Nyonya Hector dan putri nya Vanthe pulang bersama. Sampai lah mereka di apartemen sederhana milik Vanthe. Mata Nyonya Hector memutar malas. "Kapan kamu akan keluar dari tempat seperti ini Vanthe. Kasihan cucu ku berada di tempat sempit seperti ini." Protes Nyonya Hector.
"Haha mereka bahagia disini Ma. Tidak apa tenang lah. Ayo masuk mereka sudah menunggu ku." Pintu apartemen nya terbuka setelah menekan bel pintu. Perempuan cantik berusia 22 tahun membuka pintu. Dia tersenyum ramah melihat majikan nya sudah datang. "Apa mereka nakal hari ini ?" Tanya Vanthe pada pengasuh anak nya yang bernama Bella.
"Tidak Nona, mereka sangat pintar tidak pernah menyusahkan saya. Masuk lah mereka sudah menunggu. Silahkan masuk Nyonya Hector." Vanthe dan ibu nya masuk ke dalam. Langsung saja mereka disambut riang oleh balita-balita itu. "Omaaaa..." Teriak duo Kay memeluk kaki Oma nya. Kekehan kecil keluar dari bibir wanita paruh baya itu. Rupanya tidak hanya dirinya yang rindu tapi kedua cucunya juga merindukan nya.
"Hallo kesayangan Oma, apa kalian merindukan Oma ? Oma sangat rindu pada kalian." Nyonya Hector berjongkok menyamai tinggi kedua cucunya. Meski sudah berkepala 6 Nyonya Hector sangat sehat dan terlihat masih cantik awet muda. Perawatan orang berduit selalu menampilkan hasil yang berbeda. Tidak ada tekanan ekonomi membuat kerutan di wajah nya samar.
"Kami merindukan Oma." Ucap duo Kay dengan kompak. Saat bertemu Oma mereka bersikap layaknya balita pada umumnya yang ingin dimanja dan di sayang. Lengan kecil mereka merangkul tubuh Oma nya.
"Hemmm... Kalian melupakan Mami ?" Tanya Vanthe pura-pura merajuk. Sebenarnya melihat kedekatan kedua buah hati nya dengan Nyonya Hector membuatnya senang. "No Mami... Kita hanya rindu pada Oma. Mami tetap selalu di hati." Ucap Kaila putri cantik nya dengan nada ceria yang selalu terdengar dari bibir mungilnya.
"Mami tahu itu sayang. Gunakan waktu kalian dengan Oma. Mami akan bersih-bersih dulu." Vanthe mengecup pipi kedua anak nya lalu beranjak pergi menuju kamar.
"Nona, ada undangan yang di antarkan kurir tadi siang untuk mu." Bella memberikan sebuah undangan yang masih terbungkus amplop coklat. Saat tangan Vanthe sudah memegang handel pintu yang terbuka. "Oh terimakasih Bella, tolong siapkan makan malam untuk kita." Bella mengangguk dan berlalu dari hadapan Vanthe.
Dibukanya amplop coklat itu undangan dengan nama Belva Evanthe. Undangan untuk pesta pernikahan klien nya yang berada di Indonesia. Ya... Vanthe adalah Belva Evanthe putri angkat dari Tuan dan Nyonya Ganendra Hector. Kedua paruh baya yang menikah sejak lama dan tak memiliki anak lalu mengangkat Belva sebagai putri mereka saat bertemu Belva di desa terpencil 5 tahun yang lalu.
**
Dulu, 5 tahun yang lalu saat Belva memutuskan untuk bunuh diri dengan terjun di sungai dan hanyut. Belva tersangkut batu cukup besar. Seseorang wanita tua renta yang sedang mencuci baju di pinggir sungai menemukan nya. Tak jauh dari posisi wanita tua itu ada Tuan Hector dan Roichi yang sedang memancing. Teriakan wanita tua renta itu menarik perhatian kedua pria itu.
"Tolong...tolong... Ada mayat !" Teriak wanita tua itu dengan menunjukan tubuh manusia yang tersangkut di batu besar karena melihat Tuan Hector dan Roichi. Dengan sigap kedua pria itu langsung berlari menuju wanita tua yang bernama Mak Iyem.
