BAGIAN 4 PERJANJIAN
Kini malam telah berlalu, matahari memulai beredar di garis start nya kembali.
Terlihat Reygan tengah melakukan rutinitas kesehariannya, membersihkan rumah dan pekerjaan lain semacamnya, disela kegiatan itu perasaan kecemasan mulai bersahabat dengan nya, ketika memeriksa seisi rumah, lalu mengetahui Ellena dan mertua cerewetnya, ternyata tidak kembali malam tadi.
’ kemana Ellena?, hingga sepagi ini belum juga kembali, tidak seperti biasanya’ ’, gumam tanya Reygan sembari menggaruk kepalanya yang sebenarnya tidak gatal.
Reygan tidak berani untuk sekedar menghubungi dan menanyakan keberadaannya, terlebih kepergiannya saat ini bersama Esseley.
‘ah sudahlah, mungkin mertua cerewet ku, tengah membawa Ellena ke rumah nenek tua bau tanah itu. Lebih baik aku, segera menyelesaikan kegiatan ku, lalu berbelanja dan akan kumasakan makanan kesukaan Ellena setelahnya, mungkin dia akan senang’,gumam Reygan di sela kegiatannya.
Dilain tempat, di kediaman sarra, Esseley nampak berbaring lemas di sofa, dan sesekali memicingkan matanya perlahan, ‘setengah tersadar, karena ulahnya meminum banyak bumbung wine di pesta reuni tadi malam. Tidak jauh berbeda dengan Esseley, Sarra sendiri juga terlihat di kamarnya, berkeadaan seperti rekannya.
Lain mereka semua, Ellena sendiri terbangun dengan mulut menganga hebat, matanya mulai berkaca melihat keadaan nya sekarang, terlebih seorang pria yang baru dikenalnya, tegah tertidur pulas berada seranjang dengannya, hingga aliran sungai baru mulai mengalir deras di pipinya kini, pertanda penyesalan mendalam.
Plaakkkk........!
Tamparan keras menyapu bersih pipi Darold di pagi itu,hingga dirinya terkejut dan terbangun dari kesenangan nya.
Keterbangunan nya itu di timpali dengan pukulan tangan Ellena, bertubi mengarah ke badan Darold, sembari memekik keras,‘’ apa yang kau lakukan kepada ku Darold!!’’, lalu dengan segera menarik selimut di tubuh darold, untuk dirinya lilitkan ke tubuh mulusnya.
Sontak sanja Darold mengarahkan senyum miring ke arah Ellena sembari memegang ke dua pergelangan tangan Ellena,‘’Ellena sudahlah, kau tak perlu sedih seperti ini, lagi pula hanya hal semacam ini, untuk apa di sesali’’.
Meronta, melepas paksa pegangan itu,‘’dasar bajingan kau Darold..!!’’,teriak Ellena, lalu menangis sejadi-jadinya seraya meringkuk kan duduknya.
‘’Diam....!!’’,mendengus kesal, lalu melanjutkan perkataannya,’’ dasar wanita tak tahu diri, jika kau mau menuruti keinginanku, selama itu juga aku akan membantu keuangan keluarga menyedihkan mu!’’,seru Darold.
Mendengar perkataan itu kini hatinya menjadi sedikit bimbang, suara tangisannya pun sedikit memelankan volume, walupun begitu hati kecil Ellena tetap hancur.
Terlebih, membayangkan jika sampai Reygan, seorang suami penurut nya, mengetahui kegiatan ini, hingga dirinya tak mampu berkata apapun, dan menjawabnya dengan suara tangis tersedunya, seraya menatap wajah pria di depannya.
Sembari melempar pelan busana milik Ellena‘’Sudah kenakan pakaianmu, aku akan mengantar mu pulang, dan katakan kepada keluargamu, aku bersedia membantu mu hari ini juga, satu lagi dirimu tak perlu menggantinya, bahkan tidak akan kesusahan lagi jika mau menuruti semua kemauanku’’,mengenakan busana.
Pikiraan Ellena masih nampak kacau, dengan cepat dia mengenakan busananya, hingga tertutup sembari berkata,’’aku pegang perkataanmu Darold’’.
