Bab 5. Kemenangan Dari Kaili

Mobil yang dikendarai oleh Roichi dimana dia membawa penumpang yang sangat penting dalam kehidupan karir nya. Roichi membukakan pintu untuk Tuan Hector yang duduk di samping kemudi serta pintu belakang dimana Kaili si tuan muda kecil duduk.

Kaili digandeng oleh Roichi berjalan beriringan bersama Tuan Hector masuk ke dalam rumah. Kaila yang duduk di ruang tamu bersama Bella langsung berlari ke arah Opa tersayangnya.

"Opaa... Lama sekali Opa pulang nya." Tuan Hector langsung disambut kalimat protes dari cucu cantiknya yang membuat Tuan Hector dan Roichi tersenyum. Kaili hanya memperhatikan saudara kembarnya.

"Hahaha... Opa ada rapat dulu sayang. Memang ada apa hem ?" Tanya Tuan Hector dengan lembut.

"Kaila ingin jalan-jalan bersama Opa. Ini hari pertama ku sampai di negara Mami. Kaili sudah jalan-jalan bersama Opa tapi aku belum." Ucap Kaila. Rasanya gadis cilik itu iri ketika mengetahui saudara kembar nya sudah bisa berjalan-jalan di kota Jakarta.

"Oke baiklah nanti jika Opa sudah memiliki waktu luang kita jalan-jalan bersama. Oke ?" Tawar tuan Hector pada gadis kecilnya yang disambut anggukan antusias dan senyum lebar Kaila.

"Sekarang kita makan siang bersama. Dimana Mami dan Oma ?" Tanya Tuan Hector pada Kaila untuk mengalihkan fokus pembicaraan tentang jalan-jalan.

"Mami dan Oma sedang memasak." Jawab Kaila, tangannya mengacungkan jari telunjuk ke arah dapur.

"Ya sudah ayo makan siang, pasti makanan sudah siap. Bella ayo makan siang dulu." Tuan Hector pun juga mengingatkan pengasuh cucunya kemudian berjalan menggandeng tangan Kaila.

"Baik Tuan." Jawab singkat Bella.

"Segeralah menyusul.. Bella." Ucap Roichi.

"Baik Ayah, aku akan membereskan peralatan menggambar Nona Kaila." Ucap Bella. Bella memang keponakan dari Roichi tapi sejak SD gadis itu dirawat dan tinggal bersama Roichi dan istrinya. Sebab, ayah Bella dipenjara atas kasus pembunuhan dan Ibu nya telah meninggal dunia.

Sedangkan di tempat lain Satya dan Jordi tiba di restoran yang biasa dikunjungi, mereka memesan makan siang saat pelayan restoran datang membawa buku menu. "Mau makan apa Tuan ?" Tanya Jordi melihat menu makanan.

"Chicken cordon bleu." Jawab Satya.

"Oke, Chicken Cordon blue dan Beef steak black pepper sauce. Minum lemon tea 2." Jordi mengatakan pesanan mereka, dengan terlatih pelayan restoran mencatat semua menu pesanan yang mudah bagi nya untuk diingat.

Pelayan pergi dari hadapan mereka untuk menyiapkan pesanan pelanggan nya. Jordi, pria itu terdiam masih memikirkan anak kecil yang dilihatnya tadi. Anak yang terlihat mirip dengan bos nya. Jordi memperhatikan Satya dengan seksama. Sedangkan yang di perhatikan terdiam menatap arah luar restoran. Pikiran Satya pun sama masih berkelana mencari tahu dimana dia pernah melihat sosok yang sama seperti bocah kecil itu.

"Kenapa menatap ku ?" Wajah tegas dan datar itu menghadap Jordi begitu merasakan dirinya ditatap oleh sang asisten.

Jordi terkejut dengan pertanyaan bos nya, dirinya tertangkap basah memperhatikan bos nya. Dia berpikir pasti bos nya sudah berpikir yang tidak-tidak terhadap nya. "E-eh tidak Tuan bos. Tuan sendiri kenapa melamun ? Apa yang Tuan pikirkan ?" Tanya Jordi, bos nya terlihat seperti memikirkan sesuatu.

"Tidak, menurut mu apakah kita bisa memenangkan tender ini ? Presentasi dari perusahaan terakhir seperti nya memiliki daya tarik tersendiri bagi mereka."

Satya lebih memilih membahas hal pekerjaan ketimbang harus membahas pikiran nya mengenai masalah pribadi nya. Tidak semua bisa Satya ceritakan pada Jordi terkadang ada pertimbangan-pertimbangan tertentu yang dia lakukan sebelum bercerita. Apakah dirinya masih bisa mengatasi nya, apakah ini masalah yang penting atau tidak.

"Iya mereka memang membawakan materi dengan cukup bagus. Tapi kita harus tetap yakin kalau kita akan memenangkan itu Tuan." Jordi tetap optimis terus mendorong semangat bos nya agar tetap yakin dengan hasil keputusan nanti. Mereka sudah mempresentasikan diri dengan tak kalah bagus.

