Satya masih terdiam saat Belva pergi berlalu dari hadapan nya. Kini giliran pikiran Satya yang putus koneksi nya. Wajah perempuan cantik yang baru saja di temui nya mampu membekukan otak nya sementara.
"Cantik." Gumam Satya lirih tanpa sadar.
Tak pernah Satya mengagumi paras cantik para gadis dan perempuan yang berada di sekeliling nya. Tapi kali ini tanpa sadar Satya menggumamkan satu kata yang tak pernah laku di mulut nya.
"Wajah nya tidak asing, apa aku pernah bertemu dengan perempuan itu ?" Gumam Satya kembali.
Penampilan Belva yang berbeda hampir 90% membuat Satya tak mengenali secara langsung wajah Belva. Dulu gadis yang telah menjadi ibu muda itu tampil sangat polos dan apa adanya. Namun, kini polesan make up meski tak tebal, pakaian serta semua yang menunjang penampilan Belva membuat nya tak bisa langsung terdeteksi.
"Perempuan itu kenapa mengingat aku dengan seseorang tapi aku lupa siapa orang itu." Gumam Satya.
Satya kembali ke perkumpulan nya bersama rekan-rekan bisnis nya. Disana masih ada Jordi, yang masih sibuk berbincang membahas bisinis mereka masing-masing. Jordi terus memperhatikan bocah kecil yang diam anteng dalam gendongan Roichi.
"Bocah ini, kalau benar-benar diperhatikan wajah nya juga mirip dengan Tuan bos. Tapi tidak mungkin kan kalau bocah ini anak nya. Apa hubungan Tuan bos dengan Tuan Hector jika bocah ini anak nya." Gumam Jordi dalam hati. Semakin besar rasa penasaran nya.
"Tuan Satya Anda lama sekali, kami baru saja membahas tender yang kemarin sempat anda ikuti dan dimenangkan oleh Tuan Hector." Ucap Tuan Maxim.
"Maaf... Toilet sedang mengantri." Satya beralasan.
"Tuan Hector, Tuan Satya ini selama ini tidak pernah kalah dalam permainan tender. Tapi kemunculan Anda membuat nya sedikit bergeser hahaha." Kekehan terdengar dari beberapa perkumpulan itu. Seketika membuat perubahan mood pada Satya.
"Mulut nya mengesalkan sekali." Gumam Satya dalam hati yang merasa kesal dengan Tuan Maxim. Kekesalan nya akan kekalahan nya dalam tender itu saja belum bisa hilang, kenapa harus dibahas lagi.
Jordi sudah pasang kuda-kuda jika nanti bos nya berubah menjadi menjengkelkan hingga menjadi monster saat pulang nanti.
Tuan Hector dan Roichi hanya tersenyum saja. Tidak ada maksud untuk menertawakan atau menghina. Justru Tuan Hector merasa tidak enak jika harus membahas hal seperti ini di hadapan Satya.
"Bukan maksud kami untuk membuat Tuan Satya bergeser. Kami bahkan tidak menyangka jika kami akan memenangkan tender itu. Semua berkat dukungan dari cucu ku yang tampan ini." Ucap Tuan Hector menepuk kecil punggung Kaili.
"Wah tampak nya Anda sangat menyayangi pria kecil ini." Ucap Tuan Maxim menatap Kaili.
Banyak yang menatap wajah Kaili dan Satya mereka melihat ada kemiripan diantara keduanya hanya saja mereka diam tak berani bersuara di hadapan Tuan Hector dan Satya.
Sebagian dari mereka tahu bagaimana reputasi Tuan Hector dan Satya yang tidak main-main dalam menghadap lawan yang mengusik mereka.
Satya ikut menatap Kaili dan bocah kecil itu pun menatap Satya yang ada di seberang nya.
Deg... !!! Mata kedua pria berbeda generasi itu bertemu. Ada perasaan aneh yang Satya rasakan saat menatap bocah kecil itu.
"Opa muda kenapa menatap ku seperti itu ?" Tanya Kaili menunjuk pada Satya yang menatap nya dengan tatapan yang sulit diartikan.
Tatapan mata beberapa orang itu berganti menatap Satya. Termasuk Jordi, Tuan Hector dan Roichi.
"Opa muda ?" Tanya Satya, bingung dengan maksud Kaili. Bahkan pertanyaan Kaili tidak dijawab oleh Satya.
"Maaf tuan Satya, cucu saya ini memang selalu memanggil seseorang yang lebih muda dari ku dengan sebutan Opa muda sama seperti asisten ku yang dipanggil nya dengan sebutan Opa muda." Jawab Tuan Hector tersenyum.
