Bab 18. Dendam Lama Bersemi Kembali

Alya masuk ke dalam kamarnya. Kembali gadis itu melupakan kekesalan dan amarahnya di dalam kamar dengan melempar semua barang yang ada di kamarnya.

"Sialan !! Perempuan itu benar-benar masih hidup. Ini sungguh tidak bisa dibiarkan begitu saja."

"Aku harus menyelidiki nya. Aku tidak rela jika dia hadir kembali ke rumah ini."

Alya terus bergumam seperti orang gila. Dia memiliki ketakutan tersendiri jika Belva benar-benar kembali ke rumah Satya. "Apa aku kasih tahu Mommy kalau Belva masih hidup ?" Alya bertanya pada dirinya sendiri.

Mencoba menghubungi ibu nya tapi nihil nomor ibu nya tidak dalam keadaan aktif. Alya semakin kesal mendapati nomor ibu nya tak tersambung.

"Ck... Selalu saja seperti ini." Alya melempar ponsel nya ke atas ranjang.

Sonia sejak pertengkaran nya dengan Satya, dia lebih memilih pergi bersama teman-teman sosialitanya. Tinggal berlama-lama di dalam rumah bersama Satya justru akan membuat wanita dewasa itu semakin stress. Terbiasa hidup dengan berfoya-foya dan liburan sana sini membuat Sonia tak bisa diam jika ada ajakan demi ajakan dari teman-teman nya.

Berganti nomor ponsel saat liburan selalu Sonia lakukan agar acara nya bersama teman-teman nya tidak terganggu oleh Satya maupun Alya. Hanya ketika butuh saja Sonia akan menghubungi langsung Satya. Tak lain dan tak bukan hanya untuk meminta transferan uang tambahan untuk kesenangan nya.

"Oke wanita tua itu tidak mau memberikan informasi pada ku. Jadi aku harus gunakan cara ku sendiri." Gumam Alya..

Hari berganti Alya masih memikirkan cara untuk menyelidiki Belva. Tak tahu harus memulai dari mana karena Alya sendiri tidak tahu dimana tempat tinggal Belva.

Alya berjalan ke arah dapur, melihat ada Budhe Rohimah di sana. Tidak menyapa ataupun tidak menegur, Alya terus berjalan melewati dapur dan sampai ke ruang belakang dimana disitu tempat untuk mencuci dan menyetrika baju.

"Bi... Bibi..." Panggil Alya berteriak dari dalam ruangan tersebut.

Budhe Rohimah yang mendengar namanya dipanggil langsung menghampiri Alya yang berada di belakang. "Ada apa Non ?" Tanya Budhe Rohimah.

"Ini baju ku yang ini sama yang ini, di setrika aku mau pakai nanti sore." Perintah Alya dengan ketus.

"Baik Non, tunggu saja di luar nanti akan saya kerjakan."

"Tidak ada kata nanti nanti. Aku mau sekarang !" Bentak Alya.

"I-iiya non saya kerjakan sekarang." Budhe Rohimah tak bisa apa-apa selain menurut dan diam.

Tiba-tiba ada seseorang yang datang di ruang belakang tanpa di duga oleh Alya dan Budhe Rohimah.

"Ada apa ini ribut disini ?" Suara berat menginterupsi kegaduhan kecil antara Alya dan Budhe Rohimah. Tepat nya kegaduhan yang sengaja ditimbulkan oleh Alya.

"Daddy..."

"Tuan..."

Alya dan Budhe Rohimah bergumam lirih secara bersamaan. Satya menatap tak suka pada Alya. Kelakuan anak nya yang tidak pernah disukai nya sejak dulu. Satya merasa kelakuan itu menurun dari sifat Sonia.

Meskipun arogan Satya tak pernah memperlakukan para pekerja nya dengan keterlaluan jika mereka tak membuat masalah.

"Daddy sudah pulang ?" Tanya Alya dengan nada yang berubah 180 derajat bila dibandingkan saat dirinya berhadapan dengan Budhe Rohimah.

"Perbaiki attitude mu Alya. Bi... Bibi melihat map warna merah di meja kerja saya ?" Tanya Satya pada Budhe Rohimah.

"Map merah ? Maaf Tuan saya tidak melihat." Jawab Budhe Rohimah dengan jujur.

Kening Satya berkerut, Budhe Rohimah tidak melihat nya lalu dimana map itu. "Ya sudah... Tolong bantu carikan map itu sekarang Bi." Perintah Satya dengan wajah dingin nya.

"Baik Tuan. Maaf Non bibi tinggal sebentar nanti bibi lanjutkan lagi ya." Budhe Rohimah menundukkan kepala sebagai permintaan maaf dan pergi meninggalkan Alya.

Alya terlihat kesal karena Daddy nya tak pernah bersikap manis padanya. "Ck... Kalau bukan karena Daddy hidup ku enak sudah ku ludahi wajah dingin nya itu." Gerutu Alya.

"Tapi bagus juga kalau wanita tua itu sekarang pergi mencari map tak penting itu. Berarti aku harus menggunakan waktu sebaik mungkin." Alya tersenyum sinis.

