Silvia, sontak saja terkejut dalam ketakutannya,setelah mendengar nada tinggi terlontar dari pria di depannya, lalu segera menyahut terbata,‘’baa..baik tu..tuan adolf mari saya antar’’, tertunduk sembari tangan mempersilahkan Reygan untuk mengikutinya ke tempat yang di maksud.
Akan tetapi, sebelum berjalan mengikuti Silvia, Reygan menyempatkan waktunya, sejenak mengarahkan badan di ikuti pandangan matanya tertuju ke jari manis, salah satu wanita lainnya bernama Allen.
Reygan sedikit tersenyum,‘’aku tak akan pernah berjimak dengan mu nona, meskipun kau menawarkan kepadaku secara sukarela atau semacamnya’’ membalikan badan, lalu menimpali perkataan nya, ’’aku lebih memikirkan perasaan pria, yang telah memasangkan cincin pernikahan itu kepadamu’’, lalu berjalan menjauh mengikuti arahan wanita di depannya.
Akan tetapi Reygan sejenak mengalihkan pandangan matanya ke David di sela perjalanannya,‘’tolong tunggu aku di luar loby hotel saja’’ .
Tanpa jeda waktu, setelah perkataan Reygan,‘’ Baik tuan muda ’’, sahut david, lalu segera berbalik sembari mengarahkan tangan, guna mengarahkan orangnya untuk segera mengikuti dirinya.
Allen sendiri, seketika tubuhnya menjadi kaku layaknya tersambar petir maha dahsyat, ketika mendengar perkataan Reygan, pandangannya masih menunduk, dengan wajah penyesalan disertai kekaguman ada di hatinya kini.’pria itu, mengapa begitu manis setelah perkataan itu, entah mengapa namun perkataannya tadi, seakan menegur keras segala perbuatan ku, kepada Wylie selama ini’, gumam Allen.
Di sela berlalunya Reygan di dalam Lift, hati Allen menyimpan banyak pertanyaan,’ apakah ini benar pria kaya raya keluarga adolf itu?, lantas kenapa perilakunya begitu santun dan nada bicaranya sangat ramah?, mengapa jauh dari opini, banyak orang di luar, mengenai kebengisan keluarga adolf?.
Di dalam lift Reygan sendiri, kini semakin gusar di sela tundukan nya,’Ellena apa benar itu dirimu?,apa benar semua ini juga bukan mimpi?, lalu untuk apa aku disni sebenarnya?, gumam Reygan, sembari memegang dada kirinya.
Akan tetapi pikiran kacaunya segera tersela, ketika pintu di depannya membelah horizontal di iringi bunyi khas,
Dingg!
Lift itu terhenti di lantai 15, dan setelah pintu itu terbuka,’’Tuan muda mari, silahkan’’, seru lembut Silvia, sembari mengarahkan tangannya kembali.
Sejenak Reygan ragu untuk meneruskan langkahnya, namun dorongan keingintahuan nya semakin kuat, hingga memaksakan langkahnya, untuk mengikuti ajakan wanita di depannya,’’baik, ayo segera’’.
Lantai paling tinggi, adalah tempat paling Exclusive di hotel ini, diisi satu kamar tidur VIP serta beberapa ruangan khusus lainnya, bahkan akses masuknya pun sangat terbatas, menggunakan kartu khusus, dan hanya Darold dengan beberapa orang kepercayaan keluarga Foster,yang memiliki kewenangan memasukinya.
Silvia sendiri, karena sering melayani kesenangan Darold, hingga di beri akses khusus darinya secara pribadi, pegawai cantik, khas chinese berkulit putih bersih terlebih bertubuh indah serta padat berisi di bagian tertentu, memang fantasi Darold.
Langkah demi langkah semakin terasa hening, seakan hanya terdengar suara lantunan langkah kaki mereka, serta Detak jantung Reygan yang kini semakin terasa denyutnya.
