Permintaan Budhe Rohimah membuat Belva terus memikirkan nya. Apakah sebegitu bencinya Sonia sehingga akan mencelakai nya dan anak-anaknya nanti jika mereka bertemu. Bayangan masa lalu atas fitnah yang didapatkan nya dari mantan Nyonya nya, tuduhan jika dirinya menggoda Tuan nya. Sampai saat ini Belva tak mengerti kenapa dirinya bisa dituduh menggoda Satya bahkan saat tidur bersama dengan Satya saja itu terjadi antara sadar dan tidak sadar. Bagaimana bisa dirinya disebut menggoda.
Tapi mengingat bagaimana marah nya Sonia waktu itu membuat Belva juga memikirkan akan keselamatan kedua anak nya. Sekarang yang paling utama adalah anak-anak nya.
Memikirkan anak-anak nya beberapa hari terakhir Kaili merengek meminta untuk mengikuti pelatihan bela diri yang ada di dekat kantor Tuan Hector. Bahkan Kaili juga ikut membujuk Kaila agar ikut bersamanya. Bocah laki-laki itu berfikir jika yang meminta dua orang maka kemungkinan untuk diberikan persetujuan akan lebih besar.
"Mami... bagaimana ? Boleh kan kita ikut latihan itu ?" Tanya Kaili. Baru saja Belva memikirkan nya, anak ini sudah bersuara meminta persetujuan.
"Apa tidak akan membuat mu lelah nanti sayang ?" Tanya Belva lembut.
"Tidak... Aku akan senang jika bisa mengikuti nya. Aku akan mendapatkan banyak teman disana."
"Tapi usia mu masih kecil sayang, disana lebih banyak orang dewasa yang berlatih." Sanggah Belva, dia ingin tahu seberapa kuat keinginan anak nya dalam mengikuti pelatihan itu.
"Apa jika lebih banyak orang dewasa, anak-anak tidak boleh berlatih Mami ? Aku bahkan melihat anak kecil memakai seragam putih." Kaili pintar sekali berkata-kata jika sudah memiliki kemauan.
"Akan Mami pertimbangan kan sayang. Beri Mami waktu berpikir sampai besok." Pinta Belva, baik dan buruk nya yang akan didapat nanti harus benar-benar difikirkan oleh Belva secara matang.
"Apa tidak bisa dipercepat ? Aku sudah meminta pada Mami dari beberapa hari yang lalu. Kenapa Mami lama dari ku untuk berfikir." Astaga apa anak ini secara tidak langsung menghina Mami nya bodoh ?
"Sampai waktu selesai makan malam nanti dan tidak bisa dipercepat lagi." Ucap Belva tegas.
"Baiklah makan malam 2 jam lagi tidak masalah." Tunjuk Kaili pada jam tangan kecil nya. Belva terkesiap ternyata sudah lama dirinya berdiam diri memikirkan permintaan Budhe Rohimah dan memikirkan bagaimana bisa fitnah itu dituduhkan untuk nya.
Selama ini Belva sibuk menata dan mengurus kehidupan nya. Masa lalu nya berusaha untuk dikuburkan nya dalam-dalam tapi sejak bertemu dengan Budhe Rohimah semua nya kembali teringat hingga tuduhan itu kembali terpikirkan untuk mencari jawaban nya.
"Mami... Apa Mami baik-baik saja ? Mami sakit ?" Tanya Kaili. Bocah tampan itu memang protektif pada keluarga kecilnya.
"Ah tidak sayang. Baiklah kamu mandi sekarang, ini sudah sore. Mami temani oke."
"No, Mami aku mau mandi sendiri."
"Oke tidak masalah. Mami hanya menemani mu sampai ke kamar dan menyiapkan segala keperluan mu saja sayang."
Kaili menurut pada Mami nya, pergi ke kamar nya sendiri dengan digandeng oleh Belva. Kamar Kaili dan Kaila menjadi satu hanya saja tempat tidur mereka yang terpisah dan berbeda model. Jika Kaili memilih warna abu-abu dengan gambar beberapa desain model rumah-rumah kecil serta pernak pernik ala anak lelaki lain nya. Maka, Kaila memilih menggunakan warna pink dengan beberapa gambar gaun-gaun ala princess dan beberapa kartun Disney lainnya.
"Kaila, sedang apa sayang ?" Tanya Belva yang melihat Kaila berada di kamar sendirian dan sibuk dengan kertas serta pensil warnanya.
"Lagi gambar Mami... Mami, apa kita akan tinggal disini lama ? Aku merindukan teman-teman ku. Emily dan Rose, aku ingin bertemu dengan mereka." Tampaknya putrinya sudah merindukan aktivitas nya di kota Paris.
