Bab 6. Bersaing Dengan Bocah

Sejak keluar dari ruang rapat Satya kecewa dan kesal karena kekalahan nya. Ekspresi datar dan wajah dingin nya menambah kengerian bagi mereka yang melihat Satya. Tak ada satu kata pun yang di keluarkan nya dalam perjalanan sampai kantor. Jordi sudah was-was, siga satu sudah disiapkan nya jika nanti Satya akan mengamuk nya habis-habisan.

Memasuki kantor sapaan para karyawan tidak digubris sama sekali oleh Satya dan Jordi. Jika biasanya Jordi yang membalas sapaan mereka tapi lain hal nya saat ini. Pria itu terancam mendapatkan amukan jadi mana mungkin bisa tenang membalas sapaan karyawan.

"Seperti nya Tuan Satya sedang tidak baik-baik saja bukti nya Tuan Jordi terlihat tertekan seperti itu." Bisik karyawan Satya.

"Bukan nya memang Tuan Jordi memang selalu tertekan setiap hari." Balas karyawan lain.

"Tapi biasanya saat disapa akan menjawab tapi mereka diam saja."

"Sudah-sudah ayo kita lanjutkan kerja saja, jika Tuan Satya tahu bisa sukses jadi pengangguran kita." Ucap karya lain yang sedari tadi mendengar kan.

Satya sudah sampai di lantai 20, dimana lantai ruangan nya berada. Berjalan cepat dengan disusul oleh Jordi dibelakang nya yang tak kalah cepat melangkah. Pikiran dan perasaan Jordi sudah tak tenang saat ini. Raut wajah khawatir dan takut bercampur jadi satu menjadi pucat meski tak sama pucat nya dengan wajah orang sakit.

Sampai di depan ruangan, sudah ada wanita cantik dan seksi yang selalu menjadi pengganti satpam untuk Satya.

"Selamat siang Tuan." Sapa Grace sekertaris Satya. Sapaan ramah dari perempatan cantik itu tidak dihiraukan sama sekali. Sebenarnya sudah biasa jika sapaan nya tak dijawab tapi melihat wajah Tuan nya yang masam dan redup membuatnya penasaran.

BRAK..!!!

Pintu ditutup kasar oleh Satya. Membuat Grace dan Jordi terkejut. "Jordi, ada apa ?" Tanya Grace tanpa suara. Kedua alisnya yang sudah terbingkai cantik oleh pensil alis mengkerut seolah menjadi satu akibat rasa penasaran. Wajah Jordi sudah mulai bertambah pucat, hanya gelengan kepala yang bisa Jordi berikan untuk Grace. Langkah kecil nya menuju ruangan Satya terasa tak bertenaga.

BRAK...!!! Pyar...!!!

Semua barang-barang yang ada di atas meja nya tersapu habis oleh tangan kekar Satya. Pria itu meluapkan segala kekesalannya hari ini. Dada nya naik turun menahan emosi sedari tadi.

Saat hendak membuang semua barang-barang yang ada di atas meja. Jordi dengan gerakan cepat menyelamatkan laptop yang biasa digunakan oleh Tuan nya bekerja.

Melihat Jordi ada di hadapan nya membuat Satya semakin naik pitam. Dengan berkacak pinggang Satya meluapkan emosinya. "Apa kerja mu Jordi !! Ini tender besar dan kita kalah. Bagaimana bisa ini terjadi !! Selama ini kita tidak pernah kalah dalam mengikuti tender-tender penting."

Tangan kanan nya memijat kening setelah bersuara sedangkan tangan kirinya bertolak pinggang.

"Ehm... Maaf Tuan, saya dan team yang lain sudah mempersiapkan semua nya dengan sangat matang. Tapi kita juga tidak bisa memprediksi jika Hector Group memiliki materi yang mumpuni bahkan anda lihat sendiri desain bangunan mereka sangat bagus dan detail." Jordi berusaha memberanikan diri mengungkapkan pendapat nya. Diam saja bukan pilihan yang baik karena Satya akan semakin geram.

"Jangan terus beralasan !! Kerja mu buruk sekali. Sekarang kumpulkan karyawan mu. Cepat !!" Ucap Satya kesal. Bahkan tangannya dengan cepat menarik kerah baju Jordi.

"I-iiya Tuan. T-ttapi tolong lepaskan ini dulu." Ucap Jordi dengan nyali yang sudah menciut dengan luapan emosi bos nya. Wajahnya tak lagi terlihat tampan yang terlihat hanya wajah ketakutan dengan lirikan mata menatap ke bawah arah kerah nya yang ditarik.

Dengan kasar Satya melepaskan cengkraman tangannya pada kerah baju Jordi. " Cepat keluar !!" Bentak Satya lalu berbalik menatap jendela kaca yang ada di ruangan nya dengan masih berkacak pinggang.

Jordi segera pergi mengumpulkan karyawan yang berada dalam pengawasan nya yang ikut mengerjakan materi presentasi. Dalam ruang meeting kantor Bala Corp, para karyawan itu sudah merasa cemas, keringat dingin mulai muncul dipermukaan kulit mereka. Bayangan akan amukan Satya berkeliaran jelas di kepala mereka.

"Bisa-bisa nya aku kalah dalam tender besar ini. Apa pekerjaan pria jomblo itu. Sibuk mengurus wanitanya saja tidak pernah masa begini saja tidak mampu." Satya bergumam kesal dengan pencapaian nya hari ini.

