Penjual es krim pun memberikan dua contong es krim kepada Ersya dan Ersya pun melakukan pembayaran.
"Berapa mas?"
"Sepuluh ribu saja mbak!"
Ersya pun segera merogoh saku celananya dan mengambil uang selembar sepuluh ribuan, ia memang tidak membawa apapun kecuali beberapa uang untuk makan mie bersama Felic tadi dan sisanya masih bisa ia gunakan untuk membeli es krim.
"Ini mas ...!"
"Terimakasih mbak!"
Ersya pun kembali menunduk menatap gadis kecil yang berdiri di sampingnya yang tingginya hanya sebatas lututnya itu.
"Ayo Iyya kita duduk di sana!" ucap Ersya sambil menunjuk bangku yang berada tidak jauh dari mereka. Divia pun mengangguk.
"Ayo ...., biar tante bawakan es nya!" ucap Ersya dan mereka pun berjalan ke tempat duduk itu,
"Pegang es krimnya dulu sayang, biar tante bantu naik!" ucap Ersya sambil menyerahkan es krim itu kepada Divia.
"Uks ya....!" gumam Ersya sambil meletakkan kedua tangan di pinggang kecil Divia dan mengangkatnya, mendudukkan Divia di bangku taman itu.
"Ini ....!" ucap Divia sambil menyerahkan satu es krimnya pada Ersya saat Ersya sudah duduk di sampingnya.
"Terimakasih sayang!" ucap Ersya sambil mengambil es krimnya, mereka pun menikmati es krim mereka. Tapi kemudian Ersya teringat sesuatu.
Ehhhh tunggu ...., anak ini tidak mungkin kan berkeliaran sendiri di sini, atau jangan-jangan dia anak ini korban penculikan lagi ..., batin Ersya sambil menghentikan memakan es krimnya dan menoleh pada Divia.
"Iyya sayang!"
Divia pun segera menoleh pada Ersya, "Iya?"
"Kamu ke sini sama siapa?" tanya Ersya.
"Iyya cama daddy!"
"Trus daddy kamu di mana sekarang?"
"Itu ....!" ucap Divia sambil menunjuk ke pria yang terlihat kebingungan dengan memanggil-manggil nama Divia.
"Iyya ....., iyya ....!"
Nih orang nggak bisa di biarin ...., bisa-bisanya dia tinggalin anak sekecil ini sendiri ....., batin Ersya kesal. Ia pun segera berdiri dari duduknya.
"Iyya tunggu sebentar di sini ya, jangan ke mana-mana sampai tante kembali!" ucap Tisya.
"Yes mom ....!"
"Mom?" Ersya begitu terkejut mendengar panggilan yang di berikan oleh gadis kecil itu padanya.
"Ya sudahlah ..., bentar ya!"
Ersya pun segera menghampiri Divta yang kebingungan mencari Divia.
"Hei lo ....!" panggil Ersya dengan suara kerasnya membuat Divta segera menoleh padanya.
"Saya?" tanya Divta sambil menunjuk dirinya sendiri.
"Iya!"
Ersya pun segera mendekat pada Divta yang menghentikan langkahnya gara-gara panggilan dari Ersya.
"Ada apa?" tanya Divta tapi kemudian ia mengingat wajah jutek itu, "Saya sudah tidak ada urusan ya sama anda, mobilnya sudah beres kan!"
"Ohhhh ....., jadi kamu yang nyerempet mobilku waktu itu?" tanya Ersya yang sebenarnya tidak ingat wajah pria yang sudah menyerempet mobilnya itu, tapi kerena di ingatkan ia bisa sekalian meluapkan kemarahannya.
"Iya!"
"Benar-benar nggak tanggung jawab ya, kalau mau tanggung jawab itu mobil gue di bawain ke bengkel bukan gue yang bawa sendiri ke sana, pantas aja anak di tinggalin di temat umum kayak gini. wong bapaknya aja nggak punya tanggung jawab, kalau ke mana-mana nggak bisa bawa anak sendiri ajak istrinya ...!" Ersya marah-marah sendiri hingga Divta tidak punya kesempatan untuk membuka mulutnya.
Divia yang melihat daddy nya hanya diam di marahi Ersya pun menepuk jidatnya dan menggelengkan kepalanya.
"Daddy ...., daddy ....., nggak kelen ...! Mom nya iya yang telbaik!"
"Kasihan anaknya, kalau nggak bisa jaga anak, suruh orang lain buat jaga! Nggak tahu apa kalau di tempat umum itu banyak penculik, jangan main tinggal tinggal aja ...!" Ersya masih melanjutkan omelannya hingga menjadi pusat perhatian seluruh pengunjung taman.
"Iya mas ...., benar tuh kata istrinya, sekarang lagi musim penculikan, hati-hati!" ucap salah satu ibu-ibu yang menganggap mereka sepasang suami istri.
Membuat Ersya dan Divta menoleh bersamaan pada ibu ibu itu tadi.
"Kami bukan suami istri!" teriak mereka bersamaan membuat ibu-ibu itu terdiam dengan sedikit memundurkan kepalanya.
"Oh ...., aku kira suami istri, habis mbaknya marah-marah kayak lagi marahin suami!"
Mendingan suamiku ke mana-mana ...., batin Ersya.