"Sabar sayang, mungkin nanti setelah pernikahan aunty Maria kita akan kembali lagi ke Paris." Belva mengusap rambut panjang Kaila.
"Boy... Tunggu lah sebentar Mami siapkan air hangat untuk mu." Kaili mengangguk.
Belva pergi meninggalkan kedua anak nya dan masuk ke dalam kamar mandi untuk mempersiapkan air untuk mandi Kaili terlebih dahulu.
Di luar kamar mandi yang tentu nya masih di dalam kamar kedua bocah kecil itu sedang asik berbincang.
"Kaila... Kamu masih mau ikut latihan seragam putih itu ?" Tanya Kaili, seragam putih yang di maksud adalah latihan bela diri.
"Seragam putih ? Apa tidak bisa diganti dengan seragam warna pink ?" Tanya Kaila kembali. Yang menjadi pertanyaan Kaili adalah keinginan berlatih bukan keinginan mengganti warna seragam. Kembaran cantik nya itu sungguh selalu membuat nya malas. Kaili menepuk jidatnya. Ampun deh Kaila bikin pusing kakak nya.
"Bukan seragam nya Kaila tapi latihan nya. Mau ikut bersama ku kan ? Nanti kamu boleh memakai seragam warna pink." Bujuk Kaili pada kembaran nya agar gadis kecil itu ikut membujuk Mami nya.
"Kalau seragam nya warna pink aku mau." Jawab Kaila mantap.
"Oke, jadi nanti kamu bantu aku bujuk Mami ya. Di sana jika kita rajin maka kamu akan dapat hadiah pensil warna Kaila." Kaili pintar sekali membujuk Kaila. Mengetahui jika kembaran nya suka sekali dengan pensil warna maka dia memberi iming-iming pensil warna. Memang pandai berkata-kata jika sudah ada mau nya. Segala jurus dikeluarkan oleh Kaili.
"Oke." Jawab Kaila singkat dengan jempol nya. Kaili tersenyum manis dihadapan Kaila. Bocah tampan itu jarang sekali menampilkan senyum manis nya pada Kaila. Masih kecil tapi wajah nya terkesan dingin dan cuek.
Belva keluar dari kamar mandi karena air hangat untuk Kaili sudah siap. Beberapa keperluan mandi seperti sabun, shampoo dan sikat gigi sudah Belva siapkan di dekat bak mandi agar Kaili tak kesulitan saat mengambil di atas wastafel.
"Sayang, mandilah nanti bergantian dengan Kaila."
Kaili berjalan menuju kamar mandi nya diikuti oleh Belva. Membantu anak nya membuka baju lalu meninggalkan nya di dalam kamar mandi yang tak tertutup rapat. Satu bulan terakhir Kaili lebih memilih mandi sendiri. Belva mempersilahkan nya karena itu untuk melatih kemandirian Kaili.
Kaili dan Kaila termasuk anak yang mandiri. Sering ditinggal oleh Mami nya bekerja dan hanya di jaga oleh Bella membuat mereka terlatih untuk menjadi lebih mandiri. Kebiasaan-kebiasaan yang diterapkan Belva mampu membentuk anak-anak nya menjadi anak yang membanggakan.
Kedua bocah kembar itu sudah selesai membersihkan diri masing-masing. Menunggu makan malam kedua nya memiliki kesibukan masing-masing. Kaila sibuk membuat sketsa desain klien Belva yang ada di Paris sedangkan Kaili sedang membuat rancangan desain perumahan elit yang telah bekerjasama dengan Hector Group. Mereka melakukan hal itu dengan senang hati tanpa paksaan jika mereka lelah maka mereka akan beristirahat. Apa yang mereka lakukan hanya terlihat seperti anak-anak yang sedang bermain saja. Bedanya mereka mampu menentukan target mereka sendiri. Di dalam kamar dengan ditemani oleh Bella pengasuh mereka.
Belva duduk di ruang keluarga bersama Tuan dan Nyonya Hector. Sembari menunggu makan malam mereka menikmati teh hangat bersama-sama.
"Papa dengar Kaili berniat mengikuti pelatihan bela diri." Tuan Hector memulai pembicaraan.
"Iya Pa... Sedari kemarin Kaili merengek meminta persetujuan ku agar mengijinkan nya ikut pelatihan itu. Aku masih perlu berfikir untuk mengijinkan nya." Ucap Belva sembari meminum teh nya.
"Papa rasa tidak ada salah nya memberi ijin untuk nya. Pelatihan bela diri tidak lah buruk sayang. Justru sedari kecil memang dia harus pandai menjaga diri." Saran Tuan Hector.
