Mobil yang dikendarai oleh Roichi dimana dia membawa penumpang yang sangat penting dalam kehidupan karir nya. Roichi membukakan pintu untuk Tuan Hector yang duduk di samping kemudi serta pintu belakang dimana Kaili si tuan muda kecil duduk.
Kaili digandeng oleh Roichi berjalan beriringan bersama Tuan Hector masuk ke dalam rumah. Kaila yang duduk di ruang tamu bersama Bella langsung berlari ke arah Opa tersayangnya.
"Opaa... Lama sekali Opa pulang nya." Tuan Hector langsung disambut kalimat protes dari cucu cantiknya yang membuat Tuan Hector dan Roichi tersenyum. Kaili hanya memperhatikan saudara kembarnya.
"Hahaha... Opa ada rapat dulu sayang. Memang ada apa hem ?" Tanya Tuan Hector dengan lembut.
"Kaila ingin jalan-jalan bersama Opa. Ini hari pertama ku sampai di negara Mami. Kaili sudah jalan-jalan bersama Opa tapi aku belum." Ucap Kaila. Rasanya gadis cilik itu iri ketika mengetahui saudara kembar nya sudah bisa berjalan-jalan di kota Jakarta.
"Oke baiklah nanti jika Opa sudah memiliki waktu luang kita jalan-jalan bersama. Oke ?" Tawar tuan Hector pada gadis kecilnya yang disambut anggukan antusias dan senyum lebar Kaila.
"Sekarang kita makan siang bersama. Dimana Mami dan Oma ?" Tanya Tuan Hector pada Kaila untuk mengalihkan fokus pembicaraan tentang jalan-jalan.
"Mami dan Oma sedang memasak." Jawab Kaila, tangannya mengacungkan jari telunjuk ke arah dapur.
"Ya sudah ayo makan siang, pasti makanan sudah siap. Bella ayo makan siang dulu." Tuan Hector pun juga mengingatkan pengasuh cucunya kemudian berjalan menggandeng tangan Kaila.
"Baik Tuan." Jawab singkat Bella.
"Segeralah menyusul.. Bella." Ucap Roichi.
"Baik Ayah, aku akan membereskan peralatan menggambar Nona Kaila." Ucap Bella. Bella memang keponakan dari Roichi tapi sejak SD gadis itu dirawat dan tinggal bersama Roichi dan istrinya. Sebab, ayah Bella dipenjara atas kasus pembunuhan dan Ibu nya telah meninggal dunia.
Sedangkan di tempat lain Satya dan Jordi tiba di restoran yang biasa dikunjungi, mereka memesan makan siang saat pelayan restoran datang membawa buku menu. "Mau makan apa Tuan ?" Tanya Jordi melihat menu makanan.
"Chicken cordon bleu." Jawab Satya.
"Oke, Chicken Cordon blue dan Beef steak black pepper sauce. Minum lemon tea 2." Jordi mengatakan pesanan mereka, dengan terlatih pelayan restoran mencatat semua menu pesanan yang mudah bagi nya untuk diingat.
Pelayan pergi dari hadapan mereka untuk menyiapkan pesanan pelanggan nya. Jordi, pria itu terdiam masih memikirkan anak kecil yang dilihatnya tadi. Anak yang terlihat mirip dengan bos nya. Jordi memperhatikan Satya dengan seksama. Sedangkan yang di perhatikan terdiam menatap arah luar restoran. Pikiran Satya pun sama masih berkelana mencari tahu dimana dia pernah melihat sosok yang sama seperti bocah kecil itu.
"Kenapa menatap ku ?" Wajah tegas dan datar itu menghadap Jordi begitu merasakan dirinya ditatap oleh sang asisten.
Jordi terkejut dengan pertanyaan bos nya, dirinya tertangkap basah memperhatikan bos nya. Dia berpikir pasti bos nya sudah berpikir yang tidak-tidak terhadap nya. "E-eh tidak Tuan bos. Tuan sendiri kenapa melamun ? Apa yang Tuan pikirkan ?" Tanya Jordi, bos nya terlihat seperti memikirkan sesuatu.
"Tidak, menurut mu apakah kita bisa memenangkan tender ini ? Presentasi dari perusahaan terakhir seperti nya memiliki daya tarik tersendiri bagi mereka."