Segera langkah kaki nya dipercepat untuk memasuki kamar pribadi Budhe Rohimah. Matanya jelalatan mencari satu barang yang diincarnya sejak dalam ingatan kepalanya.

"Dimana ya wanita tua itu menyimpan ponsel nya." Alya mencari ponsel Budhe Rohimah.

Di atas ranjang tidak ada, di atas nakas juga tidak ada. Dengan beraninya Alya menggeledah laci dan lemari Budhe Rohimah. "Aduh pasti ponsel itu dibawa nya kan ? Ck... Bisa gagal kalau kaya gini caranya."

Satu hal terakhir yang dilakukan nya adalah membuka laci naka. Mata nya berbinar dan membola. "Nah... Ini dia ketemu. Aduh mana ponsel ku." Alya meraba-raba tubuhnya mencari ponsel nya sendiri.

Menggunakan sebuah aplikasi Alya menyadap ponsel Budhe Rohimah. "Loading nya lama lagi, aplikasi sialan. Keburu pembantu itu datang." Gerutu Alya. Wajah nya sudah kesal dan cemas.

Loading tinggal 5% lagi tapi pergerakan nya sangat lambat. Mata Alya sudah bergerak tak nyaman, ternyata dirinya masih memili rasa takut jika ketahuan oleh Budhe Rohimah. Takut jika rencananya gagal untuk menyelidiki Belva.

****

Di dalam ruang kerja Satya.

Budhe Rohimah membantu Satya untuk mencari map yang dibutuhkan oleh pria dingin itu.

Hampir seluruh isi ruangan sudah digeledah tapi map itu sama sekali tidak ada. Satya pun mengernyit heran. Bagaimana bisa map itu hilang seingatnya sebelum menghadiri acara pernikahan putri Tuan Maxim diletakkan nya map itu di atas meja.

"Kenapa bisa tidak ada ? Jelas-jelas ku letakkan di atas sini." Satya menepuk meja kerja nya.

"Bibi yakin tidak melihat map itu ?" Tanya Satya kembali wajah nya yang dingin kini terlihat' sedikit frustasi.

"Benar-benar Tuan saya tidak melihat nya. Kemarin saya bersih-bersih disini juga saya tidak lihat." Budhe Rohimah menjawab dengan jujur dan tegas.

Satya mengurut keningnya, mencoba memikirkan kembali dimana dia meletakkan map penting itu. Map yang berisi materi tender.

"Haafftt.. ya sudah Bibi boleh kembali ke belakang." Ucap Satya pada akhirnya.

Budhe keluar dari ruang kerja Satya sedangkan Satya masih sibuk mencari nya kembali sendirian.

****

Penyadapan berhasil loading 100% oke. Alya bernafas lega, disimpannya kembali ponsel itu ke dalam laci nakas. Berjalan cepat untuk keluar dari kamar Budhe Rohimah.

"Non, kenapa di depan pintu kamar saya ?" Tanya Budhe Rohimah membuat Alya terlonjak kaget.

"Ck... Memang kenapa ? Buat kaget saja. Tadi di situ ada tikus jadi aku lari ke sini." Alya berbohong dan menjawabn nya dengan ketus.

"Oh tikus. Tapi sepertinya disini tidak ada tikus Non." Memang seingat Budhe Rohimah area kamar nya jarang sekali bahkan tidak ada tikus.

"Heleh... Sudah lah yang lihat itu aku atau Bibi huh ?!" Alya meninggalkan Budhe Rohimah dengan wajah judes nya.

Budhe Rohimah hanya menatap kepergian anak majikannya. "Aneh sekali." Gumam lirih Budhe Rohimah.

Beberapa hari kemudian setelah menunggu. Akhirnya ponsel Alya ternotifikasi dari aplikasi penyadap nya. Alya membuka pemberitahuan itu dan tersenyum sinis. "Cih... Tidak sia-sia pekerjaan ku kemarin."

Notifikasi itu berisi sebuah pesan dari Belva yang memberitahukan pada Budhe Rohimah jika perempuan itu sedang berada di kawasan pusat perbelanjaan daerah Jakarta.

"Dia sedang berada di Moonlight Mall. Kalau aku menyusul nya kesana sama saja mencari jarum di dalam jerami." Gumam Alya.

Ting !! Notifikasi kembali masuk. "Anak-anak sedang bermain di Timezone Budhe, mereka sangat senang."

Senyum sinis kembali terbit di bibir Alya. "Timezone... Lebih spesifik daripada yang tadi. Oke aku meluncur Belva, kita akan segera bertemu teman." Gumam Alya dengan seringai licik nya.

Alya mengambil tas dan kunci mobil nya menuju kawasan pusat perbelanjaan Moonlight Mall. Tanpa berpamitan pada siapapun seperti kebiasaan nya, gadis itu masuk ke dalam mobil nya dan menancap gas dengan kecepatan cukup tinggi agar bisa segeralah sampai di tempat tujuan.

Tujuan utama nya adalah area Timezone. Kali ini Alya tidak ingin kecolongan sampai kehilangan jejak Belva lagi.

