Hari ini Ersya sedang libur, ia tidak mau menghabiskan waktu liburnya di rumah
saja. Ia memilih kafe untuknya nongkrong. Menikmati kopi dan juga music,
tangannya sibuk untuk memainkan ponselnya. Satu minggu lagi akan di adakan
sidang perceraian pertamanya.
Brrrtttttt brrrttttt brrrrrttttt
Ponselnya bergetar membuat Ersya menghentikan aktifitasnya, ia melihat siapa sedang
melakukan panggilan.
“hallo, ada apa Fe?” tanya Ersya saat ponsel itu sudah melekat di daun telinganya.
“Kita ketemu ya, lo di mana?”
“Gue di kafe biasa!”
“Ya udah gue nyusul!”
Sambungan telpon pun terputus, “Kebiasaan dimatiin duluan!” gerutu Ersya sambil meletakkan ponselnya.
Ersya membunuh kebosanannya dengan membaca novel yang baru saja ia beli tadi di toko
buku.
Ersya memang bukan pemilik hobi baca, tapi dia juga tidak alergi-alergi banget buat baca. Membaca di waktu yang suntuk kayak gini membuatnya sedikit terhibur dan mengalihkan dari masalah yang sedang ia hadapi.
Sampai saat ini bahkan Ersya belum berani membicarakan tentang perceraiannya pada
orang tuanya. Ia tidak bisa membayangkan bagaimana kecewanya orang tuannya nanti saat tahu jika rumah tangga putrinya kandas.
“Hai Sya …!” sapa Felic yang baru datang.
“Ihhh nyonya Frans …, gimana nih mau traktir aku kan?” tanya Ersya.
“Enggak, lagi pengen ngobrol aja, akhir-akhir ini lo sulit di temui kemana aja , lo ada masalah ya?” tanya Felic.
“bentar deh kalau mau cerita yang berat-berat mending kita minum aja dulu!” ucap Ersya.
“Tapi Sya …, lihat tuh gelas lo aja udah dua kosong semua, nggak kembung tuh perut?”
“Biasa aja!”
Udah berapa lama di sini?” tanya Felic lagi.
“Udah sejak pagi!”
“Nggak kempor tuh pantat buat duduk terus?”
“Udah ya stop …, kalau lo ngajak ngobrol gue terus nggak jadi-jadi pesen minuman gue!”
“Ya maaf!”
Ersya pun segera memesan minuman untuknya dan juga Felic. Ia memesan kopi yang sama
dnegan yang barusan ia minum.
Tidak berapa lama pesanan mereka pun datang, “Minumlah …, tapi ntar lo yang bayarin!”
ucap Ersya kemudian.
“Iya …, iya …! Tapi sekarang lo cerita sama gue apa yang terjadi sama lo?” tanya
Felic.
“Sebenarnya gue_!” ucapan Ersya kembali terpotong saat melihat seseorang yang tidak asing
masuk dari pintu depan.
“Iyya …!” panggil Ersya sambil melambaikan tangannya.
“Bidadayi Iyya …!” gadis kecil itu pun berlari menghampiri Ersya dan memeluknya.
“Sya …, siapa Iyya?” tanya Felic yang bingung melihat kedekatan Ersya dengan gadis kecil itu, tapi memang wajahnya tidak begitu asing.
Iyya pun menatap Felic dan terlihat mengerutkan keningnya, “Tante …, tante yang cama
uncle doktel ya?” tanya Iyya.
“Hehhh?” Felic malah terlihat bingung.
“Kemayin Iyya iyat tante cama uncle doktel di pantai!”
“Di pantai?” tanya Felic dan Iyya menganggukkan kepalanya.
“Iyya sayang …, iyya ke sini sama siapa?” tanya Ersya.
“Iyya cama om Levan!”
“Mana om Revan nya?” tanya Ersya lagi.
“Ituh …,, om Levan cedang pecan makanan dan minuman buat daddy Iyya!”
Tidak berapa lama sekretaris Revan pun berjalan mendekati mereka dnegan membawa dua
buah kantong plastik di tangannya.
"Selamat siang nona, maaf jika Iyya menggangu kenyamanan kalian!" ucap Revan begitu sopan.
"Tidak kok, saya senang ketemu sama Iyya!" ucap Ersya yang mendongakkan kepalanya menatap Revan.
"Tapi maaf, Iyya harus pergi!" ucap Revan lagi, Revan pun beralih menatap Iyya.
“Iyya …, om sudah selesai! Kita kembali ke kantor ya, daddy pasti sudah menunggu kita!” ucap Revan, Iyya terlihat begitu keberatan. Ia terlanjur senang karena
bisa bertemu dengan bidadari nya lagi.
“Mom Eca …, Iyya pelgi duyu ya …, campai jumpa yagi mom!” ucap Iyya lalu meninggalkan kecupan di pipi Ersya.