Satya lebih memilih membahas hal pekerjaan ketimbang harus membahas pikiran nya mengenai masalah pribadi nya. Tidak semua bisa Satya ceritakan pada Jordi terkadang ada pertimbangan-pertimbangan tertentu yang dia lakukan sebelum bercerita. Apakah dirinya masih bisa mengatasi nya, apakah ini masalah yang penting atau tidak.
"Iya mereka memang membawakan materi dengan cukup bagus. Tapi kita harus tetap yakin kalau kita akan memenangkan itu Tuan." Jordi tetap optimis terus mendorong semangat bos nya agar tetap yakin dengan hasil keputusan nanti. Mereka sudah mempresentasikan diri dengan tak kalah bagus.
"Kamu selalu membuat ku tenang dan yakin. Tak salah aku menggaji mu dengan cukup tinggi." Satya merasa bangga pada dirinya sendiri mampu menggaji asisten nya sesuai dengan kinerja yang dirasakan nya.
"Terimakasih Tuan bos." Jordi sendiri tersenyum bangga. Bos nya puas dengan kinerjanya.
Makan siang mereka akhirnya tiba. Mereka makan dengan tenang tanpa ada perbincangan. Satya tak suka jika makan dengan rusuh dan berisik. Anak dan istri nya bahkan selalu kena amukan nya jika melanggar aturan nya.
Jordi paham dengan tabiat bos nya karena sudah belasan tahun bahkan masuk puluhan tahun Jordi mengabdi menjadi asisten Satya. Gaji yang tinggi membuat Jordi tak ingin beralih pada pekerjaan lain. Terlebih keluarga Jordi sudah di bantu kehidupan nya oleh Satya sehingga Jordi selalu berusaha mengimbangi gaji dan kebaikan Satya dengan kinerja yang memuaskan.
"Tuan ada undangan dari Tuan Maxim. Putri nya akan menikah salah minggu ini." Selesai makan siang Jordi baru bisa menyampaikan undangan yang telah diberikan beberapa minggu yang lalu akibat kesibukan nya mempersiapkan materi presentasi hari ini.
"Kapan ?" Tanya Satya.
"Pernikahan di adakan 3 hari lagi. Apa Tuan akan datang bersama Nyonya Sonia ?"
"Tidak tahu." Jawab Satya singkat.
Sejujurnya dirinya malas bertemu dengan Sonia istri nya karena perilaku yang membuatnya muak. Sonia lebih memilih untuk sibuk dengan teman-teman sosialitanya. Arisan, berpergian jalan-jalan seperti sultan yang tak akan pernah kehabisan uang. Bahkan kebutuhan suaminya sendiri tidak dihiraukan nya. Semua Satya sendiri yang mengurus dirinya sendiri. Terkadang Budhe Rohimah lah yang membantu menyiapkan kebutuhan nya yang lain. Menyiapkan pakaian, air mandi, makan dan keperluan kantor.
Kebutuhan batin Satya pun jarang sekali terpenuhi oleh Sonia. Pria arogan dan dingin itu sangat miris selalu memuaskan batin nya sendiri. Dia tak ingin tubuh nya tersentuh oleh wanita manapun yang tidak di kehendaki nya.
"Semoga nanti Tuan tidak membawa Nyonya Sonia." Gumam Jordi dalam hati sangat berharap tak bertemu dengan Nyonya nya itu. Jordi selalu menjaga jarak pada istri Tuan nya, sedikit tak suka dengan sikap Sonia.
"2 jam waktu istirahat kita sudah habis Tuan, kita harus segera kembali ke ruang rapat instansi." Ucap Jordi sembari melihat pergelangan tangannya yang terlilit oleh jam tangan mewah milik nya. Gaji yang besar mampu membuat Jordi membeli beberapa barang mewah untuk dirinya sendiri.
"Oke. Kita berangkat." Satya dan Jordi berdiri dari kursi mereka berjalan keluar menuju tempat parkir.
Dengan kecepatan sedang Jordi mengendarai mobilnya. Satya sibuk dengan ponselnya sendiri. Sesekali pembicara terjadi diantara keduanya hanya obrolan mengenai masalah pekerjaan saja. masalah kehidupan pribadi Satya malas harus membahas nya. Tidak ada yang menarik dalam kehidupan rumah tangganya.