Hahhh bisa mati berdiri kalau punya istri se cerewet ini ...., batin Divta.
Mereka pun saling membuang muka sampai tidak menyadari jika Divia sudah ada di antara mereka.
"Dadd ...., mom ....!" ucap Divia sambil menarik ujung jas Divta dan juga Ersya.
Divta dan Ersya pun segera menoleh pada Divia.
"Ayo sayang kita pergi dari sini, nggak baik dekat-dekat sama virus!" ucap Divta sambil menggendong Divia dan pergi meninggalkan Ersya yang kesal.
"Enak aja dia bilang gue virus ....., dasar kuman!"
Ersya pun memutuskan untuk kembali ke tempat kerja, ia memilih untuk kembali bekerja saja dari pada kesal sendiri.
Tapi langkahnya terhenti tepat di depan gedung tempatnya bekerja, ada mobil suaminya di sana. Dan senyumnya merekah saat melihat suaminya juga berdiri di samping mobil.
"Mas Rizal ....!"
Rizaldi Pradana
Ersya pun segera berlari dan memeluk suaminya.
"Mas kok nggak bilang-bilang sih kalau pulang!"
"Maaf sayang ...., tadi langsung ke sini nggak mampir rumah, kamu dari mana?"
"Rencananya sih tadi mau bolos dan habisin waktu di taman, tapi malah ketemu sama orang resek jadi Ersya nggak balik deh!"
"Kalau sekarang gimana ..., mau lanjutin bolosnya nggak?"
"Sekarang mau!"
"Ayo masuk!"
"Tapi tas Ersya masih di dalam!"
"Titipin aja sama teman kamu, besok di ambil!"
"Ah iya ...!"
Ersya pun akhirnya memutuskan untuk ikut bersama suaminya, sudah satu minggu suaminya tidak pulang, ia ingin menghabiskan waktu berdua saja bersama suaminya.
Rizal mengajak Ersya untuk langsung pulang, melepas kerinduan.
Kini Ersya sudah bersandar di dada telanjang suaminya, di atas tempat tidurnya itu.
"Mas ...., kenapa sekarang jadi jarang pulang sih?" tanya Ersya sambil memainkan tangannya di dada suaminya itu.
"Sayang ...., mas kan sudah naik jabatan, pekerjaan mas jadi tambah banyak, mas juga sering di tugaskan di luar kota untuk memeriksa proyek!"
"Tapi mas _!" ucapan Ersya menggantung saat tiba-tiba ponsel Rizal bergetar, ada panggilan untuk Rizal.
Rizal pun segera meraih ponselnya, ia terlihat terkejut saat melihat siapa yang melakukan panggilan.
"Bentar ya aku angkat telpon dulu!" ucap Rizal lalu turun dari tempat tidur dan menerima panggilan itu, walaupun sedikit menjauh tapi Ersya masih bisa mendengar apa yang di ucapkan suaminya itu.
"Hallo ....! Iya Tisya!"
"......"
"Maaf, baiklah aku akan ke sana!"
"....."
"Sampai jumpa di sana, bye!"
Rizal pun mengakhiri panggilannya, dan segera menghampiri Ersya kembali.
"Telpon dari siapa mas?"
"Anaknya bos, dia minta bertemu!"
"Tapi mas Rizal kenapa panggilnya cuma nama?"
"Kami sudah biasa Sya, dia nggak mau aku panggil bu, katanya akan canggung dan sulit untuk bekerja sama, ya sudah aku mandi dulu, aku harus pergi!"
Rizal pun segera berlari ke kamar mandi untuk mandi, tidak berapa lama ia sudah keluar dan segera mencari bajunya, Ersya hanya sibuk mengamati suaminya dari atas tempat tidur.
Rizal pun sudah rapi, ia menghampiri Ersya dan meninggalkan kecupan di kening Ersya.
"Nggak usah tunggu aku, mungkin aku akan pulang malam!"
Rizal pun berlalu meninggalkan Ersya, tidak berapa lama ia mendengarkan suara mobil meninggalkan rumah Ersya.
"Padahal baru aja datang, udah pergi lagi ....!" gerutu Ersya dengan wajah kesalnya.
Bersambung
...Bisa menjadi diri sendiri adalah pencapaian tertinggi, aku adalah aku, aku bukan dia atau dia...
Jangan lupa untuk kasih dukungan untuk author dengan memberikan like dan komentar nya ya kasih Vote juga yang banyak ya
Follow Ig aku ya
tri.ani.5249
Happy Reading 🥰🥰🥰
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 284 Episodes
Comments
Sulaiman Efendy
DATANG CMA BUAT NYELUPIN SI OTONG DOANK DAN MUNTAHIN CEBONG DI RAHIM ERSYA, NTAR UDH BOSAN BRU DIBALIKIN KE DIVTA
2022-10-08
0
Novika Riyanti
😂😂😂😂
untuk sekarang enggak..
tapi klw besok2 ya entah...😂😂😂
2022-03-09
0
᪙ͤæ⃝᷍𝖒ᵗᵃʳⁱ♡⃝𝕬𝖋🦄❁︎⃞⃟ʂᶬ⃝𝔣🌺
Lnjut lgi ka thorrrr
2021-12-28
0