Sejak keluar dari ruang rapat Satya kecewa dan kesal karena kekalahan nya. Ekspresi datar dan wajah dingin nya menambah kengerian bagi mereka yang melihat Satya. Tak ada satu kata pun yang di keluarkan nya dalam perjalanan sampai kantor. Jordi sudah was-was, siga satu sudah disiapkan nya jika nanti Satya akan mengamuk nya habis-habisan.
Memasuki kantor sapaan para karyawan tidak digubris sama sekali oleh Satya dan Jordi. Jika biasanya Jordi yang membalas sapaan mereka tapi lain hal nya saat ini. Pria itu terancam mendapatkan amukan jadi mana mungkin bisa tenang membalas sapaan karyawan.
"Seperti nya Tuan Satya sedang tidak baik-baik saja bukti nya Tuan Jordi terlihat tertekan seperti itu." Bisik karyawan Satya.
"Bukan nya memang Tuan Jordi memang selalu tertekan setiap hari." Balas karyawan lain.
"Tapi biasanya saat disapa akan menjawab tapi mereka diam saja."
"Sudah-sudah ayo kita lanjutkan kerja saja, jika Tuan Satya tahu bisa sukses jadi pengangguran kita." Ucap karya lain yang sedari tadi mendengar kan.
Satya sudah sampai di lantai 20, dimana lantai ruangan nya berada. Berjalan cepat dengan disusul oleh Jordi dibelakang nya yang tak kalah cepat melangkah. Pikiran dan perasaan Jordi sudah tak tenang saat ini. Raut wajah khawatir dan takut bercampur jadi satu menjadi pucat meski tak sama pucat nya dengan wajah orang sakit.
Sampai di depan ruangan, sudah ada wanita cantik dan seksi yang selalu menjadi pengganti satpam untuk Satya.
"Selamat siang Tuan." Sapa Grace sekertaris Satya. Sapaan ramah dari perempatan cantik itu tidak dihiraukan sama sekali. Sebenarnya sudah biasa jika sapaan nya tak dijawab tapi melihat wajah Tuan nya yang masam dan redup membuatnya penasaran.
BRAK..!!!
Pintu ditutup kasar oleh Satya. Membuat Grace dan Jordi terkejut. "Jordi, ada apa ?" Tanya Grace tanpa suara. Kedua alisnya yang sudah terbingkai cantik oleh pensil alis mengkerut seolah menjadi satu akibat rasa penasaran. Wajah Jordi sudah mulai bertambah pucat, hanya gelengan kepala yang bisa Jordi berikan untuk Grace. Langkah kecil nya menuju ruangan Satya terasa tak bertenaga.
BRAK...!!! Pyar...!!!
Semua barang-barang yang ada di atas meja nya tersapu habis oleh tangan kekar Satya. Pria itu meluapkan segala kekesalannya hari ini. Dada nya naik turun menahan emosi sedari tadi.
Saat hendak membuang semua barang-barang yang ada di atas meja. Jordi dengan gerakan cepat menyelamatkan laptop yang biasa digunakan oleh Tuan nya bekerja.
Melihat Jordi ada di hadapan nya membuat Satya semakin naik pitam. Dengan berkacak pinggang Satya meluapkan emosinya. "Apa kerja mu Jordi !! Ini tender besar dan kita kalah. Bagaimana bisa ini terjadi !! Selama ini kita tidak pernah kalah dalam mengikuti tender-tender penting."
Tangan kanan nya memijat kening setelah bersuara sedangkan tangan kirinya bertolak pinggang.
"Ehm... Maaf Tuan, saya dan team yang lain sudah mempersiapkan semua nya dengan sangat matang. Tapi kita juga tidak bisa memprediksi jika Hector Group memiliki materi yang mumpuni bahkan anda lihat sendiri desain bangunan mereka sangat bagus dan detail." Jordi berusaha memberanikan diri mengungkapkan pendapat nya. Diam saja bukan pilihan yang baik karena Satya akan semakin geram.