Dari jarak hampir 10 meter, terpantau sosok cantik dengan rambut panjang sepinggang sedang asik menemani dua bocah kecil bermain.

"Target terkunci..." Seringai licik Alya dalam bermonolog.

Menunggu dengan santai sembari menikmati kentang goreng dan minuman dingin. Alya memperhatikan penampilan Belva yang jauh berbeda dengan dulu. Sekarang terlihat elegan dan modis. Bagaimana tidak modis, Belva adalah konsultan desain gaun butik terlaris di kota Paris.

"Rupa nya selera pembantu itu sudah berubah. Sialan." Alya mengumpat tak suka melihat Belva yang semakin terlihat cantik.

Rasa iri nya masih tertancap kuat di hatinya hingga menimbulkan dendam yang pernah ada. Tawa kebahagiaan Belva bersama anak-anak nya pun seakan membuat Alya tak rela itu terjadi pada Belva.

"Senyum itu aku tak menyukai nya." Tangan Alya terkepal kuat.

Di dunia ini masih banyak orang yang merasa iri dengan orang lain hanya karena kelebihan yang tidak dimiliki oleh diri sendiri. Tanpa menyadari jika manusia pasti memiliki segala kekurangan.

Belva dan anak-anak nya selesai bermain karena sebuah panggilan masuk ke dalam ponsel nya. Rupanya Tuan Hector meminta mereka untuk kembali pulang karena ada hal penting yang harus dibicarakan.

Saat nya Alya beraksi, mengikuti Belva kali ini dengan cara yang halus agar tidak mencurigakan bagi Belva. Sopir yang tadi mengantar Belva sudah menunggu di depan pusat perbelanjaan.

"Sialan... Bahkan pembantu itu menggunakan mobil mewah. Mobil ku saja tak semewah itu." Hati Alya semakin panas melihat nya.

Tak sadar Belva jika mobil nya diikuti oleh Alya. Alya memang menjaga jarak nya agar tak ketahuan oleh Belva. Perjalanan bisa dikatakan cukup jauh dari pusat perbelanjaan hingga sampai disebuah rumah mewah dan besar.

Semakin bertanya-tanya rumah siapa yang dituju oleh Belva. Apakah rumah perempuan mantan pembantu nya atau siapa ?. Dendam lama bersemi kembali di hati Alya. Semakin kuat keinginan untuk menghancurkan Belva.

"Baiklah Belva tunggu kejutan dari ku untuk mu teman ku hahaha." Tawa mengerikan diberikan Alya saat hatinya sudah terselimuti oleh dendam. Kepalanya sudah siap merencanakan segala macam kejahatan untuk Belva si gadis polos yang malang.

Itu dulu saat Belva masih menjadi pembantu di rumah Satya. Namun, kini bagaimana Belva yang sekarang ? Alya tak tahu bagaimana Belva yang sekarang apakah masih sama seperti dulu atau sudah berubah.

Tuk...Tuk...Tuk...

Kaca mobil Alya diketuk oleh seseorang pria berbaju hitam, bertubuh kekar dan berkulit cokelat tua. Alya terkejut melihat pria itu yang terus mengetuk kaca mobilnya. Di turunkan kaca mobil tersebut saat tubuh pria itu menjauh dari kaca mobil.

"Iya Pak ?" Tanya Alya masih waspadai.

"Apa yang Nona lakukan disini ?" Tanya pria tersebut dengan nada tegasnya.

"Ah... Aku... Aku tidak tahu apakah aku salah jalan atau tidak. Apakah ini rumah Belva ?" Tanya Alya pada pria tersebut dengan gugup.

"Belva ? Sebaiknya anda pergi dari sini. Anda salah jalan." Ucap pria itu dengan tegas.

"T-ttapi aku tadi melihat nya masuk ke dalam rumah ini." Jawab Alya.

"Siapa yang anda maksud ? Disini tidak ada yang bernama Belva. Sebaiknya anda segera pergi sebelum ada tindak kekerasan disini." Pria itu berbicara dengan rahang mengeras karena wanita dihadapannya sedari tadi sulit sekali diberitahukan.

"Tadi aku mel..." Ucapan Alya terpotong saat pria bertubuh kekar itu menggebrak atap mobil Alya. Gadis itu terkejut bahunya terlonjak kaget mendengar suara gebrakan dari atap mobilnya. "Cepat pergi dari sini, atau mobil mu hancur Nona." Gertak pria bertubuh kekar itu.

"I-iiya... Iya..." Dengan tangan gemetar Alya menyalakan mesin mobilnya lalu berlalu dengan kecepatan cukup tinggi menghindar dari pria menyeramkan itu.

Pria itu adalah salah penjaga rumah Tuan Hector. Sebagai seorang pengusaha yang memiliki cukup banyak kekayaan membuat Tuan Hector memilih untuk memperkejakan bodyguard untuk mengamankan rumah serta seluruh penghuni rumahnya.

Mana tahu jika sewaktu-waktu ada seseorang yang memiliki niat jahat seperti Alya yang mengincar penghuni rumahnya. Karena sebagai seorang pengusaha pasti banyak saingan bisnis yang terkadang mereka nekat menghalalkan segala cara menyingkirkan lawan bisnis mereka.