"Kamu selalu membuat ku tenang dan yakin. Tak salah aku menggaji mu dengan cukup tinggi." Satya merasa bangga pada dirinya sendiri mampu menggaji asisten nya sesuai dengan kinerja yang dirasakan nya.

"Terimakasih Tuan bos." Jordi sendiri tersenyum bangga. Bos nya puas dengan kinerjanya.

Makan siang mereka akhirnya tiba. Mereka makan dengan tenang tanpa ada perbincangan. Satya tak suka jika makan dengan rusuh dan berisik. Anak dan istri nya bahkan selalu kena amukan nya jika melanggar aturan nya.

Jordi paham dengan tabiat bos nya karena sudah belasan tahun bahkan masuk puluhan tahun Jordi mengabdi menjadi asisten Satya. Gaji yang tinggi membuat Jordi tak ingin beralih pada pekerjaan lain. Terlebih keluarga Jordi sudah di bantu kehidupan nya oleh Satya sehingga Jordi selalu berusaha mengimbangi gaji dan kebaikan Satya dengan kinerja yang memuaskan.

"Tuan ada undangan dari Tuan Maxim. Putri nya akan menikah salah minggu ini." Selesai makan siang Jordi baru bisa menyampaikan undangan yang telah diberikan beberapa minggu yang lalu akibat kesibukan nya mempersiapkan materi presentasi hari ini.

"Kapan ?" Tanya Satya.

"Pernikahan di adakan 3 hari lagi. Apa Tuan akan datang bersama Nyonya Sonia ?"

"Tidak tahu." Jawab Satya singkat.

Sejujurnya dirinya malas bertemu dengan Sonia istri nya karena perilaku yang membuatnya muak. Sonia lebih memilih untuk sibuk dengan teman-teman sosialitanya. Arisan, berpergian jalan-jalan seperti sultan yang tak akan pernah kehabisan uang. Bahkan kebutuhan suaminya sendiri tidak dihiraukan nya. Semua Satya sendiri yang mengurus dirinya sendiri. Terkadang Budhe Rohimah lah yang membantu menyiapkan kebutuhan nya yang lain. Menyiapkan pakaian, air mandi, makan dan keperluan kantor.

Kebutuhan batin Satya pun jarang sekali terpenuhi oleh Sonia. Pria arogan dan dingin itu sangat miris selalu memuaskan batin nya sendiri. Dia tak ingin tubuh nya tersentuh oleh wanita manapun yang tidak di kehendaki nya.

"Semoga nanti Tuan tidak membawa Nyonya Sonia." Gumam Jordi dalam hati sangat berharap tak bertemu dengan Nyonya nya itu. Jordi selalu menjaga jarak pada istri Tuan nya, sedikit tak suka dengan sikap Sonia.

"2 jam waktu istirahat kita sudah habis Tuan, kita harus segera kembali ke ruang rapat instansi." Ucap Jordi sembari melihat pergelangan tangannya yang terlilit oleh jam tangan mewah milik nya. Gaji yang besar mampu membuat Jordi membeli beberapa barang mewah untuk dirinya sendiri.

"Oke. Kita berangkat." Satya dan Jordi berdiri dari kursi mereka berjalan keluar menuju tempat parkir.

Dengan kecepatan sedang Jordi mengendarai mobilnya. Satya sibuk dengan ponselnya sendiri. Sesekali pembicara terjadi diantara keduanya hanya obrolan mengenai masalah pekerjaan saja. masalah kehidupan pribadi Satya malas harus membahas nya. Tidak ada yang menarik dalam kehidupan rumah tangganya.

Sampai di ruang rapat sudah ada beberapa peserta rapat memenuhi kursi mereka yang sebelumnya mengikuti rapat. Satya dan Jordi memasuki ruang rapat dan duduk tenang. Lagi-lagi rapat belum bisa di mulai karena harus menunggu satu peserta lagi.

Tuan Hector dan Roichi belum kembali. Setelah 5 menit baru kedua orang itu memasuki ruang rapat.

"Maaf atas keterlambatan kami karena ada sedikit kendala." Ucap Roichi dihadapkan banyak peserta rapat. Banyak dari mereka mengangguk.

Berbeda dengan Satya yang bergumam dalam hati atas keterlambatan dua orang yang diduga bisa menjadi saingan nya kali ini. "Membuang waktu berharga selama 5 menit, sungguh profesional kerja yang buruk."

Satya tipe orang yang disiplin dalam hal pekerjaan bagi nya setiap detik adalah hal berharga. Membuang waktu satu menit saja berarti membuang jalan aliran uang nya.

"Baik tidak apa Tuan Roichi. Silahkan duduk Tuan." Ucap kepala penyelenggara tender.

Tuan Hector menghela nafas ketika duduk. Cucu lelaki nya tidak bisa ikut kembali karena waktunya istirahat siang. Jadwal yang sudah terbiasa Belva terapkan untuk kedua anaknya. Meski Kaili sempat merengek untuk mengikuti kakek nya tapi Belva memberiku pengertian didukung oleh Tuan Hector yang mencoba menenangkan Kaili bahwa semua akan baik-baik saja tanpa kehadiran bocah kecil itu. Itulah kenapa mereka sedikit terlambat untuk datang ke ruang rapat.