Roichi perlahan mendekati tubuh yang tersangkut di dekat batu. Menarik nya dan membawa ke pinggir sungai. Keajaiban, setelah di cek gadis yang tak lain Belva itu masih bernyawa.
Hidup nya di selamat oleh orang yang tak dikenal Belva. Dirawat dan di pulihkan oleh Mak Iyem hingga beberapa bulan dengan cara-cara tradisional yang diketahui oleh wanita tua itu. Pertahanan bayi dalam kandungan Belva sangat kuat hingga bayi itu tetap berkembang di dalam perut Belva.
Susah payah Belva bertahan hidup di tempat terpencil itu, tidak ada lampu tidak ada toko. Untuk mencari makan harus dengan berkebun membantu Mak Iyem. Di usia kandungan nya yang ke 4 bulan Mak Iyem meninggal dunia. Belva harus bertahan sendiri di rumah yang bisa dibilang berada di tengah-tengah hutan. Takut tapi mau bagaimana lagi tidak ada pilihan lain.
"Mak... Jangan pergi Belva dengan siapa jika Mak pergi hiks..hiks.." Menangis meratapi kepergian satu-satunya orang yang beberapa bulan ini berada di sisi nya.
Belva berjalan sejauh 2 kilo meter untuk mencari pertolongan. Dengan berpakaian lusuh yang kedodoran bekas milik Mak Iyem dan sengaja merubah diri menjadi buruk rupa dan memiliki bau badan menyengat agar tidak ada yang berniat mengganggu nya terlebih wanita hamil.
Orang-orang yang kasihan dengan Belva membantu nya mengurus jenazah Mak Iyem. Tak sedikit dari mereka yang penasaran dengan Belva dan berbisik tentang penampilan serta bau badan Belva yang menyengat. "Itu perempuan siapa nya Mak Iyem ? Eh bau banget badan nya." Bisik-bisik terdengar sayup di pendengaran Belva tapi tak dihiraukan nya sama sekali karena memang itu tujuan nya untuk melindungi diri dari gangguan orang lain.
Selesai pemakaian, Belva benar-benar sendirian dan sepi. Tidak ada uang yang dia miliki, selama ini tak pernah keluar dari hutan. Sekali saat kematian Mak Iyem saja. Belva rasa lebih baik tinggal di gubug reyot ini dari pada di pinggir jalan hidup nya akan lebih keras lagi.
Saat berjalan ke pinggir sungai untuk mencuci pakaian. Pakaian nya yang lusuh sisa dari Mak Iyem hanyut. Belva mencoba meraih nya menggunakan ranting tapi tak bisa. Perut besar nya tak mendukung untuk bergerak bebas.
"Ada apa ?" Tanya Roichi di belakang Belva hingga membuat perempuan itu terkejut. "Eh siapa kamu ?" Belva ketakutan melihat orang asing terlebih laki-laki. Belva berjalan mundur menjaga jarak dan waspada.
"Tenang, aku bukan orang jahat. Tapi sebentar aku seperti pernah melihat mu. Bukan nya kamu perempuan yang hanyut di sungai waktu itu ya ?" Roichi mengingat-ingat wajah Belva. wajah ketakutan Belva terlihat jelas dimata Roichi. Gadis itu mengangguk kecil sebagai jawaban tapi wajah Belva masih ragu dan takut.
"Mana wanita tua yang bersama mu waktu itu ? Dia yang membawa mu setelah kami menolong mu." Wajah Belva berubah penasaran. Pria di depan nya yang pernah menolong nya tapi kenapa dia tak pernah melihat wajah pria itu.
"Em.. Mak Iyem sudah meninggal 3 bulan yang lalu." Ucap Belva lirih. Wajah sedih nya terlihat jelas di mata Roichi.
Akhirnya singkat cerita Roichi menolong Belva dan membawa nya bertemu Tuan Hector. Melihat keadaan perempuan hamil yang tinggal sendirian di tempat terpencil sangat berbahaya. Tuan Hector membujuk Belva ikut bersama nya dan mengangkatnya sebagai anak.
Mengenai kehamilan Belva, Tuan Hector dan istrinya juga mempertanyakan itu. Semua diceritakan oleh Belva dari awal hingga akhir tanpa ada yang ditutupi bahkan sampai pengusiran dan fitnah yang di dapatkan nya.