"Benar Tuan Satya, jadi kami mohon maaf dan harap Tuan memaklumi nya." Imbuh Roichi menundukkan singkat kepalanya.
"Ah ya... Tidak masalah. Memang berapa usia anak anda Tuan Hector apakah tidak seumuran dengan ku ?" Tanya Satya dengan wajah datar dan dingin nya.
"Ibu nya baru berusia 22 tahun masih sangat muda." Jawab Tuan Hector.
Semua manggut-manggut mendengar jawaban Tuan Hector. Ada pula yang tak menyangka. "Berarti di usia 17 tahun anak Anda sudah bahkan sebelum usia itu anak anda sudah menikah ?" Tanya rekan kerja yang lain.
Pertanyaan yang tak menyenangkan untuk Tuan Hector tapi sebisa mungkin pria paruh baya itu tidak menampilkan ketidaksukaannya. "Ah iya usia genap 17 tahun sudah menikah." Jawab Tuan Hector dengan tenang. Saat akan ada pertanyaan lain yang muncul ponsel Roichi berdering. Jawaban singkat dan anggukan kepala dari Roichi saat mengangkat panggilan telepon itu.
"Tuan, maaf Nyonya sudah menunggu di mobil. Nona sakit." Bisik Roichi pada tuan Hector.
"Ada apa Tuan Hector ?" Tanya Tuan Maxim.
"Maaf semuanya, saya harus pulang." Pamit Tuan Hector. Roichi mengangguk sebagai tanda hormat.
"Opa semua, aku pulang." Pamit Kaili tanpa diminta oleh siapapun. Semua yang mendengar tersenyum bahkan terkekeh kecil.
"Tuan Hector, cucu anda pintar sekali." Puji Jordi yang sedari tadi diam.
"Terimakasih Tuan." Jawab Tuan Hector sebelum mereka benar-benar pergi.
Di luar mobil Belva sudah bersama nyonya Hector, Bella dan juga Kaila. Belva menyandarkan kepalanya di sandaran kursi taman mata nya terpejam. Saat ini perasaan nya tak karuan bertemu dengan seseorang yang ada di masa lalu nya dimana orang itu memiliki peran cukup besar yang menyumbang kekelaman hidupnya.
"Kamu kenapa sayang ?" Tanya Nyonya Hector khawatir.
"Tidak Mama, kepalaku hanya tiba-tiba pusing saja." Belva masih memejamkan matanya.
"Ya sudah kita pulang, tunggu Papa mu, Roichi dan Kaili dulu." Nyonya Hector menenangkan Belva yang dipikirnya memang sedang sakit saat ini.
Pintu mobil terbuka setelah nyonya Hector selesai berbicara. Suami, cucu serta asisten pribadi suami nya datang.
"Ada apa dengan Vanthe ?" Tanya Tuan Hector.
"Dia hanya pusing saja Pa, mungkin kelelahan karena beberapa hari yang lalu kan dia juga sibuk merancang gaun untuk putri Tuan Maxim." Jawab Nyonya Hector.
"Ya sudah kita pulang saja sekarang." Putus Tuan Hector.
Semua masuk ke dalam mobil dan langsung pergi meninggalkan hotel tempat acara. Roichi mengemudi mobil dengan kecepatan sedang. Belva hanya diam saja sedari tadi. Kaila melihat Mami nya tak baik-baik saja pin hanya diam tak banyak bicara, takut mengganggu Mami nya. Kaili seperti biasa selalu tak banyak bicara tapi hati bocah itu khawatir pada Mami nya.
****
Masih di area ballroom tempat acara pernikahan Maria. Satya dan Jordi masih bergabung dengan Tuan Maxim dan yang lain. Suasana semakin malam semakin ramai saja acara itu. Bahkan acara pernikahan mewah ini menjadi ajang reunian untuk para orang tua yang hadir di acara itu.
"Kita tidak pernah melihat bagaimana rupa putri Tuan Hector." Ucap rekan bisnis yang lain.
"Tuan Hector orang yang tertutup. Tapi putrinya sangat baik sekali, gaun putri ku yang sempat bermasalah hingga tanggal pernikahan di undur saja putri Tuan Hector yang membuatkannya." Ucap Tuan Maxim.
"Aku sempat melihat tadi ada dua perempuan cantik datang bersama dengan tuan Hector. Tapi yang pakai gaun merah tadi lebih cantik lagi." Rekan bisnis yang lain juga mengomentari.
