Hari ini Ersya mendapatkan jatah liburnya, tapi jelas liburnya hari ini tidak ada yang berkesan, suaminya tidak di rumah.
Ia masih sibuk di balik selimutnya sambil terus memandangi ponselnya berharap suaminya akan segera menghubungi.
"Jahat banget mas Rizal, dia sama sekali nggak hubungi aku ....!"
Ersya pun memutuskan untuk mengubungi sahabatnya, jika jam-jam seperti ini pasti sahabatnya sudah istirahat.
"Hallo Fe ...!" sapanya saat telponnya sudah tersambung.
"Ada apa Sya?"
"Jangan lupa entar malem ya, gue tunggu ya!"
"Iya ...., bawel banget sih lo ...., kenapa nggak masuk hari ini?"
"Ambil jatah libur gue! Ya udah gue telpon cuma buat mastiin aja kalau lo beneran bakan datang!"
"Ya udah matiin dong kalau udahan!"
"Ittttsssss .....!" gerutu Ersya, ia pun segera mematikan sambungan telponnya lalu melempar ponselnya begitu saja di atas tempat tidur.
"Ngapain libur kayak gini, nggak ada temennya juga, seharusnya kan bisa ayang-ayangan sama suami!" gerutunya sambil merebahkan kembali tubuhnya.
...*****...
Malam pun akhirnya tiba, Ersya sudah siap dengan gaunnya begitu cantik.
Ia sudah siap untuk berangkat, tapi ia sedikit mencemaskan sahabatnya, ia kembali duduk di depan meja rias dan mengambil ponselnya.
Ia segera mengirimkan pesan untuk sahabatnya itu agar tidak sampai terlambat.
//Fe ...., gue udah siap, ntar kalau udah sampai di kantor gue hubungi lo lagi ya, bye sampai jumpa di sana//
Tak berapa lama ia mendapatkan notifikasi balasan.
Ting
Notif pesan masuk ke dalam ponselnya,
//*Nggak bawel ...., ini gue juga udah siap//
S*etelah selesai dengan dandanannya, Ersya pun segera memasukkan ponselnya ke dalam tas kecilnya, menyambar kunci mobil yang tergeletak di atas meja.
Ersya pun mengunci pintunya dan mobil sudah siap di depan rumah, ia sudah memanasi mesin mobilnya dari sore, kini Ersya tinggal menaiki mobilnya.
Mobil Ersya mulai berjalan meninggalkan rumahnya, tidak lupa Ersya memutar musik kesukaannya agar tidak bosan di dalam mobil.
Mungkin karena terlalu keras ia memutar musiknya hingga tidak menyadari jiga di belakangnya ada mobil yang melintas cukup cepat hingga menyerempet mobil Ersya.
Ciiiiiiiiiittttttt
Ersya dengan cepat mengerem mobilnya, untung saja jalanan cukup sepi.
Mobil yang menyerempet mobilnya ikut berhenti. Ersya masih terlalu syok, ia segera mengambil air minumnya dan meneguknya dengan cepat.
Ersya pun segera turun, ia menghampiri pemilik mobil itu.
Tok tok tok
Ersya mengetuk kaca mobil itu dengan begitu keras.
"Kalau berani keluar lo!" teriak Ersya, ia berlagak seperti preman dengan gaun feminimnya.
"daddy ..., Iyya takut ...!" ucap gadis kecil itu sambil memeluk daddy nya.
"Jangan takut sayang, ada daddy! Dia itu cuma peri yang kehilangan sayapnya sayang, lihat tuh dandanannya, iya kan!"
"Tapi kenapa dia malah-malah dad?"
"Kan kehilangan sayapnya, bentar ya biar daddy carikan sayapnya dulu ya, Via di dalam aja ya, biar daddy yang keluar!"
"Iya dad!"
Pria itu adalah Divta, ia segera membuka pintu tepat di samping membuat Ersya kehilangan keseimbangannya karena sepatunya yang terlalu tinggi.
"A ....a ...., a....!" teriak Ersya
Tapi saat tubuhnya sudah hampir mendarat tiba-tiba tangannya di tarik hingga ia jatuh ke dalam pelukan pria itu.
"Lepasin ...., gue lagi marah ya!" teriak Ersya, Divia yang melihat adegan mesra itu pun segera menutup matanya dengan kedua telapak tangannya yang mungil.
"Daddy cuka mengambil kecempatan dalam kecempitan!" ucap Divia dengan mengintip di selah jarinya.
Divta pun segera melepaskan pelukannya membuat Ersya kembali kehilangan keseimbangannya.
Brukkkkk
"Aughhhhh .....!" keluh Ersya sambil memegangi pantatnya yang sakit karena harus terbentur dengan aspal.
"Kalau mau lepasin itu bilang-bilang jangan asal lepasin!" protes Ersya.
"Dasar cewek aneh!"
Ersya pun segera bangun dan berkacak pinggang.
"Lo yang aneh ...., lo nggak liat apa di depan lo ada mobil segitu besarnya main srempet aja!"
"Baru belajar nyetir mobil ya, kalau belum bisa nyetir jangan nyetir di jalan raya, merugikan orang lain!" ucap Divta yang tidak mau kalah karena jelas-jelas yang salah wanita di depannya karena mobilnya terlalu di tengah.