Dalam perjalanan Alya mengumpat kesal pada pria yang tadi menggebrak mobil nya. "Sialan orang itu asal gebrak mobil ku saja, dia tidak tahu apa ini mobil mahal." Gerutu Alya, bibirnya mengekerut. Hati nya merasa kesal dengan perilaku bar-bar pria itu.

Kecepatan mobil yang tinggi akibat rasa takut nya pada pria bertubuh kekar tadi berubah menjadi pelampiasan emosi nya. Hingga dengan cepat Alya sampai di rumah nya.

Pak Jajak yang selalu setia menjaga pintu gerbang dengan cepat membukakan gerbang saat klakson mobil Alya berbunyi. Mobil itu masuk dan berhenti di samping Pak Jajak.

"Ck... Lelet banget sih buka gerbang nya." Alya mengomel dihadapan Pak Jajak perkara pembukaan pintu gerbang. Salah lagi... Padahal Pak Jajak sudah bergerak dengan cepat. Tapi ya sudah lah sikap Alya memang semakin hari semakin buruk tidak terkendali.

"Maaf Non." Hanya kata itu yang selalu Pak Jajak berikan sebagai kalimat singkat dirinya mengalah pada anak majikannya.

Tidak ada perhatian dari kedua orangtuanya membuat Alya bersikap semau nya sendiri. Toh apa yang dilakukan nya tak pernah dihiraukan oleh kedua orangtuanya.

Mungkin terkadang Satya saja yang selalu menyindir sikap Alya, tapi itu tak mempan bagi Alya yang terlanjur nyaman dengan sikap semena-mena nya.

Alya keluar dari mobil dan memasuki rumah. Sikap yang sangat menyebalkan, Alya masuk dengan santai dan percaya diri saat Budhe Rohimah mengepel lantai. Jejak telapak kaki yang berbalut dengan sepatu sneakers nya tertinggal dengan jelas di lantai berwarna putih itu.

"Non, maaf ini bibi sedang pel lantainya." Tegur Budhe Rohimah dengan sopan dan lembut. Membuat Alya berbalik menghadap Budhe Rohimah.

"Ya sudah pel saja kenapa laporan sama aku, aku sudah tahu." Jawab Alya dengan santainya tanpa rasa bersalah melihat jejak sepatunya.

Gadis itu justru berjalan mondar-mandir menuju dapur mengambil air minum lalu keluar kembali mengambil tas nya yang tertinggal di mobil dan terakhir masuk kembali menuju kamar nya.

Budhe Rohimah hanya mengelus menggelengkan kepala nya melihat kelakuan Alya anak majikan nya. Dosa apa Budhe Rohimah bekerja di rumah seperti ini. Tapi tidak ada pilihan lain, Budhe Rohimah sudah lanjut usia akan sangat sulit mencari pekerjaan di usianya yang sudah tua.

"Sabar Imah... Sabar... Demi bayar hutang bertahanlah." Gumam Budhe Rohimah lirih sambil mengelus dada.

Di dalam kamar Alya meluapkan kekesalannya dengan membanting tas diatas kasur. Entah gadisbitu merasa lelah atau tidak harus marah-marah sendiri sejak dirinya mengetahui keberadaan Belva yang masih hidup.

"Aku harus secepatnya melenyapkan perempuan sok baik itu. Enak saja hidupnya bertambah nyaman sekarang setelah diusir dari rumah ini. Harus nya dia sengsara, kenapa tidak jadi mati saja dia." Gerutu Alya mendengar ranjang nya. "Ck... Sshh aow... Sialan ini ranjang aarghh..!!" Kaki Alya berdenyut setelah menendang ranjang nya. Bukan salah benda itu, bahkan benda mati yang tak memiliki kesalahan saja menjadi sasaran Alya.

Alya berjalan tertatih akibat jempol kakinya yang berdenyut. Wajahnya meringis menahan sakit, dia duduk di atas ranjang. "Sshh... Sialan... Sialan... Sialaaann !!! Teriak Alya kesal dengan kaki nya yang sakit.

"Ini semua gara-gara perempuan sok cantik itu. Hemm... Oke.. aku punya ide untuk membuatnya celaka." Alya tersenyum licik dengan memegang ponsel nya.

Mengotak-atik ponsel nya, gadis itu menghubungi seseorang. Dia membutuhkan bantuan orang lain agar aksinya tak terlihat.

****

🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼

Apa yang direncanakan oleh Alya ? Simak terus kelanjutan ceritanya !!!

Terimakasih buat para reader setia.

Jangan lupa berikan Vote, Kritik, Saran dan Like nya.

