Persetujuan yang diberikan Belva membuat duo Kay sudah bisa merasakan bagaimana rasanya berlatih bela diri. Setelah malam persetujuan itu lagi nya Belva langsung mengantar kedua anak kembarnya mendaftarkan diri di tempat pelatihan yang dekat dengan kantor Tuan Hector.
Hari ini adalah hari pertama duo Kay berlatih. Seragam bela diri berwarna putih itu menempel di tubuh mungil mereka membuat mereka terlihat imut dan menggemaskan dengan lengan baju dan celana yang sedikit kedodoran.
Pelatih mereka bernama Hiro Arata pria keturunan Jepang yang masih cukup muda. Duo Kay memanggil nya Paman Hiro. Dengan sabar pria itu melatih duo Kay berbagai macam tingkah polah duo Kay membuat nya tersenyum dan menahan sabar. Hingga hari pertama latihan bocah kembar itu selesai.
Belva sudah menjemput kedua anak nya di depan Dojo. Duo Kay berlari dengan kaki kecil nya menuju Belva yang sudah menunggu.
"Maaamiiii...!!" Panggil duo Kay bersamaan.
"Hallo anak-anak Mami. Bagaimana latihan hari ini menyenangkan ?" Tanya Belva sembari menghapus keringat yang menempel di dahi kedua anaknya.
"Seru Mami..!!" Ucap Kaili dengan semangat.
Bocah itu jika di depan Mami nya jarang sekali menampilkan wajah dingin dan cuek nya.
"Loh anak Mami yang cantik satu ini kok cemberut sih sayang. Kenapa hem ?" Tanya Belva, wajah Kaila cemberut sedari tadi saat latihan.
"Mamiii... Aku tidak mau latihan. Kenapa seragam nya warna putih. Kan aku minta warna pink." Kaila merajuk. Bayangan nya sebelum mendaftarkan diri kemarin tak sesuai harapan nya. Jika sebelumnya Kaila membayangi akan berlatih dengan seragam warna pink terlebih bujuk rayu sang kakak yang mengatakan jika dirinya bisa mengganti seragam dengan warna pink agar bersedia ikut membujuk Mami nya.
Belva tersenyum geli pada putri kecil nya. Ada-ada saja yang diinginkan nya ini. Bagaimana bisa di tempat berlatih bela diri seperti ini bisa menggunakan seragam sesuai keinginan sendiri.
"Sayang, dengarkan Mami. Di Dojo ini peraturan nya adalah setiap anggota harus memakai seragam berwarna putih. Jadi, Kaila harus patuh. Nanti, sabuk nya yang akan berganti-ganti warna sesuai dengan kemampuan Kaila." Belva mencoba memberikan pengertian untuk Kaila.
"Iya Kaila nanti sabuk mu akan berganti warna-warni kamu tenang saja." Ucap Kaili.
"Tapi kamu bilang aku boleh pakai seragam warna pink." Kaila kekeuh pada argumen nya.
Belva menatap Kaila dan beralih menatap Kaili. Sudah tahu bahwa pasti sebelum terjadi keputusan memberikan persetujuan anak lelaki nya itu membujuk putri nya untuk ikut dengan berbagai iming-iming.
Hiro pelatih duo Kay menghampiri mereka karena dari kejauhan melihat murid nya seperti sedang merajuk pada ibunya.
"Permisi, ada apa Kaila ?" Belva menolehkan pandangannya ke sumber suara. Pelatih Dojo muda itu berada di samping nya.
"Tuan pelatih... Tidak ada apa-apa, Kaila hanya sedikit merajuk saja." Ucap Belva sopan pada orang yang baru dikenalnya.
"Apa karena masalah seragam ? Karena tadi saat berlatih Kaila tidak bersemangat. Dia mengatakan ingin berganti warna seragam." Memang sedari berlatih tadi Kaila selalu merajuk akan warna seragam nya. Ada saja tingkah polah nya saat merajuk tadi jadi Hiro dengan sabar menghadapi gadis kecil itu.
"Ah seperti itu kah ? Apakah tadi saat berlatih dia berbuat aneh-aneh ?" Tanya Belva karena dirinya paham jika anak-anak nya sedang merajuk pasti mereka melakukan hal-hal sesuka hati mereka untuk mengembalikan mood mereka sendiri.
"Itu biasa untuk anak-anak jadi tidak masalah." Ucap Hiro melihat Kaila masih memasang wajah cemberut.
"Gadis kecil ini lucu sekali saat cemberut, wajah nya cantik seperti ibu nya." Gumam Hiro dalam hati.
"Maaf jika membuat anda kerepotan dalam melatih mereka." Belva merasa tidak enak hati pada pelatih duo Kay.
