Divta terlihat sibuk membujuk putri nya karena semenjak pagi putri kecilnya tidak mau makan apalagi tersenyum.
"Ada apa sayang? Jangan hukum daddy kayak gini dong!"
"Iyya pokoknya malah cama daddy!" ucap Divia dengan bibir yang mengerucut sempurna sambil memeluk bonekanya.
"Iya ...., tapi daddy salah apa?"
"Iyya udah nulut sama daddy, ia cetiap hali minum obat pelgi ke tempat doktel, tapi daddy nggak bawa-bawa mammy buat Iyya!" ucap Divia dengan masih duduk membelakangi daddy nya itu.
Divta hanya bisa menggaruk kepalanya yang sebenarnya tidak gatal tapi dia hanya sedang bingung mau jawab apa sama putrinya itu. Bukannya tidak ada wanita yang mendekatinya tapi untuk mencari wanita yang cocok untuk Divia itu sangat sulit.
Bahkan sudah ia sudah memperkenalkan Divia dengan banyak wanita yang mencoba mendekatinya tapi Divia ternyata tetap tidak cocok.
"Daddy kan sudah berkali-kali bawakan mammy buat kamu, tapi kamu nya nggak mau kan!?"
"Iyya nggak mau yang sepelti meleka, daddy bawanya nggak ada yang benel, coba ada yang kayak unda Nadin!"
Yeeee ...., kalau itu daddy juga mau ...., tapi bunda Nadin nya yang nggak mau sama daddy ....., batin Divta.
"Bagaimana Dad ...., daddy udah dapat nggak yang cepelti unda Nadin, Iyya mau yang cepelti unda Nadin!"
"Ya daddy harus cari dulu sayang ...!"
"Calinya kok nggak dapat-dapat cih daddy ...!"
"Ya udah gini aja, bagaimana kalau kita jalan-jalan sambil cari mammy?"
"Iyya mau ....!" ucap Divia sambil melonjak-lonjak memeluk Divta.
"Jangan gitu sayang ...., daddy siap-siap dulu ya, kamu juga!"
"Ciap dad!"
...******...
Di gedung bank swasta
Ersya sudah merapikan mejanya, ia akan pergi untuk makan siang. Rasanya tidak enak akan siang kalau sendiri, ia pun memilih menghampiri sahabatnya untuk di ajak makan siang.
"Fe ...., udah belum kerjanya?" tanya Ersya saat sudah di pantry, ia melihat sahabatnya itu sedang mencuci tangannya.
"Udah Sya, ada apa?" tanya Felic tidak bersemangat.
"Kenapa sih Fe, suntuk banget?"
"Gue lagi ada masalah Sya!"
"Tepat banget nih, kita cerita sambil makan siang!"
"Tapi lo yang traktir ya!"
"Iya ...., biasanya juga gitu, ntar aja kalau lo udah jadi istrinya sultan gantian traktir gue!"
Mereka pun segera menuju ke salah satu kedai mie ayam langganan mereka yang terdekat dengan gedung tempat mereka bekerja.
"Ahhhhh ....., lapar banget gue!" ucap Ersya dan memulai memakan mie ayamnya. Tapi ia segera menghentikan makannya saat melihat sahabatnya itu hanya terus bengong.
“Fe …., kenapa bengong aja sih?” Tanya Ersya. Felic hanya terus mengaduk mie ayamnya. Ia bahkan belum memasukkan satu sendok pun ke dalam mulutnya.
“Gue sedang banyak pikiran, Sya ....!” ucap Felic tanpa menatap Ersya.
“Memang apa yang sedang lo pikirkan? Soal duit lagi? Gue juga banyak pikiran, tapi nggak usah di pikirin bikin pusing!” ucap Ersya, masalahnya juga nggak kalah pelik karena suaminya jarang pulang dan kalau di rumah malah sibuk dengan pekerjaannya, ponselnya, tapi dia tidak mau ambil pusing, dari pada sakit sendiri.
“kalau soal duit mah setiap hari sudah jadi masalah …, ini lebih rumit dari pada itu!” ucap Felic.
“Ya kasih tahu gue dong, nanti gue carikan solusinya, kalau bisa ....!” ucap Ersya sambil menunjukkan gigi-gigi putihnya itu.
“Gue mau di jodohin sama orang yang nggak gue kenal, menurut lo, gue harus nglakuin apa?” tanya Felic.
“Mau aja kali Fe, lagi pula lo sudah cukup umur, banget malah …!” ucap Ersya dengan begitu entengnya.
“Lo sama aja ya sama orang tua gue!” keluh Felic yang semakin terlihat terpuruk saja dengan ucapan Ersya.
“Maaf …, Maaf …, bukan gitu maksud gue. Sebenarnya lo itu cantik loh Fe …., banyak lo yang antri pengen jadi cowok dan suami lo, lalu apa yang ingin lo dapat. Pengen cowok yang kayak gimana?”