Bagaimana dengan part ini bisa silahkan komen ya guys 🙏

Terpopuler

Comments

Nor Azlin

Nor Azlin

udah tentu lah Alya bukan anak satya kerana sedari kecil satya tidak pernah menyayangi nya ...mungkin Sonia masa masuknya dia bicara dalam keadaan tidak sadar terus mengatakan semuanya kali ...tapi kenapa juga satya masih aja bersama dengan Sonia kalau dia tau yang Alya ini bukan anak nya 🤔🤔🤔 jadi penasaran ini thor ...lanjut thor

2023-07-07

0

Hani Arifin Hani

Hani Arifin Hani

kasih pelajaran itu alya

2023-03-29

0

Naraa 🌻

Naraa 🌻

Kok kesel sih, Belva udh tau Alya sama Sonia jahat bukannya peka sama keadaan dan antisipasi ini malah masih baik aja

2022-05-21

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1. Insiden
2 Bab 2. Hamil.
3 Bab 3. Pertahanan Hidup Belva
4 Bab 4. Kembali Ke Indonesia
5 Bab 5. Kemenangan Dari Kaili
6 Bab 6. Bersaing Dengan Bocah
7 Bab 7. Sketsa Kaila
8 Bab 8. Orang Misterius
9 Bab 9. Bertemu Budhe Rohimah
10 Bab 10. Rindu dan Haru
11 Bab 11. Bela Diri dan Bujuk Rayu Kaili
12 Bab 12. Kaila Merajuk, Grace Mengomel
13 Bab 13. Bertemu Dengannya
14 Bab 14. Siapa Perempuan Itu, Kenapa Bocah Itu
15 Bab 15. Pertengkaran Sonia dan Satya
16 Bab 16. Bertemu Budhe Rohimah Lagi
17 Bab 17. Ketahuan Alya
18 Bab 18. Dendam Lama Bersemi Kembali
19 Bab 19. Perjalanan Bisnis Satya
20 Bab 20. Ditanggung Budhe Rohimah
21 Bab 21. Kabar Duka
22 Bab 22. Penyelidikan Dimulai
23 Bab 23. Bertemu Alya 1
24 Bab 24. Bertemu Alya 2
25 Bab 25. Rencana Belva dan Keluarga Hector
26 Bab 26. Bertemu Satya Lagi
27 Bab 27. Tuan Hector Kembali Ke Paris
28 Bab 28. Tebakan Satya
29 Bab 29. Tatapan Kagum Satya
30 Bab 30. Tinggal Bersama Saudara Jauh
31 Bab 31. Mulai Merangkak
32 Bab 32. Goncangan Awal Bisnis
33 Bab 33. Perlombaan Bela Diri
34 Bab 34. Kesedihan Mami Dibayar Kaili
35 Bab 35. Kedatangan Nyonya Dimitri
36 Bab 36. Perintah Yang Memalukan Diri Sendiri
37 Bab 37. Tumbang
38 Bab 38. Anak Pengertian
39 Bab 39. Kedatangan Sonia
40 Bab 40. Seperti Perhatian Ayah
41 Bab 41. Alya Cari Gara-Gara
42 Bab 42. Pertemuan Belva Sonia
43 Bab 43. Fitnah Pelakor
44 Bab 44. Tidak Punya Ayah
45 Bab 45. Gadis Kecil
46 Bab 46. Boleh kah ?
47 Bab 47. Kemarahan Kaili
48 Bab 48. Menenangkan Diri
49 Bab 49. Semua Baik-baik Saja
50 Bab 50. Menegang
51 Bab 51. Dilirik Brand Terkenal
52 Bab 52. Tak Sengaja
53 Bab 53. Penasaran
54 Bab 54. Lelang
55 Bab 55. Musuh Dalam Selimut
56 Bab 56. Mode Iblis
57 Bab 57. Let's Play
58 Bab 58. Bukti Nyata
59 Bab 59. Kecelakaan
60 Bab 60. Fakta Baru Lagi
61 Bab 61. Kepanikan
62 Bab 62. Cerita Budhe Rohimah
63 Bab 63. Sadar
64 Bab 64. Panggilan Kesayangan
65 Bab 65. Berbagai Sabun
66 Bab 66. Memulai Karmanya
67 Bab 67. Penyakit Menular
68 Bab 68. Sudah Punya Papi
69 Bab 69. Cucu atau Anak
70 Bab 70. Tak Bisa Menahan
71 Bab 71. Papi Sungguhan
72 Bab 72. Mantan Anak
73 Bab 73. Kamar Baru
74 Bab 74. Pengakuan Satya
75 Bab 75. Kepulangan Kaila
76 Bab 76. Pingsan
77 Bab 77. Memasak Bersama
78 Bab 78. Ayam Kuah Kuning
79 Bab 79. Berbagi Ranjang & Selimut
80 Bab 80. Membangunkan Daddy
81 Bab 81. Potret Keluarga Harmonis
82 Bab 82. Mendidik Duo Kay
83 Bab 83. Tak Bersuami
84 Bab 84. Bermain Busa
85 Bab 85. Kejadian Lama
86 Bab 86. Membiasakan Diri
87 Bab 87. Apartemen
88 Bab 88. Demam
89 Bab 89. Skin To Skin
90 Bab 90. Morning Kiss
91 Bab 91. Ultimatum
92 Bab 92. Urat Kewarasan
93 Bab 93. Salep Anti Memar
