"Pagi tante cantik." Sapa Kevano saat Kesya memasuki kantor.
Kevano sudah menunggu didepan pintu sejak tadi, bahkan sebelum para karyawan datang. Karena satu alasan, bahwa Ruben memintanya untuk menemani Kesya kesalah satu perusahaan client yang meminta sketsa iklan produk.
"Masih pagi jangan ganggu aku." Ucap Kesya ketus, lalu terus berjalan menuju meja kerjanya.
"Cuek amat. Kita kan harus ke perusahaan AldeBaran Group, aku siap mengantar."
Kesya menepuk jidatnya karena lupa jika hari ini ada jadwal bertemu Tuan Kevin Sanjaya.
"Yun, jadwal ketemu pak Kevin dari AldeBaran Group jam berapa?"
Yunda menoleh setelah meletakkan gagang telephone itu di tempatnya.
"Bentara aku lihat." Yunda melihat jadwal yang berada ditabe nya. "Jam sembilan Kes. Oiya dan ini kunci mobil kantor, kata Pak bos suruh kamu pakai."
"Aku gak bisa pakai mobil."
"Oke, kita pakai. Aku yang bawa." Kevano mengambil kunci itu dari tangan Yunda dengan cepat, sebelum Kesya mengatakan tidak untuk selanjutnya.
Dari kejauhan terlihat Ganda berlari manja mendekati ketiganya.
"Hei, Gendis ikut dong."
"Enggak!" Ucap Kesya dan Kevano serempak, lalu meninggal Ganda dengan wajah cemberutnya, sementara Yunda menahan tawa.
"Ketawa sekali lagi, gue buat makin pesek itu nose." Ucap ketus Ganda pada Yunda lalu duduk Di kursi kerjanya.
Sementara itu Kesya dan Kevano sudah mulai berjalan keluar kantor, menuju mobil yang berada dikantornya. Saat sudah berada didalam mobil mereka masuk dan Kevano mulia menjalankan mobil itu keluar dari area kantor.
"Eh aku gak tau dimana kantor Aldebaran Group," ucap Kevano cengengesan sambil terus mengendarai mobil itu.
"Aku kira tau, sok banget lagi gak mau bawa Gendis. Dia kan maps berjalan."
"Emang kamu mau bawa cowok tulang iga itu?"
"Enggak sih." Kesya menahan tawanya, jika mengingat semua tentang lelaki bertulang rawan itu.
Tapi, kalau diingat-ingat, Ganda itu tipe teman yang baik, meski mulutnya kadang banyak omong dan menyebalkan. Apapun yang keluar dari mulut berbentuk silinder itu selalu tentang mengghibah dan membicarakan orang lain. Dan bagi Kesya itu nutrisnya setiap hari, jika sedang didalam masalah, apalagi setelah dimarahi pak Bos.
Sementara Kevano yang melihat Kesya terus menahan tawanya hanya mampu menatap. Ternyata Kesya jika dilihat lebih dekat benar-benar bisa membius dengan caranya sendiri. Wajah mungil dan mulusnya, pasti membuat laki-laki manapun menyukainya, sifatnya yang ramah dan pekerja keras, membuatnya pantas dijuluki wanita perkasa.
"Kok aku lihat kamu jarang kuliah sih." Kata Kesya kembali membuka percakapan.
"Oh aku kuliah sore sama malam, jadi jam tigaan aku berangkat."
"Aku dulu jurusan Desain and Managemen juga lho."
"Oh ya?" Kevano memastikan dan berlagak sok kaget.
"Iya bener, enam tahun lalu. S2 nya baru ambil Desain Murni. Padahal gambarku kayak bocah SD."
"Tapi, setidaknya tante tau kan dunia desain dan pengaturan manajemen."
"Tau lah, itu buku-buku banyak diapartement kalau kamu mau."