"Jangan terus beralasan !! Kerja mu buruk sekali. Sekarang kumpulkan karyawan mu. Cepat !!" Ucap Satya kesal. Bahkan tangannya dengan cepat menarik kerah baju Jordi.
"I-iiya Tuan. T-ttapi tolong lepaskan ini dulu." Ucap Jordi dengan nyali yang sudah menciut dengan luapan emosi bos nya. Wajahnya tak lagi terlihat tampan yang terlihat hanya wajah ketakutan dengan lirikan mata menatap ke bawah arah kerah nya yang ditarik.
Dengan kasar Satya melepaskan cengkraman tangannya pada kerah baju Jordi. " Cepat keluar !!" Bentak Satya lalu berbalik menatap jendela kaca yang ada di ruangan nya dengan masih berkacak pinggang.
Jordi segera pergi mengumpulkan karyawan yang berada dalam pengawasan nya yang ikut mengerjakan materi presentasi. Dalam ruang meeting kantor Bala Corp, para karyawan itu sudah merasa cemas, keringat dingin mulai muncul dipermukaan kulit mereka. Bayangan akan amukan Satya berkeliaran jelas di kepala mereka.
"Bisa-bisa nya aku kalah dalam tender besar ini. Apa pekerjaan pria jomblo itu. Sibuk mengurus wanitanya saja tidak pernah masa begini saja tidak mampu." Satya bergumam kesal dengan pencapaian nya hari ini.
Setiap terjadi kesalahan Jordi selalu menjadi tempat pembuangan emosi Satya. Sudah biasa bagi Jordi, tapi selama ini Jordi selalu mengantisipasi nya dengan kinerjanya yang memuaskan tapi entah untuk kali ini mungkin kesialan bagi nya.
Jordi sudah mengumpulkan beberapa karyawan yang terlibat dalam persiapan tender besar ini. Mereka dikumpulkan di ruangan Satya. Tanpa dipersilahkan duduk di sofa yang ada di dalam ruangan Satya, mereka berdiri berjajar di hadapan meja Satya.
Semua mata karyawan melirik ke sembarang arah yang ada di depan mereka. Melihat betapa kacaunya ruangan bos mereka. Sudah dipastikan bahwa bos mereka sedang marah besar. Itu membuat pikiran mereka sangat kacau. Biasanya jika terjadi kesalahan Jordi lah yang akan menegur dan memarahi mereka tapi lain untuk hari ini Satya sendiri yang memanggy mereka dan siap menyemprot mereka dengan kata-kata pedasnya.
"Apa kerja kalian huh ?! Kenapa materi yang kalian buat buruk seperti ini ?!" Brak...!!!Bentak Satya dengan menggebrak meja kerja nya sendiri.
Beberapa karyawan terlonjak kaget dengan bentakan Satya. Kesalahan dalam pekerjaan yang berakibat fatal seperti ini tidak bisa di toleransi oleh Satya. Dalam hidup Satya tidak boleh ada kata gagal.
"Bagaimana bisa aku mendapatkan karyawan bodoh seperti kalian huh ?!"
"Kalian lebih cocok bekerja jadi OB di perusahaan ini jika hal seperti ini saja kalian tidak bisa melakukan nya dengan baik !!."
Satya mengeluarkan semua emosi dan kekesalannya pada semua karyawan nya. Mereka semua hanya mampu terdiam tak berani menatap, kepala mereka semua tertunduk menetap lantai ataupun sepatu mereka masing-masing.
Sakit hati ? Itu sudah pasti tapi mereka harus siap bekerja dengan Satya. Kata-kata pedas seperti itu pasti akan keluar dari mulut bos mereka saat suasana hatinya sedang buruk akibat pekerjaan. Tapi Satya tak pernah berbuat kasar secara fisik pada karyawan di kantornya. Apapun yang mereka alami semua sebanding dengan gaji dan fasilitas yang mereka dapatkan. Perkataan pedas bos nya hanya mereka anggap angin lalu karena semua akan kembali normal dan bos nya tidak akan mendendam pada mereka.
"Kalian semua sudah tahu konsekuensi nya kan ?" Tanya Satya berubah dengan nada datar dan dingin.