Setiap terjadi kesalahan Jordi selalu menjadi tempat pembuangan emosi Satya. Sudah biasa bagi Jordi, tapi selama ini Jordi selalu mengantisipasi nya dengan kinerjanya yang memuaskan tapi entah untuk kali ini mungkin kesialan bagi nya.

Jordi sudah mengumpulkan beberapa karyawan yang terlibat dalam persiapan tender besar ini. Mereka dikumpulkan di ruangan Satya. Tanpa dipersilahkan duduk di sofa yang ada di dalam ruangan Satya, mereka berdiri berjajar di hadapan meja Satya.

Semua mata karyawan melirik ke sembarang arah yang ada di depan mereka. Melihat betapa kacaunya ruangan bos mereka. Sudah dipastikan bahwa bos mereka sedang marah besar. Itu membuat pikiran mereka sangat kacau. Biasanya jika terjadi kesalahan Jordi lah yang akan menegur dan memarahi mereka tapi lain untuk hari ini Satya sendiri yang memanggy mereka dan siap menyemprot mereka dengan kata-kata pedasnya.

"Apa kerja kalian huh ?! Kenapa materi yang kalian buat buruk seperti ini ?!" Brak...!!!Bentak Satya dengan menggebrak meja kerja nya sendiri.

Beberapa karyawan terlonjak kaget dengan bentakan Satya. Kesalahan dalam pekerjaan yang berakibat fatal seperti ini tidak bisa di toleransi oleh Satya. Dalam hidup Satya tidak boleh ada kata gagal.

"Bagaimana bisa aku mendapatkan karyawan bodoh seperti kalian huh ?!"

"Kalian lebih cocok bekerja jadi OB di perusahaan ini jika hal seperti ini saja kalian tidak bisa melakukan nya dengan baik !!."

Satya mengeluarkan semua emosi dan kekesalannya pada semua karyawan nya. Mereka semua hanya mampu terdiam tak berani menatap, kepala mereka semua tertunduk menetap lantai ataupun sepatu mereka masing-masing.

Sakit hati ? Itu sudah pasti tapi mereka harus siap bekerja dengan Satya. Kata-kata pedas seperti itu pasti akan keluar dari mulut bos mereka saat suasana hatinya sedang buruk akibat pekerjaan. Tapi Satya tak pernah berbuat kasar secara fisik pada karyawan di kantornya. Apapun yang mereka alami semua sebanding dengan gaji dan fasilitas yang mereka dapatkan. Perkataan pedas bos nya hanya mereka anggap angin lalu karena semua akan kembali normal dan bos nya tidak akan mendendam pada mereka.

"Kalian semua sudah tahu konsekuensi nya kan ?" Tanya Satya berubah dengan nada datar dan dingin.

Para karyawan itu mengangguk pelan dan lemas. Sudah peraturan dan perjanjian saat masuk ke dalam perusahaan Bala Corp. Kegagalan kinerja akan mendapatkan pemotongan gaji setengah nya.

Tak perlu khawatir meski di potong hingga setengah nya gaji mereka tetap sama dengan karyawan di perusahaan lain. Bala Corp menggaji para karyawan nya dengan gaji dua sampai tiga kali lipat dari perusahaan lain. Jadi, seimbang dengan tuntunan kerja yang harus perfeksionis begitu pula dengan konsekuensi nya.

Tapi tetap saja pemotongan gaji membuat mereka lemas karena dengan gaji yang besar otomatis gaya hidup mereka juga tinggi. Bila gaji bulan ini dipotong bagaimana dengan kebutuhan hidup, tunggakan kredit dan beberapa kebutuhan yang lain.

Kalau pun ada yang protes hingga melaporkan ke pihak instansi ketenagakerjaan. Bala Corp tidak salah karena gaji yang diberikan justru diatas UMR. Dan sudah terdapat perjanjian hitan di atas putih sebelum menerima pekerjaan di Bala Corp.

"Renungkan kinerja kalian. Keluar dari ruangan ini." Ucap Satya tak berperasaan mengusir karyawan nya dengan nada datar tapi penuh dengan penekanan.

Beberapa karyawan yang sedari tadi senam jantung itu keluar dari ruangan Satya. Kini tinggal Satya dan Jordi saja.

"Jordi selidiki Hector Group. Terutama selidiki karyawan nya yang bekerja sebagai arsitek disana, tentu nya yang membuat rancangan desain tadi. Kalau perlu tarik dia ke perusahaan kita bayar dengan gaji yang lebih tinggi dari Hector Group."

Satya sangat penasaran dengan Hector Group yang selama ini tidak pernah bermain tender. Nama mereka tak pernah terdaftar menjadi peserta tender yang selalu diikuti oleh Satya.

"Baik Tuan saya akan menyelidiki nya segera." Jordi bisa apa ? Semua yang di titah kan oleh Satya harus bisa diterima nya tidak bisa membantah jika belum siap ditendang oleh Satya.

"Hm... Bonus mu 50% dari gaji mu jika kamu berhasil kali ini." Kinerja Jordi selalu diimingi dengan pendapatan yang besar oleh Satya, hal itu selalu membuat Jordi bekerja dengan keras dan memuaskan.

Setidak nya ada hal yang bisa membuat Jordi tersenyum saat ini. Gaji nya saja sudah besar setiap bulan seharga mobil Bria. Jordi undur diri saat Satya mengisyaratkan dengan tangan nya.

"Tunggu !" Satya kembali menahan langkah Jordi. Saat pria jomblo itu telah berputar arah membelakangi Satya.