Dengan tersenyum penuh kemenangannya, kini Darold berjalan perlahan mendekat ke arah depan Ellena, lalu melingkarkan kedua tangannya ke tubuh yang dirinya kagumi semalam,’’Ellena aku benar-benar mencintaimu, setelah ini aku mohon, ikutlah aku sebentar saja guna sarapan pagi, aku akan memberikan hadiah spesial untukmu’’, mengeratkan pelukannya.
Entah kenapa namun Elena merasa kedamaian di hatinya hingga tangisnya perlahan menghilang, berganti senyum tulus, namun tak membalas pelukan itu,’’baiklah, tapi kali ini janji hanya sebentar’’.sahut tegas Ellena.
Darold berjalan pelan menuju restauran foster, di sebelah bangunan ini, sembari merangkul kan sebelah tangan ke pinggang ramping milik Ellena,’’kau tidak keberatan bukan sayang?’’.
Sebenarnya Ellena senang akan hal itu, dengan membiarkan kegiatan Darold, namun enggan untuk menjawab pertanyaannya.
Saat ini kedua pasang muda mudi itu tengah terduduk di tengahi meja bulat mewah, serta tergeletak diatasnya beberapa hidangan vegetarian lezat, pesanan khusus Darold, di pagi ini.
Disela breakfast, Darold merogoh lalu mengambil benda kotak di dalam saku jasnya, tersenyum manis’’Ellena, aku jatuh hati kepadamu, semenjak pertama kali melihat wajah lugu dan tingkah menggemaskan itu,sebenarnya ini terlalu cepat namun aku tak mampu menahan perasaan ini, aku harap kau menyukainya’’, menyuguhkan, sembari membuka, dan memperlihatkan isi di dalamnya.
Sebuah cincin berlian indah terpancar dari kotak itu.
Ellena sendiri, sedari tadi mendengar perkataan manis pria di depannya, sembari mengarahkan wajah biasa namun menyimpan kebahagiaan berlebih,’’Darold apa maksudmu?’’, Menyatukan kedua alisnya’berpura-pura.
Menjauhkan pelepasannya dari bangku, kini Darold mulai memasangkan cincin berlian itu ke jari manis Ellena secara lembut,’’Ellena ini sekedar hadiah rasa cintaku untukmu, terimalah dan jangan menolaknya’’.
Sedikit membenahi rambutnya, tertunduk menutupi senyumnya,’’Terimakasih Darold, kau sangat baik kepadaku’’,sahut manis Ellena.
Darold kembali ke bangkunya,’’Ellena sayang, apa kau menyukainya?’’, megalihkan pandangan ke samping, sembari berkata pelan, ’’ jika saja kau mau menikah denganku, aku akan membelikan benda berkilau jauh lebih mahal lagi untukmu’’, goda Darold.
Mendengar perkataan itu, sontak Ellena sejenak teringat Reygan, namun segera menepis pikiran itu karena mengganggu pikirnya, ‘’Darold apa kau hanya sedang bercanda kali ini’’,membelai lembut rambut kecoklatannya hingga menjatuhkannya semua di depan sebelah bahu.
Darold tersenyum bahagia,’’sebenarnya itu ungkapan hatiku dan bukan gurauan, dan apakah wanita secantik dirimu belum memiliki seorang pria atau semacamnya?’’.
Ellena sejenak terdiam, beberapa pikirannya kini tertuju kearah Reygan dan seluruh keluarganya. Dirinya harus memilih ketika cinta yang tulus, atau kehidupan yang layak, seperti halnya wanita lainnya, dirinya tentu berpikir kenyataan di kehidupan ini.
‘’Ellena kenapa?, apa ucapanku salah?, atau ada pria selainku telah mengisi hatimu saat ini?’’, tanya timpal Darold.
Sontak saja Ellena tersadar dari lamunan sesaat nya,’’oh maaf Darold, aku tak bisa menjawab mu sekarang, karena pikiranku tengah kacau beberapa bulan belakangan ini’’,sahut Ellena menutupi senyum bahagia terhadap perilaku pria di depannya.