"Baik kita mulai saja. Selamat siang semua nya. Kita kembali berkumpul di tempat ini untuk mendengarkan keputusan perusahaan mana yang akan kami pilih untuk pelaksanaan proyek ini. Mendengar dan melihat semua materi yang telah di presentasikan tadi, kami sangat mengapresiasi Bapak dan Ibu sekalian untuk kerja keras nya. Kami sudah berunding dam memtuskan bahwa pemenang tender Mega proyek kali ini adalah dari perusahaan Hector Group." Tepuk tangan menggema di dalam ruangan rapat meski beberapa dari mereka merasa kecewa tapi mereka juga sadar jika materi dari Hector Group memang luar biasa.

Tuan Hector dan Roichi berdiri menyambut uluran tangan kepala penyelenggara tender. "Selamat Tuan Hector dan Tuan Roichi."

"Terimakasih Tuan Barly." Ucap Roichi dan Tuan Hector secara bergantian.

Senyum mengembang di bibir kedua pria itu karena telah memenangkan tender besar ini. Satya yang mendengar kekalahan perusahaan nya sejenak memejamkan mata, rahang nya mengeras. "Bagaimana bisa seperti ini. Selama ini aku tak pernah kalah dalam pertandingan." Batin Satya kesal.

Rapat selesai semua keluar dengan tertib dari ruang rapat. Hector Group berakhir sebagai pemenang sungguh membuat Tuan Hector merasa bangga.

"Tuan Satya maaf kali ini anda harus kecewa. Dan kami mohon maaf belum bisa bekerjasama dengan perusahaan Anda." Ucap Tuan Barly di depan ruang rapat. Selama ini Satya lah yang selalu memenangkan tender jika Tuan Barly membuka tender.

"Tidak masalah, ini hal biasa dalam berbisnis. Selamat Tuan" Ucap Satya melirik Tuan Hector dan Roichi. Tidak ada senyum di bibir Satya. Pria satu itu memang mahal sekali senyum nya. Bahkan mengucapkan kata selamat saja tidak menjabat tangan orang yang diberikan selamat dari nya.

"Terimakasih Tuan." Ucap Tuan Hector tersenyum dan hanya di angguki oleh Satya.

"Benar-benar orang yang angkuh." Batin Roichi merasa Satya tidak sopan dalam hal memberikan selamat pada Tuan nya. Roichi terus menatap Satya dengan pandang datar setiap kali Satya berbicara.

"Ngomong-ngomong jas tuan-tuan sangat bagus sedari tadi asisten saya memperhatikan, mungkin dia menginginkan nya." Satya melirik Jordi.

"Ah terimakasih, ini jas hasil rancangan anak dan cucu saya. Khusus untuk kami saja. Jika kalian menginginkan nya bisa datang langsung ke butik nya yang ada di Paris." Ucap Tuan Hector terkekeh kecil.

Jordi melotot sejenak, harga jas itu tentu sangat mahal dilihat dari desain model nya belum lagi biaya pulang pergi Indonesia Paris sudah pasti akan menghabiskan puluhan hingga ratusan juta.

"Kamu harus bekerja keras lagi Jordi." Ucap Satya menatap tajam Jordi dan menepuk pundak asisten nya dengan perlahan namun penuh tekanan. Jordi, tahu maksud dari bos nya sedang kecewa dengan hasil kerja nya. Jordi meneguk ludah nya tenggorokan nya terasa kering mendapatkan tatapan horor dari bos nya. Kepala Jordi hanya mengangguk kaku dihadapan Satya.

"Kalau begitu kami permisi dulu. Mari Tuan Satya ? Tidak salah kan saya memanggil nya ?" Ucap Tuan Hector.

"Ya benar Tuan. Silahkan." Ucap Satya dengan senyum yang tipis.

Mereka semua kembali ke kantor masing-masing. Tuan Hector dan Roichi sengaja tak pulang ke rumah melainkan ke perusahaan nya yang sudah lama jarang sekali mereka datang. Hanya di pantau dari jauh saja. Terkadang hanya Roichi saja yang keluar masuk ke Hector Group di Indonesia.

Masuk ke dalam ruangan Presdir dan duduk di kursi kebesaran nya yang lama sekali tak ia duduki. "Lama sekali aku tak duduk di kursi ini. Hari ini aku bisa duduk di tempat ini kembali. Semua berkat cucu ku yang tampan. Aku bangga pada nya, meskipun usia nya sangat belia, dia bahkan mampu memenangkan Mega proyek ini." Senyum mengembang di bibir Tuan Hector. Matanya bergerak menatap meja miliknya berbahan kayu jati yang dibuat beberapa puluh tahun yang lalu.

Meja itu adalah hasil karyanya sendiri khusus dibuat untuk dirinya sendiri sejak dinobatkan sebagai Presdir di Hector Group. Dengan telaten dan sabar, setiap pulang bekerja Tuan Hector menyempatkan beberapa jam waktunya untuk menyicil sedikit demi sedikit membuat meja itu.

"Meja ini masih sanggup bertahan hingga selama ini." Bisik Tuan Hector dalam hatinya.