Para karyawan itu mengangguk pelan dan lemas. Sudah peraturan dan perjanjian saat masuk ke dalam perusahaan Bala Corp. Kegagalan kinerja akan mendapatkan pemotongan gaji setengah nya.
Tak perlu khawatir meski di potong hingga setengah nya gaji mereka tetap sama dengan karyawan di perusahaan lain. Bala Corp menggaji para karyawan nya dengan gaji dua sampai tiga kali lipat dari perusahaan lain. Jadi, seimbang dengan tuntunan kerja yang harus perfeksionis begitu pula dengan konsekuensi nya.
Tapi tetap saja pemotongan gaji membuat mereka lemas karena dengan gaji yang besar otomatis gaya hidup mereka juga tinggi. Bila gaji bulan ini dipotong bagaimana dengan kebutuhan hidup, tunggakan kredit dan beberapa kebutuhan yang lain.
Kalau pun ada yang protes hingga melaporkan ke pihak instansi ketenagakerjaan. Bala Corp tidak salah karena gaji yang diberikan justru diatas UMR. Dan sudah terdapat perjanjian hitan di atas putih sebelum menerima pekerjaan di Bala Corp.
"Renungkan kinerja kalian. Keluar dari ruangan ini." Ucap Satya tak berperasaan mengusir karyawan nya dengan nada datar tapi penuh dengan penekanan.
Beberapa karyawan yang sedari tadi senam jantung itu keluar dari ruangan Satya. Kini tinggal Satya dan Jordi saja.
"Jordi selidiki Hector Group. Terutama selidiki karyawan nya yang bekerja sebagai arsitek disana, tentu nya yang membuat rancangan desain tadi. Kalau perlu tarik dia ke perusahaan kita bayar dengan gaji yang lebih tinggi dari Hector Group."
Satya sangat penasaran dengan Hector Group yang selama ini tidak pernah bermain tender. Nama mereka tak pernah terdaftar menjadi peserta tender yang selalu diikuti oleh Satya.
"Baik Tuan saya akan menyelidiki nya segera." Jordi bisa apa ? Semua yang di titah kan oleh Satya harus bisa diterima nya tidak bisa membantah jika belum siap ditendang oleh Satya.
"Hm... Bonus mu 50% dari gaji mu jika kamu berhasil kali ini." Kinerja Jordi selalu diimingi dengan pendapatan yang besar oleh Satya, hal itu selalu membuat Jordi bekerja dengan keras dan memuaskan.
Setidak nya ada hal yang bisa membuat Jordi tersenyum saat ini. Gaji nya saja sudah besar setiap bulan seharga mobil Bria. Jordi undur diri saat Satya mengisyaratkan dengan tangan nya.
"Tunggu !" Satya kembali menahan langkah Jordi. Saat pria jomblo itu telah berputar arah membelakangi Satya.
"Ck... Aduh ada apa lagi ini." Gerutu Jordi dalam hati. Dirinya masih was-was dengan emosi Tuan nya saat ini.
"Ya Tuan ?" Tanya Jordi dengan sedikit ragu dan was-was, dia berbalik arah menghadap Tuan nya kembali.
"Lihat ruangan ku, kamu mau pergi begitu saja ?" Tanya Satya dengan tengil nya. Dia bahkan bersikap biasa saja saat pertanyaan itu terlontar dari mulut nya.
Wajah Jordi berubah cengo, melongo seperti orang bodoh. "Apa dia bilang ? Bahkan dia yang mengusir ku secara halus. Lalu apa lagi ? Jawaban nya pasti aku yang harus membereskan nya." Gumam Jordi dalam hati.
"Saya akan memanggil OB untuk membersihkan nya Tuan." Ucap Jordi seperti biasa di situasi seperti ini pekerjaan OB sangat dibutuhkan.
"Hm... Pimpin OB dalam membersihkan ruangan ini. Aku akan beristirahat di dalam." Satya pergi ke dalam sebuah ruangan rahasia miliknya yang sengaja dibuat khusus untuk dirinya berisitirahat saat dikantor.