Bagi Satya sudah tidak ada lagi pembahasan yang menarik. Hanya membahas putri seorang pebisnis saja tidaklah penting bagi Satya. Pria dingin itu akhirnya memutuskan untuk pulang bersama Jordi.
Di dalam mobil yang dikendarai oleh Jordi Satya terdiam. Pikiran nya tertuju pada perempuan cantik yang tak sengaja bertemu dengan nya dan juga bocah kecil yang menjadi cucu Tuan Hector.
"Siapa perempuan itu, aku seperti tidak asing dengan nya tapi aku tak tahu siap dia." Batin Satya terus memikirkan perempuan tadi.
Selama Belva bekerja dulu di rumah Satya. Pria itu jarang sekali menatap pembantu muda nya. Bagi nya para pekerja di rumah nya tak perlu mendapat perhatian lebih dari nya, dirinya cukup menggaji mereka dengan layak dan mereka harus bekerja sesuai gaji yang diterima.
"Dan bocah itu kenapa melihat nya aku jadi merasakan perasaan aneh." Satya masih sibuk dengan pikiran dan batin nya.
Jordi memperhatikan Tuan nya yang sedang melamun sedari tadi. Dirinya pun sebenarnya sibuk dengan pikirannya terhadap bocah kecil cucu Tuan Hector. Ingin rasanya bertanya pada Satya tapi tak berani mengingat tadi Tuan Maxim sempat membuat mood Satya berubah buruk.
Untung saja saat berangkat Tuan nya tak mengajak Sonia. Jika ada wanita itu pasti mood Satya akan semakin anjlok dan yang menjadi imbas nya adalah dirinya.
"Tuan kita langsung pulang ?" Tanya Jordi memberanikan diri.
"Ke bar... Aku malas pulang. Sonia berada di rumah." Jawab Satya dingin.
Jordi tahu pasti Tuan nya sedang memiliki banyak pikiran. Pertemuan dengan kedua orang yang berbeda tadi mampu membuat pikiran nya kacau. Aneh... Bukan siapa-siapa dan tidak mengenal mereka tapi mampu membuat pikiran Satya bubar jalan.
Sampai di bar Satya langsung memesan minuman yang sudah dipastikan adalah alkohol, Jordi menemani Tuan nya.
"Tuan sedang banyak pikiran ?" Tanya Jordi hati-hati.
"Seperti nya begitu." Jawab Satya singkat.
"Saya siap mendengar Tuan jika Tuan mau." Jordi menawarkan diri. Satya hanya diam saja tak menjawab. Sibuk dengan alkohol yang sudah dibawakan oleh pelayan bar.
Satya sangat jarang sekali masuk ke bar jika pikiran nya tidak benar-benar ruwet. Pria itu meski arogan dan dingin tidak pernah mau membuang waktunya sia-sia untuk ke tempat seperti ini.
Tetap berada di rumah juga tidak bisa menjadi pilihan yang baik untuk nya saat ini. Sonia hanya akan menambah beban pikiran nya. Sudah lama Satya ingin berpisah dengan Sonia hanya saja dirinya tak memiliki alasan cukup kuat.
****
🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼
Apa yang membuat Satya ingin berpisah dengan Sonia ? Lalu bagaimana nanti apakah Satya bisa mengenali dengan cepat siapa perempuan itu ? Tunggu kelanjutannya !!
Terimakasih buat para reader setia.
Jangan lupa berikan Vote, Kritik, Saran dan Like nya.
Bagaimana dengan part ini bisa silahkan komen ya guys 🙏
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 219 Episodes
Comments
Nor Azlin
selusi sebaik nya jamu cari tau aja kemana Belva pergi selana ini atau cari tau kalau di rumah mu itu ada tidak cctv nya yah😂😂😂 maka kamu tau dengan siapa kamu tidur waktu itu & cari tau juga siapa isterimu itu kenapa selalu pergi keluar negeri atas urusan apa & kenapa dia selalu meminta uwang tidak sampai beberapa hari lalu meminta uwang yang banyak lagi ...apa kamu ini tidak pernah curiga atau kamu memang main terima aja apa yang Sonia buat kali ...sesulit itu kah mau cerai sama Sonia dasar satya ...alasan nya cukup banyak kalau jamu mau cerai kan nya bukan ...tukang menghabiskan uwang mu patut diceraikan aja biar kamu aman mau cari tau siapa kaili yang sebenarnya .. lanjut thor
2023-07-07
0
Vina
knp Satya tdk meng ingat akan kejadian perkosaan itu
2022-05-27
1
Martini
jangan bikin penasaran dong
2022-01-06
4