"Ck... Aduh ada apa lagi ini." Gerutu Jordi dalam hati. Dirinya masih was-was dengan emosi Tuan nya saat ini.

"Ya Tuan ?" Tanya Jordi dengan sedikit ragu dan was-was, dia berbalik arah menghadap Tuan nya kembali.

"Lihat ruangan ku, kamu mau pergi begitu saja ?" Tanya Satya dengan tengil nya. Dia bahkan bersikap biasa saja saat pertanyaan itu terlontar dari mulut nya.

Wajah Jordi berubah cengo, melongo seperti orang bodoh. "Apa dia bilang ? Bahkan dia yang mengusir ku secara halus. Lalu apa lagi ? Jawaban nya pasti aku yang harus membereskan nya." Gumam Jordi dalam hati.

"Saya akan memanggil OB untuk membersihkan nya Tuan." Ucap Jordi seperti biasa di situasi seperti ini pekerjaan OB sangat dibutuhkan.

"Hm... Pimpin OB dalam membersihkan ruangan ini. Aku akan beristirahat di dalam." Satya pergi ke dalam sebuah ruangan rahasia miliknya yang sengaja dibuat khusus untuk dirinya berisitirahat saat dikantor.

Ruangan itu hanya Satya dan Jordi saja yang tahu. Satya melarang Jordi untuk membeberkan tempat itu termasuk Sonia istrinya.

Saat Satya telah menghilang tak lagi di hadapan nya, Jordi langsung menghembuskan nafas secara kasar. Memejamkan mata dan mengigit bibir bawahnya dengan kesal.

Selalu saja begitu, jika Satya marah susah pasti dirinya yang terkena getah nya. Tapi Jordi tak bisa melawan, atau dirinya siap jadi gelandangan.

Keluar memanggil OB dan menyuruh untuk membersihkan ruangan Satya dengan ditunggui oleh nya. Karena beberapa berkas penting harus teliti agar tidak terbuang atau yang lebih gawat disalahgunakan oleh OB atau yang lainnya.

Tak menghiraukan lagi asisten nya. Satya merebahkan diri di atas ranjang miliknya. Rasanya hari ini lelah sekali menghadapi pekerjaan nya. Hanya satu yang membuatnya lelah yaitu kekalahan nya dalam tender besar itu. Tak sadar jika dirinya bersaing dengan bocah nya sendiri. Kepala nya sudah pusing tiba-tiba ponselnya berbunyi. Sonia meminta untuk di transfer uang bulanan. Tak menggubris pesan tak penting dari istri nya. Satya lebih memilih memejamkan mata dengan merentangkan tangannya di atas ranjang.

Satya pusing, begitupun Jordi kepalanya nyut-nyutan memikirkan Hector Group. Selesai dengan kegiatan yang bukan bidang nya yaitu membersihkan ruangan bos nya. Pria itu masuk ke dalam ruangannya sendiri dan menjatuhkan diri di sofa empuk nya.

"Haahhff... Hal seperti ini membuat ku pusing. Lama-lama wajah ku penuh dengan kerutan." Gerutu Jordi.

Usia nya 5 tahun lebih muda dari Satya. Memasuki kepala 4 Jordi belum memikirkan untuk berkeluarga. Masih santai menyendiri menikmati hasil kerja keras nya bersama orang tua dan adik nya.

"Tapi sebentar... Aku baru ingat tadi Hector Group mempresentasikan desain mereka tapi kenapa mereka tidak memberikan watermark pada desain nya atau nama arsitek yang biasa tercantum dibawah gambar. Apa mereka tidak takut jika desain sebagus itu dicuri ?" Gumam Jordi lirih.

Semakin lama dipikirkan semakin terasa pusing dan tertekan. Akhirnya Jordi lebih memilih istirahat sejenak di ruangan nya. Tapi dia tidak bisa benar-benar Istirahat pikiran nya masih tertuju pada saat kegiatan rapat tadi. Lebih tepatnya pada anak kecil yang dibawa oleh Tuan Hector dan Roichi.

"Wajah bocah itu juga tampan hampir mirip dengan si bos. Apa itu anak nya ? Tapi mana mungkin bos tidak pernah bercerita jika istrinya melahirkan kembali kan Nyonya Sonia sudah tidak bisa hamil lagi." Gumam Jordi. Rasa penasaran nya sangat tinggi mengenai anak lelaki kecil itu ketimbang menyelidiki Hector Group.

Jika amarah bos nya sudah reda Jordi berniat akan menanyakan sesuatu pada Satya mengenai rasa penasaran nya. Bahkan tadi dirinya mendengar ada beberapa peserta rapat yang berbisik-bisik mengatakan jika bocah itu mirip sekali dengan Satya. Jadi bukan hanya dirinya saja yang merasa seperti itu.

Bos calling . . .

"Hallo Tuan."

"Jordi ke ruangan ku sekarang." Perintah Satya yang langsung di matikan oleh Satya secara sepihak.

"Astaga baru saja rebahan sudah dapat tugas lagi." Jordi menggerutu tapi tak bisa berbuat apa-apa.

Keluar ruangan dan masuk ke ruangan Satya. Wajah Tuan nya tampak kacau setelah ditinggalkan nya pergi tadi. Apa sebegitu kecewanya kalah dari tender ini.

"Ada apa Tuan memanggil saya, wajah Tuan terlihat kacau sekali."

"Sonia meneror ku sedari tadi meminta untuk transfer uang bulanan. Kepala ku pusing menghadapi nya." Keluh Satya. Apapun yang dirasakan nya jika sudah tak kuat memendam sendiri Satya memang selalu bercerita pada Jordi pada akhirnya. Hanya asisten nya itu yang dekat dengan dirinya.