Ruangan itu hanya Satya dan Jordi saja yang tahu. Satya melarang Jordi untuk membeberkan tempat itu termasuk Sonia istrinya.
Saat Satya telah menghilang tak lagi di hadapan nya, Jordi langsung menghembuskan nafas secara kasar. Memejamkan mata dan mengigit bibir bawahnya dengan kesal.
Selalu saja begitu, jika Satya marah susah pasti dirinya yang terkena getah nya. Tapi Jordi tak bisa melawan, atau dirinya siap jadi gelandangan.
Keluar memanggil OB dan menyuruh untuk membersihkan ruangan Satya dengan ditunggui oleh nya. Karena beberapa berkas penting harus teliti agar tidak terbuang atau yang lebih gawat disalahgunakan oleh OB atau yang lainnya.
Tak menghiraukan lagi asisten nya. Satya merebahkan diri di atas ranjang miliknya. Rasanya hari ini lelah sekali menghadapi pekerjaan nya. Hanya satu yang membuatnya lelah yaitu kekalahan nya dalam tender besar itu. Tak sadar jika dirinya bersaing dengan bocah nya sendiri. Kepala nya sudah pusing tiba-tiba ponselnya berbunyi. Sonia meminta untuk di transfer uang bulanan. Tak menggubris pesan tak penting dari istri nya. Satya lebih memilih memejamkan mata dengan merentangkan tangannya di atas ranjang.
Satya pusing, begitupun Jordi kepalanya nyut-nyutan memikirkan Hector Group. Selesai dengan kegiatan yang bukan bidang nya yaitu membersihkan ruangan bos nya. Pria itu masuk ke dalam ruangannya sendiri dan menjatuhkan diri di sofa empuk nya.
"Haahhff... Hal seperti ini membuat ku pusing. Lama-lama wajah ku penuh dengan kerutan." Gerutu Jordi.
Usia nya 5 tahun lebih muda dari Satya. Memasuki kepala 4 Jordi belum memikirkan untuk berkeluarga. Masih santai menyendiri menikmati hasil kerja keras nya bersama orang tua dan adik nya.
"Tapi sebentar... Aku baru ingat tadi Hector Group mempresentasikan desain mereka tapi kenapa mereka tidak memberikan watermark pada desain nya atau nama arsitek yang biasa tercantum dibawah gambar. Apa mereka tidak takut jika desain sebagus itu dicuri ?" Gumam Jordi lirih.
Semakin lama dipikirkan semakin terasa pusing dan tertekan. Akhirnya Jordi lebih memilih istirahat sejenak di ruangan nya. Tapi dia tidak bisa benar-benar Istirahat pikiran nya masih tertuju pada saat kegiatan rapat tadi. Lebih tepatnya pada anak kecil yang dibawa oleh Tuan Hector dan Roichi.
"Wajah bocah itu juga tampan hampir mirip dengan si bos. Apa itu anak nya ? Tapi mana mungkin bos tidak pernah bercerita jika istrinya melahirkan kembali kan Nyonya Sonia sudah tidak bisa hamil lagi." Gumam Jordi. Rasa penasaran nya sangat tinggi mengenai anak lelaki kecil itu ketimbang menyelidiki Hector Group.
Jika amarah bos nya sudah reda Jordi berniat akan menanyakan sesuatu pada Satya mengenai rasa penasaran nya. Bahkan tadi dirinya mendengar ada beberapa peserta rapat yang berbisik-bisik mengatakan jika bocah itu mirip sekali dengan Satya. Jadi bukan hanya dirinya saja yang merasa seperti itu.
Bos calling . . .
"Hallo Tuan."
"Jordi ke ruangan ku sekarang." Perintah Satya yang langsung di matikan oleh Satya secara sepihak.
"Astaga baru saja rebahan sudah dapat tugas lagi." Jordi menggerutu tapi tak bisa berbuat apa-apa.
Keluar ruangan dan masuk ke ruangan Satya. Wajah Tuan nya tampak kacau setelah ditinggalkan nya pergi tadi. Apa sebegitu kecewanya kalah dari tender ini.