"Anda benar Tuan, Tuan muda Kaili memang luar biasa. Saya yakin tidak hanya anda tapi nona Belva juga akan bangga sekali mendengar berita ini." Roichi pun bahkan kagum dengan kemampuan bocah balita itu. Mungkin sebuah keajaiban yang sangat langka sekali diberikan pada bocah kecil itu. Kecerdasan luar biasa yang tak semua anak miliki. Bahkan anak Roichi saja diusia yang sama seperti Kaili tidak secerdas Kaili. Hanya kecerdasan biasanyang dimiliki anak-anak pada umumnya.

Apa yang dilakukan oleh Kaili tidak serta-merta Tuan Hector menutup mata demi keuntungan nya sendiri. Tapi Kaili bahkan sama seperti karyawan di perusahaan Hector Group yang mendapat gaji atas hasil kerja keras nya. Masih kecil tapi bocah itu memiliki gaji yang fantastis sesuai dengan kemampuan nya.

Tuan Hector akan membedakan pemberian pribadi dengan gaji hasil karya Kaili. Bahkan di Paris bocah itu mampu bersekolah di tempat yang mahal dengan gaji nya sendiri. Belva begitu bangga anak nya bisa membantu kehidupan mereka. Bukan berarti Belva mengeksploitasi anak-anak nya tapi semua mereka lakukan atas dasar kemauan mereka sendiri bukan paksaan.

Justru terkadang jika Belva merasa kasihan pada anak-anak nya yang terlalu sibuk dengan kegiatan desain mereka. Belva mencoba menghentikan kegiatan mereka tapi yang ada bocah-bocah nya justru merajuk karena merasa kegiatannya diganggu.

Sejak saat itu Belva hanya mengikuti saja sembari mengawasinya saja. Jika masih dalam lingkup positif Belva akan terus mendukung.

"Iya kamu benar Roi... Bersiaplah kita akan melakukan pekerjaan besar ini. Kita harus melakukan yang terbaik sampai akhir proyek ini." Ucap Tuan Hector dengan serius meski raut wajah bahagianya masih setia menempel di wajah tuanya yang sudah mulai tumbuh keriput. Tapi pria tua itu masih tetap mampu berdiri tegap tidak seperti orang-orang seusianya yang sudah loyo dan rapuh. Di usia tua nya Tuan Hector masih rajin berolahraga meski olahraga yang dilakukan tak seberat saat masa muda dulu.

"Siap Tuan... Saya akan membantu anda untuk memberikan yang terbaik atas proyek ini." Roichi selalu totalitas dalam bekerja untuk Tuan Hector. Baginya Tuan Hector sudah dianggap nya keluarga karena bos nya pun sudah menganggap Roichi bagian dari keluarga Hector.

"Baiklah... Berikan laporan kantor Roi, aku akan mengecek nya sebentar saja." Tuan Hector masih menyempatkan diri untuk bekerja di ruang yang penuh dengan sejarah dan kenangan itu.

Roichi berjalan keluar menuju ruangan sekertaris nya yang ada di Indonesia. Sekertaris itu dulunya adalah sekertaris Tuan Hector tapi karena selama beberapa tahun pemilik perusahaan tidak lagi berada di kantor tersebut, Roichi lah yang menggantikan posisi Tuan Hector. Roichi meminta laporan kantor pada sekertaris nya dan masuk kembali ke ruangan Tuan Hector untuk memberikan laporan.

Setelah beberapa jam Tuan Hector memeriksa laporan dan mereka berdua juga berdiskusi tentang pekerjaan. Akhirnya Tuan Hector memutuskan untuk pulang.

"Aku rasa cukup hari ini Roi. Sudah sangat sore, tubuhku sudah lelah mari kita pulang. Aku tidak sabar memberikan kabar bahagia ini pada Kaili." Ucap Tuan Hector tersenyum. Rasa lelahnya menguap saat mengingat cucu lelaki yang sangat dibanggakan nya.

"Mari Tuan, pasti mereka juga sudah menunggu kita di rumah. Dan terutama tuan muda Kaili sudah sangat menanti kabar baik ini Tuan." Roichi mempersilahkan Tuan nya berjalan terlebih dahulu tapi seperti biasa Tuan Hector menarik lengan asisten nya agar berjalan beriringan. Roichi hanya tersenyum menanggapi Tuan nya, selalu merasa senang karena Tuan nya adalah orang yang baik, meski begitu Roichi tetapenjaga kesopanan dan batasannya.

Keluarga Tuan Hector tak pernah membedakan status para pegawai nya, dia merupakan gambaran majikan yang sangat baik. Hingga banyak pekerjaan yang betah dan setia padanya karena kebaikan hatinya.

***

🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼

Bagaimana jika kalian memiliki anak seperti Kaili ? Pasti bangga sekali. Lalu bagaimana dengan Satya menyikapi kekalahan nya ? Simak terus kelanjutan nya !!!

Terimakasih buat para reader setia.

Jangan lupa berikan Vote, Kritik, Saran dan Like nya.