Tuan dan Nyonya Hector semakin merasa kasihan dengan kehidupan Belva. Pasangan paruh baya itu pun semakin mengasihi Belva. Selama tinggal bersama mereka, meski hamil Belva tetap aktif dan rajin membantu di rumah Tuan Hector. Sikap yang ditunjukkan oleh Belva membuat orang tua angkatnya merasa semakin menyayangi nya.
"Bi, aku bantu cuci piring nya ya."
"Eh tidak usah non, nanti Tuan dan Nyonya marah. Non, duduk saja lihat Bibi."
"Tidak apa-apa Bi, mereka tidak akan marah. Aku yang akan menjelaskan nya. Bosan jika harus berdiam diri di kamar." Belva tersenyum lembut ke arah Bibi pembantu rumah Tuan Hector.
Keramahan dan kebaikan Belva membuat orang yang bertemu dengan nya mampu menerima nya dengan senang.
"Sayang, apa yang kamu lakukan. Harus nya kamu istirahat." Tegur Nyonya Hector.
"Maaf Nyonya saya sudah melarang tapi non tetap memaksa." Bibi tertunduk takut jika Nyonya nya marah.
"Mama... Aku tak apa-apa ini kegiatan ringan. Aku bosan jika harus berdiam diri terus. Pergerakan ku akan membuat bayi ku sehat."
Nyonya Hector menggelengkan kepala. "Baiklah selesaikan tugas mu nona. Setelah ini bersiap lah kita akan ke rumah sakit untuk mengecek kandungan mu sebelum kita pergi." Perintah Nyonya Hector dengan lembut dan tersenyum.
"Pergi ? Memang kita mau ke mana ?" Tanya Belva penasaran.
"Papa mu ada pekerjaan yang harus di urus di Perancis. Jadi, kemungkinan kita akan menetap di sana untuk waktu yang lama. Bersiaplah seluruh kebutuhan mu sudah di urus oleh Papa. Kamu tenang saja."
Hanya menurut saja apa yang dikatakan oleh Mama angkat nya. Setelah kehadiran Mak Iyem kini Tuhan menghadirkan Tuan Hector dan istrinya sebagai pendamping hidupnya. Sungguh Tuhan sangat baik pada nya.
Pulang dari rumah sakit Nyonya Hector sangat bahagia. Hasil USG Belva menyatakan dirinya mengandung anak kembar. Sekali mendapatkan cucu langsung dua sekaligus.
"Sayang... Mama sangat bahagia dan senang. Tuhan sangat baik pada Mama karena telah mempertemukan Mama dengan gadis cantik dan baik seperti mu. Dan sekarang Mama akan punya dua cucu sekaligus." Wajah cerah terpancar dari Nyonya Hector. Senyum di bibirnya mengembang sempurna. Tapi sedetik kemudian rasa haru saat teringat gambar hitam putih yang terekam dari transducer muncul dilayar monitor.
Belva memeluk Mama angkatnya, bahagia dan senang tak kalah merasuki hati calon ibu muda itu. "Mama, aku juga sangaaat bahagia sekali. Aku harus selalu bersyukur atas kehidupan ku saat ini."
"Iya itu harus sayang. Apapun yang terjadi dalam hidup mu semua adalah pengalaman yang berharga untuk mu. Mulai sekarang kamu jangan sedih-sedih lagi. Ada Mama dan Papa yang akan menjaga mu." Ucap Nyonya Hector dengan semangat, menunjukkan keceriaan wajahnya agar tersalur pada Belva.
Ibu hamil tidak boleh banyak pikiran, sebisa mungkin Nyonya Hector membuat mood Belva bagus setiap hari. Sejauh ini perkembangan kesehatan Belva dan janinnya baik-baik saja. Belva pun tidak pernah merasa repot dengan kehamilan nya. Seperti nya calon anak Belva sangat pengertian pada ibunya dan tak mau membuat susah ibunya.
"Iya Ma... Terimakasih banyak." Ucap Belva. Tak lama pintu terbuka, Tuan Hector berjalan menuju arah anak dan istrinya.
"Kenapa ini seperti nya ada sesuatu yang Papa lewatkan melihat ekspresi wajah kalian." Tanya Tuan Hector penuh selidik.
