Kesya merentangkan kedua tayangannya ke udara, dengan perasaan bahagia. Akhirnya ia bisa bangun siang tanpa memikirkan soal pekerjaan, bahkan Chika yang tidur disampingnya sampai ikut-ikutan bangun siang, ia masih tertidur pulas.
Jam menunjukkan pukul delapan pagi, saat ia mulai menarik selimutnya dengan perlahan karena takut menganggu Chika si kucing persia yang dibelinya dengan mahal, lalu ia pun berjalan keluar kamar hendak pergi kedapur, ia juga butuh tenaga untuk bermakas-malasan hari ini.
Wajah nya masih berantakan, rambut nya masih acak-acakan, dan dia hanya menggunakan celana piyama dengan baju atasan tanpa lengan, ditambah sendal lucu berbentuk tikus. Serius itu bukan kelinci.
Tapi, belum sampai didapur, dari kejauhan ia mendengar suara ribut dari sana, spontan saja ia mulai menajamkan telinga. Sepertinya ada orang lain di rumahnya, atau maling.
Kesya mengambil pemukul baseball nya, berjalan mengendap-endap dengan perlahan. Betul saja, lampu didapurnya sudah menyala dibarengi lampu kulkas. Ia berpikir sejenak, itu maling atau tikus.
Saat pintu kulkas tertutup, seseorang muncul dari sana dengan mulut yang penuh makanan dan sebotol jus ditangannya.
"Kamu,"
"Iywa, sawya." Ucap Kevano sambil mengunyah makanan.
"Eh bocah ngapain kamu kesini, masuk rumah orang sembarangan, dan makan seenaknya lagi, lagian kamu masuk dari Mana?."
"Lewat pintu, orang gak dikunci kok. Lagian enggak sembarangan, tadi saya ketuk enggak di jawab ya saya masuk. Tapi, tante masih tidur."
"Terus, ngapain kamu kesini. Ini Weekend, aku gak kekantor."
Kevano meneruskan makannya dengan santai, seakan itu di rumahnya.
"Mau ngajak tante jogging."
"Jogging? Lari-lari itu capek. Aku mau istirahat. Sana pulang."
"Enggak bisa, tante harus jogging biar kurus."
"Aku enggak segendut itu."
"Tapi, jogging itu baik tante. Kalau dibiarkan bisa banyak lemaknya, tante mau?"
Mendengarkan ucapan Kevano, membuat Kesya tiba-tiba berpikir dan membayangkan tubuhnya penuh tumpukan lemak, dengan perut selulit, lengan bergelambir, ditambah bibi chubby yang mirip pak Ruben.
"Oke, kita Jogging. Disekitar jalan Turi saja. Kamu tunggu, aku mau Siap-siap."
Kevano mengangguk sambil mengacungkan Jempol nya.
Sembari menunggu Kesya bersiap-bersiap, Kevano menikmati makanan dan minuman yang diambilnya tadi tanpa permisi.
%%%
"Woy!"
Brught!
"Aww!"
Kevano berteriak saat Kesya memukulnya dengan botol minuman, sementara Kesya kesal karena melihat Kevano malah tertidur saat menunggunya.
"Lama banget sih, cuma mandi sama ganti baju aja." Rungut Kevano, sambil menggaruk pipinya sebagai tanda baru saja bangun tidur.
"Betulah perempuan. Ayo jadi gak?"
"Ye, dia yang ditunggu dia yang nanya."
Kesya tak peduli, lalu berjalan mengambil sepatu kets nya yang masih tersimpan dengan rapi didalam kotak yang berada diatas rak sepatu.
Saat melihat sepatu dengan warna mencolok itu Kevano, menahan tawanya dengan tangan tapi malah mengeluarkan suara.
"Itu sepatu apa warna cat, terang banget." Sambung Kevano.
"Itu warna darahmu kalau sepatu ini kena jidat."
"Dih sadis."
Kesya mengindahkan ucapan Kevano lalu mendorongnya agar cepat-cepat keluar dan bergegas jogging, semakin siang maka udara akan semakin panas.
Ia lalu mengunci pintu apartemennya, berjalan beriringan dengan Kevano, menekan pintu lift, sedikit berjalan melewati lobby dan sampai ditempat parkir.
Saat berada diparkir, Kevano mengambil motor yang membuat Kesya hanya bisa berkacak pinggang.
"Katanya jogging, ngapain bawa motor?"
"Yang jogging tante, bukan Kevano. Kalau Kevano udah sehat, berotot." Ucap Kevano sambil memperlihatkan otot semu ditangan kanannya.
"Enggak ada, kita Jogging bareng." Kesya mengambil kontak motor mIlik Kevano lalu menyimpannya didalam saku celana.
"Eh kok gitu tan,"
"Kamu gak boleh curang, kamu yang ajak aku, berarti kamu juga ikut lagi."
"Iya deh."
Kevano terpaksa menaruh motor nya kembali kedalam area parkir, lalu menyusul Kesya yang sudah berada diluar pagar.
"Terus?" Tanya Kevano memastikan apa yang harus dilakukan.
"Kita lomba lari sampai simpang jalan kecipir, yang kalah ikuti perintah yang menang. Setuju?"
"Bagaimana kalau tiga permintaan?"
"Oke, tiga permintaan jin lampu."
Keduanya bersiap ditempat yang sama, dengan jarak yang sedikit berjauhan, bertatapan layaknya rival yang sesungguhnya.
3
2
1/2
1
Kevano berlari lebih dulu dengan kecepatan maksimalnya, sementara Kesya masih berada dibelakang dengan gerakan pelan. Simpang kecipir itu ada sekitar tujuh ratus meter didepan, dengan jalanan weekend yang lengang.
Saat sudah berada hampir empat ratus meter, Kevano terus menarik dan mengatur nafasnya yang terasa mulai sesak didada, tanpa ia sadari Kesya sudah berapa disampingnya, tersenyum dengan manis sambi menjulurkan lidah. Dan meninggalkan Kevano dibelakang.
Ia berlari dengan kencang, seakan ia benar-benar ingin menang dan mendapatkan tiga permintaan itu. Mungkin jika dapat, ia menginginkan Kevano pergi dari hidupnya, Yang Kedua pergi dari hidupnya, yang ketiga pun tetap sama.
Tiga meter,
Dua meter
Satu meter.
Finis!
Kesya menyentuh tiang jalan dengan semangat. Akhir nya ia benar-benar memenangkan perlombaan itu dan tertawa puas.
"Tante curang." Ucap Kevano dengan nafas yang tak beraturan, lalu menjatuhkan diri ditrotoar.
"Gak ada curang, aku sudah menang."
"Kok bisa tante lagi secepat itu sih?"
"Bisa dong, aku pernah ikut atletik PON dulu pas kuliah. Pengaturan larimu salah, seharusnya gak seperti itu."
"Iya deh. Yaudah mau apa?"
"Eng..." Kesya menimbang permintaanya. "Gendong saya sampai keapartement."
"Apa?! Yang lain deh, tante itu berat banyak dosa."
"Hus, sembarangan. Cepat gendong saya," Kesya menarik tubuh Kevano agar berdiri, lalu ia melompat kepungggung Kevano.
Kevano merasakan tubuh Kesya yang begitu berat, rasanya bukan seperti perempuan dengan berat lima puluh kilo, tapi lebih dari itu. Tapi, ini sudah konsekuensi nya atas kekalahanya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 121 Episodes
Comments
gang jasad
kuyy
2022-07-23
0
gang jasad
kuy
2022-07-22
0
gang jasad
up
2022-06-03
0