"Ada apa Tuan memanggil saya, wajah Tuan terlihat kacau sekali."
"Sonia meneror ku sedari tadi meminta untuk transfer uang bulanan. Kepala ku pusing menghadapi nya." Keluh Satya. Apapun yang dirasakan nya jika sudah tak kuat memendam sendiri Satya memang selalu bercerita pada Jordi pada akhirnya. Hanya asisten nya itu yang dekat dengan dirinya.
"Kalau begitu transfer saja Tuan."
"Menurut mu jika adik mu sudah mendapat uang bulanan apa kamu akan mentransfer nya kembali ?"
"Kalau saya tidak akan mentransfer nya lagi kecuali urgent Tuan."
"Kamu tahu bagaimana perilaku Sonia aku rasa tidak ada hal penting yang dia lakukan selain berkumpul bersama teman-teman sosialitanya."
Baru saja Satya selesai mengucapkan kata-katanya. Sonia sudah menghubungi nya kembali. Malas sekali menghadapi Sonia karena akan selalu berakhir dengan pertengkaran. Satya mematikan ponsel nya. Selama lima tahun terakhir hubungan keduanya semakin tak baik. Maka dari itu Satya lebih memilih menyibukkan diri untuk bekerja.
***
Sore menjelang malam Tuan Hector dan Roichi sudah kembali ke rumah. Gurat kebahagiaan masih menempel di wajah mereka. Saling berbincang dengan bahasan yang masih sama yaitu kemenangan mereka ketika memasuki rumah.
"Opaa...," Teriak Kaila dengan riang.
Suara melengking itu memenuhi ruangan, ibu dan nenek nya hanya bisa geleng kepala dengan kelakuan Kaila. Kaili menutup telinga nya dari ancaman tercemar suara cempreng Kaila.
"Hahaha... Hallo tuan putri nya Opa Gan. Bahagia sekali ada apa ?" Sudah bisa dipastikan jika wajah Kaila sangat bersinar cerah seperti itu pasti sedang ada kabar gembira.
"Hehe... Ayo duduk Opa... Opmu ayoo." Kaila menggandeng Tuan Hector dan Roichi duduk di sofa.
"Selamat sore Opa. Bagaimana tadi ?" Tanya Kaili wajah nya selalu terlihat cool di usianya yang belia.
"Wah sepertinya kita semua sama-sama punya kabar gembira. Opa dulu atau Tuan putri cantik dulu nih ?" Tanya Tuan Hector.
"Opa dulu deh." Ucap Kaila semangat.
"Kabar baik dari Opa adalah kita memenangkan tender besar hari ini." Tuan Hector melirik ke arah Kaili. Bocah itu hanya tersenyum manis saat mendengar kabar bahagia itu. Lain dengan Kaila yang langsung bertepuk tangan Opa nya memenangkan tender.
"Lalu apa kabar bahagia dari tuan putri cantik ?"
"Hehe... Kaila dapat hadiah pewarna baru dari Oma Dimitri." Gadis kecil itu tersenyum lebar, pewarna adalah barang favorit nya untuk melengkapi penampilan karya nya.
"Hadiah kecil karena Nyonya Dimitri, dia sangat puas dengan hasil gaun yang dipakai putrinya untuk acara ulang tahun." Belva mengimbuhkan penjelasan mengenai hadiah yang Kaila dapatkan. Tuan Hector tersenyum mendengar penuturan Belva.
Tidak hanya bangga pada cucu lelaki nya tapi pria paruh baya itu juga bangga dengan cucu cantiknya. Kaila pun sama seperti Kaili yang memiliki bakat mumpuni yang jarang dimiliki anak kecil lain nya diusia nya yang masih sangat beliau.
Hanya beberapa orang saja yang tahu dengan kemampuan hebat anak-anak Belva. Kaila selalu membantu Belva menyelesaikan desain-desain gaun di butik.
"Papa, sangat bangga sekali punya cucu-cucu yang berbakat. Kamu perempuan yang beruntung Vanthe." Ucap Tuan Hector pada Belva.