Kemudian setelah berada di depan kamar yang dimaksud, dengan segera Silvia menekan bel pintu itu,
Teett...... teettttt.......
Tak berapa lama setelah beberapa kali suara bel itu, kini pria bertelanjang dada berselimut handuk, hanya menutupi bagian bawahnya, membuka setengah pintu di depan mereka.
Pria itu sejenak mengarahkan pandangan ke Reygan‘’siapa dia Silvia!?, beraninya kau membawa orang lain memasuki lantai ini!’’ dengus kesal Darold sembari memandang kesal kedua orang di depannya.
‘’Tuan Darold, tenanglah...,’’
Sebelum Silvia menuntaskan perkataannya , segera terputus , oleh Reygan, ketika dirinya langsung saja, menyelonong masuk ke kamar itu.‘’Minggir kau bajingan.....!!!’’, nada tinggi Reygan terlontar, sembari mendorong badan pria di depannya tadi.
Reygan dengan cepat berjalan menuju ranjang di tempat itu, sejenak dirinya tertegun mengarahkan pandangan ke kanan dan kirinya, lalu memekik keras,’’Ellena!, aku tahu kau bersembunyi di balik selimut itu’’.
Mungkin baru pertama kali, nada tinggi Reygan terdengar di telinga Ellena, sejak awal pertemuannya, hingga di ujung pernikahan mereka setelah ini.
Setelah itu, karena tak ada sahutan, Reygan sedikit melangkahkan kaki lebih mendekat, lalu segera saja, menyahut guna membuka dengan paksa selimut, di depan matanya.
Krett!
Setelah tabir itu terbuka, kini terlihat jelas wajah Ellena di baliknya,
Gaun hitam itu, kini tak melekat di tubuh istrinya lagi, bahkan tak ada, satu benang pun menutupi dirinya, terkecuali bantal yang sengaja dirinya tarik, guna menutupi benda kenyalnya, sesaat setelah selimut itu terbuka.
Deg............
Suara degub jantung Reygan seakan berhenti sejenak, dan setelah itu kembali berdegup dengan kecepatan pacu hebat.
Seketika perasan Reygan bercampur aduk, kejadian itu seolah memukul keras matanya, karena mengetahui hal ini benar apa adanya, hingga kornea Reygan kini, segera memerah menahan butiran air, yang nampak akan jatuh membasahi pipinya.
Sejenak tubuhnya menjadi batu untuk beberapa detik, lalu mengalihkan pandangan mengarah bawah, sembari memegang dahinya sendiri, dan tanpa berkata apa pun lagi, Reygan sontak saja membalik cepat tubuhnya, lalu berjalan tergesa menjauh meninggalkan tempat itu.
Disela Reygan melewatinya,‘’Tuan muda, anda kenapa?’’, sembari sedikit melirik ke arah kamar, lalu berlari kecil mengikuti langkah kaki kepergian Reygan.
Saat ini Silvia berada di lift kembali, bersama seorang pria malang di sampingnya, tengah bersabar menunggu menyalanya angka yang sama, guna melanjutkan kegiatannya.
Sesaat setelah pintu di depannya terbuka, Reygan berkata tanpa mengganti arah pandangan lurusnya,’’maaf nona, telah merepotkan mu’’, lalu berjalan mendahului wanita di sampingnya.
Silvia tak berani menjawab, karena kondisi yang dirinya ketahui sebelumnya di kamar itu, akan sangat tidak memungkinkan untuk dirinya berkata sepatah kata pun, lalu dirinya hanya menundukkan kepala, sembari mengikuti langkah pria itu kembali.
Setibanya Reygan di loby dasar, mata sembabnya tak mampu dirinya tutupi lagi, hingga ketiga wanita CS di sana, melihat kejadiaan itu, ketika Reygan menghentikan langkahnya sejenak, sembari menatap para wanita tadi, termasuk Silvia, yang kini juga tengah di antara mereka.