94 Bab 94. Penolakan
95 Bab 95. Sibuk
96 Bab 96. Desas-desus
97 Bab 97. Private Room
98 Bab 98. Penjelasan
99 Bab 99. Istri Durhaka
100 Bab 100. Monster Berwajah Cantik
101 Bab 101. Sepakat
102 Bab 102. Mas
103 Bab 103. Lapar
104 Bab 104. Tunawisma
105 Bab 105. Gugup
106 Bab 106. Calon Mertua
107 Bab 107. Lampu Hijau
108 Bab 108. Mulai Bereaksi
109 Bab 109. Curiga
110 Bab 110. Persiapan Kejutan
111 Bab 111. Surprise 1
112 Bab 112. Surprise 2
113 Bab 113. Digrebeg
114 Bab 114. Istimewa Tapi Sederhana
115 Bab 115. Nyonya Baru
116 Bab 116. Kabur
117 Bab 117. Peperangan
118 Bab 118. Barang Langka
119 Bab 119. Muntah
120 Bab 120. Mulai Menderita
121 Bab 121. Menemukan Bantalan
122 Bab 122. Jentik-Jentik
123 Bab 123. Bibit Ancaman
124 Bab 124. Si Japus
125 Bab 125. Satu Saja Tidak Habis
126 Bab 126. Roda Itu Berputar
127 Bab 127. Wanita Santai
128 Bab 128. Alamat Puasa
129 Bab 129. Sarita
130 Bab 130. Kekhawatiran
131 Bab 131. Pertengkaran Pertama
132 Bab 132. Diduga Orang Ketiga
133 Bab 133. Sama-sama Salah Paham
134 Bab 134. Babak Baru
135 Bab 135. Tragedi Lantai Becek
136 Bab 136. Kejadian Sebenarnya
137 Bab 137. Permintaan Maaf
138 Bab 138. Sarita Lagi
139 Bab 139. Meluapkan Emosi
140 Bab 140. Keputusan Satya
141 Bab 141. Jebakan
142 Bab 142. Christina Diora
143 Bab 143. Tergantung Servis
144 Bab 144. Kabar Duka
145 Bab 145. Peristirahatan Terakhir
146 Bab 146. Kebesaran Hati
147 Bab 147. Di Atas Rata-Rata
148 Bab 148. Prestasi
149 Bab 149. Ulang Tahun
150 Bab 150. Semi Mudik
151 Bab 151. Menangis
152 Bab 152. Kejutan
153 Bab 153. Terpantau
154 Bab 154. Barang Antik
155 Bab 155. Keracunan.
156 Bab 156. Jangan-jangan
157 Bab 157. Dua Bulan
158 Bab 158. Menjadi Ayah Kembali
159 Bab 159. Ingin Bertemu
160 Bab 160. Kedatangan Roichi
161 Bab 161. Terapi Kejut
162 Bab 162. Bayi Malang
163 Bab 163. Lalai
164 Bab 164. Menyelamatkan Jasmine
165 Bab 165. Mabuk Udara
166 Bab 166. Rujak
167 Bab 167. Ayam Geprek
168 Bab 168. Ide Tak Sengaja
169 Bab 169. Detik-Detik Nasib Bayi Malang
170 Bab 170. Bujang Lapuk
171 Bab 171. Ular
172 Bab 172. Memasak Bersama
173 Bab 173. Menengok Adik Bayi
174 Bab 174. Dendam Pribadi
175 Bab 174. Lebih Bar-Bar
176 Bab 176. Urusan Lelaki
177 Bab 177. Penasaran
178 Bab 178. Surat Perjanjian
179 Bab 179. Ajisaka Alexi Balakosa
180 Bab 180. Ternyata Arsitek Andalan
181 Bab 181. Siwi
182 Bab 182. Banjir
183 Bab 183. Frustasi
184 Bab 184. Bandung
185 Bab 185. Rahasia
186 Bab 186. Welcome Home Baby As
187 Bab 187. Kereta Cepat
188 Bab 188. Mulai Tercium
189 Bab 189. Pemilik Sah
190 Bab 190. Malam Terakhir Di Bali
191 Bab 191. Perkenalan
192 Bab 192. Santai
193 Bab 193. Pemeriksaan
194 Bab 194. Penculikan
195 Bab 195. Rencana Barter
196 Bab 196. Awal Kebahagiaan Siwi
197 Bab 197. Syok
198 Bab 198. Kabar Panik
199 Bab 199. Keputusan Tuan Hector
200 Bab 200. Keputusan Mutlak
201 Bab 201. Mengamuk
202 Bab 202. Memantau
203 Bab 203. Adakah Harapan?
204 Bab 204. Belum Usai
205 Bab 205. Bertemu Istri
206 Bab 206. Flashback Part 1
207 Bab 207. Flashback Part 2
208 Bab 208. Terseret Semua
209 Bab 209. Cuek
210 Bab 210. Patah Tulang Ringan
211 Bab 211. Membandelnya Biang Rusuh
212 Bab 212. Alarm Emergency
213 Bab 213. Drama Persalinan
214 Bab 214. Keributan Bella Jordi
215 Bab 215. Balas Dendam Dimulai
216 Bab 216. Saus Yang Menempel
217 Bab 217. Kebahagiaan Siwi & Satya
218 Bab 218. Pewaris Utama
219 Bab 219. Selesai
Episodes