"Kalau begitu transfer saja Tuan."

"Menurut mu jika adik mu sudah mendapat uang bulanan apa kamu akan mentransfer nya kembali ?"

"Kalau saya tidak akan mentransfer nya lagi kecuali urgent Tuan."

"Kamu tahu bagaimana perilaku Sonia aku rasa tidak ada hal penting yang dia lakukan selain berkumpul bersama teman-teman sosialitanya."

Baru saja Satya selesai mengucapkan kata-katanya. Sonia sudah menghubungi nya kembali. Malas sekali menghadapi Sonia karena akan selalu berakhir dengan pertengkaran. Satya mematikan ponsel nya. Selama lima tahun terakhir hubungan keduanya semakin tak baik. Maka dari itu Satya lebih memilih menyibukkan diri untuk bekerja.

***

Sore menjelang malam Tuan Hector dan Roichi sudah kembali ke rumah. Gurat kebahagiaan masih menempel di wajah mereka. Saling berbincang dengan bahasan yang masih sama yaitu kemenangan mereka ketika memasuki rumah.

"Opaa...," Teriak Kaila dengan riang.

Suara melengking itu memenuhi ruangan, ibu dan nenek nya hanya bisa geleng kepala dengan kelakuan Kaila. Kaili menutup telinga nya dari ancaman tercemar suara cempreng Kaila.

"Hahaha... Hallo tuan putri nya Opa Gan. Bahagia sekali ada apa ?" Sudah bisa dipastikan jika wajah Kaila sangat bersinar cerah seperti itu pasti sedang ada kabar gembira.

"Hehe... Ayo duduk Opa... Opmu ayoo." Kaila menggandeng Tuan Hector dan Roichi duduk di sofa.

"Selamat sore Opa. Bagaimana tadi ?" Tanya Kaili wajah nya selalu terlihat cool di usianya yang belia.

"Wah sepertinya kita semua sama-sama punya kabar gembira. Opa dulu atau Tuan putri cantik dulu nih ?" Tanya Tuan Hector.

"Opa dulu deh." Ucap Kaila semangat.

"Kabar baik dari Opa adalah kita memenangkan tender besar hari ini." Tuan Hector melirik ke arah Kaili. Bocah itu hanya tersenyum manis saat mendengar kabar bahagia itu. Lain dengan Kaila yang langsung bertepuk tangan Opa nya memenangkan tender.

"Lalu apa kabar bahagia dari tuan putri cantik ?"

"Hehe... Kaila dapat hadiah pewarna baru dari Oma Dimitri." Gadis kecil itu tersenyum lebar, pewarna adalah barang favorit nya untuk melengkapi penampilan karya nya.

"Hadiah kecil karena Nyonya Dimitri, dia sangat puas dengan hasil gaun yang dipakai putrinya untuk acara ulang tahun." Belva mengimbuhkan penjelasan mengenai hadiah yang Kaila dapatkan. Tuan Hector tersenyum mendengar penuturan Belva.

Tidak hanya bangga pada cucu lelaki nya tapi pria paruh baya itu juga bangga dengan cucu cantiknya. Kaila pun sama seperti Kaili yang memiliki bakat mumpuni yang jarang dimiliki anak kecil lain nya diusia nya yang masih sangat beliau.

Hanya beberapa orang saja yang tahu dengan kemampuan hebat anak-anak Belva. Kaila selalu membantu Belva menyelesaikan desain-desain gaun di butik.

"Papa, sangat bangga sekali punya cucu-cucu yang berbakat. Kamu perempuan yang beruntung Vanthe." Ucap Tuan Hector pada Belva.

"Iya, mereka terkadang membuat ku tak sanggup berkata-kata. Mengenai tender, apakah Papa serius ?" Tanya Belva yang masih belum percaya, karena dia tahu tender yang diikuti Hector Group adalah desain dari Kaili.

"Serius, bisa kamu tanyakan pada Roichi. Desain Kaili mampu mengalahkan beberapa perusahaan termasuk perusahaan yang selama ini selalu menjadi raja dalam memenangkan tender." Ucap Tuan Hector dengan bangga.

Belva melongo, bibirnya terbuka lebar seketika mata nya menatap Kaili. Dalam hati sangat bersyukur memiliki anak-anak seperti duo Kay.

Menunggu makan malam disiapkan mereka berbincang bersama. Menceritakan apa saja kesibukan dan rencana kecil yang akan mereka lakukan di kemudian hari.

"Vanthe, bagaimana persiapan mu untuk menghadiri pernikahan klien mu ?" Tanya Tuan Hector.

"Tidak ada persiapan yang berlebih Pa, baru saja tadi sore mendapatkan pemberitahuan jika pernikahan di undur dua minggu."

Tuan Hector terkejut mendengar berita pengunduran acara, sedangkan semua undangan sudah di sebar akan sangat repot jika harus meralat waktu pada setiap tamu undangan.

"Apa ada masalah ?" Tanya Tuan Hector.

"Gaun pernikahan nya tak muat karena pengantin berat badannya bertambah secara signifikan."

"Bagaimana bisa itu terjadi seharusnya dia bisa menjaga berat badan nya." Tuan Hector tak habis pikir, ada-ada saja bahkan ini alasan yang konyol menurut nya.

"Entah lah....karena hal itu mereka meminta ku untuk membuatkan rancangan gaun yang baru karena pihak butik tidak akan memiliki cukup waktu untuk merancang gaun yang baru." Ucap Belva mengingat telfon dari klien nya tadi sore sebelum Tuan Hector dan Roichi kembali.