"Iya, mereka terkadang membuat ku tak sanggup berkata-kata. Mengenai tender, apakah Papa serius ?" Tanya Belva yang masih belum percaya, karena dia tahu tender yang diikuti Hector Group adalah desain dari Kaili.
"Serius, bisa kamu tanyakan pada Roichi. Desain Kaili mampu mengalahkan beberapa perusahaan termasuk perusahaan yang selama ini selalu menjadi raja dalam memenangkan tender." Ucap Tuan Hector dengan bangga.
Belva melongo, bibirnya terbuka lebar seketika mata nya menatap Kaili. Dalam hati sangat bersyukur memiliki anak-anak seperti duo Kay.
Menunggu makan malam disiapkan mereka berbincang bersama. Menceritakan apa saja kesibukan dan rencana kecil yang akan mereka lakukan di kemudian hari.
"Vanthe, bagaimana persiapan mu untuk menghadiri pernikahan klien mu ?" Tanya Tuan Hector.
"Tidak ada persiapan yang berlebih Pa, baru saja tadi sore mendapatkan pemberitahuan jika pernikahan di undur dua minggu."
Tuan Hector terkejut mendengar berita pengunduran acara, sedangkan semua undangan sudah di sebar akan sangat repot jika harus meralat waktu pada setiap tamu undangan.
"Apa ada masalah ?" Tanya Tuan Hector.
"Gaun pernikahan nya tak muat karena pengantin berat badannya bertambah secara signifikan."
"Bagaimana bisa itu terjadi seharusnya dia bisa menjaga berat badan nya." Tuan Hector tak habis pikir, ada-ada saja bahkan ini alasan yang konyol menurut nya.
"Entah lah....karena hal itu mereka meminta ku untuk membuatkan rancangan gaun yang baru karena pihak butik tidak akan memiliki cukup waktu untuk merancang gaun yang baru." Ucap Belva mengingat telfon dari klien nya tadi sore sebelum Tuan Hector dan Roichi kembali.
"Bantu lah dia nak itu akan membuat hubungan baik antara diri mu dan klien mu." Ucap Tuan Hector.
"Iya Pa... Mungkin beberapa hari lagi kami akan bertemu tentu nya dengan Kaila juga." Ucap Belva tersenyum dan mengedipkan salah satu matanya pada Kaila membuat gadis kecil itu terkekeh kecil.
Kedua orang tua angkat Belva selalu membimbing nya untuk selalu bersikap baik terhadap semua orang dan pada dasarnya juga Belva anak yang baik.
***
🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼
Bisakah Satya mengetahui siapa arsitek yang merancang desain untuk perusahaan Hector Group ? Simak terus kelanjutan nya !!
Terimakasih buat para reader setia.
Jangan lupa berikan Vote, Kritik, Saran dan Like nya.
Bagaimana dengan part ini bisa silahkan komen ya guys 🙏
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 219 Episodes
Comments
Nor Azlin
🤣🤣🤣🤣 aku suka melihat satta mengamuk kerana kekalahan nya ...bukan dengan siapa2 tapi dengan anak kandungnya sendiri 😂😂😂 sungguh tadir Allah tidak siapa yang tau ...Anak kecil masih umuran setahun jagung aja bisa membuat kamu mengamuk seperti itu kalau kamu tau yang mengalah kan kamu untuk memenangi tender itu pasti kamu akan pingsan...kerana kamu pastinya tidak Ajam percaya dengan siapa kamu bertarung.. miris sekali anak yang kamu tidak tau kewujudan nya & ibu nya kamu perkosakan rencana tidak rasa bersalah sama sekali Belva di usir tampa ampun ...sepatunya kamu itu mikir bagai mana pada makam itu kamu langsung tidak tau dengan diapa hamu bersama dasar laki2 dingin sedingin ais batu ...rasakan itu vaksin yang kamu terima dari Allah melalui anak mu sendiri 😆😆😆🤣🤣 lanjut kan thor
2023-07-07
0
miella
kasian bgt jd jordi
2022-07-21
0
Amrih Ledjaringtyas
waahhh satya parah
2022-02-05
1