"Tidak masalah, untuk seragam Kaila nanti akan coba saya bicarakan dengan kepala Dojo. Nyonyaa tidak perlu khawatir." Hiro mengusap lembut rambut Kaila. Sejak awal bertemu duo Kay, Hiro merasa tertarik dengan keduanya. Mereka anak-anak yang menggemaskan berbeda dengan anak-anak yang lain.
"Oh terimakasih tuan atas bantuan nya." Belva merasa lega, jika nanti pada akhirnya mendapatkan ijin untuk seragam putri nya. Sudah terlanjur mendaftar dan bayar biaya pelatihan di awal akan sangat disayangkan jika Kaila berhenti berlatih.
Meski tinggal di keluarga Tuan Hector, semua kebutuhan hidup Kaila dan anak-anak nya ditanggung oleh dirinya sendiri. Sebelumnya Tuan Hector kembali memaksa membiayai pelatihan duo Kay tapi dengan sopan Belva menolak. Tuan Hector tahu bagaimana Belva jadi hanya menghela nafas pasrah saja.
"Sama-sama nanti akan saya informasikan lebih lanjut Nyonya." Ucap Hiro tersenyum ramah.
"Baiklah kalau begitu kami permisi." Pamit Belva pada Hiro.
"Paman kami pulang." Ucap duo Kay berpamitan tanpa disuruh oleh Belva. Mereka tahu adap berpamitan yang sudah biasa Belva ajarkan.
Hiro mengangguk dan tersenyum mempersilahkan ibu dan anak itu pergi. Belva menggandeng tangan kedua bocah itu.
"Sekarang kita langsung pulang, karena kita harus mempersiapkan diri untuk datang ke acara pernikahan aunty Maria." Duo Kay mengangguk patuh.
***
Di kantor Satya masih sibuk dengan tumpukan pekerjaan nya. Mengecek dan menandatangani dokumen-dokumen nya. Anggaran ataupun pemasukan perusahaan nya serta beberapa dokumen pekerjaan bawahan nya yang harus di teliti sebelum rapat.
Jordi yang menunggu dokumen nya di dalam ruangan Satya memilih diam tak mengganggu konsentrasi bos nya. Dia lebih memilih memantau saham perusahaan dan bertukar pesan pada orang-orang penting yang bekerjasama pada perusahaan.
"Jordi, bagaimana penyelidikan mu ?" Pertanyaan yang diajukan Satya untuk kedua kalinya pada Jordi.
Asisten tampan itu mulai grogi dengan pertanyaan sensitif itu. Pasalnya, sampai saat ini Jordi belum juga berhasil menemukan siapa arsitek yang dipilih Hector Group dalam presentasi tender kemarin.
"Em... Maaf Tuan." Baru saja dua kata yang keluar dari mulut Jordi. Lirikan tajam Satya sudah menusuk nyali Jordi seketika.
"Kamu gagal ?" Pertanyaan atau pernyataan tapi ada sedikit nada tanya pada bagian akhir nya.
" Bukan... Hanya belum berhasil Tuan." Jordi berani mengelak bos rupanya. Tapi memang menurut Jordi dirinya tidak gagal hanya belum berhasil menyelidiki nya saja.
"Sudah berminggu-minggu perintah ini keluar Jordi. Tapi sampai saat ini kamu tak berhasil mendapatkan informasi apapun. Aku rasa kinerja mu mulai menurun." Kedua tangan Satya tersangga di atas meja dan saling bertautan di depan wajahnya. Tatapan tajam dan dingin setia pada dua bola matanya.
"Aku berikan waktu sampai bulan depan. Jika kamu gagal potong gaji 30%." Keputusan tegas yang harus dibuat Satya agar tidak membuang-buang waktu.
Jordi menelan ludah nya, tenggorokan terasa kering. Pasrah saja jika sudah seperti ini toh ini kesalahan nya. Protes pun percuma yang ada dirinya bisa jadi akan ditelan hidup-hidup oleh bos nya. Satya sangat menyeramkan jika marah dan sudah mengambil keputusan.
Dulu pernah saat Jordi baru beberapa bulan bekerja dengan Satya dirinya melayangkan protes atas pemotongan gaji karena pekerjaan nya yang tidak memuaskan. Namun, pada akhirnya Jordi diberhentikan bekerja selama 1 minggu dan gaji nya bahkan dipotong hingga setengah nya bahkan lebih. Jordi hanya menerima seperempat gaji nya dalam satu bulan. Belum lagi masa skorsing nya habis banyak pekerjaan menumpuk yang harus dikerjakan nya siang malam hingga hampir pingsan karena kelelahan.