Bagaimana dengan part ini bisa silahkan komen ya guys 🙏

Terpopuler

Comments

Nor Azlin

Nor Azlin

Belva memang beruntung berjumpa dengan orang yang sebaik zita & Hector menjadi orang tua angkatnya kerana mereka orang yang baik ...bersyukur kerana mereka juga lah anak2 nya menjadi cucu kesayangan & Belva vanthe jadi anak kesayangan mereka berdua ...anak2 yang bijak & cerdas diatas rata2 siapa juga yang enggak mau kerana kecerdasan mereka berdua tidak seperti anak2 pada umum nya yang masih manja2 & bermain2 tapi mereka sudah bisa menghasilkan uwang tang banyak sampai boleh biaya sendiri sekolahnya pasti aku pun mau lah😂😂🥰🥰🥰 lanjut thor

2023-07-07

0

Maulana ya_Rohman

Maulana ya_Rohman

masih nyimak thor

2022-07-13

0

Rani Kumar

Rani Kumar

mantap

2022-02-18

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1. Insiden
2 Bab 2. Hamil.
3 Bab 3. Pertahanan Hidup Belva
4 Bab 4. Kembali Ke Indonesia
5 Bab 5. Kemenangan Dari Kaili
6 Bab 6. Bersaing Dengan Bocah
7 Bab 7. Sketsa Kaila
8 Bab 8. Orang Misterius
9 Bab 9. Bertemu Budhe Rohimah
10 Bab 10. Rindu dan Haru
11 Bab 11. Bela Diri dan Bujuk Rayu Kaili
12 Bab 12. Kaila Merajuk, Grace Mengomel
13 Bab 13. Bertemu Dengannya
14 Bab 14. Siapa Perempuan Itu, Kenapa Bocah Itu
15 Bab 15. Pertengkaran Sonia dan Satya
16 Bab 16. Bertemu Budhe Rohimah Lagi
17 Bab 17. Ketahuan Alya
18 Bab 18. Dendam Lama Bersemi Kembali
19 Bab 19. Perjalanan Bisnis Satya
20 Bab 20. Ditanggung Budhe Rohimah
21 Bab 21. Kabar Duka
22 Bab 22. Penyelidikan Dimulai
23 Bab 23. Bertemu Alya 1
24 Bab 24. Bertemu Alya 2
25 Bab 25. Rencana Belva dan Keluarga Hector
26 Bab 26. Bertemu Satya Lagi
27 Bab 27. Tuan Hector Kembali Ke Paris
28 Bab 28. Tebakan Satya
29 Bab 29. Tatapan Kagum Satya
30 Bab 30. Tinggal Bersama Saudara Jauh
31 Bab 31. Mulai Merangkak
32 Bab 32. Goncangan Awal Bisnis
33 Bab 33. Perlombaan Bela Diri
34 Bab 34. Kesedihan Mami Dibayar Kaili
35 Bab 35. Kedatangan Nyonya Dimitri
36 Bab 36. Perintah Yang Memalukan Diri Sendiri
37 Bab 37. Tumbang
38 Bab 38. Anak Pengertian
39 Bab 39. Kedatangan Sonia
40 Bab 40. Seperti Perhatian Ayah
41 Bab 41. Alya Cari Gara-Gara
42 Bab 42. Pertemuan Belva Sonia
43 Bab 43. Fitnah Pelakor
44 Bab 44. Tidak Punya Ayah
45 Bab 45. Gadis Kecil
46 Bab 46. Boleh kah ?
47 Bab 47. Kemarahan Kaili
48 Bab 48. Menenangkan Diri
49 Bab 49. Semua Baik-baik Saja
50 Bab 50. Menegang
51 Bab 51. Dilirik Brand Terkenal
52 Bab 52. Tak Sengaja
53 Bab 53. Penasaran
54 Bab 54. Lelang
55 Bab 55. Musuh Dalam Selimut
56 Bab 56. Mode Iblis
57 Bab 57. Let's Play
58 Bab 58. Bukti Nyata
59 Bab 59. Kecelakaan
60 Bab 60. Fakta Baru Lagi
61 Bab 61. Kepanikan
62 Bab 62. Cerita Budhe Rohimah
63 Bab 63. Sadar
64 Bab 64. Panggilan Kesayangan
65 Bab 65. Berbagai Sabun
66 Bab 66. Memulai Karmanya
67 Bab 67. Penyakit Menular
68 Bab 68. Sudah Punya Papi
69 Bab 69. Cucu atau Anak
70 Bab 70. Tak Bisa Menahan
71 Bab 71. Papi Sungguhan
72 Bab 72. Mantan Anak
73 Bab 73. Kamar Baru
74 Bab 74. Pengakuan Satya
75 Bab 75. Kepulangan Kaila
76 Bab 76. Pingsan
77 Bab 77. Memasak Bersama
78 Bab 78. Ayam Kuah Kuning
79 Bab 79. Berbagi Ranjang & Selimut
80 Bab 80. Membangunkan Daddy
81 Bab 81. Potret Keluarga Harmonis
82 Bab 82. Mendidik Duo Kay
83 Bab 83. Tak Bersuami
84 Bab 84. Bermain Busa
85 Bab 85. Kejadian Lama
86 Bab 86. Membiasakan Diri
87 Bab 87. Apartemen
88 Bab 88. Demam
89 Bab 89. Skin To Skin
90 Bab 90. Morning Kiss
91 Bab 91. Ultimatum