"Mama juga berfikir seperti itu sayang. Banyak anak-anak di Paris juga mengikuti kegiatan seperti itu. Tidak masalah untuk menambah ilmu dan keterampilan nya." Nyonya Hector ikut mengimbuhkan saran nya.
Saran kedua orang tua angkat nya saat ini menjadi pertimbangan Belva. Mengingat duo Kay memang anak yang aktif dalam berkegiatan. Mereka sangat suka menjalani beberapa kegiatan bahkan kegiatan mereka berbeda dengan anak-anak seusianya yang hanya bisa bermain-main saja secara murni.
Permintaan Budhe Rohimah juga masih terngiang di kepalanya. Untuk tidak bertemu keluarga Satya atau mereka akan celaka. Bagaimana bisa ? Belva tidak akan bisa meramal jalan kedepannya akan bertemu atau tidak. Bagaimana jika mereka tak sengaja bertemu ? Mungkin mengijinkan Kaili mengikuti pelatihan itu suatu saat akan berguna bagi pertahanan diri anak-anak nya. Saran kedua orang tua angkat nya tidak buruk untuk diterima.
"Baik lah akan ku bicarakan nanti dengan mereka." Ucap Belva.
"Permisi Tuan... Nyonya... Dan Nona. Makan malam sudah siap. Silahkan untuk ke meja makan." Ucap Bibi Marni.
Tak lupa Belva langsung menuju kamar anak-anak nya memanggil mereka untuk makan malam. Mereka turun bersama dengan Bella juga.
"Bella... Apa yang mereka kerjakan tadi ?" Tanya Belva pada Bella.
"Seperti biasa Nona menggambar. Tapi tadi Tuan muda hanya sebentar saja menggambar selebihnya menonton streaming video." Jawab Bella.
Yaa... Hampir sama dengan balita lain duo Kay memiliki ketertarikan menonton video di media sosial khusus karena Belva menyalurkan laptopnya dengan saluran khusus anak-anak dari berbagai negara.
"Baiklah... Terima sudah membantu mengawasi mereka Bella." Belva tersenyum lembut. Selama ini Bella lah yang selalu membantu nya menjaga duo Kay saat dirinya memiliki kesibukan sendiri terutama saat bekerja.
"Sama-sama Nona." Bella pun membalas senyum lembut Belva.
Sampai di meja makan mereka memulai makan malam mereka. Tidak terlalu formal, masih ada canda tawa dalam acara makan malam rutin itu hingga makan malam selesai.
"Mami bagaimana apakah boleh ?" Kaili begitu ingat dengan keinginan nya tidak bisa menunda bahkan melupakan nya.
"Boleh saja Mami... Biar aku bisa memakai seragam warna pink." Imbuh Kaila dengan santai nya.
Kening Belva mengernyit dengan ucapan Kaila. Apa hubungannya berlatih bela diri dengan seragam warna pink.
"Kaila juga mau ikut ?" Tanya Tuan Hector.
"Ikut Opa biar bisa pakai seragam warna pink, nanti Kaila bikin sendiri seragam nya Kaila yang gambar." Mentang-mentang ahli menggambar baju-baju Kaila dengan percaya diri nya ingin mengubah sendiri seragam bela diri nya nanti.
Ucapan Kaila membuat semua yang ada di meja makan terkekeh geli. Ada-ada saja pikiran gadis kecil itu.
"Kasih ijin saja Mami, biar nanti Kaila juga bisa jaga Mami. Hajar orang-orang yang jahat sama Mami." Imbuh Kaila kembali.
Pikiran Belva semakin yakin untuk memberikan persetujuan pada kedua anak kembar nya mengikuti pelatihan bela diri.
"Oke Mami ijinkan. Tapi harus berlatih dengan sungguh-sungguh. Kaila juga tidak boleh main-main dalam berlatih. Bisa dimengerti sayang ?" Tanya Belva pada duo Kay.
Anak kembar itu mengangguk semangat. Kaila dan Kaili bertos ria saat mendapatkan persetujuan dari Mami nya. Para orang deawsa hanya menggelengkan kepala merasa gemas dengan tingkah kedua bocah itu.
****
🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼
Pasti senang ya dapat ijin. Bagaimana keseruan mereka dalam berlatih nanti ? Simak terus kelanjutan ceritanya !!!
Terimakasih buat para reader setia.
Jangan lupa berikan Vote, Kritik, Saran dan Like nya.
Bagaimana dengan part ini bisa silahkan komen ya guys 🙏
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 219 Episodes
Comments
Cika🎀
iya bisa jaga mama dr orang jahatttt
2022-03-24
1
Fenty arifian
kwwwkww...aq bayangin seragam bela diri warna pink..🤣🤣
2022-03-13
1
Amrih Ledjaringtyas
belva jg dong jd strong woman..bisa bela diri dll
2022-02-05
1