Sampai di ruang rapat sudah ada beberapa peserta rapat memenuhi kursi mereka yang sebelumnya mengikuti rapat. Satya dan Jordi memasuki ruang rapat dan duduk tenang. Lagi-lagi rapat belum bisa di mulai karena harus menunggu satu peserta lagi.
Tuan Hector dan Roichi belum kembali. Setelah 5 menit baru kedua orang itu memasuki ruang rapat.
"Maaf atas keterlambatan kami karena ada sedikit kendala." Ucap Roichi dihadapkan banyak peserta rapat. Banyak dari mereka mengangguk.
Berbeda dengan Satya yang bergumam dalam hati atas keterlambatan dua orang yang diduga bisa menjadi saingan nya kali ini. "Membuang waktu berharga selama 5 menit, sungguh profesional kerja yang buruk."
Satya tipe orang yang disiplin dalam hal pekerjaan bagi nya setiap detik adalah hal berharga. Membuang waktu satu menit saja berarti membuang jalan aliran uang nya.
"Baik tidak apa Tuan Roichi. Silahkan duduk Tuan." Ucap kepala penyelenggara tender.
Tuan Hector menghela nafas ketika duduk. Cucu lelaki nya tidak bisa ikut kembali karena waktunya istirahat siang. Jadwal yang sudah terbiasa Belva terapkan untuk kedua anaknya. Meski Kaili sempat merengek untuk mengikuti kakek nya tapi Belva memberiku pengertian didukung oleh Tuan Hector yang mencoba menenangkan Kaili bahwa semua akan baik-baik saja tanpa kehadiran bocah kecil itu. Itulah kenapa mereka sedikit terlambat untuk datang ke ruang rapat.
"Baik kita mulai saja. Selamat siang semua nya. Kita kembali berkumpul di tempat ini untuk mendengarkan keputusan perusahaan mana yang akan kami pilih untuk pelaksanaan proyek ini. Mendengar dan melihat semua materi yang telah di presentasikan tadi, kami sangat mengapresiasi Bapak dan Ibu sekalian untuk kerja keras nya. Kami sudah berunding dam memtuskan bahwa pemenang tender Mega proyek kali ini adalah dari perusahaan Hector Group." Tepuk tangan menggema di dalam ruangan rapat meski beberapa dari mereka merasa kecewa tapi mereka juga sadar jika materi dari Hector Group memang luar biasa.
Tuan Hector dan Roichi berdiri menyambut uluran tangan kepala penyelenggara tender. "Selamat Tuan Hector dan Tuan Roichi."
"Terimakasih Tuan Barly." Ucap Roichi dan Tuan Hector secara bergantian.
Senyum mengembang di bibir kedua pria itu karena telah memenangkan tender besar ini. Satya yang mendengar kekalahan perusahaan nya sejenak memejamkan mata, rahang nya mengeras. "Bagaimana bisa seperti ini. Selama ini aku tak pernah kalah dalam pertandingan." Batin Satya kesal.
Rapat selesai semua keluar dengan tertib dari ruang rapat. Hector Group berakhir sebagai pemenang sungguh membuat Tuan Hector merasa bangga.
"Tuan Satya maaf kali ini anda harus kecewa. Dan kami mohon maaf belum bisa bekerjasama dengan perusahaan Anda." Ucap Tuan Barly di depan ruang rapat. Selama ini Satya lah yang selalu memenangkan tender jika Tuan Barly membuka tender.
"Tidak masalah, ini hal biasa dalam berbisnis. Selamat Tuan" Ucap Satya melirik Tuan Hector dan Roichi. Tidak ada senyum di bibir Satya. Pria satu itu memang mahal sekali senyum nya. Bahkan mengucapkan kata selamat saja tidak menjabat tangan orang yang diberikan selamat dari nya.
"Terimakasih Tuan." Ucap Tuan Hector tersenyum dan hanya di angguki oleh Satya.
"Benar-benar orang yang angkuh." Batin Roichi merasa Satya tidak sopan dalam hal memberikan selamat pada Tuan nya. Roichi terus menatap Satya dengan pandang datar setiap kali Satya berbicara.
"Ngomong-ngomong jas tuan-tuan sangat bagus sedari tadi asisten saya memperhatikan, mungkin dia menginginkan nya." Satya melirik Jordi.