92 Bab 92. Urat Kewarasan
93 Bab 93. Salep Anti Memar
94 Bab 94. Penolakan
95 Bab 95. Sibuk
96 Bab 96. Desas-desus
97 Bab 97. Private Room
98 Bab 98. Penjelasan
99 Bab 99. Istri Durhaka
100 Bab 100. Monster Berwajah Cantik
101 Bab 101. Sepakat
102 Bab 102. Mas
103 Bab 103. Lapar
104 Bab 104. Tunawisma
105 Bab 105. Gugup
106 Bab 106. Calon Mertua
107 Bab 107. Lampu Hijau
108 Bab 108. Mulai Bereaksi
109 Bab 109. Curiga
110 Bab 110. Persiapan Kejutan
111 Bab 111. Surprise 1
112 Bab 112. Surprise 2
113 Bab 113. Digrebeg
114 Bab 114. Istimewa Tapi Sederhana
115 Bab 115. Nyonya Baru
116 Bab 116. Kabur
117 Bab 117. Peperangan
118 Bab 118. Barang Langka
119 Bab 119. Muntah
120 Bab 120. Mulai Menderita
121 Bab 121. Menemukan Bantalan
122 Bab 122. Jentik-Jentik
123 Bab 123. Bibit Ancaman
124 Bab 124. Si Japus
125 Bab 125. Satu Saja Tidak Habis
126 Bab 126. Roda Itu Berputar
127 Bab 127. Wanita Santai
128 Bab 128. Alamat Puasa
129 Bab 129. Sarita
130 Bab 130. Kekhawatiran
131 Bab 131. Pertengkaran Pertama
132 Bab 132. Diduga Orang Ketiga
133 Bab 133. Sama-sama Salah Paham
134 Bab 134. Babak Baru
135 Bab 135. Tragedi Lantai Becek
136 Bab 136. Kejadian Sebenarnya
137 Bab 137. Permintaan Maaf
138 Bab 138. Sarita Lagi
139 Bab 139. Meluapkan Emosi
140 Bab 140. Keputusan Satya
141 Bab 141. Jebakan
142 Bab 142. Christina Diora
143 Bab 143. Tergantung Servis
144 Bab 144. Kabar Duka
145 Bab 145. Peristirahatan Terakhir
146 Bab 146. Kebesaran Hati
147 Bab 147. Di Atas Rata-Rata
148 Bab 148. Prestasi
149 Bab 149. Ulang Tahun
150 Bab 150. Semi Mudik
151 Bab 151. Menangis
152 Bab 152. Kejutan
153 Bab 153. Terpantau
154 Bab 154. Barang Antik
155 Bab 155. Keracunan.
156 Bab 156. Jangan-jangan
157 Bab 157. Dua Bulan
158 Bab 158. Menjadi Ayah Kembali
159 Bab 159. Ingin Bertemu
160 Bab 160. Kedatangan Roichi
161 Bab 161. Terapi Kejut
162 Bab 162. Bayi Malang
163 Bab 163. Lalai
164 Bab 164. Menyelamatkan Jasmine
165 Bab 165. Mabuk Udara
166 Bab 166. Rujak
167 Bab 167. Ayam Geprek
168 Bab 168. Ide Tak Sengaja
169 Bab 169. Detik-Detik Nasib Bayi Malang
170 Bab 170. Bujang Lapuk
171 Bab 171. Ular
172 Bab 172. Memasak Bersama
173 Bab 173. Menengok Adik Bayi
174 Bab 174. Dendam Pribadi
175 Bab 174. Lebih Bar-Bar
176 Bab 176. Urusan Lelaki
177 Bab 177. Penasaran
178 Bab 178. Surat Perjanjian
179 Bab 179. Ajisaka Alexi Balakosa
180 Bab 180. Ternyata Arsitek Andalan
181 Bab 181. Siwi
182 Bab 182. Banjir
183 Bab 183. Frustasi
184 Bab 184. Bandung
185 Bab 185. Rahasia
186 Bab 186. Welcome Home Baby As
187 Bab 187. Kereta Cepat
188 Bab 188. Mulai Tercium
189 Bab 189. Pemilik Sah
190 Bab 190. Malam Terakhir Di Bali
191 Bab 191. Perkenalan
192 Bab 192. Santai
193 Bab 193. Pemeriksaan
194 Bab 194. Penculikan
195 Bab 195. Rencana Barter
196 Bab 196. Awal Kebahagiaan Siwi
197 Bab 197. Syok
198 Bab 198. Kabar Panik
199 Bab 199. Keputusan Tuan Hector
200 Bab 200. Keputusan Mutlak
201 Bab 201. Mengamuk
202 Bab 202. Memantau
203 Bab 203. Adakah Harapan?
204 Bab 204. Belum Usai
205 Bab 205. Bertemu Istri
206 Bab 206. Flashback Part 1
207 Bab 207. Flashback Part 2
208 Bab 208. Terseret Semua
209 Bab 209. Cuek
210 Bab 210. Patah Tulang Ringan
211 Bab 211. Membandelnya Biang Rusuh
212 Bab 212. Alarm Emergency
213 Bab 213. Drama Persalinan
214 Bab 214. Keributan Bella Jordi
215 Bab 215. Balas Dendam Dimulai
216 Bab 216. Saus Yang Menempel
217 Bab 217. Kebahagiaan Siwi & Satya
218 Bab 218. Pewaris Utama
219 Bab 219. Selesai
Episodes