Darold hanya tersenyum, dan menyimpulkan wanita ini, mungkin tengah memikirkan keuangan keluarganya,’’tenang sayang, kau tak perlu tergesa menjawab pertanyaan ku’’, senyum lalu melanjutkan kegiatan breakfast itu.
Kemudian setelah menyelesaikan kegiatan itu, meraka segera berjalan pelan menuju mobil Darold’ di basemant dasar, lalu dirinya segera memacu kendaraannya, guna mengantar Ellena menuju mobil, yang di tinggalkannya semalaman, di acara Reuni ibunya.
Setelah beberapa menit perjalanan, kini mereka berada di tempat tujuan.
Ellena, yang kini masih terduduk santai di samping kemudi, hendak memastikan kembali, perkataan Darold tadi, ‘’Darold!, aku akan menemui nenek ku, untuk memberikan berita gembira dari mu, dan bisakah siang nanti, dirimu datang ke perusahaan kami, untuk memenuhi janjimu?’’,tanya Ellena seraya melempar senyum kecil, seakan tak mengapa terhadap sikap tak patut Darold semalaman, sewaktu di kamar VIP nya.
Menatap senyuman manis itu sembari mengelus tangan wanita di sebelahnya,‘’Baik sayang, jika kau terburu akan uang itu, aku akan mengirimnya, melalui rekening perusahaan untuk mu, namun aku harap, malam nanti kau bisa menemaniku, untuk meminum beberapa botol wine’’,sahut Darold, lalu mengeluarkan kartu namanya.
Tampaknya Darold mulai, kecanduan akan Ellena, karena memang, dia wanita pembisnis yang sangat cantik, dengan tubuh yang menggoda kaum adam, bahkan Ratusan kali Darold melakukannya dengan wanita manapun, belum pernah dirinya, menemui pasangan senikmat dan senyaman ini.
Sejenak Ellena terdiam , beberapa pikiran di otaknya, kini mulai mengganggunya, nama Reygan selalu muncul di situ, namun pikirannya kembali mencair, ketika mengingat 2 juta dolar terlebih cincin berlian benilai ribuan dollar yang kini tengah melingkar di jari manisnya.
Membawakan nada yang manja,‘’baik sayang, lihat saja nanti, aku akan memanjakan mu’’,sahut Ellena sembari mengelus pelan dada Darold dan memperlihatkan gigi serta mengatupkan kedua rahangnya, lalu mengambil kartu nama itu.
Darold yang tak tahan dengan rayuan itu, bergegas mengecup bibir tipis itu kembali beberapa menit, lalu mengarahkan nya, ke bawah kemudinya sembari menekan pelan tengkuknya, guna memperdalam kegiatannya.
‘’Ah...ahhh!!’’,seru Darold.
Sesaat setelah kegiatan menyenangkan berakhir, kini Ellena telah turun dari mobil Darold, menampakkan mata yang masih berkaca, sisa kegiatan barusan.
‘’Senang mengenalmu nona Ellena, segera kita melakukan kembali’’,dengan kedipan mata menggoda, di iringi bahasa tubuh bermaksud’ hubungi aku, Darold segera memacu mobilnya pergi menjauh.
Ellena melihat kepergian Darold sembari sedikit mengalihkan pandangan ke arah cincin di jarinya,’aku tak tahu apa yang harus aku lakukan setelah ini, apa aku harus menyudahi hubungan terlarang ini, atau tetap bersama Reygan dan menyimpan kesedihan di hidupku bersamanya’, gumam Ellena.
Ellena merasa bingung kerena pikirannya ini, namun segera dirinya menyudahi pikiran rancunya, dengan melangkahkan kaki menuju mobilnya, dan segera mengemudikan mengarah kantor perusahaannya, guna menemui sejenak neneknya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 79 Episodes
Comments
Rizal Arfan
jgn tinggalkan suamimu, bentar lg kaya dia
2021-11-23
0
Ajeng Ajeng
mending tinggalkan wanita murahan itu......
2021-10-25
2
Hasniah Niah
crdddddddsq,//***/1444444144%%%%
2021-09-15
0