"Bantu lah dia nak itu akan membuat hubungan baik antara diri mu dan klien mu." Ucap Tuan Hector.

"Iya Pa... Mungkin beberapa hari lagi kami akan bertemu tentu nya dengan Kaila juga." Ucap Belva tersenyum dan mengedipkan salah satu matanya pada Kaila membuat gadis kecil itu terkekeh kecil.

Kedua orang tua angkat Belva selalu membimbing nya untuk selalu bersikap baik terhadap semua orang dan pada dasarnya juga Belva anak yang baik.

***

🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼

Bisakah Satya mengetahui siapa arsitek yang merancang desain untuk perusahaan Hector Group ? Simak terus kelanjutan nya !!

Terimakasih buat para reader setia.

Jangan lupa berikan Vote, Kritik, Saran dan Like nya.

Bagaimana dengan part ini bisa silahkan komen ya guys 🙏

Terpopuler

Comments

Nor Azlin

Nor Azlin

🤣🤣🤣🤣 aku suka melihat satta mengamuk kerana kekalahan nya ...bukan dengan siapa2 tapi dengan anak kandungnya sendiri 😂😂😂 sungguh tadir Allah tidak siapa yang tau ...Anak kecil masih umuran setahun jagung aja bisa membuat kamu mengamuk seperti itu kalau kamu tau yang mengalah kan kamu untuk memenangi tender itu pasti kamu akan pingsan...kerana kamu pastinya tidak Ajam percaya dengan siapa kamu bertarung.. miris sekali anak yang kamu tidak tau kewujudan nya & ibu nya kamu perkosakan rencana tidak rasa bersalah sama sekali Belva di usir tampa ampun ...sepatunya kamu itu mikir bagai mana pada makam itu kamu langsung tidak tau dengan diapa hamu bersama dasar laki2 dingin sedingin ais batu ...rasakan itu vaksin yang kamu terima dari Allah melalui anak mu sendiri 😆😆😆🤣🤣 lanjut kan thor