‘’ berjanjilah hanya kalian yang tahu tentang siapa diriku, jika kalian ingin aku maafkan, atas perbuatan tercela tadi ’’.
Tujuan pandangan mata mereka kini mengarah ke seorang pria tampan, tengah berdiri terhuyung lemas, sembari mengarahkan tatapan rapuhnya ke arah meraka. Tanpa berbasa-basi lagi, terlebih tawaran dari perkataan Reygan,‘’ Baik tuan, kami berjanji’’, bersahutan lembut.
Setelah mendengar janji mereka, Reygan segera meneruskan langkah kakinya, keluar dari loby, guna menemui David.
Kemudian sesampainya Reygan menemuinya, David melihat jelas wajah tuan nya, seakan menahan kekesalan mendalam di hati, ‘’tuan muda, anda kenapa?’’,menyatukan kedua alisnya, lalu menimpali tanya nya kembali,‘’apa mereka semua membuat anda tersinggung tuan?, jika memang benar adanya, kami akan segera membakar tempat ini, serta mengakhiri penderitaan mereka di dunia ini’’, ucapan David secara tegas.
Sejenak Reygan terdiam, sembari memperhatikan David di sela, bicaranya, Kemudian dirinya mempunyai opini sendiri, jika perkataan orang di depannya itu, bukanlah gurauan semata, karena terlihat jelas dari sikap serta cara bertutur katanya,‘’Tidak, tidak sama sekali David, sudah Sebaiknya kau antarkan aku pulang ke rumah, aku ingin beristirahat’’,sahut Reygan,sembari memaksakan senyum.
‘’Baik tuan muda, mari silahkan’’,sahut ramah David sembari membalas senyum penghormatan, lalu membuka pintu roll royce itu.
Saat ini, Reygan bersama David tengah terduduk di bangku belakang, sembari menunggu berhentinya laju mobil, di sela itu Reygan sedikit bertanya mengenai kakek, dan seperti apa keluarga adolf sebenarnya, lalu ujung dari pembahasan tadi, akhirnya dirinya memutuskan untuk menuruti perkataan David, guna menemui Kakeknya di esok pagi ini.
Keluarga Adolf terkenal sangat buas dengan sebutan Serigala terkuat di seluruh Evershead, bahkan tak ada satu pun orang di tempat itu, atau bahkan gangster manapun, berani menyinggung, terlebih membuat masalah besar dengan keluarga itu.
Keluarga adolf juga menguasai segala jenis perdagangan dunia, dan di ketahui sebagian besar aset negara, tuju puluh persen lebih bersumber dari bisnisnya, maka tidak memungkiri, jika keluarga ini kebal akan hukum apapun di negara ini.
Di sela kepergian Reygan tadi, air mata Ellena mengalir sangat deras, lalu dengan cepat dirinya mengenakan busananya, bermaksud hendak mengejar Reygan yang terlebih dulu meninggal pergi dirinya.
Darold sendiri, yang memang tak mengetahui siapa pria itu, kini dirinya mulai kebingungan akan kejadian, yang menurutnya aneh, karena baru pertama kalinya, dia alami seumur hidupnya, lalu berkata di sela, kepergian Ellena.‘’Heyy siap dia?, mau kemana kau Ellena!?, Ellena......!’’, seru Darold.
Elena yang tak perduli lagi akan Darold, kini mulai melangkahkan kaki, berlari kecil menjauh, guna menyusul kepergian Reygan tadi, dan meninggalkan Darold serta serangkaian ancaman kasar darinya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 79 Episodes
Comments
Rory ridho rianto Ridho
lansung cerei kan saja, wanita seperti itu tak pantas untuk di pertahankan
2022-03-09
0
bowrick 96
menyesal belakangan kan kau elena 😂👍
2021-10-20
2
Tjetjep Sulaswara
buang istrimu ke tempat sampah
2021-10-13
2