kopinya Aditya. Terus baristanya kasih hadiah kopi saset ini" jawab Maudy kaku.
"Terus? maksudnya? yang jelas dong, aku makin gak ngerti." Mengerutkan keningnya.
"Apa mungkin, Aditya CEO di PT. Putra Jambi?" tanya Maudy.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 45 Episodes
Download
Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Comments
ummy setiawati
ditunggu up date nya author
2021-09-15
1