2023-07-07

0

miella

miella

kasian bgt jd jordi

2022-07-21

0

Amrih Ledjaringtyas

Amrih Ledjaringtyas

waahhh satya parah

2022-02-05

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1. Insiden
2 Bab 2. Hamil.
3 Bab 3. Pertahanan Hidup Belva
4 Bab 4. Kembali Ke Indonesia
5 Bab 5. Kemenangan Dari Kaili
6 Bab 6. Bersaing Dengan Bocah
7 Bab 7. Sketsa Kaila
8 Bab 8. Orang Misterius
9 Bab 9. Bertemu Budhe Rohimah
10 Bab 10. Rindu dan Haru
11 Bab 11. Bela Diri dan Bujuk Rayu Kaili
12 Bab 12. Kaila Merajuk, Grace Mengomel
13 Bab 13. Bertemu Dengannya
14 Bab 14. Siapa Perempuan Itu, Kenapa Bocah Itu
15 Bab 15. Pertengkaran Sonia dan Satya
16 Bab 16. Bertemu Budhe Rohimah Lagi
17 Bab 17. Ketahuan Alya
18 Bab 18. Dendam Lama Bersemi Kembali
19 Bab 19. Perjalanan Bisnis Satya
20 Bab 20. Ditanggung Budhe Rohimah
21 Bab 21. Kabar Duka
22 Bab 22. Penyelidikan Dimulai
23 Bab 23. Bertemu Alya 1
24 Bab 24. Bertemu Alya 2
25 Bab 25. Rencana Belva dan Keluarga Hector
26 Bab 26. Bertemu Satya Lagi
27 Bab 27. Tuan Hector Kembali Ke Paris
28 Bab 28. Tebakan Satya
29 Bab 29. Tatapan Kagum Satya
30 Bab 30. Tinggal Bersama Saudara Jauh
31 Bab 31. Mulai Merangkak
32 Bab 32. Goncangan Awal Bisnis
33 Bab 33. Perlombaan Bela Diri
34 Bab 34. Kesedihan Mami Dibayar Kaili
35 Bab 35. Kedatangan Nyonya Dimitri
36 Bab 36. Perintah Yang Memalukan Diri Sendiri
37 Bab 37. Tumbang
38 Bab 38. Anak Pengertian
39 Bab 39. Kedatangan Sonia
40 Bab 40. Seperti Perhatian Ayah
41 Bab 41. Alya Cari Gara-Gara
42 Bab 42. Pertemuan Belva Sonia
43 Bab 43. Fitnah Pelakor
44 Bab 44. Tidak Punya Ayah
45 Bab 45. Gadis Kecil
46 Bab 46. Boleh kah ?
47 Bab 47. Kemarahan Kaili
48 Bab 48. Menenangkan Diri
49 Bab 49. Semua Baik-baik Saja
50 Bab 50. Menegang
51 Bab 51. Dilirik Brand Terkenal
52 Bab 52. Tak Sengaja
53 Bab 53. Penasaran
54 Bab 54. Lelang
55 Bab 55. Musuh Dalam Selimut
56 Bab 56. Mode Iblis
57 Bab 57. Let's Play
58 Bab 58. Bukti Nyata
59 Bab 59. Kecelakaan
60 Bab 60. Fakta Baru Lagi
61 Bab 61. Kepanikan
62 Bab 62. Cerita Budhe Rohimah
63 Bab 63. Sadar
64 Bab 64. Panggilan Kesayangan
65 Bab 65. Berbagai Sabun
66 Bab 66. Memulai Karmanya
67 Bab 67. Penyakit Menular
68 Bab 68. Sudah Punya Papi
69 Bab 69. Cucu atau Anak
70 Bab 70. Tak Bisa Menahan
71 Bab 71. Papi Sungguhan
72 Bab 72. Mantan Anak
73 Bab 73. Kamar Baru
74 Bab 74. Pengakuan Satya
75 Bab 75. Kepulangan Kaila
76 Bab 76. Pingsan
77 Bab 77. Memasak Bersama
78 Bab 78. Ayam Kuah Kuning
79 Bab 79. Berbagi Ranjang & Selimut
80 Bab 80. Membangunkan Daddy
81 Bab 81. Potret Keluarga Harmonis
82 Bab 82. Mendidik Duo Kay
83 Bab 83. Tak Bersuami
84 Bab 84. Bermain Busa
85 Bab 85. Kejadian Lama
86 Bab 86. Membiasakan Diri
87 Bab 87. Apartemen
88 Bab 88. Demam
89 Bab 89. Skin To Skin
90 Bab 90. Morning Kiss
91 Bab 91. Ultimatum
92 Bab 92. Urat Kewarasan
93 Bab 93. Salep Anti Memar
94 Bab 94. Penolakan
95 Bab 95. Sibuk
96 Bab 96. Desas-desus
97 Bab 97. Private Room
98 Bab 98. Penjelasan
99 Bab 99. Istri Durhaka
100 Bab 100. Monster Berwajah Cantik
101 Bab 101. Sepakat
102 Bab 102. Mas
103 Bab 103. Lapar
104 Bab 104. Tunawisma
105 Bab 105. Gugup