Updated 219 Episodes

1
Bab 1. Insiden
2
Bab 2. Hamil.
3
Bab 3. Pertahanan Hidup Belva
4
Bab 4. Kembali Ke Indonesia
5
Bab 5. Kemenangan Dari Kaili
6
Bab 6. Bersaing Dengan Bocah
7
Bab 7. Sketsa Kaila
8
Bab 8. Orang Misterius
9
Bab 9. Bertemu Budhe Rohimah
10
Bab 10. Rindu dan Haru
11
Bab 11. Bela Diri dan Bujuk Rayu Kaili
12
Bab 12. Kaila Merajuk, Grace Mengomel
13
Bab 13. Bertemu Dengannya
14
Bab 14. Siapa Perempuan Itu, Kenapa Bocah Itu
15
Bab 15. Pertengkaran Sonia dan Satya
16
Bab 16. Bertemu Budhe Rohimah Lagi
17
Bab 17. Ketahuan Alya
18
Bab 18. Dendam Lama Bersemi Kembali
19
Bab 19. Perjalanan Bisnis Satya
20
Bab 20. Ditanggung Budhe Rohimah
21
Bab 21. Kabar Duka
22
Bab 22. Penyelidikan Dimulai
23
Bab 23. Bertemu Alya 1
24
Bab 24. Bertemu Alya 2
25
Bab 25. Rencana Belva dan Keluarga Hector
26
Bab 26. Bertemu Satya Lagi
27
Bab 27. Tuan Hector Kembali Ke Paris
28
Bab 28. Tebakan Satya
29
Bab 29. Tatapan Kagum Satya
30
Bab 30. Tinggal Bersama Saudara Jauh
31
Bab 31. Mulai Merangkak
32
Bab 32. Goncangan Awal Bisnis
33
Bab 33. Perlombaan Bela Diri
34
Bab 34. Kesedihan Mami Dibayar Kaili
35
Bab 35. Kedatangan Nyonya Dimitri
36
Bab 36. Perintah Yang Memalukan Diri Sendiri
37
Bab 37. Tumbang
38
Bab 38. Anak Pengertian
39
Bab 39. Kedatangan Sonia
40
Bab 40. Seperti Perhatian Ayah
41
Bab 41. Alya Cari Gara-Gara
42
Bab 42. Pertemuan Belva Sonia
43
Bab 43. Fitnah Pelakor
44
Bab 44. Tidak Punya Ayah
45
Bab 45. Gadis Kecil
46
Bab 46. Boleh kah ?
47
Bab 47. Kemarahan Kaili
48
Bab 48. Menenangkan Diri
49
Bab 49. Semua Baik-baik Saja
50
Bab 50. Menegang
51
Bab 51. Dilirik Brand Terkenal
52
Bab 52. Tak Sengaja
53
Bab 53. Penasaran
54
Bab 54. Lelang
55
Bab 55. Musuh Dalam Selimut
56
Bab 56. Mode Iblis
57
Bab 57. Let's Play
58
Bab 58. Bukti Nyata
59
Bab 59. Kecelakaan
60
Bab 60. Fakta Baru Lagi
61
Bab 61. Kepanikan
62
Bab 62. Cerita Budhe Rohimah
63
Bab 63. Sadar
64
Bab 64. Panggilan Kesayangan
65
Bab 65. Berbagai Sabun
66
Bab 66. Memulai Karmanya
67
Bab 67. Penyakit Menular
68
Bab 68. Sudah Punya Papi
69
Bab 69. Cucu atau Anak
70
Bab 70. Tak Bisa Menahan
71
Bab 71. Papi Sungguhan
72
Bab 72. Mantan Anak
73
Bab 73. Kamar Baru
74
Bab 74. Pengakuan Satya
75
Bab 75. Kepulangan Kaila
76
Bab 76. Pingsan
77
Bab 77. Memasak Bersama
78
Bab 78. Ayam Kuah Kuning
79
Bab 79. Berbagi Ranjang & Selimut
80
Bab 80. Membangunkan Daddy
81
Bab 81. Potret Keluarga Harmonis
82
Bab 82. Mendidik Duo Kay
83
Bab 83. Tak Bersuami
84
Bab 84. Bermain Busa
85
Bab 85. Kejadian Lama
86
Bab 86. Membiasakan Diri
87
Bab 87. Apartemen
88
Bab 88. Demam
89
Bab 89. Skin To Skin
90
Bab 90. Morning Kiss
91
Bab 91. Ultimatum
92
Bab 92. Urat Kewarasan
93
Bab 93. Salep Anti Memar
94
Bab 94. Penolakan
95
Bab 95. Sibuk
96
Bab 96. Desas-desus
97
Bab 97. Private Room
98
Bab 98. Penjelasan
99
Bab 99. Istri Durhaka
100
Bab 100. Monster Berwajah Cantik
101
Bab 101. Sepakat
102
Bab 102. Mas
103
Bab 103. Lapar
104
Bab 104. Tunawisma
105
Bab 105. Gugup
106
Bab 106. Calon Mertua
107
Bab 107. Lampu Hijau
108
Bab 108. Mulai Bereaksi
109
Bab 109. Curiga
110