"Ah terimakasih, ini jas hasil rancangan anak dan cucu saya. Khusus untuk kami saja. Jika kalian menginginkan nya bisa datang langsung ke butik nya yang ada di Paris." Ucap Tuan Hector terkekeh kecil.
Jordi melotot sejenak, harga jas itu tentu sangat mahal dilihat dari desain model nya belum lagi biaya pulang pergi Indonesia Paris sudah pasti akan menghabiskan puluhan hingga ratusan juta.
"Kamu harus bekerja keras lagi Jordi." Ucap Satya menatap tajam Jordi dan menepuk pundak asisten nya dengan perlahan namun penuh tekanan. Jordi, tahu maksud dari bos nya sedang kecewa dengan hasil kerja nya. Jordi meneguk ludah nya tenggorokan nya terasa kering mendapatkan tatapan horor dari bos nya. Kepala Jordi hanya mengangguk kaku dihadapan Satya.
"Kalau begitu kami permisi dulu. Mari Tuan Satya ? Tidak salah kan saya memanggil nya ?" Ucap Tuan Hector.
"Ya benar Tuan. Silahkan." Ucap Satya dengan senyum yang tipis.
Mereka semua kembali ke kantor masing-masing. Tuan Hector dan Roichi sengaja tak pulang ke rumah melainkan ke perusahaan nya yang sudah lama jarang sekali mereka datang. Hanya di pantau dari jauh saja. Terkadang hanya Roichi saja yang keluar masuk ke Hector Group di Indonesia.
Masuk ke dalam ruangan Presdir dan duduk di kursi kebesaran nya yang lama sekali tak ia duduki. "Lama sekali aku tak duduk di kursi ini. Hari ini aku bisa duduk di tempat ini kembali. Semua berkat cucu ku yang tampan. Aku bangga pada nya, meskipun usia nya sangat belia, dia bahkan mampu memenangkan Mega proyek ini." Senyum mengembang di bibir Tuan Hector. Matanya bergerak menatap meja miliknya berbahan kayu jati yang dibuat beberapa puluh tahun yang lalu.
Meja itu adalah hasil karyanya sendiri khusus dibuat untuk dirinya sendiri sejak dinobatkan sebagai Presdir di Hector Group. Dengan telaten dan sabar, setiap pulang bekerja Tuan Hector menyempatkan beberapa jam waktunya untuk menyicil sedikit demi sedikit membuat meja itu.
"Meja ini masih sanggup bertahan hingga selama ini." Bisik Tuan Hector dalam hatinya.
"Anda benar Tuan, Tuan muda Kaili memang luar biasa. Saya yakin tidak hanya anda tapi nona Belva juga akan bangga sekali mendengar berita ini." Roichi pun bahkan kagum dengan kemampuan bocah balita itu. Mungkin sebuah keajaiban yang sangat langka sekali diberikan pada bocah kecil itu. Kecerdasan luar biasa yang tak semua anak miliki. Bahkan anak Roichi saja diusia yang sama seperti Kaili tidak secerdas Kaili. Hanya kecerdasan biasanyang dimiliki anak-anak pada umumnya.
Apa yang dilakukan oleh Kaili tidak serta-merta Tuan Hector menutup mata demi keuntungan nya sendiri. Tapi Kaili bahkan sama seperti karyawan di perusahaan Hector Group yang mendapat gaji atas hasil kerja keras nya. Masih kecil tapi bocah itu memiliki gaji yang fantastis sesuai dengan kemampuan nya.
Tuan Hector akan membedakan pemberian pribadi dengan gaji hasil karya Kaili. Bahkan di Paris bocah itu mampu bersekolah di tempat yang mahal dengan gaji nya sendiri. Belva begitu bangga anak nya bisa membantu kehidupan mereka. Bukan berarti Belva mengeksploitasi anak-anak nya tapi semua mereka lakukan atas dasar kemauan mereka sendiri bukan paksaan.
Justru terkadang jika Belva merasa kasihan pada anak-anak nya yang terlalu sibuk dengan kegiatan desain mereka. Belva mencoba menghentikan kegiatan mereka tapi yang ada bocah-bocah nya justru merajuk karena merasa kegiatannya diganggu.