Siang hari Tuan Hector menyempatkan diri untuk pulang ke rumah hanya untuk makan siang bersama keluarga nya. Sejak adanya Belva dalam keluarga Tuan Hector, membuat pria paruh baya itu semakin mencintai keluarganya. Melihat istrinya yang tampak lebih bahagia dengan kehadiran Belva, Tuan Hector merasa ikut bahagia.
"Pa, kabar bahagia buat kita." Nyonya Hector tersenyum-senyum.
"Kabar bahagia apa Ma ?" Tuan Hector penasaran dengan kabar bahagia yang diucapkan oleh istrinya.
"Kita akan punya dua cucu Pa... Vanthe mengandung anak kembar." Nyonya Hector sangat girang sekali saat mengatakan kabar bahagia itu.
Wajah penasaran dari pria tua itu kini berubah bahagia. Senyum mengembang di kedua sudut bibir nya.
"Benarkah itu ?" Tanya Tuan Hector antusias.
Belva mengangguk dan tersenyum. Baru beberapa minggu tinggal bersama keluarga barunya sehingga ini kali pertama Belva melakukan pemeriksaan ke dokter dan USG kandungan nya.
"Papa sangat senang sekali mendengar nya. Apa Papa boleh memeluk mu nak ?" Tuan Hector ingin memeluk Belva tapi merasa tidak enak takut jika Belva menolaknya.
"Tentu Pa..." Belva berhambur memeluk Tuan Hector. Pria yang sangat baik hati mau menerima dirinya yang tidak dikenal sama sekali. Tapi Tuan Hector tetap menolong bahkan mengangkat nya menjadi putri dari keluarga Ganendra Hector.
Tuan Hector mengusap lembut punggung Belva. Lama sekali dirinya menginginkan kehadiran seorang anak tapi Tuhan tak mengijinkan hingga usianya sudah lanjut seperti ini. Nyonya Hector memiliki masalah pada rahimnya hingga dengan berat hati tak bisa memberikan keturunan untuk suaminya. Tapi diusia mereka yang sudah berkepala 6 Tuhan memberikan Belva untuk mereka.
Beberapa hari kemudian persiapan mereka berangkat ke Perancis sudah lengkap. Demi kepentingan bisnis Tuan Hector memboyong keluarganya ke negara yang memiliki menara tertinggi dengan memegang rekor muri selama 40 tahun.
Perancis bukan negara baru bagi Nyonya Hector. Sejak menikah dengan Tuan Hector mereka sering sekali pulang pergi ke negara ini. Beberapa kali menetap selama beberapa tahun pun pernah Tuan dan Nyonya Hector lakukan.
Bersama Tuan Hector dan istrinya hidup Belva jauh lebih baik. Kebutuhan akan hidupnya tidak lagi susah. Gizi untuk bayi di perut kini terpenuhi.
"Sayang, Mama bawakan kamu makan dan susu, ini baik untuk kesehatan ibu hamil dan bayi dalam perut." Nyonya Hector masuk ke dalam kamar Belva. Perempuan hamil itu tengah berbaring mengistirahatkan diri.
"Terimakasih Ma... Terimakasih sudah menolong ku. Aku tak tahu jika tidak ada kalian seperti apa hidup ku sekarang." Air mata Belva mengalir, kedua tangan nya menutupi wajah nya yang merah akibat menangis.
"Sayang, sudah jangan menangis. Kami sangat senang dan bahagia bertemu dengan mu. Kami tak memiliki anak sepanjang hidup kami. Kehadiran mu adalah anugerah untuk kami. Terlebih sebentar lagi kami akan memiliki cucu dari mu." Ada rasa haru yang dirasakan oleh Nyonya Hector.
Nyonya Hector memeluk Belva dengan sayang. Hari-hari Belva di lalui nya dengan lebih bahagia selama kehamilan nya hidup bersama keluarga angkat nya.