Bab 110. Persiapan Kejutan
111
Bab 111. Surprise 1
112
Bab 112. Surprise 2
113
Bab 113. Digrebeg
114
Bab 114. Istimewa Tapi Sederhana
115
Bab 115. Nyonya Baru
116
Bab 116. Kabur
117
Bab 117. Peperangan
118
Bab 118. Barang Langka
119
Bab 119. Muntah
120
Bab 120. Mulai Menderita
121
Bab 121. Menemukan Bantalan
122
Bab 122. Jentik-Jentik
123
Bab 123. Bibit Ancaman
124
Bab 124. Si Japus
125
Bab 125. Satu Saja Tidak Habis
126
Bab 126. Roda Itu Berputar
127
Bab 127. Wanita Santai
128
Bab 128. Alamat Puasa
129
Bab 129. Sarita
130
Bab 130. Kekhawatiran
131
Bab 131. Pertengkaran Pertama
132
Bab 132. Diduga Orang Ketiga
133
Bab 133. Sama-sama Salah Paham
134
Bab 134. Babak Baru
135
Bab 135. Tragedi Lantai Becek
136
Bab 136. Kejadian Sebenarnya
137
Bab 137. Permintaan Maaf
138
Bab 138. Sarita Lagi
139
Bab 139. Meluapkan Emosi
140
Bab 140. Keputusan Satya
141
Bab 141. Jebakan
142
Bab 142. Christina Diora
143
Bab 143. Tergantung Servis
144
Bab 144. Kabar Duka
145
Bab 145. Peristirahatan Terakhir
146
Bab 146. Kebesaran Hati
147
Bab 147. Di Atas Rata-Rata
148
Bab 148. Prestasi
149
Bab 149. Ulang Tahun
150
Bab 150. Semi Mudik
151
Bab 151. Menangis
152
Bab 152. Kejutan
153
Bab 153. Terpantau
154
Bab 154. Barang Antik
155
Bab 155. Keracunan.
156
Bab 156. Jangan-jangan
157
Bab 157. Dua Bulan
158
Bab 158. Menjadi Ayah Kembali
159
Bab 159. Ingin Bertemu
160
Bab 160. Kedatangan Roichi
161
Bab 161. Terapi Kejut
162
Bab 162. Bayi Malang
163
Bab 163. Lalai
164
Bab 164. Menyelamatkan Jasmine
165
Bab 165. Mabuk Udara
166
Bab 166. Rujak
167
Bab 167. Ayam Geprek
168
Bab 168. Ide Tak Sengaja
169
Bab 169. Detik-Detik Nasib Bayi Malang
170
Bab 170. Bujang Lapuk
171
Bab 171. Ular
172
Bab 172. Memasak Bersama
173
Bab 173. Menengok Adik Bayi
174
Bab 174. Dendam Pribadi
175
Bab 174. Lebih Bar-Bar
176
Bab 176. Urusan Lelaki
177
Bab 177. Penasaran
178
Bab 178. Surat Perjanjian
179
Bab 179. Ajisaka Alexi Balakosa
180
Bab 180. Ternyata Arsitek Andalan
181
Bab 181. Siwi
182
Bab 182. Banjir
183
Bab 183. Frustasi
184
Bab 184. Bandung
185
Bab 185. Rahasia
186
Bab 186. Welcome Home Baby As
187
Bab 187. Kereta Cepat
188
Bab 188. Mulai Tercium
189
Bab 189. Pemilik Sah
190
Bab 190. Malam Terakhir Di Bali
191
Bab 191. Perkenalan
192
Bab 192. Santai
193
Bab 193. Pemeriksaan
194
Bab 194. Penculikan
195
Bab 195. Rencana Barter
196
Bab 196. Awal Kebahagiaan Siwi
197
Bab 197. Syok
198
Bab 198. Kabar Panik
199
Bab 199. Keputusan Tuan Hector
200
Bab 200. Keputusan Mutlak
201
Bab 201. Mengamuk
202
Bab 202. Memantau
203
Bab 203. Adakah Harapan?
204
Bab 204. Belum Usai
205
Bab 205. Bertemu Istri
206
Bab 206. Flashback Part 1
207
Bab 207. Flashback Part 2
208
Bab 208. Terseret Semua
209
Bab 209. Cuek
210
Bab 210. Patah Tulang Ringan
211
Bab 211. Membandelnya Biang Rusuh
212
Bab 212. Alarm Emergency
213
Bab 213. Drama Persalinan
214
Bab 214. Keributan Bella Jordi
215
Bab 215. Balas Dendam Dimulai
216
Bab 216. Saus Yang Menempel
217
Bab 217. Kebahagiaan Siwi & Satya
218
Bab 218. Pewaris Utama
219
Bab 219. Selesai

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!