Sejak saat itu Belva hanya mengikuti saja sembari mengawasinya saja. Jika masih dalam lingkup positif Belva akan terus mendukung.
"Iya kamu benar Roi... Bersiaplah kita akan melakukan pekerjaan besar ini. Kita harus melakukan yang terbaik sampai akhir proyek ini." Ucap Tuan Hector dengan serius meski raut wajah bahagianya masih setia menempel di wajah tuanya yang sudah mulai tumbuh keriput. Tapi pria tua itu masih tetap mampu berdiri tegap tidak seperti orang-orang seusianya yang sudah loyo dan rapuh. Di usia tua nya Tuan Hector masih rajin berolahraga meski olahraga yang dilakukan tak seberat saat masa muda dulu.
"Siap Tuan... Saya akan membantu anda untuk memberikan yang terbaik atas proyek ini." Roichi selalu totalitas dalam bekerja untuk Tuan Hector. Baginya Tuan Hector sudah dianggap nya keluarga karena bos nya pun sudah menganggap Roichi bagian dari keluarga Hector.
"Baiklah... Berikan laporan kantor Roi, aku akan mengecek nya sebentar saja." Tuan Hector masih menyempatkan diri untuk bekerja di ruang yang penuh dengan sejarah dan kenangan itu.
Roichi berjalan keluar menuju ruangan sekertaris nya yang ada di Indonesia. Sekertaris itu dulunya adalah sekertaris Tuan Hector tapi karena selama beberapa tahun pemilik perusahaan tidak lagi berada di kantor tersebut, Roichi lah yang menggantikan posisi Tuan Hector. Roichi meminta laporan kantor pada sekertaris nya dan masuk kembali ke ruangan Tuan Hector untuk memberikan laporan.
Setelah beberapa jam Tuan Hector memeriksa laporan dan mereka berdua juga berdiskusi tentang pekerjaan. Akhirnya Tuan Hector memutuskan untuk pulang.
"Aku rasa cukup hari ini Roi. Sudah sangat sore, tubuhku sudah lelah mari kita pulang. Aku tidak sabar memberikan kabar bahagia ini pada Kaili." Ucap Tuan Hector tersenyum. Rasa lelahnya menguap saat mengingat cucu lelaki yang sangat dibanggakan nya.
"Mari Tuan, pasti mereka juga sudah menunggu kita di rumah. Dan terutama tuan muda Kaili sudah sangat menanti kabar baik ini Tuan." Roichi mempersilahkan Tuan nya berjalan terlebih dahulu tapi seperti biasa Tuan Hector menarik lengan asisten nya agar berjalan beriringan. Roichi hanya tersenyum menanggapi Tuan nya, selalu merasa senang karena Tuan nya adalah orang yang baik, meski begitu Roichi tetapenjaga kesopanan dan batasannya.
Keluarga Tuan Hector tak pernah membedakan status para pegawai nya, dia merupakan gambaran majikan yang sangat baik. Hingga banyak pekerjaan yang betah dan setia padanya karena kebaikan hatinya.
***
🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼
Bagaimana jika kalian memiliki anak seperti Kaili ? Pasti bangga sekali. Lalu bagaimana dengan Satya menyikapi kekalahan nya ? Simak terus kelanjutan nya !!!
Terimakasih buat para reader setia.
Jangan lupa berikan Vote, Kritik, Saran dan Like nya.
Bagaimana dengan part ini bisa silahkan komen ya guys 🙏
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 219 Episodes
Comments
Nor Azlin
Belva memang beruntung berjumpa dengan orang yang sebaik zita & Hector menjadi orang tua angkatnya kerana mereka orang yang baik ...bersyukur kerana mereka juga lah anak2 nya menjadi cucu kesayangan & Belva vanthe jadi anak kesayangan mereka berdua ...anak2 yang bijak & cerdas diatas rata2 siapa juga yang enggak mau kerana kecerdasan mereka berdua tidak seperti anak2 pada umum nya yang masih manja2 & bermain2 tapi mereka sudah bisa menghasilkan uwang tang banyak sampai boleh biaya sendiri sekolahnya pasti aku pun mau lah😂😂🥰🥰🥰 lanjut thor
2023-07-07
0
Maulana ya_Rohman
masih nyimak thor
2022-07-13
0
Rani Kumar
mantap
2022-02-18
1