RENCANA

Malamnya ketika Sania tengah berkumpul bersama Kania,Mamah dan Papahnya membahas tentang bagaimana kedepannya rencana Kania setelah mengetahui perselingkuhan Tito.

Tiba tiba ponsel Sania berdering.

Muncul nama Rama tertera,bukan video call hanya telpon biasa tidak biasanya.

Sania meninggalkan ruang tamu menuju kamarnya,lalu dengan santai ia mengangkat telpon dari calon suaminya itu.

"Halo".Sapa Sania sedikit bergetar menahan amarah.

"Halo Sania...".

Tanpa jawaban Sania,ia rasanya tak ingin bicara apapun.

"Aku tidak jadi pulang mendadak ada kunjungan ke UGM,pas hape ketinggalan di kamar hotel".

Sania masih bisu

"Aku benar benar merasa bersalah atas semua ini,maafkan ya...".

Air mata Sania menetes perlahan,rasa sakit kemarin tiba tiba menyeruak dipikirannya.

"Aku benar benar ga bisa pulang,lebih baik kamu ijin kesini nemuin aku".

"Baiklah aku ke sana".jawaban datar Sania

"Tapi kamu emang berani kesini".

"Kenapa ga berani,kalo emang kamu ga bisa pulang".

"Canda kamu".

"Kamu mau aku datang atau kamu takut aku datang?"

ucap Sania tajam.

Rama terdiam

"Aku mana berani ke sana,aku menunggu aja deh disini".

"Iyaa....aku maunya kamu gitu,sabar aja yaa".

Sania sedikit kecewa dengan jawaban Rama,yang nampak janggal dan aneh.

Ia harus benar benar ke sana,untuk memastikan bahwa calon suaminya baik baik saja tidak ada kebohongan apapun..

Terdengar tangisan Baby An di kasur,Sania baru sadar keponakannya ditempat tidurnya

Segera ia menggendongnya,bayi yg sudah mulai 6 bulan ini,si wajah perpaduan ayah ibunya yang nampak ganteng itu menatap bingung ke wajah Sania

"Cup...cup sayang ini bibi yaa...".

Seperti mengerti ia tertawa tanpa suara,gemes banget sampai sania menciumnya beberapa kali.

Ia keluar kamar membawa baby An,hapenya yang masih menyala ia tinggalkan begitu saja.

Sekarang bukan say halo atau penenangan pikiran dengan omongan saja,ia akan sedikit tutup komunikasi dengan Rama untuk membiarkan dirinya lengah.lalu ia akan pergi menemuinya ke Jogjakarta...

"Bangun baby An".ucap Sania

Bu Nelis segera menghampiri mengambil alih gendongan baby an

"Aku ga sadar ada dia pas Rama nelpon he".jawan Sania

"Rama ga jadi datang kemarin ".tanya Pa Rudi.

Sepertinya ia tahu dari Bu Nelis.

Sania sedikit ragu ingin minta ijin nyusul ke jogja,ia teringat pengalaman Kania ia sedikit akan mengedipkan ketakutan itu dan semua hal bisa terjadi.

Kemungkinan jujur sikap Rama harus ia utarakan pada ayah dan ibunya,tapi bukan jam jam ini mungkin esok hari karena hari ini adalah pembahasan tentang Tito.

Masalah paling rumit yang sudah menyangkut banyak keluarga dan pihak tertentu.

Setelah Sania menyimak ternyata Kania ingin mempertahankan rumah tangganya,karena berkali kali Tito menelpon meminta maaf dan akan menuruti apa yang kania pinta.

"Tidak apa apa jika kamu ingin memaafkan dia,asal kalian kembali pulang ke garut dia harus pindah tugas".jawab pa Rudi kemudian nampak kekecewaan masih terlihat disorot matanya,sepertinya ia sama tidak mempercayai apa yang terjadi.

"Aku juga sudah tak mau di sana Pa".Kania terisak

Sania hanya termenung,rumit memang jika soal cinta dimana bisa mengalahkan rasa sakit dan penderitaan.

Akankah dirinya bisa demikian pada laki laki pilihannya kelak..

Aah...jangan sampai mengalami,jika itu terjadi lebih baik jangan menikah saja.

Pikirnya.

Hai Raider...

Jangan lupa like,komentar,favorit nya ya...

Terimakasih♥♥

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!