106 Bab 106. Calon Mertua
107 Bab 107. Lampu Hijau
108 Bab 108. Mulai Bereaksi
109 Bab 109. Curiga
110 Bab 110. Persiapan Kejutan
111 Bab 111. Surprise 1
112 Bab 112. Surprise 2
113 Bab 113. Digrebeg
114 Bab 114. Istimewa Tapi Sederhana
115 Bab 115. Nyonya Baru
116 Bab 116. Kabur
117 Bab 117. Peperangan
118 Bab 118. Barang Langka
119 Bab 119. Muntah
120 Bab 120. Mulai Menderita
121 Bab 121. Menemukan Bantalan
122 Bab 122. Jentik-Jentik
123 Bab 123. Bibit Ancaman
124 Bab 124. Si Japus
125 Bab 125. Satu Saja Tidak Habis
126 Bab 126. Roda Itu Berputar
127 Bab 127. Wanita Santai
128 Bab 128. Alamat Puasa
129 Bab 129. Sarita
130 Bab 130. Kekhawatiran
131 Bab 131. Pertengkaran Pertama
132 Bab 132. Diduga Orang Ketiga
133 Bab 133. Sama-sama Salah Paham
134 Bab 134. Babak Baru
135 Bab 135. Tragedi Lantai Becek
136 Bab 136. Kejadian Sebenarnya
137 Bab 137. Permintaan Maaf
138 Bab 138. Sarita Lagi
139 Bab 139. Meluapkan Emosi
140 Bab 140. Keputusan Satya
141 Bab 141. Jebakan
142 Bab 142. Christina Diora
143 Bab 143. Tergantung Servis
144 Bab 144. Kabar Duka
145 Bab 145. Peristirahatan Terakhir
146 Bab 146. Kebesaran Hati
147 Bab 147. Di Atas Rata-Rata
148 Bab 148. Prestasi
149 Bab 149. Ulang Tahun
150 Bab 150. Semi Mudik
151 Bab 151. Menangis
152 Bab 152. Kejutan
153 Bab 153. Terpantau
154 Bab 154. Barang Antik
155 Bab 155. Keracunan.
156 Bab 156. Jangan-jangan
157 Bab 157. Dua Bulan
158 Bab 158. Menjadi Ayah Kembali
159 Bab 159. Ingin Bertemu
160 Bab 160. Kedatangan Roichi
161 Bab 161. Terapi Kejut
162 Bab 162. Bayi Malang
163 Bab 163. Lalai
164 Bab 164. Menyelamatkan Jasmine
165 Bab 165. Mabuk Udara
166 Bab 166. Rujak
167 Bab 167. Ayam Geprek
168 Bab 168. Ide Tak Sengaja
169 Bab 169. Detik-Detik Nasib Bayi Malang
170 Bab 170. Bujang Lapuk
171 Bab 171. Ular
172 Bab 172. Memasak Bersama
173 Bab 173. Menengok Adik Bayi
174 Bab 174. Dendam Pribadi
175 Bab 174. Lebih Bar-Bar
176 Bab 176. Urusan Lelaki
177 Bab 177. Penasaran
178 Bab 178. Surat Perjanjian
179 Bab 179. Ajisaka Alexi Balakosa
180 Bab 180. Ternyata Arsitek Andalan
181 Bab 181. Siwi
182 Bab 182. Banjir
183 Bab 183. Frustasi
184 Bab 184. Bandung
185 Bab 185. Rahasia
186 Bab 186. Welcome Home Baby As
187 Bab 187. Kereta Cepat
188 Bab 188. Mulai Tercium
189 Bab 189. Pemilik Sah
190 Bab 190. Malam Terakhir Di Bali
191 Bab 191. Perkenalan
192 Bab 192. Santai
193 Bab 193. Pemeriksaan
194 Bab 194. Penculikan
195 Bab 195. Rencana Barter
196 Bab 196. Awal Kebahagiaan Siwi
197 Bab 197. Syok
198 Bab 198. Kabar Panik
199 Bab 199. Keputusan Tuan Hector
200 Bab 200. Keputusan Mutlak
201 Bab 201. Mengamuk
202 Bab 202. Memantau
203 Bab 203. Adakah Harapan?
204 Bab 204. Belum Usai
205 Bab 205. Bertemu Istri
206 Bab 206. Flashback Part 1
207 Bab 207. Flashback Part 2
208 Bab 208. Terseret Semua
209 Bab 209. Cuek
210 Bab 210. Patah Tulang Ringan
211 Bab 211. Membandelnya Biang Rusuh
212 Bab 212. Alarm Emergency
213 Bab 213. Drama Persalinan
214 Bab 214. Keributan Bella Jordi
215 Bab 215. Balas Dendam Dimulai
216 Bab 216. Saus Yang Menempel
217 Bab 217. Kebahagiaan Siwi & Satya
218 Bab 218. Pewaris Utama
219 Bab 219. Selesai
Episodes