Iyya pun turun dari pangkuan Ersya dan melambaikan tangannya dengan senyum manisnya.
“Mari Iyya!” ucap sekretaris Revan.
Akhirnya Iyya pun benar-benar pergi meninggalkan Ersya dan Felic, Ersya menatap Iyya sampai gadis kecil itu benar-benar menghilang di balik pintu masuk.
“Sya …!”
“hermm?”
“Lo kok bisa dekat banget sih sama anak itu?” tanya Felic yang memang belum pernah bertemu secara pribadi dengan Iyya. Mungkin saat jamuan makan malam di rumah besar itu mereka pernah bertemu, tapi Iyya sibuk bermain dengan Sanaya, jadi ada kemungkinan Felic tidak terlalu memperhatikan keberadaan Iyya.
Di acara peresmian taman hiburan itu, Iyya dan Divta juga tidak datang. Jadi sudah
pantas jika Felic tidak mengenali Iyya.
“Nggak tahu Fe, aku seperti masuk dalam emosinya! Ada kesedihan di sorot matanya, membuatku begitu tertarik untuk memberinya cinta! Untuk sesaat aku jadi berharap ingin memilikinya!”
“Sabar ya Sya …, sebentar lagi Allah pasti ngasih kalian keturunan!” ucap felic.
Bagaimana bisa Fe kalau pernikahanku saja sebentar lagi akan hancur …., memiliki anak bukan menjadi
cita-citaku lagi saat ini …., batin Ersya sambil
menyesap kopinya.
***
Iyya sudah sampai di kantor dan ternyata Divta sudah menyelesaikan meetingnya, Divta
benar-benar orang yang sangat sibuk. Ia sampai mengabaikan kehidupan
pribadinya, ia memilih menyibukkan dengan segala macam pekerjaan. Ia bahkan
setiap hari lembur, itulah kenapa Iyya sering menemui daddy nya itu di kantor.
“Dad …!”
Seperti biasa setiap kali bertemu dnegan dady
nya, Iyya akan selalu berlari dan berhambur memeluk daddy nya dan Divta pun segera merengkuh tubuh Iyya.
“Sayang …, maaf ya daddy sibuk sekali! Kamu pasti sangat bosan!”
“Tidak …! Iyya cenang kayena hayi ini Iyya ketemu cama bidadayi Iyya!”
Mendengar ucapan putrinya itu, Divta pun menoleh pada sekertaris Revan,
“Iya pak …, Iyya bertemu dengan wanita itu di kafe!”
Siapa sebenarnya wanita itu …, kenapa wanita
itu begitu mempengaruhi Iyya …., batin Div.
Setelah mendengarkan cerita dari Iyya, Divta pun segera menyantap makanannya.menikmatinya dengan Iyya.
“Oh iya sayang …, om Agra akan ke sini! Kamu mau bermain sama Sanaya dan sagara
tidak?”
“Mau …, Iyya mau …!”
“Baiklah nanti ikutlah bersama om Agra, nanti malam daddy akan menjemputmu ke sana!”
Iyya begitu antusias, ia paling senang ke rumah neneknya karena di sana banyak
teman. Selain ada Sanaya dan sagara, juga ada Abimanyu.
Dan benar saja, setelah jam makan siang selsai, Agra datang ke ruang Div. ia menyerahkan beberapa berkas yang harus di tandatangani oleh Div dan ia akan
segera pulang atas permintaan Sanaya dengan berbagai ancaman.
“Hai Iyya …!” sapa Agra, “Kata daddy, Iyya mau ikut om ya?”
“Iya om …, Iyya ikut om ya!”
“Gampang! Tapi sebentar ya …, om bicara dulu sama daddy! Iyya di temani sama om Revan dan
menunggu di mobil ya!”
“Hoye …, aciiiiik …!” Iyya pun segera keluar dengan sekretaris Revan.
Setelah memastikan Iyya keluar dari ruangan itu, Agra pun membicarakan tentang proyek
baru mereka dengan berkas persetujuan tang di tujukan pada Divta.
“ya sudah …, aku pulang dulu ya bang! Kalau bisa nggak usah pulang malam-malam, ibu
pasti tidak akan suka!” ucap Agra.
“Baiklah …, aku akan usahakan!”
“Sampai jumpa di rumah, bang!”
Bersambung
Jangan lupa untuk kasih dukungan untuk author dengan memberikan like dan komentar nya ya kasih Vote juga yang banyak ya
Follow Ig aku ya
tri.ani.5259
Happy Reading 🥰🥰🥰🥰🥰
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 284 Episodes
Comments
Agna
makasih Thor, aku bacax marathon, 🙏😍
2021-09-16
3
cantiq
ini aku nunggu...waktu divta jd pahlawan berkuda buat ersya thor...lama ya?
2021-09-15
2
Ucio
asik lanjut
2021-09-15
0