"Baik Tuan. Oh iya mengenai undangan pernikahan dari Tuan Maxim yang di undur menjadi hari ini. Apa Tuan akan menghadiri nya ?" Tanya Jordi mengalihkan topik pembicaraan karena membahas tugas dan pemotongan gajinya nanti membuat kepala nya pusing.
"Jam berapa acara nya ?" Satya selalu tak pernah bersikap hangat. Dingin dan datar dalam keadaan biasa. Sifat arogan nya muncul jika suasana hatinya sedang tidak baik-baik saja.
"Jam 8 malam Tuan."
"Baik lah, suruh Grace menyiapkan hadiah nya untuk nanti malam. Aku akan berangkat."
"Bersama Nyonya Sonia ?" Tanya Jordi. Dia harus memastikan karena jika istri Tuan nya itu ikut maka Jordi harus siap dengan segala keribetan yang aakn dibuat oleh Sonia.
"Kita lihat saja nanti. Siap-siap menjemput ku lebih awal." Perintah Satya sembari memberikan dokumen milik Jordi.
Itu artinya Jordi sudah boleh keluar dari ruangan Satya. Dengan membawa dokumen itu Jordi undur diri. "Baik Tuan saya keluar dulu memberitahu kan pada Grace."
Setelah menutup pintu Satya dengan rapat Jordi menghampiri garce yang sedang bersiap.meraoikan dokumen-dokumen yang ada di atas meja.
"Grace, Tuan bos meminta mu mencari hadiah untuk pernikahan putri Tuan Maxim."
"Oke... Acaranya untuk kapan akan aku carikan besok." Dengan santai Grace masih merapikan dokumen.
"Acara 3 jam lagi dari sekarang." Ucap Jordi santai. Dalam hati Jordi tertawa terbahak-bahak melihat Grace yang masih sangat santai.
"What ?!! 5 menit lagi sudah jam 5, kenapa baru mengabari sekarang." Ucap Grace terkejut perempuan cantik itu begitu kesal dengan perintah yang diberikan oleh Jordi.
Jordi melipat bibirnya ke dalam menahan tawa agar tak keluar begitu saja. Melihat wajah panik Grace saat ini.
Jordi menghendikan bahu nya. "Perintah Tuan bos."
"Ck... Kenapa harus selalu mendadak sih, kenapa kamu tak memberitahu ku tanggal pernikahan itu pasti aku akan mempersiapkan nya sejak kemarin. Jam pulang kantor itu macet Jordi, aku harus memilih hadiah seperti apa juga belum terpikirkan." Grace mengomel akibat kekesalan yang dirasakan nya. Kuping Jordi terasa panas jika Grace sudah mengomel seperti ini.
Terkadang tugas yang perintahkan bos mereka mampu membuat mereka berdua berdebat. Entah itu Jordi yang kesal atau Grace yang mengomel. Apa yang mereka rasakan hanya mampu mereka curahkan berdua saja. Mengeluarkan uneg-uneg satu sama lain.
Jordi mengusap telinga nya yang terasa panas akibat suara mengomel Grace. "Belikan saja perhiasan di toko yang biasa Nyonya Sonia berbelanja. Pergilah sekarang agar tidak terlalu buru-buru."
"Tidak terlalu buru-buru bagaimana ? Ini saja sudah buru-buru. Kamu tahu di toko perhiasan itu seperti masuk ke bank saja harus menunggu terlebih dahulu menggunakan nomor antrian."
Toko perhiasan untuk orang-orang kaya memang selalu berbeda pelayanan. Demi memberikan pelayanan yang maksimal dan secara privasi.
Keduanya terus berdebat hingga akhirnya Grace yang sudah tak memiliki waktu lalu mengalah begitu saja demi keamanan pekerjaan nya.
Undangan pernikahan Tuan Maxim untuk Satya atas pernikahan putri nya yang bernama Maria klien sekaligus teman dari Belva.
****
🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼
Apakah Satya dan Belva akan bertemu ? Simak terus kelanjutan ceritanya !!
Terimakasih buat para reader setia.
Jangan lupa berikan Vote, Kritik, Saran dan Like nya.
Bagaimana dengan part ini bisa silahkan komen ya guys 🙏
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 219 Episodes
Comments
Cika🎀
semoga bertemuuuuuu
dan satya pun terpesona aku terpesona🤣
2022-03-24
1
Martini
semoga bertemu ya Thor biar asyik
2022-01-06
3
@⍣⃝𝑴𝒊𝒔𝒔Tika✰͜͡w⃠🦊⃫🥀⃞🦈
gimana ya perasaan mereka klu bertemu
2021-10-09
1