Nyonya Hector memili butik di kota Paris. Butik yang memiliki brand de'La Hector didirikan beberapa puluh tahun yang lalu saat menetap di Perancis untuk beberapa tahun menemani Tuan Hector berbisnis. Kemanapun Tuan Hector pergi selalu membawa istrinya. Dua paruh baya itu sudah seperti paket komplit yang tak terpisahkan. Belva tertarik untuk mendesain baju-baju, Nyonya Hector beberapa kali membawa nya ke butik nya. Disana ia bisa melihat banyak gaun yang indah dan cantik, bahkan juga sering bertemu dengan perancang busana terkenal hingga menimbulkan minat nya.
Saat menunggu Nyonya Hector di butik, Belva sering memperhatikan pelanggan dan Mama angkatnya. Cara kerja Nyonya Hector benar-benar diperhatikan nya. Hingga terkadang merasa bosan dan mencoba untuk menggambar sketsa gaun-gaun sesuai dengan bayangan dan imajinasi nya.
"Sayang, kamu bosan ikut Mama ?" Tanya Nyonya Hector mendekat Belva setelah pelanggan nya pergi.
"Ma... Tidak terlalu... Di sini cukup menyenangkan." Belva tersenyum ke arah Nyonya Hector.
Nyonya Hector memperhatikan goresan pensil pada kertas yang ada di depan Belva. "Sayang, ini kamu yang menggambar ? Kapan ?" Tanya Nyonya Hector dan mengambil kertas tersebut. Goresan yang cukup bagus menurut Nyonya Hector.
"Oh.. em..iya Ma. Beberapa menit yang lalu, aku sedikit bosan karena tak melakukan apapun jadi aku main-main saja dengan kertas dan pensil yang ada di depan ku." Jawab Belva tersenyum.
"Apa kamu suka menggambar seperti ini ? Maksud Mama sketsa ini cukup bagus sayang. Jika kamu mau Mama akan memanggil guru privat untuk mu."
"Tapi Ma... Aku tidak yakin bisa melakukan nya seperti apa yang Mama lakukan." Memang Belva memiliki minat hanya saja minder dan ragu.
"Mama rasa kamu punya bakat sayang. Akan sayang sekali jika tidak diasah dan dikembangkan. Kalau saran Mama, cobalah dulu untuk belajar. Mama akan datangkan guru privat untuk mu. Bagaimana ?" Nyonya Hector mencoba membujuk Belva agar mau belajar dan mengasah kemampuan yang dimiliki gadis itu.
"Iya... Terserah Mama saja bagaimana baiknya akan aku coba terlebih dahulu." Akhirnya Belva mau menyetujui saran dari ibu angkat nya.
Mengisi waktu-waktu luang dengan aktivitas yang baru. Dalam satu minggu Belva berlatih mendesain bersama guru privat nya. Selain itu berkeliling kota Paris juga dilakukan nya untuk mengisi waktu luang nya dengan di temani Nyonya Hector atau pun Roichi asisten pribadi Tuan Hector. Banyak bangunan megah dan mewah yang menarik hati nya. Belva banyak membaca mengenai desain-desain bangunan di negara Perancis selama kehamilan nya selain minat nya menggambar desain-desain baju.
Hingga Belva melahirkan anak kembar nya laki-laki dan perempuan yang diberi nama Kaili Kennard untuk putra tampan nya dan Kaila Kamala untuk putri cantik nya.
Kehadiran bayi kembar itu menambah kebahagiaan Tuan Hector dan istrinya. Bayi-bayi menggemaskan itu di rawat sepenuh hati oleh Belva dengan bantuan Nyonya Hector. Meski tak memiliki anak Nyonya Hector bisa merawat bayi karena dulu pernah membantu mengurus keponakan nya saat bayi anak dari adik ipar nya. Tapi sayang keluarga satu-satunya yang dimiliki oleh suaminya itu satu keluarga meninggal akibat kecelakaan pesawat.
Duo Kay bertumbuh dan berkembang dengan sangat baik. Makanan yang terjamin menyumbang dengan baik untuk pertumbuhan mereka. Di usia satu tahun, Belva melihat kedua buah hati nya begitu tertarik dengan kertas, pena dan beberapa pensil warna. Dia membiarkan anak nya berkembang sesuai dengan keinginan anak nya selama masih dalam pandangan positif.
Ternyata kebiasaan nya saat hamil yang suka mendesain baju-baju dan membaca banyak desain-desain bangunan sangat berpengaruh bagi kedua buah hatinya.