Updated 219 Episodes

1
Bab 1. Insiden
2
Bab 2. Hamil.
3
Bab 3. Pertahanan Hidup Belva
4
Bab 4. Kembali Ke Indonesia
5
Bab 5. Kemenangan Dari Kaili
6
Bab 6. Bersaing Dengan Bocah
7
Bab 7. Sketsa Kaila
8
Bab 8. Orang Misterius
9
Bab 9. Bertemu Budhe Rohimah
10
Bab 10. Rindu dan Haru
11
Bab 11. Bela Diri dan Bujuk Rayu Kaili
12
Bab 12. Kaila Merajuk, Grace Mengomel
13
Bab 13. Bertemu Dengannya
14
Bab 14. Siapa Perempuan Itu, Kenapa Bocah Itu
15
Bab 15. Pertengkaran Sonia dan Satya
16
Bab 16. Bertemu Budhe Rohimah Lagi
17
Bab 17. Ketahuan Alya
18
Bab 18. Dendam Lama Bersemi Kembali
19
Bab 19. Perjalanan Bisnis Satya
20
Bab 20. Ditanggung Budhe Rohimah
21
Bab 21. Kabar Duka
22
Bab 22. Penyelidikan Dimulai
23
Bab 23. Bertemu Alya 1
24
Bab 24. Bertemu Alya 2
25
Bab 25. Rencana Belva dan Keluarga Hector
26
Bab 26. Bertemu Satya Lagi
27
Bab 27. Tuan Hector Kembali Ke Paris
28
Bab 28. Tebakan Satya
29
Bab 29. Tatapan Kagum Satya
30
Bab 30. Tinggal Bersama Saudara Jauh
31
Bab 31. Mulai Merangkak
32
Bab 32. Goncangan Awal Bisnis
33
Bab 33. Perlombaan Bela Diri
34
Bab 34. Kesedihan Mami Dibayar Kaili
35
Bab 35. Kedatangan Nyonya Dimitri
36
Bab 36. Perintah Yang Memalukan Diri Sendiri
37
Bab 37. Tumbang
38
Bab 38. Anak Pengertian
39
Bab 39. Kedatangan Sonia
40
Bab 40. Seperti Perhatian Ayah
41
Bab 41. Alya Cari Gara-Gara
42
Bab 42. Pertemuan Belva Sonia
43
Bab 43. Fitnah Pelakor
44
Bab 44. Tidak Punya Ayah
45
Bab 45. Gadis Kecil
46
Bab 46. Boleh kah ?
47
Bab 47. Kemarahan Kaili
48
Bab 48. Menenangkan Diri
49
Bab 49. Semua Baik-baik Saja
50
Bab 50. Menegang
51
Bab 51. Dilirik Brand Terkenal
52
Bab 52. Tak Sengaja
53
Bab 53. Penasaran
54
Bab 54. Lelang
55
Bab 55. Musuh Dalam Selimut
56
Bab 56. Mode Iblis
57
Bab 57. Let's Play
58
Bab 58. Bukti Nyata
59
Bab 59. Kecelakaan
60
Bab 60. Fakta Baru Lagi
61
Bab 61. Kepanikan
62
Bab 62. Cerita Budhe Rohimah
63
Bab 63. Sadar
64
Bab 64. Panggilan Kesayangan
65
Bab 65. Berbagai Sabun
66
Bab 66. Memulai Karmanya
67
Bab 67. Penyakit Menular
68
Bab 68. Sudah Punya Papi
69
Bab 69. Cucu atau Anak
70
Bab 70. Tak Bisa Menahan
71
Bab 71. Papi Sungguhan
72
Bab 72. Mantan Anak
73
Bab 73. Kamar Baru
74
Bab 74. Pengakuan Satya
75
Bab 75. Kepulangan Kaila
76
Bab 76. Pingsan
77
Bab 77. Memasak Bersama
78
Bab 78. Ayam Kuah Kuning
79
Bab 79. Berbagi Ranjang & Selimut
80
Bab 80. Membangunkan Daddy
81
Bab 81. Potret Keluarga Harmonis
82
Bab 82. Mendidik Duo Kay
83
Bab 83. Tak Bersuami
84
Bab 84. Bermain Busa
85
Bab 85. Kejadian Lama
86
Bab 86. Membiasakan Diri
87
Bab 87. Apartemen
88
Bab 88. Demam
89
Bab 89. Skin To Skin
90
Bab 90. Morning Kiss
91
Bab 91. Ultimatum
92
Bab 92. Urat Kewarasan
93
Bab 93. Salep Anti Memar
94
Bab 94. Penolakan
95
Bab 95. Sibuk
96
Bab 96. Desas-desus
97
Bab 97. Private Room
98
Bab 98. Penjelasan
99
Bab 99. Istri Durhaka
100
Bab 100. Monster Berwajah Cantik
101
Bab 101. Sepakat
102
Bab 102. Mas
103
Bab 103. Lapar
104
Bab 104. Tunawisma
105
Bab 105. Gugup
106
Bab 106. Calon Mertua
107
Bab 107. Lampu Hijau
108
Bab 108. Mulai Bereaksi
109
Bab 109. Curiga
110