Updated 219 Episodes

1
Bab 1. Insiden
2
Bab 2. Hamil.
3
Bab 3. Pertahanan Hidup Belva
4
Bab 4. Kembali Ke Indonesia
5
Bab 5. Kemenangan Dari Kaili
6
Bab 6. Bersaing Dengan Bocah
7
Bab 7. Sketsa Kaila
8
Bab 8. Orang Misterius
9
Bab 9. Bertemu Budhe Rohimah
10
Bab 10. Rindu dan Haru
11
Bab 11. Bela Diri dan Bujuk Rayu Kaili
12
Bab 12. Kaila Merajuk, Grace Mengomel
13
Bab 13. Bertemu Dengannya
14
Bab 14. Siapa Perempuan Itu, Kenapa Bocah Itu
15
Bab 15. Pertengkaran Sonia dan Satya
16
Bab 16. Bertemu Budhe Rohimah Lagi
17
Bab 17. Ketahuan Alya
18
Bab 18. Dendam Lama Bersemi Kembali
19
Bab 19. Perjalanan Bisnis Satya
20
Bab 20. Ditanggung Budhe Rohimah
21
Bab 21. Kabar Duka
22
Bab 22. Penyelidikan Dimulai
23
Bab 23. Bertemu Alya 1
24
Bab 24. Bertemu Alya 2
25
Bab 25. Rencana Belva dan Keluarga Hector
26
Bab 26. Bertemu Satya Lagi
27
Bab 27. Tuan Hector Kembali Ke Paris
28
Bab 28. Tebakan Satya
29
Bab 29. Tatapan Kagum Satya
30
Bab 30. Tinggal Bersama Saudara Jauh
31
Bab 31. Mulai Merangkak
32
Bab 32. Goncangan Awal Bisnis
33
Bab 33. Perlombaan Bela Diri
34
Bab 34. Kesedihan Mami Dibayar Kaili
35
Bab 35. Kedatangan Nyonya Dimitri
36
Bab 36. Perintah Yang Memalukan Diri Sendiri
37
Bab 37. Tumbang
38
Bab 38. Anak Pengertian
39
Bab 39. Kedatangan Sonia
40
Bab 40. Seperti Perhatian Ayah
41
Bab 41. Alya Cari Gara-Gara
42
Bab 42. Pertemuan Belva Sonia
43
Bab 43. Fitnah Pelakor
44
Bab 44. Tidak Punya Ayah
45
Bab 45. Gadis Kecil
46
Bab 46. Boleh kah ?
47
Bab 47. Kemarahan Kaili
48
Bab 48. Menenangkan Diri
49
Bab 49. Semua Baik-baik Saja
50
Bab 50. Menegang
51
Bab 51. Dilirik Brand Terkenal
52
Bab 52. Tak Sengaja
53
Bab 53. Penasaran
54
Bab 54. Lelang
55
Bab 55. Musuh Dalam Selimut
56
Bab 56. Mode Iblis
57
Bab 57. Let's Play
58
Bab 58. Bukti Nyata
59
Bab 59. Kecelakaan
60
Bab 60. Fakta Baru Lagi
61
Bab 61. Kepanikan
62
Bab 62. Cerita Budhe Rohimah
63
Bab 63. Sadar
64
Bab 64. Panggilan Kesayangan
65
Bab 65. Berbagai Sabun
66
Bab 66. Memulai Karmanya
67
Bab 67. Penyakit Menular
68
Bab 68. Sudah Punya Papi
69
Bab 69. Cucu atau Anak
70
Bab 70. Tak Bisa Menahan
71
Bab 71. Papi Sungguhan
72
Bab 72. Mantan Anak
73
Bab 73. Kamar Baru
74
Bab 74. Pengakuan Satya
75
Bab 75. Kepulangan Kaila
76
Bab 76. Pingsan
77
Bab 77. Memasak Bersama
78
Bab 78. Ayam Kuah Kuning
79
Bab 79. Berbagi Ranjang & Selimut
80
Bab 80. Membangunkan Daddy
81
Bab 81. Potret Keluarga Harmonis
82
Bab 82. Mendidik Duo Kay
83
Bab 83. Tak Bersuami
84
Bab 84. Bermain Busa
85
Bab 85. Kejadian Lama
86
Bab 86. Membiasakan Diri
87
Bab 87. Apartemen
88
Bab 88. Demam
89
Bab 89. Skin To Skin
90
Bab 90. Morning Kiss
91
Bab 91. Ultimatum
92
Bab 92. Urat Kewarasan
93
Bab 93. Salep Anti Memar
94
Bab 94. Penolakan
95
Bab 95. Sibuk
96
Bab 96. Desas-desus
97
Bab 97. Private Room
98
Bab 98. Penjelasan
99
Bab 99. Istri Durhaka
100
Bab 100. Monster Berwajah Cantik
101
Bab 101. Sepakat
102
Bab 102. Mas
103
Bab 103. Lapar
104
Bab 104. Tunawisma
105
Bab 105. Gugup
106
Bab 106. Calon Mertua
107
Bab 107. Lampu Hijau
108
Bab 108. Mulai Bereaksi
109
Bab 109. Curiga
110
Bab 110. Persiapan Kejutan
111
Bab 111. Surprise 1
112
Bab 112. Surprise 2
113
Bab 113. Digrebeg
114
Bab 114. Istimewa Tapi Sederhana
115
Bab 115. Nyonya Baru
116
Bab 116. Kabur
117
Bab 117. Peperangan
118
Bab 118. Barang Langka
119
Bab 119. Muntah
120
Bab 120. Mulai Menderita
121
Bab 121. Menemukan Bantalan
122
Bab 122. Jentik-Jentik
123
Bab 123. Bibit Ancaman
124
Bab 124. Si Japus
125
Bab 125. Satu Saja Tidak Habis
126
Bab 126. Roda Itu Berputar
127
Bab 127. Wanita Santai
128
Bab 128. Alamat Puasa
129
Bab 129. Sarita
130
Bab 130. Kekhawatiran
131
Bab 131. Pertengkaran Pertama
132
Bab 132. Diduga Orang Ketiga
133
Bab 133. Sama-sama Salah Paham
134
Bab 134. Babak Baru
135
Bab 135. Tragedi Lantai Becek
136
Bab 136. Kejadian Sebenarnya
137
Bab 137. Permintaan Maaf
138
Bab 138. Sarita Lagi
139
Bab 139. Meluapkan Emosi
140
Bab 140. Keputusan Satya
141
Bab 141. Jebakan
142
Bab 142. Christina Diora
143
Bab 143. Tergantung Servis
144
Bab 144. Kabar Duka
145
Bab 145. Peristirahatan Terakhir
146
Bab 146. Kebesaran Hati
147
Bab 147. Di Atas Rata-Rata
148
Bab 148. Prestasi
149
Bab 149. Ulang Tahun
150
Bab 150. Semi Mudik
151
Bab 151. Menangis
152
Bab 152. Kejutan
153
Bab 153. Terpantau
154
Bab 154. Barang Antik
155
Bab 155. Keracunan.
156
Bab 156. Jangan-jangan
157
Bab 157. Dua Bulan
158
Bab 158. Menjadi Ayah Kembali
159
Bab 159. Ingin Bertemu
160
Bab 160. Kedatangan Roichi
161
Bab 161. Terapi Kejut
162
Bab 162. Bayi Malang
163
Bab 163. Lalai
164
Bab 164. Menyelamatkan Jasmine
165
Bab 165. Mabuk Udara
166
Bab 166. Rujak
167
Bab 167. Ayam Geprek
168
Bab 168. Ide Tak Sengaja
169
Bab 169. Detik-Detik Nasib Bayi Malang
170
Bab 170. Bujang Lapuk
171
Bab 171. Ular
172
Bab 172. Memasak Bersama
173
Bab 173. Menengok Adik Bayi
174
Bab 174. Dendam Pribadi
175
Bab 174. Lebih Bar-Bar
176
Bab 176. Urusan Lelaki
177
Bab 177. Penasaran
178
Bab 178. Surat Perjanjian
179
Bab 179. Ajisaka Alexi Balakosa
180
Bab 180. Ternyata Arsitek Andalan
181
Bab 181. Siwi
182
Bab 182. Banjir
183
Bab 183. Frustasi
184
Bab 184. Bandung
185
Bab 185. Rahasia
186
Bab 186. Welcome Home Baby As
187
Bab 187. Kereta Cepat
188
Bab 188. Mulai Tercium
189
Bab 189. Pemilik Sah
190
Bab 190. Malam Terakhir Di Bali
191
Bab 191. Perkenalan
192
Bab 192. Santai
193
Bab 193. Pemeriksaan
194
Bab 194. Penculikan
195
Bab 195. Rencana Barter
196
Bab 196. Awal Kebahagiaan Siwi
197
Bab 197. Syok
198
Bab 198. Kabar Panik
199
Bab 199. Keputusan Tuan Hector
200
Bab 200. Keputusan Mutlak
201
Bab 201. Mengamuk
202
Bab 202. Memantau
203
Bab 203. Adakah Harapan?
204
Bab 204. Belum Usai
205
Bab 205. Bertemu Istri
206
Bab 206. Flashback Part 1
207
Bab 207. Flashback Part 2
208
Bab 208. Terseret Semua
209
Bab 209. Cuek
210
Bab 210. Patah Tulang Ringan
211
Bab 211. Membandelnya Biang Rusuh
212
Bab 212. Alarm Emergency
213
Bab 213. Drama Persalinan
214
Bab 214. Keributan Bella Jordi
215
Bab 215. Balas Dendam Dimulai
216
Bab 216. Saus Yang Menempel
217
Bab 217. Kebahagiaan Siwi & Satya
218
Bab 218. Pewaris Utama
219
Bab 219. Selesai

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!