"Siapa yang baru belajar, gue udah punya sim B, kalau ngomong jangan sembarangan ya!" Ersya tetap tidak mau di salahkan.
"Sudah terserah kamu!" ucap Divta, "Repot ngomong sama orang gila!" gumamnya lagi.
"Gue nggak gila ya!"
"Emang ada orang gila yang ngaku gila? Enggak kan?"
"Makin lama makin nyebelin nih orang!" umpat Ersya kesal.
"Gini aja deh, kamu bawa mobil kamu ke bengkel ini, ini bengkel ternama di di sini, nanti biayanya biar saya yang bayar!" ucap Divta sambil menyerahkan sebuah kartu bengkel langganan Divta.
"Saya buru-buru!" ucap Divta lalu masuk ke dalam mobilnya kembali meninggalkan Ersya yang masih tertegun dengan kartu alamat bengkel itu.
Mobil Divta sudah meninggalkan Ersya yang masih diam di tempatnya.
"Gila nih orang, ini kan bengkel modif mobil ternama itu!"
Ersya pun memasukkan kartu itu ke dalam tas kecilnya, ia pun segera masuk ke dalam mobilnya, walaupun lecet tapi mesinnya tidak masalah.
Mobil pun kembali melaju, ia harus segera sampai di tempat reoni, sebenarnya rencana awalnya ia ingin menjemput Felic tapi karena kejadian tadi membuat Ersya mengurungkan niatnya, ia kembali mengirimkan pesan pada Felic dan memintanya untuk datang sendiri.
Akhirnya setelah lima belas menit mobil Ersya sampai juga di depan gedung tempat di mana diadakannya reoni.
//Fe ....., jangan lupa ya cepetan datang, gue tunggu di depan gedung!//
Ersya kembali mengirimkan pesan pada Felic dan menunggunya di depan pintu masuk.
“Lama sekali sih Fe …?” protes Ersya saat melihat Felic sudah berjalan menghampirinya. Ia sudah menunggu hampir setengah jam.
“Maaf Sya …, tadi ada insiden kecil!” ucap Felic.
"Sama dong, gue juga ....!" ucap Ersya mengingat insiden yang terjadi padanya.
“Kenapa kaki lo Fe, pincang begitu?” tanya Ersya lagi saat melihat kaki sahabatnya itu pincang.
“Gara-gara pria aneh yang nggak ngerti caranya minta maaf!” ucap Felic.
"Sama dong, gue juga gitu! Ganteng
nggak cowoknya?” Tanya Ersya membuat Felic memukul pundaknya
“Lo ini …, dia itu menyebalkan sekali mana mungkin gue sempat memperhatikan wajahnya!”
"Gue sempet tadi liat wajah pria menyebalkan yang menyerempet mobil gue!"
"Mobil lo kesrempet? Apanya yang sakit?"
"Mobil gue yang sakit! Baiklah …, ayo kita masuk!” ajak Ersya yang sudah nggak mau membahas lagi bisa-bisa moodnya rusak gara-gara kejadian tadi.
Mereka pun memasuki gedung itu,
"Gue ke sana dulu ya Fe, tuh ada si Nindi!" ucap Ersya.
"Jangan ding Sya, masak gue sendiri sih!"
"Cuma bentar doang!"
Ersya mudah sekali membaur dengan teman-teman lama mereka tapi sedikit berbeda dengan Felic.
Dulu dia juga sangat supel dan mudah bergaul, tapi setelah apa yang terjadi padanya dan segalanya itu membuatnya seperti sengaja menutup diri, baginya mengenal sedikit orang yang benar-benar
tulus menyayanginya lebih penting dari pada memiliki banyak teman tapi
membuatnya terluka.
Acara akan segera di mulai, Ersya yang sedari tadi menghilang kini kembali mendekati Felic.
“Dari mana saja sih lo Sya?” Tanya Felic kesal karena sedari tadi terus di bicarakan oleh teman-temannya.
“maaf ya tapi pas gue nyamperin Nindi gue ketemu sama Anya, dia ngajak gue menginap di rumahnya nanti. Lo tidak pa pa kan pulang sendiri, soalnya suaminya Anya juga sedang keluar kota!” ucap Ersya.
“Baiklah …, terserah lo saja!” ucap Felic yang sudah terlanjur kesal.
Pemandu acara sudah naik ke atas panggung menandakan jika acaranya akan di mulai, ia membuka
acara dan membacakan susunan acara.
Semua kembali membaur dengan berbagai macam kuis dan permainan,
Bersambung
Jangan lupa untuk kasih dukungan untuk author dengan memberikan like dan komentarnya ya kasih
Follow Ig aku ya
tri.ani.5249
Happy Reading 😘😘😘😘
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 284 Episodes
Comments
☪wHEniA1102™◼KB☪
sudah kayak Tom and Jerry ya ersya sama divta
2021-09-04
0
@꧁☬ϝαɾιԃΔI-SHITΣRU☬
yeeay.. Divia ketemu calon Mommy
2021-09-04
0
Dew
pantesan Iyya langsung suka Mommy Sya
2021-09-04
0