EPS. 05

"Aku tau, aku bukanlah sosok wanita yang menarik dimatamu, bahkan mungkin dimata orang lain, aku akui, aku adalah gadis yang ceroboh. Tapi tau kah kau, selama ini aku selalu berusaha menjadi bulan untukmu, yang selalu berusaha menyinari kelam mu, berusaha untuk selalu ada untukmu, bahkan ketika kau tak pernah menganggap kehadiranku ada. Aku tau, kau mengetahui apa yang aku rasakan. Yaaa, Aditya, kau benar, aku mencintaimu, cintaku sangat luas, bahkan melebihi luasnya samudra. Aku tak pernah meminta, agar kau membalas rasaku. Tapi bahkan, untuk sekedar mengizinkan aku mencintaimu saja sepertinya kau enggan. Aditya, tolong izinkanlah aku untuk sekedar mencintaimu saja. Berikan kesempatan untukku, aku yakin aku bisa membuat mu mencintaiku"

"Hey! kamu mau ngomong apa?" Aditya melambaikan tangan di hadapan Maudy.

Maudy pun tersadar dari khayalannya. Ingin rasanya Maudy mengucapkan yang sebenarnya dia rasakan kepada Aditya. Tapi dia sadar ketika dia melakukan itu, dia hanya akan tersakiti lagi. Maudy berusaha dengan keras mengingat hal-hal buruk yang ada pada Aditya, tapi semuanya percuma, sekeras apapun dia mencoba. Semakin dia memikirkannya, yang ada dia semakin mencintai Aditya.

"Ee-ee, maaf. (terdiam sejenak) hmmmm ... Aku berhenti, yaa aku berhenti disini, aku tau kau mengerti maksudku" Mata Maudy berkaca-kaca dan tetap berusaha tegar.

Mendengar perkataan Maudy, Aditya tak tau harus bahagia atau sedih. Yang dia tau saat ini adalah hatinya sangat sakit, seperti ditusuk duri tajam. Seperti tak percaya hal ini akan terjadi, tak rela, orang yang dia cintai memutuskan untuk berhenti mencintainya. Aditya berusaha dengan keras menutupi perasaannya, dengan tetap bersikap tenang.

"Hmm? maksudnya? berhenti?"

"Iya, aku berhenti menjadi benalu dalam hidupmu, aku berhenti menguntitmu, aku berhenti mengagumimu (air matanya pun terjatuh) ..... Aku berhenti mencintaimu"

Akhirnya air mata yang telah lama dibendung itu mengalir membasahi pipinya, Maudy segera menghapus air mata dengan jemarinya dan pergi meninggal kan Aditya.

Aditya terdiam meratapi keadaan saat ini, hatinya penuh dengan keraguan dan harapan, sambil menatap ke arah gadis yang dicintainya berjalan menjauh darinya, yang entah dia akan kembali atau tidak. Luka Aditya seharusnya lebih terasa menyakitkan, karena dia hanya bisa memendam sendiri apa yang dirasakannya.

Pikirannya pun flashback, mengingat bagaimana perasaannya ketika melihat Maudy pertama kali datang ke kedai kopi itu. Cara uniknya dalam menikmati kopi mampu membuat Aditya tersenyum dan mulai memperhatikannya, hingga akhirnya mulai mengaguminya.

***

Sepanjang jalan Maudy hanya termenung, bahkan sebenarnya dia belum siap, menerima kenyataan bahwa dia harus menjauh dari orang yang dia cintai.

"Eyy, nengg! sampe neng, melamun aja, kesambet baru tau, jangan aneh-aneh luu" Sambil menurunkan kaca helm Maudy.

Maudy tersadar dari khayalannya "haha, jangan dong na, mampir dulu gak?"

"Gak deh, makasih, udah malem"

Maudy berjalan ke arah pintu kostannya dengan pelan, mengeluarkan kunci yang ada di totebagnya, dan membuka pintu.

"Eh, dy" ucap Diana sambil teriak memanggil Maudy. Maudy pun melihat ke arah Diana. "Semangat ya, yang lu lakukan tadi udah bener" mengacungkan jempol dan tersenyum.'

Maudy tak menjawab, dia hanya tersenyum kecil membalas ucapan Diana. Maudy sangat galau malam itu, dia terlihat linglung dan kehilangan semangat. Dia merasa dunia ini tidak adil, dalam hatinya bertanya-tanya kenapa hidup ini sangat keras untuk orang gendut seperti dia. Bahkan untuk sekedar mencintai seseorang saja tak boleh.