“Rangga!”
“Astaga …., jadi lo belum bisa move on dari Rangga?”
“hutttts ….., jangan keras-keras ….!” ucap Felic sambil meletakkan jari telunjuknya di depan bibirnya.
“Ini nggak bener Fe …, lo nggak bisa terus-terusan hidup dalam masa lalu, lo harus mulai menatap masa depan!”
"Caranya gimana?”
“Ya lo harus nikah, setidaknya setelah nikah lo punya orang yang bakal ngisi
hari-hari lo!”
“Tapi gue ragu sama calon gue ini, katanya namanya Abi, temen lama gue….., kalau gue ingat-ingat itu yang namanya Abi itu ingat nggak sama cowok Ips 6, yang pakek kaca mata tebel dan rambutnya klimis, cicak aja kepleset, inget nggak!”
“Yang ada tompelnya di hidung!” ucap Ersya mbubuhinya.
“Iya bener ….,! nggak ada kan Abi yang lain?”
“Iya sih …., kalau gitu jangan! Gini aja deh …., lo kenalin cowok ke orang tua
lo aja sebagai cowok lo, bilang kalau kalian pacaran! Swmacam cowok bayaran!"
“Masalahnya cowoknya siapa? Lo kan tau sendiri gue nggak punya kenalan cowok selain bang Ilham!”
“Ihhh …, gila aja lo mau macarin bang Ilham, istrinya mau di kemanain!”
“Gue jadi tambah pusing aja!”
“Eh …., bentar-bentar …, seingat gue kemaren lo sempet cerita, katanya lo ketemu sama cowok yang katanya lo masih magang sebagai dokter. Gimana kalau dia aja!”
“Benar juga lo, dia hutang budi sama gue! Tapi ….!”
“Tapi apa lagi?”
“Masalahnya gue nggak tau alamatnya!”
“Tapi lo tahu kan namanya?”
“Namanya Frans!”
“Ya udah, lo tinggal ke rumah sakit terdekat dan cari dokter yang namanya Frans, gampang kan!”
“Ih …., lo pinter banget sih ….! Ya udah gue bakal samperin dia ke rumah sakit!”
Felic pun segera beranjak dan meninggalkan Ersya begitu saja.
"Fe ...., mie ayam lo!" teriak Ersya.
"Makan aja ....!" teriak Felic dan segera menyeberang jalan menuju ke kantor untuk mengambil sepedanya.
"Semangat banget dia, masak iya gue harus habisin semuanya!"
Dengan terpaksa Ersya menghabiskan mie milik Felic juga,
"Kok males buru-buru ke kantor ya!" ucap Ersya sambil memegangi perutnya yang penuh.
"Mending ke taman dulu aja deh!" gumam Ersya, Ersya pun segera berjalan menuju ke taman yang tidak jauh dari kedai mie ayam itu.
"Ahhh itu ada es krim, beli aja deh!" ucap Ersya sambil menunjuk penjual es krim.
Ersya pun segera menuju ke penjual es krim,
"Mas Es krimnya coklat dong!"
"Iya mbak, berapa mbak?!"
"Satu aja mas!"
"Loh itu putri kecilnya nggak di belikan sekalian?" tanya penjual es krim.
"Putri?" Ersya pun segera mengedarkan pandangannya dan ternyata benar di samping kanan bawahnya ada gadis kecil yang cantik sedang menatapnya.
Ersya pun segera berjongkok dan mensejajarkan posisinya dengan gadis kecil itu.
"Sayang ...., kamu cantik banget, siapa nama kamu?" ucap Ersya sambil mengelus rambut gadis kecil itu.
"Aku Iyya, mam!"
"Iyya cantik, mau es krim?" tanya Ersya dan Divia mengangguk.
Ersya pun akhirnya kembali berdiri, "Dua ya mas es krimnya!"
Penjual pun memberikan pun memberikan dua contong es krim kepada Ersya dan Ersya pun melakukan pembayaran.
"Ayo Iyya kita duduk di sana!" ucap Ersya sambil menunjuk bangku yang berada tidak jauh dari mereka.
Bersambung
Jangan lupa untuk kasih dukungan untuk author dengan memberikan like dan komentar nya ya kasih Vote juga yang banyak ya
Follow Ig aku ya
tri.ani.5249
Happy Reading 🥰🥰🥰
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 284 Episodes
Comments
Marhaban ya Nur17
yeeee iyya dapet momi
2024-09-26
0
Novika Riyanti
GK sadar dia d pangil MAM...
2022-03-09
0
᪙ͤæ⃝᷍𝖒ᵗᵃʳⁱ♡⃝𝕬𝖋🦄❁︎⃞⃟ʂᶬ⃝𝔣🌺
Lnjut lgi ka othorrrr
2021-11-16
0