PENANTIAN YANG SIA SIA

Seminggu bukan waktu yang cepat untuk menunggu,Sania sudah tidak bisa menahan kerinduannya pada Rama.

Hari ini,hari sabtu akhir pekan Rama berjanji akan pulang dulu,dengan janjinya semalam juga ia menyuruh Sania menunggu pukul 13.00 di cafetaria Asia,yang sedikit terjangkau tempat yang strategis.

Jam sudah menunjukkan pukul 13.05 Sania baru tiba di lantai 2 dan segera duduk pesan 1 minuman untuk menunggu,Dia tak membuka hand phone takut mengganggu perjalanan Rama,toh waktunya datang ia akan tau tempat yang dijanjikan.

Di tas sudah disiapkan Jam tangan terbaru yang kemarin ia beli,Rama pasti suka dengan hadiah ini.

Sania membayangkan ia akan memeluk erat sang kekasih walau hanya sedetik atau menggenggam tangannya dengan erat sebelum pergi lagi.

Sekali kali Ia melirik jam didinding cafetaria yang sedikit sekali orang berkunjung,menunjukkan pukul 13.15...sudah setengah jam ia menunggu Rama tak kunjung tiba juga.

Ia mengecek handphone nya tanpa chat darinya,kemungkinan telat dijalan tak sempet memberi tahu.

Gelisah mulai menjalar ketika jam menunjukkan pukul 14.00..

Allah Allah...hatinya tak karuan,kesedihan mulai hinggap jangan jangan Rama ingkar janji.

Ia mulai me chat di WhatsApp

"Yang baru sampai mana...".

Tak aktif hanya centang satu,hanya membuat keresahan makin deras mendobrak hatinya.

Sania berdiri,lalu lalang melihat ke jendela.Ia melihat kota garut dari atas Supermarket Asia dengan tatapan kosong,sekali kali ia menengok pada meja yang ia pilih untuk menunggu.

Tiba tiba telpon berdering,Kania yang memanggil bukan Rama.

"Sania kamu dimana?".

"Di lantai 2 Asia kak".

"Ngapain di sana kaka ini baru tiba dirumah".

"Masya Allah Kakak datang kok ga bilang bilang".

"Nanti kita ngobrol disini".Suaranya terdengar parau

"Kak aku jam 3 pulang ya,ada yang mesti aku tunggu dulu".

"Ok hati hati".

Handphone tutup.

Sania menoleh lagi ke layar handphone untuk melihat WhatsApp..

Tak ada chat,tak ada telpon...jam sudah menunjukkan pukul 14.15...

Air matanya mulai menetes,

"Tega kamu Rama,dimana kamu kenapa harus menjanjikan jika tak datang".lirihnya dengan menyeka ari matanya.

Apa yang terjadi pada Rama ia tak tahu,sengaja atau kah tidak sengaja ia melakukan demikian,setidaknya komunikasi yang ia harapkan seperti semalam yang baik baik saja

Atau jangan jangan diperjalanan ada kendala,hatinya sedikit melemah,Ia hanya berdoa Rama baik baik saja.

Baru saja ia hendak melangkah keluar setelah berbayar dengan kasir terdengar tit. .

WhatsApp pesan berbunyi di tas nya.

Segera ia mengambil dan membukanya

"Sayang maaf aku tidak jadi berangkat,mendadak ada rapat".

Rasa lemah mendadak tubuh Sania,lunglai badannya hampir tersungkur ke meja didepannya,tapi ia segera menguasai dirinya.

Rasa marah,kesal,dendam,benci,sedih bercampur aduk di hatinya,Ingin rasanya ia melampiaskan kemarahan tapi pada siapa orangnya tak ada,ia enggan sekali menelpon dan membalasnya lagi saat ini.

"Aku benci kamu Rama...aku benci.....".Isak nya seraya berjalan menuju eskalator dengan lunglai,tanpa ia bisa menahan rasa tangis yang ingin meledak,air matanya terus mengalir dan ia tak berhenti pula menyekanya,karena sekeliling yang berpapasan menatapnya heran

Handphone berbunyi...

Sania mengangkat telpon tanpa melihat siapa penelpon,ia pikir kakaknya.

"Sayang...maafkan aku".terdengar dari sebrang.

Sania terdiam,ia terisak

"Sayang aku benar benar sibuk...maafkan".

Sania segera menutup telponnya,lalu ia matikan dengan cepat dan menyelipkannya disaku tas.

Sejenak ia ingin melupakan hal menyedihkan ini...

Ia ingin lupa sejenak tanpa harus sakit lagi.

Hai Raider...

Jangan lupa like,komentar,favorit nya ya...

Terimakasih♥♥

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!