Maudy menangis sekencang-kencangnya dengan wajah ditutup bantal.

Tak lama kemudian, hujan pun turun, seolah mengetahui isi hatinya dan turut bersedih untuknya. Malam itu pikiran Maudy sangat tidak tenang dan menjadi tidak karuan. Rasanya dia ingin mengakhiri hidupnya, karena merasa hidupnya tak berarti lagi.

*Ting Tong* Maudy mengambil handphonenya dan

melihat notifikasi pesan masuk.

[Diana : Aku tepikiran kamu terusni, kamu baik-baik aja kan? aku tau kamu pastinya lagi sedih banget beb, tapi sekali-sekali jangan pernah menyalahkan diri kamu sendiri ya! apalagi sampai mau mengakhiri hidupmu, Inget kamu itu berharga, Ingat ada orang tuamu yang selalu menyayangimu ,dan ingat selalu ada aku juga yang siap selalu sedia kamu repotkan hehehehe... eitttsss, bercanda. Jangan tidur malem-malem, galau secukupnya saja! goodnight].

"Nih anak kok kayak paranormal aja ya, tau aja yang aku fikirkan" ucap Maudy dalam hati. Setelah membaca pesan dari Diana Maudy membuka kontak whatsapp Aditya yang disimpannya kemarin, memandangi foto profilnya, terus memantau last seennya (terakhir dilihat) dalam hatinya terdalam berharap aditya segera menghubunginya dan meminta maaf.

"Yaaah, gak mungkinlah, apaansih masih aja berharap! ayoo maudy kamu bisa, kamu bisa, kamu bisa" meletakkan handphone serta mencoba sedikit berdamai dengan hatinya. Maudy akhirnya tertidur dengan matanya yang sembab.

***

Sambil menutup pintu kedai Rendi teman Aditya mengajak Aditya mengobrol.

"Bro, gue bersyukur banget, punya temen spesies langka kayak lo. Susah ditebak, aku aja ni ya yang udah sehari hari sama lo, kayaknya udah gagal memahami lo deh. Aku kira ni ya, lo itu suka sama si gendut gemoy itu, dari pandangan lo ke dia, sikap lo, apalagi pas dia pingsan kemarin, lu panik banget bro. Tapi sikap lo tadi kayak beda banget, gak ngerti lagi deh. Saran gue bro, kalau emang lo suka, ungkapin aja, nanti lo nyesal. Duluan ya" berjalan menuju kendaraanya yang terparkir tak jauh dari tempat mereka berdiri.

Aditya terdiam mendengar ucapan Rendi, tetapi tak menanggapi ucapan temannya itu. Aditya melamun sepanjang perjalanan, yang ada difikirannya hanyalah Maudy. Aditya lalu memutar melewati jalan yang lebih jauh untuk sampai di rumahnya, dimana jalan itu akan melewati kost an Maudy. Dia sangat khawatir dengan keadaan Maudy saat ini.

Hatinya sangat terpukul, melihat air mata Maudy yang jatuh karena dirinya. Aditya sangat merasa bersalah atas hal itu. Fikirnya, bagaimana bisa dia menjadi alasan, kenapa gadis yang dicintainya menangis, dia sangat menyayangkan hal itu, tapi apa yang dilakukan oleh Aditya saat ini bukanlah tanpa alasan.

***

Sesampainya Aditya dirumah dia disambut oleh adik perempuannya Selly. Aditya hanya tinggal berdua dengan adiknya, kedua orang tuanya meninggal akibat kecelakaan. Kini seluruh tanggung jawab berpindah pada pundak Aditya sebagai anak sulung.

"Abang, kenapa?" dengan wajah heran Selly bertanya kepada Aditya

"kenapa, apanya?" jawab aditya sambil mengelus kepala adiknya.

"lemes banget, kayak orang putus cinta, atau jangan-jangan....."

"jangan-jangan apa?" menatap Selly dengan wajah serius

"hehe,, gak ada bang. Oh iya abang kenapa sampai rumah telat 10 menit? jangan-jangan abang jalan ya sama cewe yang ada dilukisan dikamar abang itu. Siapa namanya lupa,, hmmmm"

"Maudy"

"Yap, benar sekali. Kak Maudy".

Terpopuler

Comments

mommynya_bill

mommynya_bill

kirain udh ngomong beneran😭😭 tau nya masih ngayal😂

2022-01-05

0

puput nova

puput nova

lanjut dong

2021-08-30

1

Almira Mira

Almira Mira

next

2021-08-29

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!