HANYA MENIKMATI RASA

Sore itu kembali latihan di Padepokan Teater KATUMBIRI ,reading sudah terlewati lebih cepat dari biasanya mereka menghapal ,kini sudah memasuki gestur dan gerak.

Sania menikmati jadi posisi Ibu mertua Adi,hanya dua kali dialog bersama Adi itupun ditemani anaknya yang diperankan Febi.

Setelah latihan selesai mereka kembali berkumpul diruang sekretariat,ngobrol santai seraya menunggu hujan reda.saat itu hujan sangat lebat hingga kilat menyambar...

"Aku pulang dulu mau latihan nyanyi di studio".ujar Febi pamit.

"Aduh masih hujan Febi".Kata Sania

"Sang pacar sudah didepan jemput teh".jawabnya seraya bangkit

"Asyik atuh".

"Teh Sania mau ikut?"tanya febi

"Aku dijemput ".jawab Sania

setengah melirik Adi yang sedang asyik menggambar.

Ah laki laki itu tetap menjadi pusat perhatian hatinya meski ia harus komit membatasi diri.

Ia kini harus belajar berpura bahwa tak ada hati lagi untuk laki laki itu,walau desiran itu hanya ia yang rasakan didalam hati.

Dengan lamunan dalam Sania tak menyadari semua orang tak ada di ruangan itu,tinggal Adi yang masih asyik menggambar...

"Eh pada kemana ini Di?".

Adi menoleh

"Loh mereka pamit padamu ga kedengaran?".

"Pamit?aku gak dengar tuh".

"Waduh melamun ingin segera nikah kayanya".gurau Adi seraya meneruskan gambarnya.

"Tau aja".Sania tergelak

Tiba tiba Call phone hpnya berdering.

Rama menelpon dengan telpon biasa tanpa videocall

"Iya yang masih dimana?"

"Aku tak bisa menjemput,hari ini dadakan ops rapat ke kecamatan".

"Oh iya ga apa apa".jawab Sania lesu

"Jangan marah ya...naik ngojek aja".

"Iya".

Call phone mati.

Sania terdiam bingung,lalu ia bangkit berdiri.

"Aku pulang duluan ya Di".

"Oh iya..Calonnya sudah jemput ya".

tanya Adi

"Gak".Sania bermuram

"Lalu pulang sama siapa?"

"Mau pesan Ngojek aja atau gokart".

"Ribet harus masuk lagi ke padepokan dalam,lagian hujan".

"Sudah mau maghrib".

"Biarin aja aku anterin".Adi bangkit dan memberikan gambarnya di laci ruangan.

Sania hanya terdiam kebingungan,rasa bahagia menyelinap dihatinya tapi disisi lain ketakutan menjalar.

"Tunggu ya..aku ngeluarin mobil".Adi hendak keluar

"Adi.!"Seru Sania

" Iya".Adi terhenti

"Kamu ga repot mana harus balik lagi kesini ".

"Ngapain balik lagi ..langsung pulang aja".

"Kan lagi menggambar...pesanan bukan ".

"Alah itu hanya iseng,besok bisa dilanjutkan".

"Oh kirain ".sambung Sania.

Tanpa bicara lagi Adi keluar ruangan untuk mengeluarkan mobil dari parkiran.

Tak lama kemudian mobil mundur ke arah pintu sekretariat,benar benar menjemputnya depan pintu.

Sania memasuki mobil.Hatinya terus berpasir tak karuan,rasa itu terasa muncul lagi,ada rasa bahagia yang benar benar ada,rasa bahagia yang tak terhingga.tapi ia segera menepis hal itu,karena dengan Rama pun ia tak kalah bahagia.

"Masih rumah yang lama".Tanya Adi

"Masih dong kemana lagi".jawab Sania

"Dikira pindah rumah setelah hati juga pindah haluan".tangkas Adi

Sania tergelak walau dadanya berdebar

"Iya nikah nanti aku pasti pindah ".

Hening sesaat.hanya hati masing masing yang bergejolak.

Sania sedikit menoleh menatap laki laki pujaan masa lalunya itu.

Wajahnya serasa tak pernah berubah,tetap seperti dulu hanya sedikit mata tertutup kacamata

"Kesibukan apa aja sekarang Di".

"Kebetulan aku buka Cafe digarut".

"Cafe dimana sih".

"Kamu pernah ke sana bersama Tami".ujar Adi dengan mata tetap lurus ke depan tanpa ekspresi

"Cafe LAYUNG" .Sania terkejut

"Jangan jangan laki laki yang ...".

"Iya itu aku...aku tau saat kalian ke sana,aku mencoba menghindari".

"Ah padahal biasa aja ..kita kan teman ".Jawab Sania datar

"Aku tau...tapi aku tidak demikian sama kamu,aku berusaha untuk Ng introspeksi diriku bahwa ini adalah teguran aku saat sia siakan kamu dulu".

Sania tercekat.

"Tapi aku seneng lihat kamu bahagia dengan pasanganmu".

"Aku juga doain kamu agar cepet dapat pengganti Merry".

"Kalo ada ingin seperti kamu segalanya".Adi masih dengan muka datar masih tanpa ekspresi.

"Aku dengan segala kekuranganku jangan deh cari yang lebih dari aku".jawab sania

"Yang sempurna takkan menemukan aku apa adanya".

Hening...

Mobil terhenti depan rumah Sania,cepet sekali rasanya dengan obrolan sangat bermutu dan tercerna pikiran.

Adi menatap lagi dengan sayu,Sania pamit keluar mobil setelah mengucapkan terima kasih hanya kalimat itu tanpa kata kata lain.

Sania termenung menatap kepergian Mobil Adi.

semua sudah berlalu ia sudah tak ingin memiliki Adi lagi sehebat apapun rasa yang ada,Rama adalah pria idaman masa depan yang tak pernah menoleh luka pada hatinya.

Nah....apa yang akan terjadi kira kira ya..

lanjut yuk!

Hai Raider...

Jangan lupa like,komentar,favorit nya ya...

Terimakasih♥♥

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!