Bukanya menjawab Kevano malah tertawa mendengar pernyataan Kesya. Mana mungkin ia mau disuruh membaca buku Perdesainan yang tebalnya sebesar kaki kursi sekolahan. Tak perlu dibayangkan seberapa besarnya.
"Kok ketawa sih."
"Anak bandel kayak aku disuruh baca buku desain. Kalau disuruh bongkar pasang mesin baru ngerti."
"Lah ngaku kalau dia anak bandel."
"Kata banyak orang sih gitu. Makanya Papa nyuruh aku masuk Manajemen, dan Bang Ruben maksa belajar dikantornya." Kata Kevano sedikit berbohong.
"Jadi itu paksaan pak Bos, bukan kamu yang mau?"
"Dikit."
"Apanya dikit?"
"Dikit paksaan. Selebihnya aku yang mau, karena mau ketemu kamu." Kevano mencolek dagu Kesya dengan tangan kirinya. Sementara itu Kesya langsung mengelapnya dengan punggung tangan kanannya. "Jadi lewat mana nih?"
"Simpang empat Kamboja, belok kiri jalan Kalimantan. Ada aja kantor paling gede disana tulisannya AB Group, entah berapa tingkat."
"Dih lengkap amat tante."
"Biar kamu ngerti, kamu kan kayak Yunda, lemot."
Kevano menggaruk kulit kepalanya yang terasa mulai gatal. Apa benar ia selemot itu, meskipun ia sadari sulit sekali menangkap pelajaran sejak sekolah.
%%%
Setelah mobil itu berkeliling, mencari jalan dan mondar-mandi selama tiga puluh menit dijalan, akhirnya Kesya dan Kevano sekarang menyentuh lantai perusahaan AldeBaran Group yang begitu besar. Bahkan jauh lebih besar dari Perusahaan pengiklanan milik Putra Group.
Kesya terkagum-kagum sambil terus melihat sekeliling, persis orang norak yang tak pernah lihat gedung tinggi. Semantara Kevano malah sibuk menggoda mbak-mbak receptionis, dasar bocah ganjen.
"Ngapain?" Tanya Kesya sambil memukul pelan lengan kiri Kevano.
"Ini lagi nyapa mbak yang cantik." Kevano terus sama menggoda perempuan itu tanpa peduli apa tujuannya tadi datang ke perusahaan itu.
"Kita kesini tadi enggak mau kenalan sama, mbak-mbak ya."
"Oh iya lupa. Mbak kami mau ketemu Pak Kevin, udah ada janji." Ucap Kevano langsung saat ia mulai tersadar, bukan karena tujuannya tapi sebab Kesya yang terus menatapnya dengan aneh, sangat menakutkan.
"Silahkan tunggu disana. Nanti ada yang memanggil." kata perempuan yang digoda Kevano tadi.
"Serasa pasien mau berobat gue." Desis lirih Kevano sambil mengikuti Kesya yang sudah berjalan lebih dulu menuju sebuah bangku di depan pintu yang cukup besar, mungkin itu ruangan bosnya.
Sedangkan Kesya terduduk gugup, apa rasanya berbicara dengan pengusaha sukses yang kaya raya, punya perusahaan cabang yang tak terhitung jumlahnya. Ia terus saja membolak-balik dokument yang sedari tadi dipegangnya, ia tak boleh sampai salah berucap, karena banyak yang bilang Kevin Sanjaya adalah tipikal client yang sulit diajak kompromi.
Nama baik Putra Group ada ditangan nya, sebab beberapa kantor setelah ditolak proyeknya oleh Kevin Sanjaya akan mengalami penolakan dari beberapa kantor lain.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 121 Episodes
Comments
Lidia aqua
aldebaran...???jangan2 athor penulis ikatan cinta???
2021-02-11
0
veny yuliana
gambar visual para pemainya donk thorr,,,
2019-11-26
3
Arum
gmn tampang pk kevin
2019-10-20
3