Bab 110. Persiapan Kejutan
111
Bab 111. Surprise 1
112
Bab 112. Surprise 2
113
Bab 113. Digrebeg
114
Bab 114. Istimewa Tapi Sederhana
115
Bab 115. Nyonya Baru
116
Bab 116. Kabur
117
Bab 117. Peperangan
118
Bab 118. Barang Langka
119
Bab 119. Muntah
120
Bab 120. Mulai Menderita
121
Bab 121. Menemukan Bantalan
122
Bab 122. Jentik-Jentik
123
Bab 123. Bibit Ancaman
124
Bab 124. Si Japus
125
Bab 125. Satu Saja Tidak Habis
126
Bab 126. Roda Itu Berputar
127
Bab 127. Wanita Santai
128
Bab 128. Alamat Puasa
129
Bab 129. Sarita
130
Bab 130. Kekhawatiran
131
Bab 131. Pertengkaran Pertama
132
Bab 132. Diduga Orang Ketiga
133
Bab 133. Sama-sama Salah Paham
134
Bab 134. Babak Baru
135
Bab 135. Tragedi Lantai Becek
136
Bab 136. Kejadian Sebenarnya
137
Bab 137. Permintaan Maaf
138
Bab 138. Sarita Lagi
139
Bab 139. Meluapkan Emosi
140
Bab 140. Keputusan Satya
141
Bab 141. Jebakan
142
Bab 142. Christina Diora
143
Bab 143. Tergantung Servis
144
Bab 144. Kabar Duka
145
Bab 145. Peristirahatan Terakhir
146
Bab 146. Kebesaran Hati
147
Bab 147. Di Atas Rata-Rata
148
Bab 148. Prestasi
149
Bab 149. Ulang Tahun
150
Bab 150. Semi Mudik
151
Bab 151. Menangis
152
Bab 152. Kejutan
153
Bab 153. Terpantau
154
Bab 154. Barang Antik
155
Bab 155. Keracunan.
156
Bab 156. Jangan-jangan
157
Bab 157. Dua Bulan
158
Bab 158. Menjadi Ayah Kembali
159
Bab 159. Ingin Bertemu
160
Bab 160. Kedatangan Roichi
161
Bab 161. Terapi Kejut
162
Bab 162. Bayi Malang
163
Bab 163. Lalai
164
Bab 164. Menyelamatkan Jasmine
165
Bab 165. Mabuk Udara
166
Bab 166. Rujak
167
Bab 167. Ayam Geprek
168
Bab 168. Ide Tak Sengaja
169
Bab 169. Detik-Detik Nasib Bayi Malang
170
Bab 170. Bujang Lapuk
171
Bab 171. Ular
172
Bab 172. Memasak Bersama
173
Bab 173. Menengok Adik Bayi
174
Bab 174. Dendam Pribadi
175
Bab 174. Lebih Bar-Bar
176
Bab 176. Urusan Lelaki
177
Bab 177. Penasaran
178
Bab 178. Surat Perjanjian
179
Bab 179. Ajisaka Alexi Balakosa
180
Bab 180. Ternyata Arsitek Andalan
181
Bab 181. Siwi
182
Bab 182. Banjir
183
Bab 183. Frustasi
184
Bab 184. Bandung
185
Bab 185. Rahasia
186
Bab 186. Welcome Home Baby As
187
Bab 187. Kereta Cepat
188
Bab 188. Mulai Tercium
189
Bab 189. Pemilik Sah
190
Bab 190. Malam Terakhir Di Bali
191
Bab 191. Perkenalan
192
Bab 192. Santai
193
Bab 193. Pemeriksaan
194
Bab 194. Penculikan
195
Bab 195. Rencana Barter
196
Bab 196. Awal Kebahagiaan Siwi
197
Bab 197. Syok
198
Bab 198. Kabar Panik
199
Bab 199. Keputusan Tuan Hector
200
Bab 200. Keputusan Mutlak
201
Bab 201. Mengamuk
202
Bab 202. Memantau
203
Bab 203. Adakah Harapan?
204
Bab 204. Belum Usai
205
Bab 205. Bertemu Istri
206
Bab 206. Flashback Part 1
207
Bab 207. Flashback Part 2
208
Bab 208. Terseret Semua
209
Bab 209. Cuek
210
Bab 210. Patah Tulang Ringan
211
Bab 211. Membandelnya Biang Rusuh
212
Bab 212. Alarm Emergency
213
Bab 213. Drama Persalinan
214
Bab 214. Keributan Bella Jordi
215
Bab 215. Balas Dendam Dimulai
216
Bab 216. Saus Yang Menempel
217
Bab 217. Kebahagiaan Siwi & Satya
218
Bab 218. Pewaris Utama
219
Bab 219. Selesai

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!