Semakin lama bakat kedua anak nya terus berkembang hingga Tuan dan Nyonya Hector mendukung dengan memberikan kedua cucunya guru privat khusus untuk mereka agar lebih bisa mempertajam bakat mereka.
Meski di angkat anak oleh seseorang yang berada. Belva tetap mandiri setelah melahirkan kedua putra nya hingga berumur 1 tahun, Belva memilih hidup mandiri di sebuah apartemen sederhana di kota Paris. Saat kedua orang tuanya berada di rumah dan berkumpul bersama. Ini lah saat nya Belva mengutarakan keinginannya.
"Ma..Pa.. Aku mau bicara sebentar." Ijin Belva pada Tuan dan Nyonya Hector.
"Bicara apa Nak ? Bicaralah seperti nya ada sesuatu yang serius yabg ingin kamu bicarakan. Tidak biasanya pakai basa-basi seperti ini." Jawab Tuan Hector yang sibuk dengan memperhatikan tingkah polah cucuk kembar nya yang lucu dan menggemaskan.
Begitupun Nyonya Hector juga tak kalah antusias dalam memperhatikan duo Kay.
"Ma... Pa... Aku punya keinginan untuk hidup mandiri bersama kedua anak ku." Ucap Belva dengan hati-hati agar tidak menyinggung perasaan orang tua angkatnya.
Kening Tuan Hector mengkerut, Nyonya Hector langsung menatap Belva.
"Sayang, maksud mu dengan hidup mandiri bagaimana ?" Nyonya Hector hendak memastikan.
Tuan Hector menunggu jawaban putrinya. Dalam pikiran nya sudah menebak apa yang dimaksud dengan keinginan Belva.
"Aku... Ingin hidup hanya bertiga dengan duo Kay Ma. Kemarin saat jalan-jalan aku tak sengaja melihat apartemen sederhana dekat dengan butik Mama. Aku ingin tampil nggal disana Ma..Pa.."
"Tapi sayang, disini kalian akan lebih aman. Mama bisa menjaga cucu-cucu Mama. Kamu tega memisahkan Mama dengan mereka ? Baru saja Mama bahagia bermain bersama mereka." Raut wajah Nyonya Hector berubah sendu.
"Vanthe... Kenapa kamu berfikiran untuk tinggal di tempat itu ? Apa kamu tidak nyaman disini ?" Tanya Tuan Hector.
"Bukan begitu Pa... Justru karena disini terlalu nyaman untuk ku. Aku ingin bisa hidup sendiri, bekerja, dan mengurus anak-anak. Aku juga ingin mengajarkan pada mereka untuk hidup sederhana agar mereka tidak manja saat tumbuh besar nanti. Ijinkan aku Ma... Pa..." Belva memohon untuk diijinkan menempati apartemen sederhana dekat butik Mama nya.
Kedua orang tua angkat Belva masih tetap melarang keras tapi Belva selalu punya cara untuk membujuk mereka hingga mereka menyetujui nya dengan syarat harus ada yang menemaninya.
"Haafftt baiklah... asalkan ada yang menemani mu. Karena kamu harus bekerja di butik Mama." Ucap Nyonya Hector tegas.
Bella perempuan yang sama umur nya dengan Belva yang merupakan keponakan Roichi dipekerjakan untuk menjaga duo Kay saat Belva membantu Nyonya Hector di butik de'La Hector. Bakat Belva yang mumpuni mampu mengangkat butik itu menjadi lebih ramai lagi.
**
🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼
Apakah Belva akan kembali dan bertemu dengan Pria beristri yang dingin dan arogan itu ? Simak terus kisah nya !!
Terimakasih buat para reader setia.
Jangan lupa berikan Vote, Kritik, Saran dan Like nya.
Bagaimana dengan part ini bisa silahkan komen ya guys 🙏
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 219 Episodes
Comments
salju
gw salut ama pasutri Tuah Hectar dan Nyonya Hectar.mrk sll setia bahkan mash romantis walo dlm kehidupan rumah tangga tdk di karuniai anak.
2022-01-15
5
Martini
kamu udah bahagian vanthe GK usah menjari dedynya
2022-01-06
4
arin
nah crita yg kaya gni sy suka....😍
2021-12-10
2